Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan Konsep Belajar Menurut Teori Behavioristik

dan Konsep Belajar Menurut Teori Kognitif

A. Teori Behavioristik

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia
dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab
pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi/tidaknya perubahan
tingkah laku tersebut. Dengan kata lain, teori behavioristik lebih mementingkan kepada hasil
belajar ketimbang proses belajar.

Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran dapat diterapkan pada proses
belajar yang bersifat praktikum. Seperti memberikan Tes dan tugas kepada siswa,
memberikan pengulangan materi, memberikan hadiah atau Hukuman secara variatif, dan
pemberian appersepsi.

B. Teori Kognitif

Menurut teori ini, belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak
selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Karena Menjadi tahu merupakan
sebuah proses bukan suatu produk.

Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang
terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya
untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas (Given, 2014: 188).

- Menurut Jean Piaget (1896-1980), perkembangan kognitif merupakan suatu proses


genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan
sistem syaraf.
- Menurut Jerome Bruner (1915-2016), perkembangan kognitif seseorang terjadi
melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu; enactive,
iconic, dan symbolic.

Jika Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif sangat berpengaruh terhadap


perkembangan bahasa seseorang, maka Bruner menyatakan bahwa perkembangan
bahasa, besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif seseorang.

- Menurut David Ausubel (1918-2008) belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua


dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran
yang disajikan pada siswa. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat
mengaitkan informasi tersebut pada struktur kognitif yang telah ada.
- Menurut Gagne (1916-2002), belajar merupakan suatu bagian dari suatu hierarki
delapan bentuk belajar, yaitu : tanda sinyal (signal), stimulus respon (stimulus
response), merangkai tingkah laku (behaviour chaining), asosiasi verbal (verbal
chaining), diskriminasi (discrimination), konsep (concept), Konsep terdefinisi,
memecahkan masalah (problem solving)

Aplikasi Teori Belajar Kognitif dalam pembelajaran,

Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli penganut kognitivisme,
ada beberapa implikasi yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu:

Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin
teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya; Proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya;
Siswa harus diberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai