(Otak Ukdi) Pembahasan To 2b Batch I 2020
(Otak Ukdi) Pembahasan To 2b Batch I 2020
76. A. Heparin
• Pria 50 tahun, nyeri kedua paha tiba-tiba sejak
2 hari yang lalu. Tidak ada riwayat sesak nafas,
nyeri dada, maupun nyeri saat berjalan
sebelumnya. Pasien perokok berat dengan
riwayat penyakit jantung.
• DDimer (+), pada pemeriksaan penunjang
ditemukan clotting pada vena extremitas
bawah.
• Obat apa yang pertama kali diberikan?
AcuteLimb Ischemia
• Terjadi penurunan aliran darah secara
tiba-tiba pada ekstremitas
• Dapat terjadi akibat emboli atau
trombosis
• Limb ischaemia diklasifikasikan
berdasarkan onset dan beratnya
penyakit
Acute Limb
Ischemia
• Nyeri akut, sebab
thrombosis atau emboli
• Segera revaskularisasi
dalam 6 jam untuk
menghindari kehilangan
tungkai
• Tatalaksana:
• Embolektomi
• Trombolisis
• Heparin bolus 100 U/kg,
lanjut 150U/kg/jam
77. A. Pneumonia
• Seorang anak perempuan berusia 1 tahun
• dibawa ke unit gawat darurat RS karena sesak
nafas sejak kemarin. Keluhan didahului
• batuk selama 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien dengan
• kesadaran menurun, frekuensi jantung 148
x/menit, laju pernafasan 42x/menit, suhu aksila
39 derajad C, dan saturasi oksigen 48 persen.
• Pemeriksaan paru didapatkan suara krepitasi di
kedua lapang paru
• Patogenesis
• Stadium I (4 – 12 jam pertama) → kongesti
• Stadium II (48 jam berikutnya) → hepatisasi
merah
• Stadium III (3 – 8 hari) → hepatisasi kelabu
• Stadium IV (7 – 11 hari) → resolusi
• Stadium kongesti → respon peradangan awal →
pelepasan mediator-mediator inflamasi & komplemen →
prningkatan permeabilitas kapiler paru → perpindahan
eksudat → interstisium → edema
• Stadium hepatisasi merah → alveolus terisi sel darah
merah, eksudat, fibrin, leukosit → lobus padat → paru
merah
• Stadium hepatisasi kelabu → sel darah putih
mengkolonisasi paru → fagositosis sisa2 sel & eritrosit
diresorbsi → lobus berisi fibrin & leukosit → paru kelabu
• Stadium resolusi → sisa2 fibrin & eksudat lisis →
diabsorbsi makrofag →paru kembali ke semula
Diagnosis
Berdasarkan kriteria WHO (2009)
1. Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan sesak napas dan napas
cepat
2. Pneumonia
– Bila tidak ada sesak napas
– Ada napas cepat dengan laju napas:
• Anak umur < 2 bulan : > 60 x/mnt
• Anak umur 2-11 bulan: > 50 x/mnt
• Anak umur 1-5 tahun : > 40 x/mnt
• Anak umur > 5 tahun : > 30 x/mnt
Diagnosis
3. Pneumonia berat
– Bila ada sesak napas (pernapasan cuping hidung
dan atau retraksi)
– Dalam keadaan sangat berat dapat dijumpai :
• Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau
memuntahkan semuanya
• Kejang, letargis atau tidak sadar
• Sianosis
• Distress pernapasan berat
Tatalaksana Bronkopneumonia
• Dasar tatalaksana :
– Pengobatan kausal dan suportif
– Penanggulangan penyakit penyerta
– Pemantauan & mengatasi komplikasi
13 g% pada pria
dan di bawah 12
g% pada wanita
• Berdasarkan
pendekatan
morfologi, anemia
diklasifikasikan
menjadi:
1. Anemia
makrositik
2. Anemia
Anemia Defisiensi Besi
• Anemia yang timbul akibat kosongnya
cadangan besi tubuh (depleted iron
store) sehingga penyediaan besi
untuk eritropoesis berkurang, yang
pada akhirnya pembentukan
hemoglobin berkurang
• Anemia defisiensi besi dapat
disebabkan oleh:
1. Rendahnya masukan besi
2. Gangguan absorpsi
3. Kehilangan besi akibat
GEJALA KLINIS
Ig E
Reaksi tubuh
akibat salah makan Sistem imun
(alergi
makanan)
Non Ig E
Tidak keracunan
Enzimatik
Non sistem imun
Farmakologi
(intoleransi makanan
Tidak diketahui
Alergi Makanan
Ig E Campuran (Ig E Non Ig E (Sel T)
dan Non Ig E)
Oral Allergy
syndrome
Serangan Asma
Akut
Syok Anafilaktik
• Bahan makanan yg menimbulkan alergi – Ig E :
telur, susu sapi, udang, kerang, kacang2an,
kacang kedelai
• Suara serak
1
Alur Deteksi Dini Kanker Paru
Deteksi Dini Kanker Paru
(Skrining)
Tatalaksana :
• Kolostomi + reanastomosis (pull through)
• Reanastomosis: teknik Swenson (pull through), Duhamel,
Soave, Boley
Prognosis: baik
107. B.Atelektasis
• Perempuan, 3 tahun batuk berlendir sejak
seminggu yang lalu.
• Keluhan disertai demam dan sesak.
• Pada pemerikasaan foto thoraks didapatkan
kepadatan berbentuk segitiga pada apeks
paru kanan dan shift trachea ke kanan.
• Diagnosis yang paling mungkin adalah?
Atelektasis
• Adalah kolapsnya paru (atau berkurangnya volume paru)
akibat:
– Obstruksi (benda asing, mukus, atau tumor di bronkus
atau bronkiolus)
– Non-obstruksi : efusi pleura , pneumotorax , Kompresi
[tumor]Adesi [defisiensi surfaktan], Sikatriks [bekasTB]
• Gejala: sesak napas dan nyeri dada
• Ro toraks:
– Opasifikasi
– Hilus tertarik ke sisi yang sakit
• Tata laksana bisa medis atau bedah, tergantung
penyebabnya
Pendekatan Klinis – Efusi Pleura,
Pneumotoraks & Atelektasis
Palpasi
Inspeksi (fremitu Perkusi Auskultasi
s)
Sisi sakit
Efusi pleura tertingga Melemah Redup Menurun
l
Trakea terdorong
Pneumotoraks ke sisi sehat Melemah Hipersonor Menurun
Trakea tertarik
Atelektasis ke sisi sakit Melemah Redup Menurun
Pneumotoraks – Definisi, Gejala & Tatalaksana
• Spasme:
– Otot napas & laring:
asfiksia & sianosis
– Otot uretral: retensio
urin
– M.mastikatoris: trismus
– M.erector trunki: kuduk
kaku, opistotonus
– M.rectus abdominis:
perut papan
– M.fasialis: risus
sardonikus
– Ekstremitas inferior:
ekstensi, lengankaku,
tangan mengepal
Tetanus – Gejala Klinis & Tatalaksana
• Tampilan klinis:
– Trismus, kaku leher, disfagia, kekakuan abdomen,
opistotonus, fleksi lengan, ekstensi tungkai, dan disfungsi
otonom
– Bisa terjadi kejang, baik akibat rangsangan maupun
spontan
– Pasien tetap sadar dan merasa kesakitan
– Jarang terjadi demam
• Penunjang: tes spatula
• Tata laksana:
– Metronidazole (untuk membunuh bakteri yang
memproduksi toksin)
– ATSatau TIG (untuk mengikat toksin bebas)
– TT(untuk menginduksiimunitas)
– Diazepam (meringankan gejala spasme)
Profilaksis Tetanus
113. D.Fenobarbital
• Anak berusia 10 hari dibawa ke IGD dengan
keluhan kejang 1 jam SMRS.
• Kejang berlangsung selama 5 menit,
kelonjotan seluruh tubuh, setelah kejang
pasien menangis.
• Tanda Vital dalam batas normal. Apabila
pasien mengalami kejang di IGD, obat apakah
yang akan anda berikan?
• Untuk bayi <2 minggu tatalaksana kejang
menggunakan fenobarbital (larutan
200mg/ml) dalam dosis 20 mg/kgBB diulangi
dengan dosis 10 mg/kgBB 30 menit setelahnya
apabila kejang berlanjut.
114. B. DemamDengeu
• Anak 5 tahun datang dengan keluhan badan demam
sejak 4 hari yang lalu disertai dengan mimisan.
• Pada pemeriksaan fisis didapatkan fisis TD 110/80
mmHg, N 120x/menit, RR22x/menit, S38,2◦C.
• Pada pemeriksaan Laboratorium didapatkan Hb 18
g/dl, Ht 47 %, Leukosit 5000, Trombosit 150.000.
• Apa diagnosisnya?
Tetralogy of Fallot (TOF)
• VSD, pulmonary stenosis, overriding aortaand
• right ventricular hypertrophy
• Cyanotic spell: biru jadi tambah biru karena
sistemik perifer resistance ↓ (nangis). Dapat
diperbaiki dengan cara ↑ resistensi perifer
(jongkok)
• PF: single second heart sound (PS)
• Foto thoraks: boot shape
TGA
• PJBsianotik . PF: Peningkatan palpasi denyut
vent.kanan, murmur holosistolik prominent
grade 3-4/6, bunyi jantung ke3, murmur
middiastolik, dan gallop. Radiologi : oval-
shaped heart ( seperti telur)
Overriding aorta
• Kelainan
kongenital
dimana aorta
terletak
langsung pada
lokasi VSD
bukan pada
ventrikel kiri.
Sehinga aorta
menerima
sebagian aliran
darah dari
ventrikel kanan.
117. A.2RHZ-4RH
• Anak 2 tahun ke dokter, karena berat badan
anaknya tidak kunjung naik.
• Ibu pasien sedang dalam pengobatan TB
sejak 1 bulan yang lalu, dan sempat
dikatakan BTA(+).
• Dilakukan tes mantoux pada anak dengan
hasil sebesar 15 mm.
TBAnak – Klasifikasi
Class Contact Infection Disease Management
• Kontak dinilai dengan adanya kontak
0 - - - - dengan pasien TBdi sekitar
lingkungan
I + - - 1st proph.
• Infeksi dinilai dengan uji Mantoux
II + + - 2nd proph. • Disease dinilai dengan TBscoring
menurut WHO
III + + + OATthera.
• Prinsipnya skor >= 6 diberikan OAT
• Kurang dari itu, lihat apakah perlu diberikan
kemoprofilaksis
PENCEGAHAN TB ANAK
• Required Criteria
– Evidence of antecedent Strep infection: ASO/ Strep
antibodies / Strep group Athroat culture / Recent scarlet
fever / anti-deoxyribonuclease B / anti-hyaluronidase
• In some cases rheumatic fever causes long-
term damage to the heart and its valves. This
is called rheumatic heart disease.
132. C. Amebiasishepar
– demam dan nyeri perut bagian atas kanan sejak 2
minggu.
– USGdidapatkan kavitas besar pada hepar dan
dikeluarkan cairan pus 15 cc dari kista tersebut.
– Pemeriksaan mikroskopik : detritus dengan sel
target di sekitarnya dan mikroorganisme yang
menempel di organ tersebut.
• Diagnosis? Amebiasis hepar
• is the most frequent
extraintestinal manifestation of
Entamoeba histolytica Amebic liver abscess
infection. Amebic liver abscess
is an important cause of space-
occupying lesions of the liver
• On sonography an abscess
shows thick walls which may
vary from a few mm to 1.5 cm
in thickness. The echogenicity
of the abscess also varies,
133. A.Atenolol
– Berdebar-debar sejak 2 bulan yang lalu. Disertai
benjolan pada leher dan penurunan BB sejak 3
bulan yang lalu.
– TD 110/70 mmHg, nadi 115 x/menit. Pemeriksaan
lab: TSHs< 0,0005 U/L, T46,3mU/L.
•Obat apa yang tepat untuk menurunkan rasa
berdebar-debar pada pasien?Atenolol
• Suspek Graves disease. Klinis : Berat badan
↓ , nafsu makan ↑ , berdebar-debar, tremor,
cemas, diare, berkeringat, iritabel. Pada
graves terdapat exophtalmus.
• Lab : TSH↓ , FT4 ↑ , FT3 ↑
• Tatalaksana : PTU, Methimazole. Pada ibu
hamil trimester I harus dengan PTU. Selain itu
juga diberikan b-bloker
(atenolol/propranolol).
134. Jawaban paling mendekati = C.2100 kkal
– Pasien 62 tahun, keluhan penurunan BBdrastis,
sering kencing, selalu haus terutama malam hari.
– BB51 kg, TB170 cm, TD 110/70 mmHg, nadi 85
x/menit.
– Gula darah sewaktu 310 mg/dl, HbA1C 8,5 %.
• Berapa jumlah kalori basal yang dibutuhkan
pasien ini? 2268kkal
• Perhitungan berat badan Ideal (BBI)dengan
rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sbb:
– Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.
• Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160
cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus
dimodifikasi menjadi:
– Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1 kg
✓BBNormal : BBideal ± 10 %
✓Kurus : < BBI - 10 %
✓Gemuk : > BBI + 10 %
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan
kalori antara lain :
– Jenis Kelamin
• Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kal/kg BBdan untuk pria sebesar 30 kal/ kg BB.
– Umur
• Untuk pasien usia di atas 40 tahun kebutuhan kalori dikurangi 5%, untuk dekade antara
40 dan 59 tahun dikurangi 10%, untuk dekade antara 60 dan 69 tahun dan dikurangi 20%.
– Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
• Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik.
Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberikan pada kedaaan istirahat,
20% pada pasien dengan aktivitas ringan, 30% dengan aktivitas sedang, dan 50%
dengan aktivitas sangat berat.
– Berat Badan
• Bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat kegemukan.
Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan
BB.
Berat badan ideal (BBI) = 90% x (170 - 100) x 1 kg
BBI = 63 Kg
BBaktual: 51 Kg
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori pada pasien ini :
– Jenis Kelamin
• Laki-laki 30 kkal/kg BB
– Umur
• Untuk pasien usia 60-69 tahun kebutuhan kalori dikurangi 20 %
– Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
• Ditambah 20% pada pasien dengan aktivitas ringan
– Berat Badan
• Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhanuntuk
meningkatkan BB.
IMT = 17,64 (BB Kurang < 18,5)
Gejala hipoglikemia:
• gejala adrenergik (berdebar-debar,banyak keringat, gemetar, dan
rasa lapar)
•gejala neuro-glikopenik (pusing, gelisah, kesadaran menurun
sampai koma).
137. A.Duodenum
• Nyeri ulu hati sejak 7 bulan yang lalu disertai
mual dan muntah.
• Nyeri berkurang dengan makan atau minum
antasida.
• Dimana letak gangguan pada kasus di atas?
Duodenum
Nyeri Epigastrium
• Nyeri episgastrium bisa merupakan inflamasi
mukosa gaster atau duodenum
• Perbedaan ulkus duodenum dan gaster
Pewarnaan gram Flora normal atau spesifik Gram (+) atau (-)
Indikasi rawat intensif : paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor (membutuhkan ventalasi mekanik
dan membutuhkan vasopressor > 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor (Pa02/FiO2
kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral, dan tekanansistolik
< 90 mmHg).
Faktor Modifikasi
146. A. Anemia penyakit kronis
– Perempuan 28 tahun, mudah lelah dan lemas
disertai sakit perut sejak 2 jam yang lalu. Pasien
mempunyai riwayat penyakit SLE.
– PF: konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik.
• Diagnosisnya adalah... Anemia penyakit
kronis
• Haematological abnormalities are common in
systemic lupus erythematosus.
• Anaemia is found in about 50% of patients,
with anaemia of chronic disease being the
most common form.
• Impaired erythropoietin response and
presence of antibodies against erythropoietin
may contribute to the pathogenesis of this
type of anaemia.
147. D. Vitamin B12 dan asam folat
• Wanita 30 tahun, pusing dan sakit kepala sejak
1 minggu. Post partum 1 minggu. Pasien
seorang vegetarian. Setiap hari pasien hanya
mengkonsumsi susu 1/3-3/4 gelas, nasi
semangkuk kecil 3x/hari, tempe 3x/hari dan
sayur-sayuran.