Anda di halaman 1dari 3

RESUME KULIAH PAKAR PERIODONSIA (PERAWATN BEDAH DAN NON BEDAH

PERIODONTAL)

NAMA : SHINTA DINYANTI

NIM : 191611101004

 Perawatan bedah dan non bedah tergantung dari diagnosis penyakit periodontal harus
tepat sehingga nantinya dapat dilakukan rencana perawatan dan melakukan evaluasi
dari terapi periodontal
 Perawatan di bidang perio harus melihat factor resiko seperti, merokok, penyakit
sistemik, stress, apakah ada kelainan hormonal, gizinya bagaimana itu harus di cek
terlebih dahulu apabila ada kelainan. Seperti cek gula darah, untuk melihat keadaan
sistemik dari pasien.
 Periodontal treatment protocol (PTP) :
a. Model 1 of periodontal treatment planning (Lindhe)  melihat fase sistemik.
Pada pasien selalu di cek keadaan sistemik. Dilakukan initial phase periodontal
therapy, melakukan corrective phase, maintenance
b. Model 2 periodontal treatment (Carranza) 
1) Pre eliminari phase (emergency treatment, sakit gigi hopeless bisa di
cabut), lalu masuk ke dalam phase 1 (SRP, DHE, splinting, oklusal
adjustment), lalu ke perawatan maintenance (evaluasi), lalu apabila
diperlukan phase bedah bisa langsung dilakukan phase bedah. Apabila
diperlukan phase restorative bisa langsung dilakukan tindakan restorative.
2) Pada phase maintenance (fase pemeliharaan) intervalnya ada 3 bulan dan
sangat penting sebagai standar perawatan periodontitis kronis ada
periodontitis agresif karena dapat mengurangi perkembangan penyaki,
memelihara gigi dan mengendalikan beban bakteri subgingiva
3) Fase Non Bedah  plaque control dan edukasi pasien, kontrol diet (makan
di cek dan vitaminnya di cek), melakukan SRP, koreksi restorative,
ekskavasi karies, oklusal therapy, minor orthodontic movement,
provisional splinting dan prosthesis.
4) Melakukan evaluasi  evaluasi PD dan adanya inflamasi gingiva atau
tidak.
5) Fase bedah  implant, endodontic therapy bedah karena kasus endo-perio
itu berdampingan.
6) Fase III  restorative
c. Model 3 Trimeric Model  cek sistemik terlebih dahulu, lalu dilakukan fase 1
(menguranghi atau menghilangkan inflamasi gingiva.
1) Perawatan emergency seperti lesi endo-perio, adanya abses dilakukan
perawatan abses,
2) kemudian dilakukan re-evaluasi, kemudian dilakukan follow up apakah
masuk ke surgical theraphy atau ke fase restorative.
3) Pemberian antimikroba dilakukam secara lokal atau sistemik, seperti
metronidazole gel, tetracycline gel, ekstrak kopi, nigella sativa.
4) Terdapat pengendalian diet seperti defisiensi zat besi, folat atau vitamin
B12, C atau D.
5) Koreksi factor iatrogenic (tumpatan yang kasar, overhanging, alat ortho
harus bersih),
6) Apabila ada karies dilakukan ntumpat sementara, gigi dengan pukpa
terbuka harus di rawat,
7) Apabila ada gigi yang hopeless harus di cabut supaya tidak menjadi retensi
plak.
8) Apabila ada pasien dengan gigi goyang bisa dilakukan splinting
menggunakan fiber dan dilakukan occlusal adjustment. Apabila terjadi
traumatic oklusi maka jaringan periodontalnya juga rusak.
9) Re-evaluasi dilakukan menggunakan disclosing agent, di cek PD dan
BOP.
 Initial therapy  SRP apabila stabil maka dilakukan non bedah. Apabila tidak
stabil pada dilakukan tindakan bedah dan dilakukan re-evaluasi,
 Phase II (terapi bedah)  untuk mengendalikan penyakit periodontal
 Phase III (restorative)
 Phase IV (maintenance)  fase pemeliharaan, pasien dijadwalkan kontrol berkala
untuk perawatan pemeliharaan guna mencegah kekambuhan penyakit
 The extended of trimeric model  ada kaitannya dengan terapi orthodonsia.
 Pemberian antibiotic sangat perlu untuk terapi periodontal karena untuk
menghilangkan factor etiologi utama dari penyakit periodontal. Untuk mematikan
secara tuntas harus menggunakan obat kumur setelah SRP karena adanya toksin
bakteri yang sangat berbahaya dan harus dihambat oleh obat kumur sehingga tidak
menimbulkan penyakit yang baru atau penyakit sistemik yang lain.
 Dilihat dari kasus tertentu, apabila dari pemeriksaan terdapat kasus gingiva yang
membesar bisa dilakukan pemeriksaan darah lengkap.
 Apabila ada penyakit TBC, maka harus di cek terlebih dahulu, dilakukan rujukan lalu
boleh dilakukan perawatan periodontal
 Apabila sudah di re-evaluasi tidak stabil maka tetap dilakukan perawatan sampai
kasusnya membaik.

Anda mungkin juga menyukai