Pencerminan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENCERMINAN (REFLEKSI)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Geometri Transformasi


Dosen Pengampu : Ishaq Nuriadin M.Pd

Disusun oleh :
Niamatus Saadah 1201125122

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2015

1
PENCERMINAN

Definisi:
Suatu pencerminan (refleksi) pada sebuah garis s adalah suatu fungsi Ms yang
didefinisikan untuk setiap titik pada bidang V sebagai berikut:
(i) Jika P  s maka Ms (P) = P.

P = Ms(P)
s
Gambar 1
(ii) Jika P  s maka Ms (P) = P’ sehingga garis s adalah sumbu PP ' .
Pencerminan M pada garis s selanjutnya dilambangkan sebagai Ms. Garis s
disebut sumbu refleksi atau sumbu pencerminan atau singkat cermin.

P’

P
Gambar 2
Untuk menyelidiki sifat-sifat pencerminan, akan diselidiki apakah pencerminan
itu suatu transformasi.
Penyelidikan:
Bukti:
(1) Dari definisi di atas jelas bahwa daerah asal M adalah seluruh bidang V.
(2) Akan dibuktikan Ms surjektif.
Ambil sebarang X ' V .
 Kasus 1: Andaikan X ' s.
Maka X  X ' sebab M s ( X )  X  X '

 Kasus 2: Andaikan X ' s.

2
Dari sifat geometri ada X  V sehingga s menjadi sumbu ruas XX ' . Ini
berarti bahwa Ms(X) = X’. Artinya setiap X’ memiliki prapeta.
Jadi Ms surjektif.
(3) Akan dibuktikan Ms injektif.
Andaikan A  B .
 Kasus 1: A s dan 𝐵 𝜖 𝑠.
Maka 𝐴′ = 𝑀𝑠 (𝐴) = 𝐴 dan 𝐵 ′ = 𝑀𝑠 (𝐵) = 𝐵.
Jadi A′ ≠ 𝐵′.
 Kasus 2: A s dan 𝐵 ∉ 𝑠.
Maka 𝐴′ = 𝑀𝑠 (𝐴) = 𝐴 dan 𝐵 ′ = 𝑀𝑠 (𝐵) dengan 𝐵′ ∉ 𝑠.
Jadi 𝐴′ ≠ 𝐵′.
 Kasus 3: 𝐴 ∉ 𝑠, 𝐵 ∉ 𝑠.
Andaikan 𝑀𝑠 (𝐴) = 𝑀𝑠 (𝐵) atau 𝐴′ = 𝐵′.
Jadi ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ⊥ 𝑠. Ini berarti dari satu titik A’ ada dua garis
𝐴′𝐴 ⊥ 𝑠 dan 𝐵′𝐵
berlainan yang tegak lurus pada s. Ini tidak mungkin.
Jadi pengandaian bahwa jika 𝐴 ≠ 𝐵 maka 𝑀𝑠 (𝐴) = 𝑀𝑠 (𝐵) adalah tidak
benar sehingga pengandaian itu salah.
Jadi jika 𝐴 ≠ 𝐵 maka 𝑀𝑠 (𝐴) ≠ 𝑀𝑠 (𝐵).
Jadi 𝑀𝑠 (𝐴) injektif.
Berdasarkan (1), (2), dan (3), disimpulkan bahwa Ms adalah suatu transformasi.
Dari penyelidikan di atas diperoleh teorema:
Teorema 1
Setiap refleksi pada garis adalah suatu transformasi.

Pencerminan pada garis mengawetkan jarak. Artinya, jika A dan B dua titik maka
apabila 𝐴′ = 𝑀(𝐴) dan 𝐵 ′ = 𝑀(𝐵), 𝐴𝐵 = 𝐴′𝐵′. Jadi jarak setiap dua titik sama
dengan jarak antara peta-petanya. Jadi jarak tidak berubah. Sifat demikian yang
dimiliki oleh M itu membuat M disebut transformasi yang isometrik atau M
adalah suatu isometri. Atau bisa dituliskan dengan:

3
Definisi:
Suatu transformasi T adalah suatu isometri jika untuk setiap pasang titik P, Q
berlaku P’Q’ = PQ dengan P’ = T(P) dan Q’ = T(Q).

P’ Q’

Q
s

Gambar 3
Teorema:
Setiap refleksi pada garis adalah suatu isometri.
Jadi jika A’ = Ms(A), B’ = Ms(B) maka AB = A’B’.
Bukti:
Ambil Sebarang A, B, A’, B’  V dengan Ms(A) = A’ dan Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan A’B’ = AB.
 Kasus I
Jika A, B  s maka Ms(A) = A’ = A dan Ms(B) = B’ = B.
Jadi AB = A’B’.
 Kasus II
Jika A  S, B  s, maka Ms(A) = A’ = A dan Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan AB = A’B’. s

Perhatikan ABC & AB' C . A = A’


AC = AC (berimpit).
𝑚∠𝐴𝐶𝐵 = 𝑚∠𝐴𝐶𝐵 ′ (karena siku-siku).
BC = B’C (karena S sumbu simetri).
Jadi ABC  AB' C . B C B’
Diperoleh AB = A’B’.

4
s
 Kasus III
Jika A, B ∉ S dan Ms(A) = A’, Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan AB = A’B’ A D A’
(i) Perhatikan Δ𝐴𝐶𝐷 𝑑𝑎𝑛 Δ𝐴′𝐶𝐷.
DC = DC (berimpit)
𝑚∠ADC = 𝑚∠𝐴′ 𝐷𝐶 (900 ) B B’
AD = A’D (karena s sumbu simetri) C

Jadi Δ𝐴𝐶𝐷 ≅ Δ𝐴 𝐶𝐷 (𝑠 𝑠𝑑 𝑠).
Diperoleh AC = A’C dan 𝑚∠𝐴𝐶𝐷 = 𝑚∠𝐴′ 𝐶𝐷.
(ii) Perhatikan Δ𝐴𝐵𝐶 𝑑𝑎𝑛 Δ𝐴′𝐵′𝐶.
AC = A’C (pembuktian (i))
𝑚∠𝐴𝐶𝐵 = 900 − 𝑚∠𝐴𝐶𝐷 = 900 − 𝑚∠𝐴𝐶′𝐷 = 𝑚∠𝐴′ 𝐶𝐷.
BC = B′ C(karena s sumbu simetri).
jadi Δ𝐴𝐵𝐶 ≅ Δ𝐴′ 𝐵 ′ 𝐶 (𝑠 𝑠𝑑 𝑠).
Diperoleh AB = A’B’.
Jadi AB = A’B’.
Berdasarkan Kasus I, II, III, disimpulkan bahwa jika A’ = Ms(A), B’ = Ms(B)
maka AB = A’B’.
Jadi setiap refleksi pada garis adalah suatu isometri.

5
SOAL LATIHAN

1. Diketahui dua titik A dan B. Lukislah garis g sehingga Mg(A) = B. Tentukan


pula Mg(B).

● ●
A B

Mg(A) = B dan Mg(B) = A

2. Apabila pada V ada sistem sumbu ortogonal dan A (1,3) sedangkan B (-2,-1).
Tentukan persamaan sebuah garis g sehingga Mg(A) = B!
Diket : A (1,3), B (-2,-1)
Ditanya: Persamaan garis g sehingga Mg(A) = B.
Jawab : Y
Persamaan garis AB
y  y1 x  x1

y 2  y1 x 2  x1 A(1,3)
y 3 x 1
 
1 3  2 1
 3( y  3)  4( x  1) X
 3 y  9  4 x  4 B(-2,1)
 4x  3y  5  0
4
Gradien 𝑚1 = 3.
3
Gradien yang tegak lurus AB, 𝑚2 = − 4

(1,3)  (2,1) (1,2) 1


Titik tengah AB =   ( ,1)
2 2 2
1 3
Persamaan garis yang melalui ( ,1) dengan 𝑚 = − 4 adalah
2
y – y1 = m (x – x1)

6
3 1
y–1=- (x + )
4 2
3 3
y=- x- +1
4 8
3 5
y=- x+
4 8
8y + 6x – 5 = 0
6x + 8y – 5 = 0
Jadi persamaan garis g adalah 6x - 8y – 5 = 0
x=-3 Y
g (-1,7)
3. Diketahui: g = x, y  x  -3
Ditanya:
a. A’=Mg(A), bila A(2,1).
b. Bila Mg(C) = (-1,7), maka C = . . .
A(2,1)
c. P(x,y), maka Mg(P) = . . .
X
Jawab:
a. Persamaan garis yang melalui A(2,1) dan tegak lurus g adalah y = 1.
B (-3,1) adalah titik tengah AA' ,
 x  x A' y A  y A'   2  x A 1  y A' 
Maka (-3,1) =  A ,  , 
 2 2   2 2 

Jelas  6,2  (2  x A' ,2  y A' )

x A' , y A'    8,1


Jadi A’ = (-8,1)
b. Persamaan garis yang melalui Mg(C) = (-1,7) dan tegak lurus g adalah
y=7.
D(-3,7) adalah titik tengah AA' ,
 x  xC ' y C  y C '   x C  1 y C  7 
Maka (-3,7) =  C ,  , 
 2 2   2 2 

Jelas  6,14  ( xC  1, yC  7)

7
xC , yC    5,7
Jadi C = (-5,7)

c. Persamaan garis yang melalui P(x,y) dan tegak lurus g adalah y = yp.
Misal Q = (xQ,yQ) adalah titik tengah PP ' .
 x p  x p' y p  y p' 
Jelas Q = (-3, yp) =  , 
 2 2 
  6,2 y p   ( x p  x p ' , y p  y p ' )
 x p , y p '    6  x p , y p 

Jadi apabila P (x,y) maka Mg(P) = P’ = (-6 – x,y).


4. Diketahui g = x, y  y  2
Ditanya:
 
a. Jika A = 3, 2 , tentukan A’ = Mg(A).
b. Jika D’ = (2,-4), tentukan prapeta D’ oleh Mg.
c. Jika P(x,y). Tentukan Mg(P)
Jawab:
 
a. Persamaan garis yang melalui A 3, 2 dan tegak lurus g adalah x = 3.

Jelas (3,2) adalah titik tengah AA' ,

 x  x A' y A  y A'   3  x A 2  y A' 


Maka (3,2) =  A ,  , 
 2 2   2 2 
Jelas 6,4  (3  x A' , 2  y A' )

⟺ (𝑥𝐴′ , 𝑦𝐴′ ) = (6 − 3,4 − √2)

⟺ (𝑥𝐴′ , 𝑦𝐴′ ) = (3,4 − √2)

x A' , y A'   3,4  2 


Jadi A’ = (3, 4  2 )
b. Persamaan garis yang melalui D’ = (2,-4) dan tegak lurus g adalah x = 2.
Jelas C(2,2) adalah titik tengah DD' ,

8
 x  x D ' y D  y D '   x D  2 y D  (4) 
Maka (2,2) =  D ,  , 
 2 2   2 2 
Jelas 4,4  ( x D  2, y D  4)
⟺ (𝑥𝐷 , 𝑦𝐷 ) = 4 − 2,4 + 4
⟺ (𝑥𝐷 , 𝑦𝐷 ) = 2,8
Jadi Prapeta D oleh Mg adalah (2,8).
c. Persamaan garis yang melalui P(xp,yp) dan tegak lurus g adalah x = xp.
Misal Q = (xQ,yQ) adalah titik tengah PP ' .
 x p  x p' y p  y p' 
Jelas Q = (xQ, 2) =  , 
 2 2 
x p  x p' y p  y p'
 x p ,2  ( , )
2 2
 2 x p ,4  x p  x p ' , y p  y p ' 
 x p , y p   x p ,4  y p 

Jadi apabila P (x,y) maka Mg(P) = P’ = (x, 4 - y).


5. Diketahui h = x, y  y  x
Ditanya:
a. Jika A = (2,-3), tentukan A’ = Mh(A).
b. Jika D’ = (2,-4), tentukan prapeta dari B’ oleh Mh.
c. Jika P(x,y). Tentukan Mh(P)
Jawab:
a. Gradien garis y = x adalah m = 1, dan gradien garis yang tegak lurus
dengan garis h adalah m1 = -1.
Maka persamaan garis yang melalui A(2,-3) dan tegak lurus h adalah
y  y1  m1 ( x  x1 )
 y  3  1( x  2)
 y  x  2  3
 y  x 1
Mencari perpotongan y = x dan y = -x – 1 yaitu dengan cara y = x,
disubtitusikan ke persamaan 𝑦 = −𝑥 − 1. Diperoleh :

9
𝑥 = −𝑥 − 1
⟺ 2𝑥 = −1
1
⟺ 𝑥 = −2

1
substitusikan x = - ke persamaan y = x
2
1
diperoleh y = - .
2
1 1
Jadi titik tengah AA' (- ,- ).
2 2
1 1
Jelas (- ,- ) titik tengah AA' , maka
2 2
 1 1   x A  x A' y A  y A'   2  x A  3  y A' 
  ,    ,  , 
 2 2  2 2   2 2 
Jelas  1,1  (2  x A' ,3  y A' )

x A' , y A'    3,2


Jadi A’ = (-3,2)
b. Gradien garis y = x, yaitu m = 1, gradien garis yang tegak lurus adalah
m= -1
Maka persamaan garis yang melalui B’(-3,5) dan tegak lurus g dengan
m = -1 adalah
y  y1  m( x  x1 )
 y  5  1( x  3)
 y  x  3  5
 y  x  2
Mencari perpotongan y = x dengan y = -x +2 dengan cara y = x
disubtitusikan ke persamaan y, diperoleh
𝑥 = −𝑥 + 2
⟺ 2𝑥 = 2
⟺𝑥=1
substitusikan x = 1 ke persamaan y = x
diperoleh y = 1.

10
Jadi titik tengah BB ' (1,1).
Jelas (1,1) titik tengah BB ' , maka

1,1   x B  x B ' , y B  y B '    x B  (3) , y B  5 


 2 2   2 2 
Jelas 2,2  ( x B  3, y B  5)

x A' , y A'   5,3


Jadi A’ = (5,-3)
c. Persamaan garis yang melalui P(xp,yp) dan tegak lurus g adalah
y  y p  m( x  x p )
y  x  x p  y p

Misal Q = (xQ,yQ) adalah titik tengah PP ' .


 x p  x p' y p  y p' 
Jelas Q = (xQ, yQ) =  , 
 2 2 
 2 xQ ,2 yQ   ( x p  x p ' , y p  y p ' )
 x p ' , y p '   x p  2 xQ , y p  2 yQ 

Jadi apabila P (x,y) maka Mg(P) = P’ = (x – 2xQ, y – 2yQ).

6. Diketahui k = x, y  x  y  0
Ditanya:
a. Jika A = (2,-3), tentukan A’ = Mk(A).
b. Jika B’ = (-3,5), tentukan prapeta dari B’ oleh Mk.
c. Jika P(x,y). Tentukan Mk(P)
Jawab:
a. Dicari gradien garis k  x  y  0  y   x
Jelas mk= -1, sehingga gradien garis yang tegak lurus garis k adalah m = 1
Maka persamaan garis yang melalui A(2,-3) dan tegak lurus k dengan m =
1 adalah
y  y1  m( x  x1 )

11
 y  3  1( x  2)
 y  x23
 y  x5
Mencari perpotongan y = -x dan y = x - 5 dengan cara mensubtitusikan
𝑦 = −𝑥 ke persamaan 𝑦 = 𝑥 − 5, diperoleh :
-x = x – 5
⟺ 2𝑥 = 5
5
⟺𝑥=
2
5
substitusikan x = ke persamaan y = -x
2
5
diperoleh y = - .
2
5 5
Jadi titik potongnya ( , - )
2 2
5 5
Karena ( , - ) titik tengah AA' , maka
2 2
 5 5   x A  x A' y A  y A'   2  x A'  3  y A' 
 2 , 2    ,  , 
   2 2   2 2 
Jelas 5,5  (2  x A' ,3  y A' )

x A' , y A'   3,2


Jadi A’ = (3,-2)
b. Gradien garis y = -x, yaitu m = -1, gradien garis yang tegak lurus garis
tersebut adalah m = 1.
Maka persamaan garis yang melalui B’(-3,5) dan tegak lurus g dengan m =
1 adalah
y  y1  m( x  x1 )
 y  5  1( x  3)
 y  x 35
 y  x8
Mencari perpotongan y = -x dan y = x +8 dengan cara mensubtitusikan
𝑦 = −𝑥 ke persamaan 𝑦 = 𝑥 + 8, diperoleh.

12
−𝑥 = 𝑥 + 8
⟺ 2𝑥 = −8
⟺ 𝑥 = −4
substitusikan x = -4 ke persamaan y = -x
diperoleh y = 4.
Jadi titik potongnya (-4,4).
Karena (-4,4) titik tengah BB ' , maka

 4,4   x B  x B' , y B  y B '    x B  (3) , y B  5 


 2 2   2 2 
Jelas  8,8  ( xB  3, y B  5)

x A' , y A'    5,3


Jadi A’ = (-5, 3)
c. Persamaan garis yang melalui P(xp,yp) dan tegak lurus k dengan m = 1
adalah
y  y p  m( x  x p )
y  x  xp  yp

Misal Q = (xQ,yQ) adalah titik tengah PP ' .


 x p  x p' y p  y p' 
Jelas Q = (xQ, yQ) =  , 
 2 2 
 2 xQ ,2 yQ   ( x p  x p ' , y p  y p ' )
 x p ' , y p '   x p  2 xQ , y p  2 yQ 

Jadi apabila P (x,y) maka Mg(P) = P’ = (x – 2xQ, y – 2yQ).

7. Diketahui g = x, y  x  y  1
Ditanya:
a. Mg(0)
b. Mg(A) dengan A(1,2).
c. Jika P(x,x+1). Tentukan Mg(P)=P.

13
Jawab:
a. Dipunyai g = x, y  x  y  1, dari x + y = 1  y = 1 – x.
Gradien dari g adalah m = -1, dan gradien yang tegak lurus dengan g
adalah m = 1
Maka persamaan garis h yang melalui O(0,0) dan tegak lurus g dengan m
= 1 adalah
y  y1  m( x  x1 )
 y  0  1( x  0)
yx
Jadi ℎ = {(𝑥, 𝑦)|𝑦 = 𝑥}
Titik potong antara g dan h dapat dicari dengan mensubtitusikan 𝑦 = 𝑥 ke
dalam persamaan 𝑦 = 1 − 𝑥 sehingga diperoleh
1−𝑥 = 𝑥
⟺ 2𝑥 = 1
1
⟺𝑥=
2
1
substitusikan x = ke persamaan y = x
2
1
diperoleh y = .
2
1 1
Jadi titik potongnya ( , )
2 2
1 1
Karena ( , ) titik tengah OO' , maka
2 2
 1 1   x0  x0 ' y 0  y 0 '   0  x0 ' 0  y 0 ' 
 ,  ,  , 
2 2  2 2   2 2 

Jelas 1,1  ( x0' , y0' )

x0' , y0'   1,1


Jadi Mg(O) = (1,1)
b. Maka persamaan garis h yang melalui A(1,2) dan tegak lurus g dengan m
= 1 adalah

14
y  y1  m( x  x1 )
 y  2  1( x  1)
 y  x  2 1
 y  x 1
Jadi ℎ = {(𝑥, 𝑦)|𝑦 = 𝑥 + 1}
Mencari perpotongan g dengan h dapat dicari dengan mensubtitusikan 𝑦 =
1 − 𝑥 ke dalam persamaan 𝑦 = 𝑥 + 1, diperoleh
1−𝑥 = 𝑥+1
⟺ 2𝑥 = 0
⟺𝑥=0
substitusikan x = 0 ke persamaan y = 1 - x
diperoleh y = 1.
Jadi titik potongnya (0,1).

Karena (0,1) titik tengah OO' , maka

0,1   xo  xo' , yo  yo'    1  x B ' , 2  y B ' 


 2 2   2 2 
Jelas 0.2  (1  xo' ,2  yo' )

xo , yo'    1,0


Jadi A’ = (-1,0)
c. Dipunyai p = (x, x + 1) dan g = x, y  x  y  1
Karena Mg(P) = P, maka P  P( x, x  1)
Diperoleh x + y = 1 x  y  1  x  ( x  1)  1  x  0
Dan y = 0 + 1 = 1
Jadi Mg(P) = (0,1).

15
8. Diketahui g = x, y  x - 3y  1  0, dan A (2,k).
Ditanya: Tentukan k bila Mg(A) = A
Jawab : Dipunyai x – 3y +1 = 0,
Karena Mg(A) = A, maka A terletak pada g.
Nilai k dapat dicari dengan mensubstitusikan titik A ke persamaan garis g.
Untuk x = 2 maka x – 3y +1 = 0  2 - 3y = -1  3y = 3  y = 1
Jadi nilai k = 1.

9. Diketahui k = x, y  ax - 3 y  1  0, B = (3,-1)


Tentukan a apabila Mk(B) = B!
Karena Mk(B) = B, maka
B = (3,-1) terletak pada garis k.
Diperoleh a.3 – 3(-1) + 1 = 0
 3a +3 +1 = 0
 3a = - 4
4
 a=-
3
4
Jadi nilai a = - .
3

10. T adalah sebuah transformasi yang ditentukan oleh T(P) = (x-5, y+3) untuk
semua titik P(x,y)  V. Selidikal apakah T suatu transformasi. Apakah sifat
tersebut dapat diperluas secara umum?
Selesaian:
Dipunyai T(P) = (x-5, y+3)
P = (x, y)  V
Ditanya: Selidiki apakah T suatu isometri?
Jawab: Akan ditunjukkan apakah T suatu isometri.
Menurut definisi, T suatu isometri jika P1, P2  V maka P1‘P2’ = P1P2
Ambil sebarang titik P1, P2  V dengan P1=(x1,y1) dan P2=(x2,y2)

16
T(P1) = P1’ = (x1-5, y1+3)
T(P2) = P2’ = (x2-5, y2+3)

P1 P2  x2  x1 2   y2  y1 2
P1 ' P2 '  x2 ' x1 '2   y 2 ' y1 '2
P1 ' P2 '  ( x2  5)  ( x1  5)2  ( y 2  3)  ( y1  3)2
P1 ' P2 '  x2  5  x1  52   y 2  3  y1  3)2
P1 ' P2 '  x2  x1 2   y 2  y1 2
Diperoleh P1‘P2’ = P1P2.
karena P1‘P2’ = P1P2, maka T suatu isometri.
Apa syarat tersebut dapat diperluas?
Jawab:
Ambil sebarang titik P1, P2  V dengan P1=(x1,y1) dan P2=(x2,y2)
T(P1) = P1’ = (x1 + k, y1 +l)
T(P2) = P2’ = (x2 + k, y2 + l)

P1 P2  x2  x1 2   y2  y1 2
P1 ' P2 '  x2 ' x1 '2   y 2 ' y1 '2
P1 ' P2 '  ( x2  k )  ( x1  k )2  ( y 2  l )  ( y1  l )2
P1 ' P2 '  x2  k  x1  k 2   y 2  l  y1  l )2
P1 ' P2 '  x2  x1 2   y 2  y1 2
Diperoleh P1‘P2’ = P1P2.
Karena P1‘P2’ = P1P2, maka T suatu isometri.
Jadi sifat tersebut dapat diperluas secara umum.

11. Sebuah transformasi T didefinisikan untuk semua titik P(x,y) sebagai


T(P)=(2x, y-1), Selidiki apakah T suatu isometri?
Selesaian:
Ambil sebarang titik P,Q V dengan P=(Xp,Yp) dan Q=(Xq,Yq)

17
Jelas PQ  x q  x p   y q  y p 
2 2

Menurut definisi T ( P)  2 x p , y p  1 dan T (Q)  2 xq , y q  1

Jelas T ( P)T (Q)  2x q  2 x p   ( y q  1)  ( y p  1)


2 2

 4xq  x p   y q  y p 
2 2

Diperoleh T ( P)T (Q) ≠ PQ


Jadi transformasi T tidak mengawetkan jarak
Jadi T bukan isometri.
12. Diketahui garis g dan titik A, A’, B, dan C seperti terlihat pada gambar di
bawah ini.
A’ g

C B

a. Dengan hanya menggunakan sebuah penggaris, tentukan B’=Mg(B) dan


C’=Mg(C)’
b. Buktikan bahwa lukisan yang Anda lakukan benar.
Selesaian:
a. Gambar

B’
A’ g

C B

C’

18
b. Bukti:
Pada lukisan di atas jelas terlihat garis g merupakan garis sumbu dari
̅̅̅̅̅, ̅̅̅̅̅
𝐶𝐶′ ̅̅̅̅̅. Sehingga B’ = Mg(B), A’ = Mg(A), C’ = Mg(C).
𝐴𝐴′, dan 𝐵𝐵′
Jadi, lukisan di atas benar.
13. Ada sebuah garis g = {(x,y) | y = x}. Andaikan T sebuah transformasi yang
didefinisikan untuk semua P(x,y) pada bidang V sebagai berikut: T(P) = P’
= (y,x). Buktikan bahwa T sebuah refleksi garis pada g dengan
membuktikan:
a. T(P) = P apabila P(x,y) ∈ g.
b. ̅̅̅̅.
Apabila P(x,y) ∉ g maka g adalah sumbu ruas garis PP′
Selesaian :
a. Dipunyai P(x,y) ∈ g
Maka T(P) = P’ = (y,x).
Karena (x,y) ∈ g dan g = {(x,y) | y = x}, maka y = x dan x = y sehingga
T(P) = P’ = (y,x) = (x,y).
Karena T(P) = P untuk P ∈ g maka T merupakan refleksi garis pada g.
b. Dipunyai P(x,y) ∉ g
̅̅̅̅ ⊥ g.
(i) Akan dibuktikan PP′
Jelas mg = 1.
Karena P(x,y) ∉ g maka T(P) = P’ = (y,x).
𝑦 −𝑦
2 1 𝑥−𝑦 𝑥−𝑦
m𝑃𝑃′
̅̅̅̅̅ = = 𝑦−𝑥 = −(𝑥−𝑦) = −1
𝑥 −𝑥
2 1

1 1
Diperoleh mg = 1 = − −1 = − 𝑚 .
̅̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′

Jadi g ⊥ ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′.
(ii) Akan dibuktikan PO = P’O, jika O adalah titik persekutuan antara
̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′ dan g. g
̅̅̅̅̅.
Misalkan Q titik tengah 𝑃𝑃′ P’(y,x)
𝑥1 + 𝑥2 𝑦1 + 𝑦2
𝑄=( , )
2 2 O
𝑥+𝑦 𝑦+𝑥 P(x,y)
=( , )
2 2

19
𝑥+𝑦 𝑦+𝑥
Jelas = .
2 2

Maka 𝑥𝑄 = 𝑦𝑄 , sehingga 𝑄 ∈ g.
Jadi Q = O.
̅̅̅̅̅ dan Q = O, maka PO = P’O.
Karena Q titik tengah 𝑃𝑃′
Berdasarkan (i) dan (ii) disimpulkan bahwa g merupakan sumbu ruas
garis ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′.
14. Jika h sebuah garis yang melewati titik asal dengan koefisien arah -1,
tentukan:
a. A jika Mh(A) = (-2,3)
b. Mh(P) untuk P=(x,y)
Selesaian:
c. h melewati (0,0) dengan m = -1.
Persamaan garis h :
y-y1 = m(x-x1)
 y – 0 = -1(x – 0)
 y = -x
 x + y = 0.
Jelas ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ ⊥ ℎ melalui (-2,3) dengan gradien m = 1
Persamaan garis ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ :
y-y1 = m(x-x1)
 y – 3 = 1(x + 2)
y–3=x+2
 y = x + 5.
Perpotongan garis h dan ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′
h : y = -x; ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ : y = x + 5
diperoleh y = y
 -x = x + 5
 2x = -5
5
 x = − 2.

20
5 5
y = -x = - (− 2) = 2.
5 5
Diperoleh titik tengah ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ = (xp,yp) = (− 2, 2).
𝑥+𝑥′ 𝑦+𝑦′
Jelas (xp,yp) = ( , )
2 2
5 5 𝑥−2 𝑦+3
 (− 2, 2) = ( , )
2 2

Diperoleh x – 2 = -5  x = -3, dan y + 3 = 5  y = 2.


Jadi A = (-3,2).
b.

P (a,b)
b

garis PP’ ⊥ h berarti m = 1 dan


melalui (a,b).
Persamaan garis PP’: y – y1 = m(x – x1)
 y – b = 1(x – a)
 y = x – a + b.
Perpotongan garis h dan PP’
𝑎−𝑏
y = y  -x = x –a + b  2x = a – b  x = 2
𝑎−𝑏
y = -x = − .
2
𝑎−𝑏 𝑎−𝑏
Titik tengah PP’ = ( ,− )
2 2
𝑎−𝑏 𝑎−𝑏 𝑥+𝑥′ 𝑦+𝑦′
Jelas ( ,− )=( , )
2 2 2 2
𝑎−𝑏 𝑎−𝑏 𝑎+𝑥′ 𝑏+𝑦′
( ,− )=( , )
2 2 2 2

Diperoleh x’ = -b dan y’ = -a.


Jadi untuk P=(a,b) = (x,y) diperoleh P’=(-b,-a)=(-y,-x).

21
15. Diketahui sebuah garis g. T sebuah fungsi yang didefinisikan untuk setiap
titik P pada bidang V sebagai berikut:
Jika Pg maka T(P) = P
Jika P  g maka T(P) = P’ sehingga P’ adalah titik tengah ruas garis
orthogonal dari P ke g.
a. Apakah T suatu transformasi?
b. Apakah T suatu isometri?
c. Apabila ada dua titik A dan B sehingga A’B’ = AB dengan A’ = T(A),
B’= T(B), apakah dapat anda katakan tentang A dan B’?:
Jawab:
a. Ditunjukkan T suatu transformasi
i. Ditunjukkan T surjektif
Ambil sebarang titik P’V
Jika P’ g jelas  PVg  T(P)=P’
Jika P’ ∉ 𝑔, maka ∃𝑥 ∈ 𝑉 sehingga 𝑔 jadi sumbu ruas ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′
Ini berarti Ms(P)=P’
Jadi  P’V memiliki prapeta
Jadi T surjektif
ii. Ditunjukkan T injektif
Ambil sebarang titik P,QV dengan P≠Q
𝑃 ∈ 𝑔, 𝑄 ∈ 𝑔 ⟹ 𝑇(𝑃) = 𝑃′ , 𝑇(𝑄) = 𝑄′ ≠ 𝑃 ⟹ 𝑇(𝑃) ≠ 𝑇(𝑄)
𝑃 ≠ 𝑄{
𝑃 ∈ 𝑔, 𝑄 ∈ 𝑔 ⟹ 𝑇(𝑃) = 𝑃′ ≠ 𝑄, 𝑇(𝑄) = 𝑄 ⟹ 𝑇(𝑃) ≠ 𝑇(𝑄)
Pg, Qg. jelas ruas garis orthogonal p ke g tidak sama dengan
ruas garis orthogonal Q ke g.
Ditunjukkan P ≠Q=> T(P)≠T(Q)
Andaikan T(P)=T(Q)
Maka T(P) adalah titik tengah ruas garis orthogonal Q ke g dan P
ke g dan T(Q) adalah titik tengah ruas garis orthogonal P ke g dan
Q ke g
Titik tengah adalah tunggal untuk masing-masing ruas garis.

22
Ruas garis orthogonal P ke g berpotngan dengan ruas garis
orthogonal Q ke g.
Ruas garis orthogonal hanya dapat ditarik sebuah garis dari suatu
titik .
Jadi P = Q
Kontradiksi dengan P≠Q
Haruslah P≠Q => T(P) ≠T(Q)
Jadi T injektif
Dapat disimpulkan T suatu transformasi
b. Ditunjukkan T suatu isometri
Pilih Pg dan Q  g
Jelas T(P)=P dan T(Q)=Q’≠P P
Jelas T(Q)=Q’ dengan Q’ adalah titik tengah
ruas garis orthogonal dari Q ke Q’
Jelas PQ≠P’Q’=PQ’
Jadi T bukan Isometri
c. T isometri jika
i) Ag, Bg
ii) A  g ,B  g
Jadi AB = A’B’ jika
i) Ag, Bg
ii) A  g ,B  g

16. Andaikan h = x, y  y  3x, Apabila A = (4,3)

Ditanya: tentukan koordinat – koordinat A’ =Mh(A).


Selesaian:
Jelas gradient dari garis 𝑦 = 3𝑥 adalah 𝑚 = 3. Gradient garis yang tegak
1
lurus garis tersebut adalah 𝑚 = − 3
1
Persamaan garis yang tegak lurus h dan melalui titik A(4,3) dengan m = −
3

adalah

23
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
1
⟺ 𝑦 − 3 = − (𝑥 − 4)
3
1 4
⟺𝑦−3=− 𝑥+
3 3
1 13
⟺𝑦=− 𝑥+
3 3
1 13
Perpotongan garis h dan 𝑦 = − 3 𝑥 + dapat dicari dengan mensubtitusikan
3
1 13
𝑦 = 3𝑥 ke dalam persamaan 𝑦 = − 3 𝑥 + , diperoleh
3
1 13
3𝑥 = − 𝑥 +
3 3
10 13
⟺ 𝑥=
3 3
1,3
⟺𝑥=
3
⟺ 𝑦 = 3𝑥
= 1,3
1,3
Diperoleh titik terjadi ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ = ( 3 ; 1,3)
1,3 𝑥𝐴 +𝑥𝐴′ 𝑦𝐴 +𝑦𝐴′
Jelas ( 3 ; 1,3) = ( , )
2 2

1,3 4 + 𝑥𝐴′ 3 + 𝑦𝐴′


⟺ ( ; 1,3) = ( , )
3 2 2
2,6
⟺ ( ; 2,6) = (4 + 𝑥𝐴′ , 3 + 𝑦𝐴′ )
3
2,6 12
⟺ (𝑥𝐴′ , 𝑦𝐴′ ) = ( − ; 2,6 − 3)
3 3
9,4
⟺ (− ; −0,4)
3
9,4
Jdi koordinat 𝐴′ = (− ; −0,4).
3

17. Diketahui titik-titik A=(1,-1), B=(4,0), C=(-4,1), dan D=(-2,k). Apabila T


suatu isometri sehingga T(A) = C dan T(B) = D, tentukanlah k.
Penyelesaian:
Karena Isometri, maka |𝐴𝐵| = |𝐶𝐷|

24
 √(𝑥𝐴 − 𝑥𝐵 )2 + (𝑦𝐴 − 𝑦𝐵 )2 = √(𝑥𝑐 − 𝑥𝐷 )2 + (𝑦𝐶 − 𝑦𝐷 )2

 √(1 − 4)2 + (−1 − 0)2 = √(−4 + 2)2 + (1 − 𝑘)2

 √(−3)2 + (−1)2 = √(−2)2 + (1 − 𝑘)2


 9+1 = 4+ (1-k)2
 (1-k)2 = 10 – 4
 (1-k)2 = 6
 1-k = √6
 k = 1 + √6.
19. Pada V ada system sumbu orthogonal X O Y.
Ada g = x, y  x  y  1.
a. Jika A = (1,2), maka Mg(A) = . . .
b. Jika B = (-2,4), tentukan C sehingga Mg(C) = B
c. Jika P = (P1,P2), tentukan Mg(P)!
Jawab:
a. Dicari gradien garis x + y = 1, yaitu m = - 1, gradien yang tegak lurus
garis tersebut adalah m = 1
Maka persamaan garis yang melalui A(1,2) dan tegak lurus g dengan m =
1 adalah
y  y1  m( x  x1 )
 y  2  1( x  1)
 y  x 1 2
 y  x 1
Mencari perpotongan x + y = 1 dan y = x + 1 dengan mensubstitusikan
persamaan 𝑦 = 𝑥 + 1 ke persamaan 𝑥 + 𝑦 = 1, diperoleh
𝑥+𝑥+1=1
⟺ 2𝑥 = 0
⟺𝑥=0
substitusikan x = 0 ke persamaan y = x + 1
diperoleh y = 1.
Jadi titik tengah AA' (0,1).

25
Jelas (0,1) titik tengah AA' , maka

0,1   x A  x A' , y A  y A'    1  x A , 2  y A' 


 2 2   2 2 
0,2  (1  x A' ,2  y A' )
x A' , y A'    1,0
Jadi A’ = (-1,0)

b. Dicari gradien garis x + y = 1, yaitu m = - 1


Maka persamaan garis yang melalui B(-2,4) dan tegak lurus g dengan
m=1 adalah
y  y1  m( x  x1 )
 y  4  1( x  2)
 y  x24
 y  x6
Mencari perpotongan y = 1 - x dengan y = x +6 dengan cara substitusi.
𝑦=𝑦
⟺ 1−𝑥 = 𝑥+6
⟺ 2𝑥 = 1 − 5
⟺ 𝑥 = −2
substitusikan x = -2 ke persamaan y = 1 - x
diperoleh y = 3.

Jadi titik tengah BC (-2,3).

Jelas (-2,3) titik tengah BC , maka

 2,3   x B  xC , y B  yC     2  xC , 4  yC 
 2 2   2 2 
 4,6  (2  xC ,4  yC )
xC , yC    2,2
Jadi A’ = (-2,2)

26
c. Persamaan garis yang melalui P(P1,P2) dan tegak lurus g adalah
y  P1  m( x  P2 )
y  x  P1  P2

Misal Q = (Q1,Q2) adalah titik tengah PP ' .


 P  P1' P2  P2' 
Jelas Q = (Q1,Q2) =  1 , 
 2 2 

 2Q1 ,2Q2   ( P1  P1' , P2  P2' )


 P1' , P2'   P1  2Q1 , P2  2Q2 

Jadi apabila P (P1,P2) maka Mg(P) = P’ = P1  2Q1 , P2  2Q2  .

27

Anda mungkin juga menyukai