Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Praktikum Analisis Instrumental

ANALISIS PERILAKU REAKSI OKSIDASI


REDUKSI PADA SENYAWA FE(CN)64- /FE(CN)63-
SECARA VOLTAMETRI SIKLIK
Muhammad Ardiyansyah1, Afiyatina Awaliyah2, danMohammad Rafi2
1
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor,
Kampus IPB Dramaga Bogor 16680, Indonesia
2
Divisi Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ,
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680, Indonesia

ABSTRAK
Metode analisis berbasis elektroanilitik memiliki kemudahan dalam
menganalisis suatu karakter senyawa. Voltametri siklik merupakan salah satu metode
analisis yang biasa digunakan. Voltametri siklik memiliki kelebihan adalah
sensitivitasnya yang tinggi, limit deteksi yang rendah dan memiliki daerah linear
yang lebar serta kemudahan dalam mengolah data. Unsur penting dalam melakukan
analisis secara voltametri siklik adalah adanya elektroda yang terdiri dari tiga jenis,
yaitu elektroda kerja, tambahan, dan pembanding, adanya larutan elektrolit, dan
analat Sinyal luaran yang diberikan suatu voltametri disebut voltamogram. Perilaku
redoks senyawa Fe(CN)64- /Fe(CN)63- ditunjukan melalui metode voltametri siklik
melalui arus puncak oksidasi dan reduksi dalam kurva linearitas.

I. Pendahuluan
Voltammetri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar
elektrolisis.Elektroanalisis adalah suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara
besaran arus listrik dengan reaksi kimia, yaitu menentukan satuan-satuan listrik pada
arus seperti arus, potensialatau tegangan, dan hubungannya dengan parameter-
parameter kimia.Dalam teknik voltammetri, potensial yang diberikan dapat diatur
sesuai dengan keperluan, studi voltammetri siklik sendiri adalah untuk menentukan
kondisi optimum elektrode dan mediator (Mulyani et al. 2012).Metode voltammetri
siklik banyak digunakan karena merupakan metode yang cepat dan sederhana untuk
mengarakterisasi reaksi yang terjadi didalam sistem elektrokimia,melalui metode ini
diperoleh informasi laju transfer elektron yang terjadi pada permukaan elektrode.
Dalam voltammetri siklik digunakan larutan elektrolit yang berfungsi sebagai
medium penghantar dimana transfer muatan terjadi melalui pergerakan ion-ion
elektrolit tersebut (Sari 2012).
Voltammetri siklik ini melibatkan proses pemayaran potensial secara linear
elektrode stasioner menggunakan gelombang segitiga dan tekniknya menggunakan
analisis kuantitatif redoks. Pada teknik ini digunakan tiga buah elektrode, yaitu
elektrode kerja, elektrode pembanding, dan elektrode tambahan.Dalam analisis ini,
sampel yang berisi analit diaplikasikan pada wadah gelas dengan volume tertentu
(biasanya 5-50 mL) kemudian ketiga elektrode tersebut diselipkan melalui lubang
pada penutup sel elektrokimia (Skoog 2004). Dalam teknik voltammetri, potensial
yang diberikan dapat diatur sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan.Kelebihan dari
teknik voltammetri ini adalah sensitivitasnya yang tinggi, limit deteksi yang rendah,
dan memiliki daerah linear yang lebar (Mulyani et al.2012).Teknik voltammetri juga
memiliki kelebihan dapat memberikan data kualitatif dan kuantitatif reaksi reduksi-
oksidasi (redoks) secara bersamaan (Scholz 2010).Saat dilakukan analisis dengan
menggunakan teknik voltammetri siklik, konsentrasi analit tidak berubah karena
hanya sebagian kecil analit yang dielektrolisis. Selain kelebihan-kelebihan yang
dimiliki tersebut, teknik ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu perbedaan
kinetika transfer elektron mempengaruhi besarnya potensial puncak dan arus yang
dihasilkan saat analisis dilakukan, adanya gangguan transfer elektron yang dapat
timbul dari spesi lain yang juga ikut bereaksi sehingga dapat memengaruhi terjadinya
reaksi redoks analit (Wardah 2012). Percobaan ini bertujuan mempelajai dan
menggunakan teknik voltametri siklik untuk mengetahui perilaku redoks pada
senyawa Fe(CN)64- /Fe(CN)63-.
II. Bahan dan Metode
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan meliputi instrument potensiostat
EA160, E-coder, kabel penghubung dilengkapi penjepit buaya, komputer dengan
perangkat lunak E-chem dan perangkat lunak OriginPro, elektroda kerja karbon,
elektroda kerja emas, elektroda pembanding Ag/AgCl, elektroda pembantu platina,
sel pengukuran, dan peralatan gelas.
Bahan yang digunakan meliputi larutan K4Fe(CN)6 atau K3Fe(CN)6 0.1 M
dalam KNO3 1 M, air bebas ion, serbuk grafit, paraffin cair, kertas minyak, tabung
kaca, kawat tembaga, lem lilin.
Metode
Pembuatan elektrode pasta karbon dilakukan dengan menimbang grafit
sebanyak 70 mg dan dicampurkan dengan parafin cair 30 mg dalam wadah kecil.
Kemudian campuran dihomogenasi hingga membentuk pasta yang homogen. Sebuah
pipa kapiler dengan diameter 2.5 mm digunakan sebagai badan elektrode. Kawat
tembaga digunakan sebagai penghubung elektrode ke sumber listrik dimasukkan ke
dalam tabung hingga tersisa ruang kosong sekitar 3 mm pada ujung tabung (untuk
merekatkan kawat dengan tabung digunakan lem lilin). Pasta dimasukkan ke ujung
tabung tersebut hingga penuh dan padat (lihat gambar). Tunggu hingga 30 menit agar
perekatan pasta sempurna. Permukaan elektrode kemudian digosok menggunakan
kertas minyak hingga tidak muncul warna grafit pada kertas tersebut.
Penentuan jendela potensial dilakukan dengan memasukkan larutan
K4Fe(CN)6 atau K3Fe(CN)6 0.1 M dalam KNO3 1 M ke dalam sel pengukuran.
Elektrode kerja karbon atau emas dihubungkan ke penjepit buaya berwarna hijau,
elektrode pembanding Ag/AgCl ke penjepit berwarna kuning, dan elektroda platina
dihubungkan ke penjepit berwarna merah. Elektrode dicelupkan ke dalam larutan
dalam sel pengukuran. Potensiostat dipastikan telah menyala dan program Echem
dibuka dan dipilih teknik voltametri siklik.

Teknik pengukuran diatur sehingga laju alir menjadi 100 mV/s, jendela potensial
divariasikan dari 0 V hingga 1 V, 0 V hingga 1.5 V, dan 0.5 V hingga 1.5 V dan
pengukuran dilakukan 3 kali ulangan.
Setelah range jendela arus disesuaikan dan kondisi real arus sebelum pengukuran
diperiksa, dilakukan pengukuran dengan menekan tombol start
Pada pengaruh kecepatan payar terhadap arus puncak ditentukan dengan
Teknik pengukuran diatur dan laju payar divariasikan pada 50 mV/s, 100 mV/s, 150
mV/s, 200 mV/s, dan 250 mV/s pada jendela potensial yang telah ditentukan pada
langkah sebelumnya. Pengukuran dilakukan 3 kali ulangan.

Untuk pengaruh konsentrasi analat terhadap arus puncak diujikan dengan melarutkan
analat 0.1 M diencerkan secara berseri sehingga diperoleh konsentrasi 0.08; 0.06;
0.04; dan 0.02 M menggunakan elektrolit KNO3 1 M. Pengukuran dilakukan pada
jendela potensial dan kecepatan payar yang sesuai. Pengukuran masing-masing
konsentrasi dilakukan 3 kali ulangan dengan menggunakan elektroda pasta karbon.

Pembahasan
Voltametri siklik merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan
dalam mempelajari suatu perilaku senyawa. Senyawa tersebut harus dalam bentuk
suatu larutan agar bisa dianalisis melalui metode ini. prinsip kerja dari voltametri
siklik adalah sederhana yaitu elektrolisis. Dengan menggunakan tiga elektroda yaitu
electrode kerja, pembanding, dan tambahan analisis senyawa dilakukan melalui
pemayaran terhadap sampel. Melalui program komputer, sinyal akan diproses
menjadi suatu informasi luaran (voltamogram). Meskipun analisis dengan metode
mudah EPK melalui voltametri sklik memiliki kekurangan, seperti

Gambar 1 Diagram proses instrumen elektroanalisis (Richard et al. 2005)

Voltametri siklik membutuhkan tiga unsur penting dalam analisisnya, yaitu


elektroda sebagai media analisis sampel, analat (sampel) sebagai senyawa yang akan
diuji dalam bentuk larutan untuk diketahui karakteristiknya, dan larutan elektrolit
sebagai media penghantar arus bagi senyawa yang dianalisis. Langkah awal yang
dilakukan dalam analisis dengan voltametri siklik adalah pemilihan elektroda pasta
karbon (EPK) yang baik. Pemilihan EPK yang baik dilakukan agar mengurangi galat
dalam suatu pengukuran. EPK yang baik memiliki sinyal (voltamogram) yang mirip
dengan voltamogram yang ideal. EPK yang baik umumnya memiliki tingkat
homogenasi grafit dan parafin yang baik, kepadatan dalam electrode yang menunukan
tidak adanya ruang pada grafit yang dimasukkan, dan bersihnya tembaga electrode
dari karat.

Gambar 2 Voltamogram yang ideal (Sari 2012)


Pada teknik voltametri siklik, dilakukan pemilihan jendela potensial. Pemilihan
jendela potensial ini dilakukan untuk mengetahui nilai potensial yang sesuai untuk
diberikan pada sampel agar menyebabkan antarmuka terpolarisasi. Antarmuka
terpolarisasi menunjukan suatu rentang potensial tertentu agar ion pada larutan
elektrolit menjadi satu fasa (Harvey 2000). Untuk itulah jendela potensial yang paling
baik yang dipilih mewakili pengukuran yang baik.
Pada proses pemyaran, ketika kecepatan payar meningkat akan menghasilkan
arus yang meningkat pula. Hal ini dikarenakan ketika pemyaran meningkat maka
pemayaran potensial kearah potensial yang positif begitu juga sebaliknya pada
potensial negatif sehingga arus yang dihasilkan sebanding dengan kecepatan
pemayaran. Selain itu hal ini juga dapat dibuktikan melalui persamaan

yang menunjukan arus yang muncul sebanding dengan kecepatan payar yang
diberikan (v). Selain linearitas kurva, jika melihat pada penggunaan potensial, 100
mV merupakan rentang terbaik dalam pengukuran voltametri dan termasuk nilai
maksimal dalam rentang tersebut (Fitriyah 2009). Berdasarkan hasil pengamatan,
linearitas dari kurva yang dihasilkan memiliki nilai R2 diatas 94%. Hal ini
menunjukkan nilai yang dihasilkan cukup baik walaupun tidak mencapai linearitas di
atas 98%. Berdasarkan indikasi tersebut, memungkinkan adanya kesalah dalam
percobaan. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada pembuatan EPK yang tidak
homogeny dan tidak ditunggu pada rentang waktu tertentu agar pasta (grafit dan
parafin) menyatu dengan baik. Selain itu pada pengisisan electrode dengan pasta
karbon, memungkinkan adanya rongga hingga mengganggu pengukuran.
III. Simpulan
Analisis karakter suatu senyawa dapat dilakukan dengan metode voltametri siklik.
Selain memiliki kelebihan, voltametri skilik juga memilki kekurangan dalam teknik
analisisnya. Melalui voltametri siklik dapat ditentukan perilaku reaksi-oksidasi pada
senyawa Fe(CN)64- /Fe(CN)63-.
IV. Daftar Pustaka
Fitriyah IJ. 2009. Studi tingkat kepedasan capsaicinoid daribiji capsicum annuum
dalam ekstrak etanol menggunakan metode voltametri siklik [skripsi].
Semarang (ID): ITSN.
Harvey D. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York (US): Mc Graw Hill.
Mulyani R, Buchari, Noviandri I, Ciptati. 2012. Studi voltametri siklik sodium
dedocyl benzen sulfonat dalam berbagai elektroda dan elektrolit pendukung.
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah. 15(1):51-56.
Richard JC, Brown Martin JT, Milton. 2005. Analytical Technique for Trace Element
Analysis. Trend in Analytical Chemistry.24 (3).
Sari WP. 2012. Sintesis dan karakterisasi zeolit sintetik pada zeolit modified
electrode (ZME) sebagai indikator asam askorbat[skripsi]. Depok (ID) :
Universitas Indonesia.
Scholz F. 2010. Electroanalytical Methods Guide to Experiments and Applications.
Heidelberg (DE): Springer.
Skoog DA. 2004. Fundamental of Analytical Chemistry Eight Edition. Canada (US):
Thomas Learning.
Wardah H. 2012. Pengembangan sensor bod berbasis Rhodotorula mucilaginosa uicc
y-181 terimobilisasi dalam gelatin dan alginat menggunakan elektroda emas
dan boron-doped diamond termodifikasi nanopartikel emas [Thesis]. Depok
(ID): Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai