a. Foreign Exchange Risk (Pasar Valuta Asing) Foreign Exchange Risk adalah risiko yang terjadi pada perusahaan sebagai akibat dari perubahan yang memberikan pengaruh buruk dari foreign exchange rate. Terjadinya pasar valuta asing karena diterapkannya floating exchange rate system, sehingga sejak saat itu mata uang di dunia terintegrasi dalam satu bentuk pasar dimana secara khusus kita dapat melihat bahwa penerapan system tersebut memungkinkan banyak pihak bisa ikut terlibat dalam pasar valuta asing. Jual beli valuta asing ini memberikan dapat memberikan keuntungan dengan konsep pada perolehan angka selisih pada saat harga beli dan harga jual. Foreign exchange risk ini juga terkait dengan semua jenis exchange rate-related product dan posisi ling atau short atas suatu produk dan account mata uang valuta asing yang terdapat pada neraca bank. Pada pasar valuta asing terdapat dua tipe mata uang, yaitu : 1. Hard Currencies (mata uang keras) Mata uang keras merupakan mata uang yang berasal dari negara-negara yang memiliki tingkat kestabilan moneter tinggi, atau negara maju secara ekonomi. Contohnya USD atau dollar Amerika, yen Jepang, dan Uero eropa. 2. Soft Currencies (mata uang lembut) Mata uang lembut adalah jenis mata uang yang diterbitkan oleh suatu negara namun jarang dipakai sebagai standar acuan dalam pasar bisnis internasional dengan alasan dianggap belum memiliki nilai kekayaan.
b. Interest Rate Risk (Risiko Tingkat Bunga)
Risiko tingkat bunga adalah risiko terjadinya potensi kerugian bagi perusahaan sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari tingkat suku bunga bank (interest rate). Risiko suku bunga adalah risiko yang terjadi karena perubahan tingkat bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberikan pengaruh bagi pendapatan perusahan. Perubahan tingkat suku bunga bisa menyebabkan perusahaan menghadapi dua tipe risiko : 1. Risiko perubahan pendapatan : pendapatan bersih (hasil investasi dikurangi biaya) berubah, yaitu berkurang dari yang diharapkan 2. Risiko perubahan nilai pasar : nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga, yaitu berubah menjadi lebih kecil (turun nilainya)
c. Commodity Position Risk (Risiko Perubahan Nilai Komiditi)
Commodity Position Risk adalah risiko terjadinya kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari commodity price terhadap posisi bank yang terkait dengan kontrak komoditas. Commodity Position Risk adalah suatu situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat oerubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh factor-faktor tertentu, dimana kondisi ini akan semakin parah pada saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar. Risiko ini terkait pula dengan semua commodity-related product position pada on balance sheet dan setiap derivative commodity positions dalam kegiatan off balance sheet bank.
d. Equity Position Risk (Risiko Perubahan Kekayaan)
Equity Position Risk adalah risiko terjadinya potensi kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari price of stock dan shares. Equity position risk (risiko perubahan kekayaan) adalah suatu kondisi dimana kekayaan perusahaan (stock and share) mengalami perubahan dari biasanyan sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
e. Politic Risk (Risiko Politik)
Stabilitas politik adalah sesuatu yang sangat penting bagi suatu Negara. Stabilitas politik menjanjikan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan, namun jika pemimpin dan pihak terkait di suatu Negara tidak mampu menciptakan iklim kondusif dalam bidang politik maka artinya seluruh pemimpin dan aparatur di Negara tersebut tidak memiliki semangat kepemimpinan. Jika kondisi ini terus terjadi maka yang terjadi adalah krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan akan berakibat pada pencarian kepemimpinan di luar Lembaga Lembaga resmi, yaitu memungkinkan orang-orang yang berasal dari masyarakat atau oposisi akan muncul sebagai pemimpin dan berusaha mengambil alih kepemimpinan.
4.Hubungan Foreign Exchange Risk dan perbankan
Perbankan merupakan Lembaga mediasi yang menguhubungkan mereka yang kelebihan dana (surplus) dan mereka yang kekurangan dana (deficit). Penempatan posisi ini menyebabkan banyak pihak yang menjadikan perbankan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam ruang lingkup kerja dan aktivitas bisnis mereka, artinya secara otomatis perbankan terseret dengan sendirinya untuk masuk ke dalam risiko pasar (market risk). Kondisi dan situasi terbentuknya market risk terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor yang berada diluar kendali perusahaan atau perbankan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah seperti naik dan stabil, perubahan nilai tukar, dan lain sebagainya. Lebih jauh perubahan tersebut telah mampu mendorong untuk ikut berubahnya beberapa produk perbankan seperti deposito, tabugan, giro, keputusan kredit, keputusan investasi, dan lain sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak harga di pasar menurut Masyhud Ali ada 6 yaitu : a. Factor fundamental ekonomi b. Terjadinya peristiwa besar dalam ekonomi dan politik c. Campur tangannya financial authorities d. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran e. Likuiditas pasar f. Suburnya kegiatan arbitrage
Faktor yang menyebabkan bank mengalami Foreign Exchange Risk (FER)
Masih lemahnya independensi perbankan dalam permasalahan-permasalahan FER baik secara finansial dan non finansial. Lemahnya perangkat dan aturan perbankan dalam konsep risk management banking. Masih terjadi pemberian kredit dalam bentuk mata uang asing tapi kurang memiliki dasar analisis yang kuat. Penerimaan deposito dalam mata uang asing yang memberatkan perbankan. Masih ada perlakuan khusus pada nasabah tertentu.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya