Pencerminan
Pencerminan
Pencerminan
PENCERMINAN (REFLEKSI)
Disusun oleh :
Niamatus Saadah 1201125122
1
PENCERMINAN
Definisi:
Suatu pencerminan (refleksi) pada sebuah garis s adalah suatu fungsi Ms yang
didefinisikan untuk setiap titik pada bidang V sebagai berikut:
(i) Jika P s maka Ms (P) = P.
P = Ms(P)
s
Gambar 1
(ii) Jika P s maka Ms (P) = P’ sehingga garis s adalah sumbu PP ' .
Pencerminan M pada garis s selanjutnya dilambangkan sebagai Ms. Garis s
disebut sumbu refleksi atau sumbu pencerminan atau singkat cermin.
P’
P
Gambar 2
Untuk menyelidiki sifat-sifat pencerminan, akan diselidiki apakah pencerminan
itu suatu transformasi.
Penyelidikan:
Bukti:
(1) Dari definisi di atas jelas bahwa daerah asal M adalah seluruh bidang V.
(2) Akan dibuktikan Ms surjektif.
Ambil sebarang X ' V .
Kasus 1: Andaikan X ' s.
Maka X X ' sebab M s ( X ) X X '
2
Dari sifat geometri ada X V sehingga s menjadi sumbu ruas XX ' . Ini
berarti bahwa Ms(X) = X’. Artinya setiap X’ memiliki prapeta.
Jadi Ms surjektif.
(3) Akan dibuktikan Ms injektif.
Andaikan A B .
Kasus 1: A s dan 𝐵 𝜖 𝑠.
Maka 𝐴′ = 𝑀𝑠 (𝐴) = 𝐴 dan 𝐵 ′ = 𝑀𝑠 (𝐵) = 𝐵.
Jadi A′ ≠ 𝐵′.
Kasus 2: A s dan 𝐵 ∉ 𝑠.
Maka 𝐴′ = 𝑀𝑠 (𝐴) = 𝐴 dan 𝐵 ′ = 𝑀𝑠 (𝐵) dengan 𝐵′ ∉ 𝑠.
Jadi 𝐴′ ≠ 𝐵′.
Kasus 3: 𝐴 ∉ 𝑠, 𝐵 ∉ 𝑠.
Andaikan 𝑀𝑠 (𝐴) = 𝑀𝑠 (𝐵) atau 𝐴′ = 𝐵′.
Jadi ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ⊥ 𝑠. Ini berarti dari satu titik A’ ada dua garis
𝐴′𝐴 ⊥ 𝑠 dan 𝐵′𝐵
berlainan yang tegak lurus pada s. Ini tidak mungkin.
Jadi pengandaian bahwa jika 𝐴 ≠ 𝐵 maka 𝑀𝑠 (𝐴) = 𝑀𝑠 (𝐵) adalah tidak
benar sehingga pengandaian itu salah.
Jadi jika 𝐴 ≠ 𝐵 maka 𝑀𝑠 (𝐴) ≠ 𝑀𝑠 (𝐵).
Jadi 𝑀𝑠 (𝐴) injektif.
Berdasarkan (1), (2), dan (3), disimpulkan bahwa Ms adalah suatu transformasi.
Dari penyelidikan di atas diperoleh teorema:
Teorema 1
Setiap refleksi pada garis adalah suatu transformasi.
Pencerminan pada garis mengawetkan jarak. Artinya, jika A dan B dua titik maka
apabila 𝐴′ = 𝑀(𝐴) dan 𝐵 ′ = 𝑀(𝐵), 𝐴𝐵 = 𝐴′𝐵′. Jadi jarak setiap dua titik sama
dengan jarak antara peta-petanya. Jadi jarak tidak berubah. Sifat demikian yang
dimiliki oleh M itu membuat M disebut transformasi yang isometrik atau M
adalah suatu isometri. Atau bisa dituliskan dengan:
3
Definisi:
Suatu transformasi T adalah suatu isometri jika untuk setiap pasang titik P, Q
berlaku P’Q’ = PQ dengan P’ = T(P) dan Q’ = T(Q).
P’ Q’
Q
s
Gambar 3
Teorema:
Setiap refleksi pada garis adalah suatu isometri.
Jadi jika A’ = Ms(A), B’ = Ms(B) maka AB = A’B’.
Bukti:
Ambil Sebarang A, B, A’, B’ V dengan Ms(A) = A’ dan Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan A’B’ = AB.
Kasus I
Jika A, B s maka Ms(A) = A’ = A dan Ms(B) = B’ = B.
Jadi AB = A’B’.
Kasus II
Jika A S, B s, maka Ms(A) = A’ = A dan Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan AB = A’B’. s
4
s
Kasus III
Jika A, B ∉ S dan Ms(A) = A’, Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan AB = A’B’ A D A’
(i) Perhatikan Δ𝐴𝐶𝐷 𝑑𝑎𝑛 Δ𝐴′𝐶𝐷.
DC = DC (berimpit)
𝑚∠ADC = 𝑚∠𝐴′ 𝐷𝐶 (900 ) B B’
AD = A’D (karena s sumbu simetri) C
′
Jadi Δ𝐴𝐶𝐷 ≅ Δ𝐴 𝐶𝐷 (𝑠 𝑠𝑑 𝑠).
Diperoleh AC = A’C dan 𝑚∠𝐴𝐶𝐷 = 𝑚∠𝐴′ 𝐶𝐷.
(ii) Perhatikan Δ𝐴𝐵𝐶 𝑑𝑎𝑛 Δ𝐴′𝐵′𝐶.
AC = A’C (pembuktian (i))
𝑚∠𝐴𝐶𝐵 = 900 − 𝑚∠𝐴𝐶𝐷 = 900 − 𝑚∠𝐴𝐶′𝐷 = 𝑚∠𝐴′ 𝐶𝐷.
BC = B′ C(karena s sumbu simetri).
jadi Δ𝐴𝐵𝐶 ≅ Δ𝐴′ 𝐵 ′ 𝐶 (𝑠 𝑠𝑑 𝑠).
Diperoleh AB = A’B’.
Jadi AB = A’B’.
Berdasarkan Kasus I, II, III, disimpulkan bahwa jika A’ = Ms(A), B’ = Ms(B)
maka AB = A’B’.
Jadi setiap refleksi pada garis adalah suatu isometri.
5
SOAL LATIHAN
● ●
A B
2. Apabila pada V ada sistem sumbu ortogonal dan A (1,3) sedangkan B (-2,-1).
Tentukan persamaan sebuah garis g sehingga Mg(A) = B!
Diket : A (1,3), B (-2,-1)
Ditanya: Persamaan garis g sehingga Mg(A) = B.
Jawab : Y
Persamaan garis AB
y y1 x x1
y 2 y1 x 2 x1 A(1,3)
y 3 x 1
1 3 2 1
3( y 3) 4( x 1) X
3 y 9 4 x 4 B(-2,1)
4x 3y 5 0
4
Gradien 𝑚1 = 3.
3
Gradien yang tegak lurus AB, 𝑚2 = − 4
6
3 1
y–1=- (x + )
4 2
3 3
y=- x- +1
4 8
3 5
y=- x+
4 8
8y + 6x – 5 = 0
6x + 8y – 5 = 0
Jadi persamaan garis g adalah 6x - 8y – 5 = 0
x=-3 Y
g (-1,7)
3. Diketahui: g = x, y x -3
Ditanya:
a. A’=Mg(A), bila A(2,1).
b. Bila Mg(C) = (-1,7), maka C = . . .
A(2,1)
c. P(x,y), maka Mg(P) = . . .
X
Jawab:
a. Persamaan garis yang melalui A(2,1) dan tegak lurus g adalah y = 1.
B (-3,1) adalah titik tengah AA' ,
x x A' y A y A' 2 x A 1 y A'
Maka (-3,1) = A , ,
2 2 2 2
Jelas 6,14 ( xC 1, yC 7)
7
xC , yC 5,7
Jadi C = (-5,7)
c. Persamaan garis yang melalui P(x,y) dan tegak lurus g adalah y = yp.
Misal Q = (xQ,yQ) adalah titik tengah PP ' .
x p x p' y p y p'
Jelas Q = (-3, yp) = ,
2 2
6,2 y p ( x p x p ' , y p y p ' )
x p , y p ' 6 x p , y p
8
x x D ' y D y D ' x D 2 y D (4)
Maka (2,2) = D , ,
2 2 2 2
Jelas 4,4 ( x D 2, y D 4)
⟺ (𝑥𝐷 , 𝑦𝐷 ) = 4 − 2,4 + 4
⟺ (𝑥𝐷 , 𝑦𝐷 ) = 2,8
Jadi Prapeta D oleh Mg adalah (2,8).
c. Persamaan garis yang melalui P(xp,yp) dan tegak lurus g adalah x = xp.
Misal Q = (xQ,yQ) adalah titik tengah PP ' .
x p x p' y p y p'
Jelas Q = (xQ, 2) = ,
2 2
x p x p' y p y p'
x p ,2 ( , )
2 2
2 x p ,4 x p x p ' , y p y p '
x p , y p x p ,4 y p
9
𝑥 = −𝑥 − 1
⟺ 2𝑥 = −1
1
⟺ 𝑥 = −2
1
substitusikan x = - ke persamaan y = x
2
1
diperoleh y = - .
2
1 1
Jadi titik tengah AA' (- ,- ).
2 2
1 1
Jelas (- ,- ) titik tengah AA' , maka
2 2
1 1 x A x A' y A y A' 2 x A 3 y A'
, , ,
2 2 2 2 2 2
Jelas 1,1 (2 x A' ,3 y A' )
10
Jadi titik tengah BB ' (1,1).
Jelas (1,1) titik tengah BB ' , maka
6. Diketahui k = x, y x y 0
Ditanya:
a. Jika A = (2,-3), tentukan A’ = Mk(A).
b. Jika B’ = (-3,5), tentukan prapeta dari B’ oleh Mk.
c. Jika P(x,y). Tentukan Mk(P)
Jawab:
a. Dicari gradien garis k x y 0 y x
Jelas mk= -1, sehingga gradien garis yang tegak lurus garis k adalah m = 1
Maka persamaan garis yang melalui A(2,-3) dan tegak lurus k dengan m =
1 adalah
y y1 m( x x1 )
11
y 3 1( x 2)
y x23
y x5
Mencari perpotongan y = -x dan y = x - 5 dengan cara mensubtitusikan
𝑦 = −𝑥 ke persamaan 𝑦 = 𝑥 − 5, diperoleh :
-x = x – 5
⟺ 2𝑥 = 5
5
⟺𝑥=
2
5
substitusikan x = ke persamaan y = -x
2
5
diperoleh y = - .
2
5 5
Jadi titik potongnya ( , - )
2 2
5 5
Karena ( , - ) titik tengah AA' , maka
2 2
5 5 x A x A' y A y A' 2 x A' 3 y A'
2 , 2 , ,
2 2 2 2
Jelas 5,5 (2 x A' ,3 y A' )
12
−𝑥 = 𝑥 + 8
⟺ 2𝑥 = −8
⟺ 𝑥 = −4
substitusikan x = -4 ke persamaan y = -x
diperoleh y = 4.
Jadi titik potongnya (-4,4).
Karena (-4,4) titik tengah BB ' , maka
7. Diketahui g = x, y x y 1
Ditanya:
a. Mg(0)
b. Mg(A) dengan A(1,2).
c. Jika P(x,x+1). Tentukan Mg(P)=P.
13
Jawab:
a. Dipunyai g = x, y x y 1, dari x + y = 1 y = 1 – x.
Gradien dari g adalah m = -1, dan gradien yang tegak lurus dengan g
adalah m = 1
Maka persamaan garis h yang melalui O(0,0) dan tegak lurus g dengan m
= 1 adalah
y y1 m( x x1 )
y 0 1( x 0)
yx
Jadi ℎ = {(𝑥, 𝑦)|𝑦 = 𝑥}
Titik potong antara g dan h dapat dicari dengan mensubtitusikan 𝑦 = 𝑥 ke
dalam persamaan 𝑦 = 1 − 𝑥 sehingga diperoleh
1−𝑥 = 𝑥
⟺ 2𝑥 = 1
1
⟺𝑥=
2
1
substitusikan x = ke persamaan y = x
2
1
diperoleh y = .
2
1 1
Jadi titik potongnya ( , )
2 2
1 1
Karena ( , ) titik tengah OO' , maka
2 2
1 1 x0 x0 ' y 0 y 0 ' 0 x0 ' 0 y 0 '
, , ,
2 2 2 2 2 2
14
y y1 m( x x1 )
y 2 1( x 1)
y x 2 1
y x 1
Jadi ℎ = {(𝑥, 𝑦)|𝑦 = 𝑥 + 1}
Mencari perpotongan g dengan h dapat dicari dengan mensubtitusikan 𝑦 =
1 − 𝑥 ke dalam persamaan 𝑦 = 𝑥 + 1, diperoleh
1−𝑥 = 𝑥+1
⟺ 2𝑥 = 0
⟺𝑥=0
substitusikan x = 0 ke persamaan y = 1 - x
diperoleh y = 1.
Jadi titik potongnya (0,1).
15
8. Diketahui g = x, y x - 3y 1 0, dan A (2,k).
Ditanya: Tentukan k bila Mg(A) = A
Jawab : Dipunyai x – 3y +1 = 0,
Karena Mg(A) = A, maka A terletak pada g.
Nilai k dapat dicari dengan mensubstitusikan titik A ke persamaan garis g.
Untuk x = 2 maka x – 3y +1 = 0 2 - 3y = -1 3y = 3 y = 1
Jadi nilai k = 1.
10. T adalah sebuah transformasi yang ditentukan oleh T(P) = (x-5, y+3) untuk
semua titik P(x,y) V. Selidikal apakah T suatu transformasi. Apakah sifat
tersebut dapat diperluas secara umum?
Selesaian:
Dipunyai T(P) = (x-5, y+3)
P = (x, y) V
Ditanya: Selidiki apakah T suatu isometri?
Jawab: Akan ditunjukkan apakah T suatu isometri.
Menurut definisi, T suatu isometri jika P1, P2 V maka P1‘P2’ = P1P2
Ambil sebarang titik P1, P2 V dengan P1=(x1,y1) dan P2=(x2,y2)
16
T(P1) = P1’ = (x1-5, y1+3)
T(P2) = P2’ = (x2-5, y2+3)
P1 P2 x2 x1 2 y2 y1 2
P1 ' P2 ' x2 ' x1 '2 y 2 ' y1 '2
P1 ' P2 ' ( x2 5) ( x1 5)2 ( y 2 3) ( y1 3)2
P1 ' P2 ' x2 5 x1 52 y 2 3 y1 3)2
P1 ' P2 ' x2 x1 2 y 2 y1 2
Diperoleh P1‘P2’ = P1P2.
karena P1‘P2’ = P1P2, maka T suatu isometri.
Apa syarat tersebut dapat diperluas?
Jawab:
Ambil sebarang titik P1, P2 V dengan P1=(x1,y1) dan P2=(x2,y2)
T(P1) = P1’ = (x1 + k, y1 +l)
T(P2) = P2’ = (x2 + k, y2 + l)
P1 P2 x2 x1 2 y2 y1 2
P1 ' P2 ' x2 ' x1 '2 y 2 ' y1 '2
P1 ' P2 ' ( x2 k ) ( x1 k )2 ( y 2 l ) ( y1 l )2
P1 ' P2 ' x2 k x1 k 2 y 2 l y1 l )2
P1 ' P2 ' x2 x1 2 y 2 y1 2
Diperoleh P1‘P2’ = P1P2.
Karena P1‘P2’ = P1P2, maka T suatu isometri.
Jadi sifat tersebut dapat diperluas secara umum.
17
Jelas PQ x q x p y q y p
2 2
4xq x p y q y p
2 2
C B
B’
A’ g
C B
C’
18
b. Bukti:
Pada lukisan di atas jelas terlihat garis g merupakan garis sumbu dari
̅̅̅̅̅, ̅̅̅̅̅
𝐶𝐶′ ̅̅̅̅̅. Sehingga B’ = Mg(B), A’ = Mg(A), C’ = Mg(C).
𝐴𝐴′, dan 𝐵𝐵′
Jadi, lukisan di atas benar.
13. Ada sebuah garis g = {(x,y) | y = x}. Andaikan T sebuah transformasi yang
didefinisikan untuk semua P(x,y) pada bidang V sebagai berikut: T(P) = P’
= (y,x). Buktikan bahwa T sebuah refleksi garis pada g dengan
membuktikan:
a. T(P) = P apabila P(x,y) ∈ g.
b. ̅̅̅̅.
Apabila P(x,y) ∉ g maka g adalah sumbu ruas garis PP′
Selesaian :
a. Dipunyai P(x,y) ∈ g
Maka T(P) = P’ = (y,x).
Karena (x,y) ∈ g dan g = {(x,y) | y = x}, maka y = x dan x = y sehingga
T(P) = P’ = (y,x) = (x,y).
Karena T(P) = P untuk P ∈ g maka T merupakan refleksi garis pada g.
b. Dipunyai P(x,y) ∉ g
̅̅̅̅ ⊥ g.
(i) Akan dibuktikan PP′
Jelas mg = 1.
Karena P(x,y) ∉ g maka T(P) = P’ = (y,x).
𝑦 −𝑦
2 1 𝑥−𝑦 𝑥−𝑦
m𝑃𝑃′
̅̅̅̅̅ = = 𝑦−𝑥 = −(𝑥−𝑦) = −1
𝑥 −𝑥
2 1
1 1
Diperoleh mg = 1 = − −1 = − 𝑚 .
̅̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′
Jadi g ⊥ ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′.
(ii) Akan dibuktikan PO = P’O, jika O adalah titik persekutuan antara
̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′ dan g. g
̅̅̅̅̅.
Misalkan Q titik tengah 𝑃𝑃′ P’(y,x)
𝑥1 + 𝑥2 𝑦1 + 𝑦2
𝑄=( , )
2 2 O
𝑥+𝑦 𝑦+𝑥 P(x,y)
=( , )
2 2
19
𝑥+𝑦 𝑦+𝑥
Jelas = .
2 2
Maka 𝑥𝑄 = 𝑦𝑄 , sehingga 𝑄 ∈ g.
Jadi Q = O.
̅̅̅̅̅ dan Q = O, maka PO = P’O.
Karena Q titik tengah 𝑃𝑃′
Berdasarkan (i) dan (ii) disimpulkan bahwa g merupakan sumbu ruas
garis ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′.
14. Jika h sebuah garis yang melewati titik asal dengan koefisien arah -1,
tentukan:
a. A jika Mh(A) = (-2,3)
b. Mh(P) untuk P=(x,y)
Selesaian:
c. h melewati (0,0) dengan m = -1.
Persamaan garis h :
y-y1 = m(x-x1)
y – 0 = -1(x – 0)
y = -x
x + y = 0.
Jelas ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ ⊥ ℎ melalui (-2,3) dengan gradien m = 1
Persamaan garis ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ :
y-y1 = m(x-x1)
y – 3 = 1(x + 2)
y–3=x+2
y = x + 5.
Perpotongan garis h dan ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′
h : y = -x; ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ : y = x + 5
diperoleh y = y
-x = x + 5
2x = -5
5
x = − 2.
20
5 5
y = -x = - (− 2) = 2.
5 5
Diperoleh titik tengah ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ = (xp,yp) = (− 2, 2).
𝑥+𝑥′ 𝑦+𝑦′
Jelas (xp,yp) = ( , )
2 2
5 5 𝑥−2 𝑦+3
(− 2, 2) = ( , )
2 2
P (a,b)
b
21
15. Diketahui sebuah garis g. T sebuah fungsi yang didefinisikan untuk setiap
titik P pada bidang V sebagai berikut:
Jika Pg maka T(P) = P
Jika P g maka T(P) = P’ sehingga P’ adalah titik tengah ruas garis
orthogonal dari P ke g.
a. Apakah T suatu transformasi?
b. Apakah T suatu isometri?
c. Apabila ada dua titik A dan B sehingga A’B’ = AB dengan A’ = T(A),
B’= T(B), apakah dapat anda katakan tentang A dan B’?:
Jawab:
a. Ditunjukkan T suatu transformasi
i. Ditunjukkan T surjektif
Ambil sebarang titik P’V
Jika P’ g jelas PVg T(P)=P’
Jika P’ ∉ 𝑔, maka ∃𝑥 ∈ 𝑉 sehingga 𝑔 jadi sumbu ruas ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′
Ini berarti Ms(P)=P’
Jadi P’V memiliki prapeta
Jadi T surjektif
ii. Ditunjukkan T injektif
Ambil sebarang titik P,QV dengan P≠Q
𝑃 ∈ 𝑔, 𝑄 ∈ 𝑔 ⟹ 𝑇(𝑃) = 𝑃′ , 𝑇(𝑄) = 𝑄′ ≠ 𝑃 ⟹ 𝑇(𝑃) ≠ 𝑇(𝑄)
𝑃 ≠ 𝑄{
𝑃 ∈ 𝑔, 𝑄 ∈ 𝑔 ⟹ 𝑇(𝑃) = 𝑃′ ≠ 𝑄, 𝑇(𝑄) = 𝑄 ⟹ 𝑇(𝑃) ≠ 𝑇(𝑄)
Pg, Qg. jelas ruas garis orthogonal p ke g tidak sama dengan
ruas garis orthogonal Q ke g.
Ditunjukkan P ≠Q=> T(P)≠T(Q)
Andaikan T(P)=T(Q)
Maka T(P) adalah titik tengah ruas garis orthogonal Q ke g dan P
ke g dan T(Q) adalah titik tengah ruas garis orthogonal P ke g dan
Q ke g
Titik tengah adalah tunggal untuk masing-masing ruas garis.
22
Ruas garis orthogonal P ke g berpotngan dengan ruas garis
orthogonal Q ke g.
Ruas garis orthogonal hanya dapat ditarik sebuah garis dari suatu
titik .
Jadi P = Q
Kontradiksi dengan P≠Q
Haruslah P≠Q => T(P) ≠T(Q)
Jadi T injektif
Dapat disimpulkan T suatu transformasi
b. Ditunjukkan T suatu isometri
Pilih Pg dan Q g
Jelas T(P)=P dan T(Q)=Q’≠P P
Jelas T(Q)=Q’ dengan Q’ adalah titik tengah
ruas garis orthogonal dari Q ke Q’
Jelas PQ≠P’Q’=PQ’
Jadi T bukan Isometri
c. T isometri jika
i) Ag, Bg
ii) A g ,B g
Jadi AB = A’B’ jika
i) Ag, Bg
ii) A g ,B g
adalah
23
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
1
⟺ 𝑦 − 3 = − (𝑥 − 4)
3
1 4
⟺𝑦−3=− 𝑥+
3 3
1 13
⟺𝑦=− 𝑥+
3 3
1 13
Perpotongan garis h dan 𝑦 = − 3 𝑥 + dapat dicari dengan mensubtitusikan
3
1 13
𝑦 = 3𝑥 ke dalam persamaan 𝑦 = − 3 𝑥 + , diperoleh
3
1 13
3𝑥 = − 𝑥 +
3 3
10 13
⟺ 𝑥=
3 3
1,3
⟺𝑥=
3
⟺ 𝑦 = 3𝑥
= 1,3
1,3
Diperoleh titik terjadi ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′ = ( 3 ; 1,3)
1,3 𝑥𝐴 +𝑥𝐴′ 𝑦𝐴 +𝑦𝐴′
Jelas ( 3 ; 1,3) = ( , )
2 2
24
√(𝑥𝐴 − 𝑥𝐵 )2 + (𝑦𝐴 − 𝑦𝐵 )2 = √(𝑥𝑐 − 𝑥𝐷 )2 + (𝑦𝐶 − 𝑦𝐷 )2
25
Jelas (0,1) titik tengah AA' , maka
2,3 x B xC , y B yC 2 xC , 4 yC
2 2 2 2
4,6 (2 xC ,4 yC )
xC , yC 2,2
Jadi A’ = (-2,2)
26
c. Persamaan garis yang melalui P(P1,P2) dan tegak lurus g adalah
y P1 m( x P2 )
y x P1 P2
27