Anda di halaman 1dari 2

PT. Alpen Food Industry.

Human resources management atau manajemen sumber daya manusia didefinisikan


sebagai pendekatan yang strategis dan koheren untuk pengelolaan suatu organisasi yang paling
bernilai, baik secara individual dan kolektif yang berkontribusi pada pencapaian tujuannya
(Amstrong, 2006). Hal serupa juga dikatakan oleh Haris dan Obgana (2001) bahwa manajemen
sumber daya manusia sebagai program, kebijakan dan praktik untuk mengelola suatu tenaga
kerja organisasi. Sedangkan menurut Beer (1984) manajemen sumber daya manusia melibatkan
semua keputusan dan tindakan manajemen yang mempengaruhi sifat hubungan antara organisasi
dan karyawannya.
Mondy (2016) memaparkan fungsi dari manajamen sumber daya manusia sebagai
berikut: 
1. Kepegawaian (Staffing)
Proses di mana suatu organisasi memastikan bahwa ia selalu memiliki jumlah karyawan
yang tepat dengan keterampilan yang tepat dalam pekerjaan yang tepat, pada waktu yang
tepat, untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengembangan SDM (HR Development)
Fungsi utama HRM tidak hanya terdiri dari pelatihan dan pengembangan tetapi juga
perencanaan karir individu dan kegiatan pengembangan, pengembangan organisasi, dan
manajemen kinerja dan penilaian.
3. Manajemen Kinerja (Performance Management)
Proses yang berorientasi pada tujuan diarahkan untuk memastikan bahwa proses
organisasi tersedia untuk memaksimalkan produktivitas karyawan, tim, dan pada
akhirnya, organisasi.
4. Kompensasi (Compensation)
Sistem kompensasi yang dipikirkan dengan matang memberi karyawan imbalan yang
memadai dan adil atas kontribusi mereka dalam memenuhi tujuan organisasi.
5. Keselamatan dan Kesehatan (Safety and Health)
Keselamatan      : Perlindungan karyawan dari cedera yang disebabkan oleh kecelakaan
terkait pekerjaan.
Kesehatan          : Kebebasan karyawan dari penyakit fisik atau emosional.
6. Hubungan Karyawan dan Pekerja (Employee and Labor Relations)
Ketika serikat pekerja mewakili karyawan perusahaan, aktivitas sumber daya manusia
sering disebut sebagai hubungan kerja, yang menangani pekerjaan perundingan bersama.
Hubungan karyawan internal terdiri dari aktivitas HRM yang terkait dengan pergerakan
karyawan dalam organisasi seperti promosi, penurunan pangkat, pemutusan hubungan
kerja, dan pengunduran diri.

  IV. Analisis
Mengacu pada fungsi human resources management yang diutarakan oleh Mondy
(2006), pihak manajemen SDM PT. AFI belum menjalankannya dengan baik. Pertama dalam hal
kepegawaian (staffing) dimana manajemen SDM harus memastikan memiliki jumlah karyawan
yang tepat dengan keterampilan yang tepat dalam pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat,
untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini PT. AFI sendiri memperkerjakan para buruh
tidak sesuai dengan jobdesc  masing-masing dan tidak memberikan hari libur, hal itu dilakukan
semata-mata untuk mencapai tujuan perusahaan namun tidak memperhatikan nasib para
buruhnya.
Kedua fungsi pengembangan SDM juga tidak dilakukan, manajemen SDM berfungsi
untuk perencanaan karir individu dan kegiatan pengembangan, pengembangan organisasi, dan
manajemen kinerja dan penilaian. Bagaimana pengembangan ini dapat dilakukan apabila buruh
pabrik dipaksa terus untuk bekerja tanpa hari libur tanpa adanya controlling dari pihak
manajemen SDM.
Ketiga manajemen kinerja, manajemen SDM memastikan bahwa proses organisasi
tersedia untuk memaksimalkan produktivitas karyawan, tim, dan pada akhirnya, organisasi.
Dalam hal ini buruh dinilai tidak dapat memenuhi produktivitasnya sebagai tim dan organisasi,
karena dalam proses bekerja dalam pabrik pun mereka tidak diperhatikan oleh organisasinya
sendiri.
Keempat adalah kompensansi yaitu memberi karyawan imbalan yang memadai dan adil
atas kontribusi mereka dalam memenuhi tujuan organisasi. Hal ini sangat terlihat bahwa tidak
dilakukan oleh PT. AFI, buruh yang bekerja tidak diberikan upah yang sesuai dengan apa yang
telah dilakukannya.
Kelima keselamatan dan kesehatan, mencakup perlindungan karyawan dari cedera yang
disebabkan oleh kecelakaan terkait pekerjaan dan kebebasan karyawan dari penyakit fisik atau
emosional. Banyak buruh yang mengeluhkan kondisinya selama bekerja dan akibat kebocoran
pipa asap di dalam pabrik PT. AFI namun tidak ditanggapi oleh pihak perusahaan, tidak
diberinya BPJS Kesehatan dan tidak diberinya alat-alat penunjang keselamatan selama bekerja
adalah bukti bahwa keselamatan dan kesehatan di dalam PT. AFI sangat tidak diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai