Anda di halaman 1dari 7

RUBRIK PENILAIAN TUGAS 1: SUMMARY

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


MATA KULIAH : MANAJEMEN SDM SKS : 6

SEMESTER : Semester Genap TA PERTEMUAN : 1-28


2020-2021

Summary Ujian : PRA UTS / UTS / PRA UAS / UAS (Lingkari salah satu)

Summary Chapter: 14 (Empat Belas)

Judul Chapter : The Dynamics of Labour Relations

Nomor Mahasiswa: 20311093

Nama Mahasiswa : Berliando Rahmadanto Pamudya

DIMENSI Bobot Nilai Nilai Total


(%)
(1-10)

Kelengkapan konten dan referensi 25%

Koherensi topik dan EYD 25%

Kejelasan dalam memaparkan dan memahami isi 25%


chapter

Kualitas Referensi 25%

Final Score (100%) 100%

Tanggal Pengumpulan: Selasa, 22 Juni 2021 Tanggal Pemeriksaan:

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Dosen

(Trias Setiawati, Dra, M.Si, Dr)


(Berliando Rahmadanto Pamudya)

RUBRIK PENILAIAN TUGAS 1: SUMMARY

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


MATA KULIAH : MANAJEMEN SDM SKS : 6
SEMESTER : Semester Genap TA PERTEMUAN : 1-28
2020-2021

Summary Ujian : PRA UTS / UTS / PRA UAS / UAS (Lingkari salah satu)

Summary Chapter: 14 (Empat Belas)

Judul Chapter : The Dynamics of Labour Relations

Nomor Mahasiswa: 20311093

Nama Mahasiswa : Berliando Rahmadanto Pamudya

DIMENSI Bobot Nilai Nilai Total


(%)
(1-10)

Kelengkapan konten dan referensi 25%

Koherensi topik dan EYD 25%

Kejelasan dalam memaparkan dan memahami isi 25%


chapter

Kualitas Referensi 25%

Final Score (100%) 100%

Tanggal Pengumpulan: Selasa, 22 Juni 2021 Tanggal Pemeriksaan:

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Dosen

(Trias Setiawati, Dra, M.Si, Dr)


(Berliando Rahmadanto Pamudya)

SUMMARY CHAPTER 14

I. Proses Hubungan Tenaga Kerja


Secara individu, karyawan mungkin dapat menggunakan kekuatan yang relatif
kecil dalam hubungan mereka dengan majikan. Jika individu karyawan percaya bahwa
mereka tidak diperlakukan secara adil, mereka akan berorganisasi menjadi serikat
pekerja untuk berunding dengan perusahaan secara bersama-sama. Serikat pekerja
merupakan perwakilan asosiasi pekerja yang terorganisir yang dibentuk untuk
memajukan kepentingan individu yang bekerja untuk perusahaan. Kemampuan pekerja
untuk membentuk serikat pekerja dan melakukan negosiasi dengan perusahaan adalah
hak hukum yang diberikan oleh Dewan Hubungan Perburuhan Nasional yaitu lembaga
yang bertanggung jawab untuk mengelola dan menegakan undang-undang. Lembaga
ini melayani kepentingan public dengan mengurangi gangguan dalam produksi atau
layanan lain yang disebabkan oleh perselisihan tenaga kerja.
Ketika pekerja memutuskan untuk berserikat, terjadi proses hubungan kerja yaitu
proses yang terdiri dari urutan logis lima peristiwa, yaitu: (1) pekerja menginginkan
perwakilan kolektif, (2) serikat pekerja memulai kampanye pengorganisasian, (3)
prosedur perwakilan Dewan Hubungan Perburuhan Nasional dimulai, (4) negosiasi
bersama perusahaan yang mengarah pada kontrak, dan (5) kontrak tersebut
diadministrasikan.
A. Faktor yang Menyebabkan Karyawan Berserikat
a. Ketidakpuasan dengan manajemen yang berkaitan dengan promosi,
transfer, pembagian shift, atau kebijakan lain yang dikelola dengan
cara yang tidak adil atau bias.
b. Kebutuhan ekonomi seperti ketidakpuasan dengan upah, tunjangan,
dan kondisi kerja.
c. Kebutuhan social dan status seperti kebutuhan akan pengakuan dan
afiliasi social bergabung dengan serikat kerja sebagai saran
memuaskan kebutuhan ini sebagai contoh menjadi pengurus serikat
pekerja.
B. Tantangan Serikat Pekerja terhadap Manajemen
Meskipun serikat pekerja memberikan banyak manfaat potensial bagi
karyawan, tetapi cenderung tidak bagi perusahaan. Bahkan, Sebagian besar
perusahaan lebih memilih untuk tidak berurusan dengan serikat pekerja.
Sementara pengusaha diketahui mengeksploitasi pekerja, serikat pekerja juga
telah diketahui mengeksploitasi majikan. Serikat pekerja sering memberikan
begitu banyak tekanan pada perusahaan. Akhirnya, serikat pekerja dapat
menimbulkan perpecahan antara manajemen dan pekerja, hal ini membuat
sulitnya menumbuhkan semangat tim dan organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi bersama. Untuk mengatasi masalah ini, banyak organisasi mencoba
untuk memastikan lingkungan kerja adalah tempat dimana karyawan
mendapat kompensasi yang baik, manajemen mendukung dan berkolaborasi
dengan pekerja dan semua karyawan diperlakukan adil.
C. Cara Mengurangi Peluang Serikat Pekerja
Ada hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan dari perspektif HRM
untuk mengurangi peluang karyawan mereka membentuk serikat pekerja.
Secara spesifik ada enam praktik atau prinsip yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mengurangi kemungkinan karyawan berserikat. (1)
menaikan gaji di atas harga pasar, (2) mempromosikan lebih banyak peluang
karir untuk karyawan, (3) melakukan audit budaya, (4) menawarkan rotasi
pekerjaan dan program pelatihan, (5) berbagi informasi dengan karyawan
tentang keadaan organisasi, serta (6) memastikan bahwa karyawan memiliki
kondisi kerja yang diinginkan.
D. Menyelenggarakan Kampanye
Begitu karyawan ingin berserikat, kampanye pengorganisasian formal
dapat dimulai baik oleh penyelenggara serikat pekerja atau oleh karyawan
yang bertindak atas nama mereka sendiri. Biasanya proses pengorganisasian
terdiri atas serangkaian langkah progresif yang mencakup lima langkah, yaitu:
1. Karyawan dan pejabat serikat pekerja bertemu untuk mengkaji
kemungkinan serikat pekerja
2. Mengumpulkan momentum saat kampanye pengorganisasian,
penyelenggara menjadwalkan pertemuan serikat kerja untuk meraih lebih
banyak pendukung.
3. Membentuk organisasi internal.
4. Organisasi mengupayakan pemilihan yang disponsori oleh pemerintah
jika jumlah karyawan cukup untuk mendukung dorongan serikat.
5. Pengorganisasian serikat pekerja disimpulkan Ketika serikat pekerja
memenangkan pemilihan. NRLB akan menyetujui serikat pekerja sebagai
perwakilan perundingan sah dari para pekerja.
E. Taktik Pengusaha Menentang Serikat Pekerja
Pengusaha menggunakan kampanye dua arah untuk melawan serikat
kerja. Pertama, bila memungkinkan perusahaan menekankan hubungan
majikan-karyawan yang menguntungkan di masa lalu tanpa adanya serikat.
Pengusaha dapat menekankan keuntungan apapun dalam upah, tunjangan,
atau kondisi kerja yang dapat dinikmati karyawan dibandingkan oleh
organisasi yang sudah berserikat. Kedua, pengusaha menekankan aspek
serikat pekerja yang tidak menguntungkan termasuk pemogojan, pembayaran
iuran serikat pekerja, penyalahgunaan hak-hak hukum anggota, dan janji
palsu serikat pekerja. Penguasaha juga dapat menggunakan statistic
pemerintah yang menunjukan bahwa serikat pekerja meakukan sejumlah
praktik nperburuhan yang tidak adil. Perusahaan juga dapat memulai
Tindakan hukum jika anggota serikat pekerja atau pemimpin mereka terlibat
dalam praktik perburuhan yang tidak adil selama penyelenggaraan
F. Bagaimana Karyawan Menjadi berserikat
Karyawan yang akan diorganisir merupakan unit tawar-menawar yang
dicakup oleh buruh yang mendapat persetujuan. NRLB mendefinisikan unit
tawar-menawar sebagai kelompok dua atau lebih karyawan yang memiliki
minat dan kondisi kerja yang sama dan mengkin secara wajar dikelompokan
bersama untuk tujuan perundingan bersama.
G. Pemilihan Perwakilan NRLB
Jika berhasil merekrut 30 persen karyawan dalam unit perundingan,
serika pekerja membuat petisi untuk pemilihan yang dilakuka NRLB. Petisi
untuk mengadakan pemilihan perwakilan biasanya diprakarsai oleh serikat
pekerja, meskipun pengusaha juga dalam keadaan tertentu memiliki hak untuk
mengajukan petisi.
II. Proses Tawar-Menawar
Mereka yang tidak terbiasa dengan negosiasi kontak melihat proses sebagai
konflik antara tenaga kerja dan manajemen. Pada kenyataannya, menegosiasikan
perjanjian kerja memerlukan persiapan ekstensif , manuver diplomayik, dan
pengembangan strategi tawar menawar yang lama. Negosiasi hanyalah salah satu
bagian dari proses perundingan bersama yaitu proses negosiasi perjanjian kerja,
termasuk pemanfaatan tekanan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya. Ada
beberapa tahapan dalam perundingan ini, diantaranya yaitu:
1. Mempersiapkan Negosiasi: mengumpulkan data pendukung proposal
tawar menawar, dan mempersiapkan negosiator yang akan berada di
dalam perundingan.
2. Mengumpulkan data tawar-menawar
3. Mengembangkan dan menentukan strategi dan taktik tawar-menawar
4. Menegosiasikan perjanjian kerja
5. Menyelesaikan kebuntuan tawar-menawar, bisa dengan bantuan pihak
ketiga seperti arbiter yaitu pihak netral yang menyelesaikan perselisihan
dengan mengeluarkan keputusan akhir.
III. Perjanjian Kerja
A. Masalah Hak Pengelolaan
Hak manajemen berkaitan dengan kondisi pekerjaan di mana
manajemen mampu melakukan control eksklusif. Hampir tanpa kecuali,
perjanjian kerja mengangung klausul hak pengelolaan. Klausul ini menyatakan
bahwa “kewenangan manajemen adalah dalam segala hal kecuali yang secara
tegas diakui dalam kesepakatan bersama atau di daerah-daerah di mana
kewenangannya dibatasi oleh hukum.” Hak pengelolaan mungkin termasuk
hak manajemen untuk menentukan produk yang akan diproduksi, menentukan
lokasi fasilitas produksi atau jasa, atau untuk memilih peralatan produksi dan
prosedurnya.
B. Perjanjian Keamanan Serikat
Keamanan serikat kerja adalah bentuk kesepakatan dimana serikat dan
majikan setuju sejauh mana serikat pekerja dapat memaksa karyawan untuk
bergabung dengan serikat pekerja dan bagaimana iurannya akan dikumpulkan.
IV. Administrasi Perjanjian Kerja
A. Prosedur Keluhan yang Dinegosiasikan
Prosedur keluhan adalah prosedur formal yang disediakan bagi serikat
untuk mewakili kepentingan anggota dan buka anggota dalam memproses
keluhan. Hal ini dianggap oleh beberapa otoritas menjadi jantung dari
perjanjian tawar-menawar atau katup pengaman yang memberikan fleksibilitas
pada keseluruhan system perundingan bersama.
B. Arbritase Keluhan
Arbitrase hak adalah arbitrase atas interpretasi tentang arti istilah kontrak atau
keluhan kerja karyawan. Fungsi dari arbitrase ini adalah untuk memberikan
solusi atas keluhan yang dialami serikat pekerja dan perusahaan tidak dapat
menyelesaikan keluhan tersebut sendiri dengan melibatkan pihak ketiga
sebagai penentu keputusan. Kedua belah pihak berkewajiban untuk mematuhi
keputusan tersebut. Arbitrase umumnya terdiri atas sidang dan penghargaan
arbitrase yaitu dokumen putusan yang tertulis secara formal dan diberikan
kepada dua belah pihak.
V. Tantangan Kontemporer ke Organisasi Buruh
A. Penurunan Keanggotaan Serikat
 Pergeseran dari industri tradisional (manufaktur, pertambangan) ke
industri teknologi tinggi
 Pertumbuhan lapangan kerja bagi pekerja paruh waktu dan temporer
 Pertumbuhan dalam bisnis kecil, dimana serikat pekerja lebih mahal
dan sulit untuk dilakukan
 Globalisasi tenaga kerja khususnya di kalangan pember kerja berupah
rendah

Daftar Pustaka

Snell, Scott A. dan Shad S. Morris. 2018. Managing Human Resources 18th Edition.
USA: Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai