Anda di halaman 1dari 11

https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.

php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905


Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN

Pengaruh Latihan Gerak Aktif Kaki dengan Teknik Open Kinetic Chain Exercise
terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Lansia dengan Nyeri Sendi Osteoartritis dan
Rheumatoid

Asminarsih Zainal Prio1*, Sitti Rachmi Misbah2, Fitri Wijayati3


1
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia: asminarsih0408@gmail.com
2
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
3
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
*(Korespondensi e-mail: asminarsih0408@gmail.com)

ABSTRAK
Tidak ada latihan khusus untuk orang tua dengan rasa sakit yang disebabkan oleh
Osteoarthritis dan rheumatoid di lembaga sosial Minaula Lansia di Kendari. Penelitian ini
bertujuan untuk memeriksa efek dari latihan kaki dengan metode rantai kinetik terbuka
pada penurunan rasa sakit pada orang tua dengan rasa sakit yang disebabkan oleh
Osteoarthritis dan rheumatoid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimental menggunakan Pretest dan posttest dengan desain kelompok kontrol.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel acak sederhana untuk mencapai
60 peserta 930 dalam kelompok intervensi dan 30 dalam kelompok kontrol). Hasilnya
menunjukkan bahwa berarti tingkat nyeri kelompok intervensi menurun sebagai 4, 83
setelah latihan kaki dengan metode rantai kinetik terbuka (berarti sebelum 5, 80, berarti
setelah 0, 97). Kesimpulan dari penelitian ini ada efektivitas latihan kaki dengan metode
rantai kinetik terbuka untuk menurunkan tingkat rasa sakit pada orang tua dengan rasa sakit
yang disebabkan oleh Osteoarthritis dan rheumatoid di Minaula lembaga sosial Lansia di
Kendari 2016 (nilai p = 0000). Penelitian ini menyiratkan bahwa latihan kaki dengan
metode rantai kinetik terbuka dapat dipertimbangkan sebagai salah satu kompetensi
Keperawatan dan diterapkan sebagai intervensi keperawatan untuk penurunan tingkat nyeri
yang disebabkan oleh Osteoarthritis dan rheumatoid.
Kata kunci: Gerakan kaki, Lansia, Metode open kinetic chain, Osteoartritis

Abstract
There was not specialy exercise for elderly with pain caused by osteoarthritis and
rheumatoid at the Minaula Social Institution of Elderly at Kendari. This researches aims to
examine the effect of foot exercise with open kinetic chain methods on decreasing pain on
elderly with pain caused by osteoarthritis and rheumatoid at the Minaula Social Institution
of Elderly at Kendari. The method used in this research was quasi experimental using
pretest and posttest with control group design. Data collections was conducted by simple
random sampling to reach 60 participant 930 in intervention group and 30 in control group).
The result showed that mean of pain level of intervention group was decreased as 4,83 after
foot exercise with open kinetic chain methods (mean before 5,80, mean after 0,97). The
conclution of this research there was an effectiveness of foot exercise with open kinetic
chain methods to decreased pain level in elderly with pain caused by osteoarthritis and
rheumatoid at Minaula Social Institution of Elderly at Kendari 2016 (p value = 0,000). This
research implied that foot exercise with open kinetic chain methods can be consider as one
of nursing competencies and applied as a nursing intervention to decreased pain level
caused by osteoarthritis and rheumatoid.
Keywords: Elderly, Foot exercise, Osteoartrithis, Open kinetic chain methods, Pain

15
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

PENDAHULUAN Dengan terbentuknya osteofit maka


akan mengiritasi membran sinovial dimana
Menurut Undang Undang Kesehatan
terdapat banyak reseptor-reseptor nyeri dan
Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009
kemudian akan menimbulkan hidrops.
tentang kesehatan lanjut usia adalah
Dengan terjepitnya ujung-ujung saraf
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun
polimodal yang terdapat di sekitar sendi
ke atas. Indonesia sendiri menduduki
karena terbentuknya osteofit serta adanya
rangking keempat di dunia dengan jumlah
pembengkakan dan penebalan jaringan
lansia 24 juta jiwa yang belum terlalu
lunak di sekitar sendi maka akan
mendapat perhatian. Tidak hanya
menimbulkan nyeri tekan dan nyeri gerak.
menghadapi angka kelahiran yang semakin
meningkat, Indonesia juga menghadapi Penatalaksanaan untuk osteoatritis
beban ganda (double burden) dengan diantaranya adalah dengan menggunakan
kenaikan jumlah penduduk lanjut usia (60 obat, istrahat, relaksasi, olahraga, diet,
tahun ke atas) karena usia harapan hidup intruksi tentang penggunaan sendi yang
yang makin panjang bisa mencapai 77 tahun baik, dan cara menghemat energy tubuh.
(Depkes RI, 2010). Aktivitas gerak fisik atau olahraga dapat
mengurangi nyeri dan kekakuan sendi, serta
Laporan jumlah lanjut usia di Sulawesi
dapat meningkatkan kelenturan, otot yang
tenggara pada tahun 2011 yang berusia
kuat dan ketahanan.
berusia 60 tahun keatas sebesar 132.810 jiwa
dan lanjut usia pada tahun 2012 yang berusia Latihan gerak aktif merupakan
berusia 60 tahun keatas sebesar 134.965 serangkaian gerak fisik yang dilakukan
Jiwa dan lanjut usia pada tahun 2013 yang dalam usaha penyembuhan atau
berusia berusia 60 tahun ke atas sebesar meningkatkan kualitas hidup penderita,
137.130 Jiwa. mengelola penyakitnya dan menunda atau
meniadakan komplikasi yang akan
Pertambahan jumlah penduduk lanjut
ditimbulkannya. Penggunaan aktivitas fisik
usia akan diikuti pula oleh meningkat dan
sebagai usaha terapi tidak dapat berdiri
kompleksnya permasalahan yang dihadapi
sendiri, melainkan bersifat komplementer
para lansia. Secara individu, pengaruh
dengan usaha terapi yang lain misalnya
proses menua dapat menimbulkan berbagai
pengaturan makan dan pengobatan
masalah baik fisik, biologis, mental maupun
konvensional yang telah terbukti peranannya
sosial ekonomis. Salah satu penyakit yang
(Herry, 2009).
sering di alami oleh lansia adalah nyeri
Osteoatritis (Nugroho, 2008). Dengan pemberian latihan aktif
bertujuan untuk meningkatkan stabilitas
Osteoarthritis adalah salah satu
sendi dan kekuatan otot-otot sekitar lutut
kelainan muskuloskeletal yang paling sering
terutama Quadriceps terutama pada m.
dijumpai di seluruh dunia dan merupakan
vastus medialis karena latihan ini berguna
penyebab utama impairment dan disabilitas.
untuk mengurangi iritasi yang terjadi pada
Osteoartritis merupakan suatu keadaan
permukaan kartilago artikularis patella,
patologi yang mengenai kartilago hialin dari
memelihara dan meningkatkan stabilitas
sendi lutut, di mana terjadi pembentukan
aktif pada sendi lutut juga dapat memelihara
osteofit pada tulang rawan sendi dan
nutrisi pada synovial menjadi lebih baik.
jaringan subchondral yang menyebabkan
Dengan gerakan yang berulang pada latihan
penurunan elastisitas dari sendi. Jika
ini akan terjadi peningkatan kerja otot-otot
kerusakan berlangsung terus berlanjut maka,
sekitar sendi sehingga mempercepat aliran
bentuk sendi tidak beraturan dengan adanya
darah sehingga metabolisme juga ikut
penyempitan celah sendi, osteofit,
meningkat sehingga sisa-sisa metabolisme
ketidakstabilan dan deformitas.
akan ikut terbawa aliran darah sehingga
nyeri berkurang.

16
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

Berbagai penelitian telah dilakukan METODE


terkait efektifitas latihan isotonik Open Jenis Penelitian
kinetic chain Exercise terhadap penurunan
nyeri yaitu oleh fehr G.L; Junior A.C; Cacho Penelitian ini akan mengembangkan
E.W.A; dan Miranda J.B (2006); Model Latihan Gerak Aktif Kaki yang
Kachanathu S.J; Kaur H; Natho M; dan Khusus digunakan pada usia lanjut penderita
Nuhmani S (2013). Serta pengaruh Open Osteoartritis. Penelitian ini menggunakan
Kinetik Chain Exercise terhadap strategi penelitian dan pengembangan atau
peningkatan aktivitas fungsional oleh research & development (R & D).
Nugroho H.B. (2015). Alasan mengapa dipilih strategi
Data Jumlah Lansia di Panti Sosial penelitian dan pengembangan adalah
Trena Werdha Minaula Kendari adalah 95 strategi ini merupakan strategi yang sangat
orang pada tahun 2015, dengan jumlah powerfull untuk mengembangkan praktek
Lansia penderita Osteoartritis 33 orang. dengan menghasilkan produk
Latihan fisik yang dilaksanakan di Panti pengembangan. Selain itu penggunaan
Sosial Tresna werdha Minaula Kendari pendekatan penelitian dan pengembangan
adalah berupa senam Lansia yang dilakukan tujuannya bukan hanya menemukan profil
pada seluruh tubuh. Lansia osteoarthritis impelementasi atau praktek, namun lebih
yang tinggal di Panti Sosial tresna werdha dari itu mengembangkan model yang efektif
Minaula Kendari sering kali tidak mengikuti dan mudah dalam penerapannya, sesuai
senam lansia tersebut dengan alasan dengan kondisi dan kebutuhan nyata di
merasakan nyeri pada lutut dan pergelangan lapangan.
kaki, merasakan kelelahan, dan kadang Penelitian ini menggunakan model
merasa nyeri kambuh bila mengikuti semua penelitian dan pengembangan yang
gerakan senam yang diajarkan. Berdasarkan dikembangkan terdiri dari 10 langkah atau
fenomena tersebut maka peneliti tertarik siklus, dimana rangkaian langkah-langkah
untuk menciptakan produk latihan gerak penelitian dan pengembangan dilakukan
aktif kaki isotonic dengan teknik open secara siklik, dan pada setiap langkah yang
kinetic chan exercise khusus pada penderita akan dilalui atau dilakukan selalu mengacu
osteoarthritis untuk menurunkan nyeri sendi pada hasil langkah sebelumnya hingga pada
lansia. akhirnya diperoleh suatu produk yang baru.
Berdasarkan uraian di atas maka Namun demikian pada pengembangan
peneliti akan melakukan penelitian tentang Model Latihan gerak aktif kaki dengan
Pengembangan Model Latihan Gerak Aktif teknik open kinetic chain exercise pada
Kaki Isotonik Dengan Teknik Open Kinetik lansia nyeri sendi ini dikelompokkan
chain Exercise Untuk Menurunkan menjadi 3 tahap yaitu penyederhanaan dari
Intensitas Nyeri dan kekakuan, serta 10 langkah menjadi 3 langkah yaitu tahap 1)
Peningkatan Aktivitas fungsional Pada Usia studi pendahuluan yang terdiri atas kajian
Lanjut Penderita Osteoartritis Di Panti pustaka dan studi lapangan; 2)
Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari Pengembangan draf model yang terdiri dari
Tahun 2016. penyusunan draf awal, uji coba terbatas, dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk uji coba lebih luas; dan tahap 3) Pengujian
mengembangan model latihan gerak aktif yang dilaksanakan dalam bentuk
kaki dengan teknik open kinetic chain eksperimen.
exercise dan pengaruhnya terhadap Luaran yang diharapkan dari
intensitas nyeri Pada Usia Lanjut Penderita penelitian ini adalah didapatkan suatu
nyeri sendi Di Panti Sosial Tresna Werdha produk pengembangan model Latihan Gerak
Minaula Kendari tahun 2016. Aktif Kaki Isotonik dengan teknik open

17
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

kinetic chain exercise khusus bagi usia lanjut 0 : Tidak Nyeri


penderita Osteoartritis sebagai alternative 1-3 : Nyeri Ringan
cara menurunkan intensitas nyeri, kekakuan, 4-6 : Nyeri Sedang
dan aktivitas fungsional pada usia lanjut 7-10 : Nyeri Berat
penderita Osteoartritis, sehingga dapat Pengolahan dan Analisis Data
dijadikan salah satu terapi dan program
Analisis data bertujuan untuk melihat
intervensi pada usia lanjut penderita
sebaran responden pada variabel penelitian
Osteoartritis.
sebelum dan setelah intervensi serta menguji
Perubahan yang diamati pada variabel-variabel penelitian yaitu variabel
penelitian ini adalah Intensitas nyeri lansia independen (bebas) dan variabel dependen
penderita osteoarthritis. Intensitas nyeri (terikat). Sebelum dilakukan analisis
diukur menggunakan NRS untuk mengukur bivariat, untuk menentukan jenis uji bivariat
intensitas nyeri sebelum dan sesudah yang digunakan maka perlu dilakukan uji
dilakukan latihan gerak aktif kaki dengan homogenitas atau uji kesetaraan pada setiap
teknik open kinetic chain exercise sebanyak variabel penelitian. Uji homogenitas
12 kali latihan. dilakukan untuk membandingkan apakah
Lokasi dan Waktu Penelitian karakteristik kelompok intervensi dan
kelompok kontrol memiliki kesamaan varian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan (homogen atau tidak). Apabila pada uji
Februari-Desember 2016 di Panti Werdha homogenitas didapatkan nilai p > 0,05 maka
Minaula Kendari di Wilayah Kerja variabel tersebut homogen atau ada
Puskesmas Ranomeeto Kendari. kesetaraan antara kelompok intervensi dan
Populasi dan Sampel kelompok kontrol. Uji homogenitas adalah
merupakan salah satu prasyarat dilakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah analisis parametrik. Pada variabel yang
seluruh usia lanjut yang mengalami nyeri homogen dapat langsung dianalisis
sendi di Panti Werdha Minaula dan menggunakan uji parametrik karena sudah
Posyandu Lansia di wilayah kerja memenuhi syarat untuk dilakukan uji
Puskesmas Poasia Kendari yang berjumlah parametrik, sedangkan pada variabel yang
63 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah tidak homogen dilakukan transformasi data
60 orang. Yang akan dibagi menjadi 2 agar didapatkan data yang homogen. Namun
kelompok, yaitu 30 orang kelompok jika setelah dilakukan transformasi data
intervensi dan 30 orang kelompok kontrol. tetap menunjukan hasil yang tidak homogen
Pengumpulan Data maka analisisnya menggunakan uji non
parametrik.
Perubahan yang diamati pada
penelitian ini adalah intensitas nyeri lansia Uji statistik yang digunakan pada
penderita osteoarthritis. Intensitas nyeri analisis bivariat adalah uji analisis
diukur menggunakan instrument Numeric komparatif (uji beda) yang akan dijabarkan
Rating Scale (NRS) untuk mengukur berikut ini : (1) Uji beda dua mean sampel
intensitas nyeri sebelum dan sesudah berpasangan (dependen). Uji ini digunakan
dilakukan latihan gerak aktif kaki dengan untuk menguji kemaknaan perbedaan mean
teknik open kinetic chain exercise sebanyak variabel penelitian antara sebelum dan
12 kali latihan. setelah. Variabel yang akan dinilai
menggunakan uji beda dua mean adalah
variabel intensitas nyeri antara sebelum dan
sesudah intervensi. Uji yang digunakan
adalah paired t test. (2) Uji beda dua mean
sampel tidak berpasangan (independen). Uji
Kriteria obyektif: ini digunakan untuk menguji kemaknaan

18
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

perbedaan mean variabel penelitian antara dan kelompok kontrol. Uji yang digunakan
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. adalah pooled t test.
Variabel yang dinilai menggunakan uji beda HASIL
dua mean tidak berpasangan adalah
intensitas nyeri antara kelompok intervensi Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari
Kelompok Total
Karakteristik Intervensi Kontrol
n %
n % n %
Jenis kelamin
Laki-laki 11 36,7 11 36,7 22 36,7
Perempuan 19 63,3 19 63,3 38 63,3
Umur
60-74 21 70,0 21 70,0 42 70,0
75-90 8 26,7 8 26,7 16 26,7
>90 1 3,3 1 3,3 2 3,3
Pendidikan
Tidak sekolah 16 53,3 10 33,3 26 43,4
SD 10 33,3 14 46,7 24 40,0
SMP 3 10,0 5 16,7 8 13,3
SMA 1 3,3 1 3,3 2 3,3
Sumber data: hasil uji statistik data penelitian
Total jumlah responden yaitu 60 lansia terbanyak adalah 60 – 74 tahun yaitu 42
mayoritas lansia dengan nyeri sendi berjenis orang (70,0%), kategori pendidikan
kelamin perempuan, yaitu sebanyak 38 terbanyak adalah tidak sekolah yaitu 26
orang (63,3%), kategori umur yang orang (43,4%).
Tabel 2. Distribusi Riwayat Keluarga dan Indeks Massa Tubuh Responden di Panti Sosial
Tresna Werdha Minaula Kendari
Kelompok Total
Karakteristik Intervensi Kontrol
n %
n % n %
Riwayat keluarga
Ya 7 23,3 9 30,0 16 26,7
Tidak 23 76,7 21 70,0 44 73,3
Indeks Massa Tubuh
<18,5 8 26,7 21 70,0 29 48,3
18,5-25 21 70,0 8 26,7 29 48,3
>25 1 3,3 1 3,3 2 3,4
Sumber data: hasil uji statistik data penelitian
Mayoritas lansia dengan nyeri sendi tidak Gambaran Intensitas Nyeri Lansia
memiliki riwayat keluarga penderita penyakit Penderita Nyeri Sendi Sebelum dan
nyeri sendi yaitu 44 orang (73,3%), dan kategori Sesudah Dilakukan Latihan Gerak Aktif
IMT yang terbanyak adalah dalam kategori Kaki dengan Teknik Open Kinetic Chain
kurus dan normal yaitu masing-masing sebanyak Exercise pada Kelompok Intervensi
29 orang (48,3%).
Tabel 3. Distribusi Intensitas Nyeri Kelompok Intervensi di PSTW Minaula Kendari, November
2016 (n=30)
Frekuensi Mean (SD)
Intensitas
Pre Post
Nyeri Pre Post
n % n %
Tidak nyeri 0 0 20 66,7 5,80 0,97

19
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

Ringan 3 10,0 9 30,0 (1,424) (1,650)


Sedang 12 40,0 0 0
Berat 15 50,0 1 3,3
Sumber data: hasil uji statistik data penelitian
Hasil analisis distribusi lansia dengan kategori nyeri yang terbesar adalah pada
nyeri sendi berdasarkan intensitas nyeri pada kategori nyeri berat yaitu 15 orang (50%),
kelompok intervensi diperoleh data bahwa sedangkan setelah intervensi rata-rata
pada saat sebelum dilakukan intervensi intesitas nyeri adalah 0,97 dengan SD 1,650
latihan gerak aktif kaki dengan teknik open dengan kategori intensitas nyeri yang
kinetik chain exercise rata-rata intensitas terbanyak adalah tidak nyeri yaitu 20 orang
nyeri adalah 5,80 dengan SD 1,424 dengan (66,7%).
Tabel 4. Distribusi Intensitas Nyeri Kelompok Kontrol di PSTW Minaula Kendari, November
2016 (n=30)
Frekuensi Mean (SD)
Intensitas
Pre Post
Nyeri Pre Post
n % n %
Tidak nyeri 0 0 0 0
Ringan 8 26,7 7 23,3 5,50 5,37
Sedang 5 16,6 10 33,3 (1,996) (1,847)
Berat 17 56,7 13 43,3
Sumber data: hasil uji statistik data penelitian
Hasil analisis distribusi lansia dengan sedangkan setelah intervensi rata-rata
nyeri sendi berdasarkan intensitas nyeri pada intesitas nyeri adalah 5,37 dengan SD 1,847
kelompok kontrol diperoleh data bahwa dengan kategori intensitas nyeri yang
pada saat sebelum dilakukan intervensi terbanyak adalah nyeri berat yaitu 13 orang
latihan gerak aktif kaki dengan teknik open (43,3%).
kinetik chain exercise rata-rata intensitas Analisis Perbedaan Intensitas Nyeri
nyeri adalah 5,50 dengan SD 1,996 dengan Sebelum dan Sesudah Intervensi pada
kategori nyeri yang terbesar adalah pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
kategori nyeri berat yaitu 17 orang (56,7%),
Tabel 5. Analisis Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok
Intervensi dan Kontrol
Variabel n Mean Beda Mean SD p-value
Kelompok intervensi
Sebelum 30 5,80 4,83 1,424 0,000
Sesudah 30 0,97 1,650
Kelompok kontrol
Sebelum 30 5,50 0,13 1,996 0,588
Sesudah 30 5,37 1,847
Sumber data: hasil uji statistik data penelitian
Rata-rata intensitas nyeri lansia intensitas nyeri lansia penderita nyeri sendi
penderita nyeri sendi pada kelompok antara sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi sebelum dilakukan intervensi intervensi latihan gerak aktif kaki dengan
latihan gerak aktif kaki dengan teknik open teknik open kinetik chain exercise yaitu rata-
kinetik chain exercise adalah 5,80 dengan rata intensitas nyeri lansia penderita nyeri
standar deviasi 1,424. Sesudah dilakukan sendi sesudah dilakukan intervensi lebih
intervensi didapatkan rata-rata intensitas rendah daripada sebelum dilakukan
nyeri lansia penderita nyeri sendi adalah intervensi pada kelompok intervensi (p =
0,97 dengan standar deviasi 1,650. Hasil 0,000; α = 0,05).
analisis didapatkan bahwa ada perbedaan
20
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

Rata-rata intensitas nyeri lansia intensitas nyeri lansia penderita nyeri sendi
penderita nyeri sendi pada kelompok kontrol antara sebelum dan sesudah dilakukan
sebelum dilakukan intervensi latihan gerak intervensi latihan gerak aktif kaki dengan
aktif kaki dengan teknik open kinetik chain teknik open kinetik chain exercise (p =
exercise adalah 5,50 dengan standar deviasi 0,588; α = 0,05).
1,996. Sesudah dilakukan intervensi Perbedaan Intensitas Nyeri Sesudah
didapatkan rata-rata intensitas nyeri lansia Intervensi antara Kelompok Intervensi
penderita nyeri sendi adalah 5,37 dengan dan Kelompok Kontrol
standar deviasi 1,847. Hasil analisis
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
Tabel 6. Analisis Perbedaan Intersintas Nyeri Sesudah Intervensi pada Kedua Kelompok
Variabel n Mean SD p-value
Kelompok intervensi 30 0,97 1,650 0,000
Kelompok kontrol 30 5,37 1,847
Sumber data: hasil uji statistik data penelitian
Ada perbedaan intensitas nyeri antara kandidat multivariat dengan menganalisis
kelompok intervensi dan kelompok kontrol bivariat antara variabel confounding dengan
sesudah dilakukan intervensi latihan gerak variabel dependen (bila p value < 0,05 maka
aktif kaki dengan teknik open kinetik chain masuk model multivariat). Dalam penelitian
exercise (p = 0,000; α = 0,05). ini, terdapat satu variabel yang diduga dapat
mempengaruhi intervensi latihan gerak aktif
Analisis Multivariat Pengaruh Latihan
kaki dengan teknik open kinetic chain
Gerak Aktif kaki terhadap Intensitas
terhadap intensitas nyeri lansia dengan nyeri
Nyeri setelah Variabel Perancu
sendi yaitu riwayat (variabel confounding).
Dikontrol
Hasil analisis bivariat antara variabel
Analisis multivariat dilakukan untuk confounding dengan variabel dependen
mengidentifikasi variable independen mana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
yang paling besar pengaruhnya terhadp
Tabel 7. Hasil Analisis Penentuan Kandidat
variabel dependen, apakah variabel Multivariat
independen berhubungan dengan variabel Variabel Nilai F p-value
dependen dipengaruhi oleh variael lain atau Umur 1,667 0,489
tidak, atau untuk mengidentifikasi bentuk Jenis kelamin 0,105 0,362
hubungan beberapa variabel independen Riwayat 0,116 0,008
dengan variabel dependen apakah IMT 0,248 0,354
berhubungan langsung atau pengaruh tidak Latihan gerak aktif kaki 14,186 0,076
langsung. Sumber data: hasil uji statistik data penelian
Untuk mengetahui pengaruh latihan Berdasarkan hasil di atas, dapat
gerak aktif kaki dengan teknik open kinetic diketahui bahwa diantara 5 variabel, ada dua
chain terhadap intensitas nyeri setelah variabel yang dapat masuk dalam model
dikontrol variabel perancu maka dilakukan multivariat yaitu variabel riwayat dan latihan
analisis multivariate. Uji statistik yang gerak aktif kaki. Hal ini disebabkan karena
digunakan adalah uji regresi linear. Tahapan kedua variabel ini mempunyai nilai p value
analisis multivariat meliputi pemilihan <0,25. Dengan demikian, dapat disimpulkan
variabel kandidat multivariat, pembuatan bahwa variabel riwayat dan latihan gerak
model dan uji asumsi. Berikut ini akan aktif kaki dapat mempengaruhi intensitas
dilaporkan hasil analisis multivariat dengan nyeri lansia dengan nyeri sendi.
uji regresi linear ganda secara bertahap. Langkah kedua yang dilakukan adalah
Langkah pertama yang dilakukan menentukan model untuk menentukan
adalah melakukan pemilihan variabel determinan intensitas nyeri lansia dengan

21
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

nyeri sendi dengan cara melakukan uji IMT 0,361 0,789


regresi linier pada variabel yang memenuhi Latihan gerak kaki -2,966 0,000
syarat uji multivariat. Tabel 7 menunjukan Sumber data: hasil uji statistik data penelitian
hasil uji regresi linier pada variabel yang Paling dominan mempengaruhi
memenuhi syarat uji multivariat. intensitas nyeri lansia dengan nyeri sendi
Tabel 8. Hasil Uji Regresi Linear terhadap adalah variabel yang memiliki nilai coef. B
Variabel yang dapat Mempengaruhi yang paling tinggi. Dari tabel di atas
Intervensi Latihan diketahui bahwa variabel dominan yang
p- R- mempengaruhi intensitas nyeri penderita
Variabel B R
value square nyeri sendi adalah latihan gerak aktif kaki
Riwayat 1,430 0,007 0,779 0,639 dengan teknik open kinetic chain dengan
Latihan -2,983 0,000 nilai coef B yaitu 2,966.
Sumber data: hasil uji statistik data penelitian
Pada kelompok intervensi, terjadi
Dari hasil uji diatas didapatkan bahwa penurunan intensitas nyeri lansia dengan
tidak ada variabel perancu memiliki nilai p nyeri sendi sesudah diberikan intervensi
value > 0,05. Langkah selanjutnya adalah latihan gerak aktif kaki dengan teknik open
pembuatan model terakhir setelah kinetik chain sebesar 4,83. Untuk
mengeluarkan variabel perancu dengan nilai membuktikan bahwa intervensi latihan
p value > 0,05. gerak aktif kaki dengan teknik open kinetik
Tabel 9. Hasil Analisis Multivariat Regresi chain efektif dalam menurunkan intensitas
Linier nyeri lansia dengan nyeri sendi adalah
r R- Persamaan Garis p- dengan melakukan uji statistik dengan
square value paired t test, dimana hasil uji menunjukan
0,779 0,636 intensitas nyeri = 0,000 bahwa ada pengaruh latihan gerak aktif kaki
3,194 dengan teknik open kinetik chain terhadap
+ 1,430 riwayat
penurunan intensitas nyeri lansia dengan
- 2,983 latihan
nyeri sendi di PSTW Minaula Kendari
Sumber data: hasil uji statistik data penelitian
(p=0,000; α=0,05). Dengan demikian maka
Berdasarkan hasil tersebut dapat latihan gerak aktif kaki dengan teknik open
dilihat bahwa hubungan intervensi latihan kinetik chain efektif dalam menurunkan
gerak aktif kaki dengan teknik open kinetic intensitas nyeri lansia dengan nyeri sendi.
chain dan riwayat dengan intensitas nyeri
menunjukan hubungan yang kuat (r = PEMBAHASAN
0,779). Dari hasil di atas juga diperoleh Nyeri merupakan gejala utama pada
bahwa latihan gerak aktif kaki dengan teknik pasien Rheumatoid Arthritis dan
open kinetic chain dan riwayat menentukan Osteoarthritis yang sering menyebabkan
intensitas nyeri sebesar 63,9%, sisanya pasien membatasi aktivitasnya. Latihan
ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti penguatan dapat mengurangi keluhan nyeri.
dalam penelitian ini. Pada tahap awal digunakan latihan
Selanjutnya untuk mengidentifikasi penguatan otot isometrik karena gerak sendi
faktor dominan yang mempengaruhi yang terbatas sehingga tidak menimbulkan
intensitas nyeri lansia dengan nyeri sendi nyeri. Selain itu sebelum melakukan latihan
dapat dilihat pada tabel berikut ini : harus dilakukan latihan pemanasan
muskuloskletal dan kardiovaskular serta
Tabel 10. Hasil Analisis Faktor Dominan latihan fleksibilitas. Latihan dilakukan
yang Mempengaruhi Intensitas Nyeri sebatas gerakan bebas nyeri serta harus
Variabel B p-value menghindari postur dan gerakan
Umur 0,324 0,547
yang meningkatkan nyeri dan menimbulkan
Jenis kelamin 0,698 0,165
edema. Pasien juga diajari untuk memonitor
Riwayat 1,337 0,019

22
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

sendiri latihannya untuk menghindari nyeri Cruciatum Ligament Reconstruction


dan delayed onset muscle soreness. menyatakan bahwa perbedaan antara open
dan closed kinetic chain exercise tidak pada
Latihan gerak aktif adalah
pergerakan kinematik tetapi lebih pada gaya
menggerakkan setiap persendian dengan
beban yang ditransmisikan ke knee joint
maksimal dan bebas tanpa menyebabkan
(single joint) sedangkan pada closed kinetic
rasa nyeri (Elyas, 2002). Latihan gerak aktif
chain beban ditransmisikan ke sendi ankle,
adalah latihan yang menggerakkan
knee, dan hip joint (multiple joint).
persendian seoptimal dan seluas mungkin
sesuai kemampuan seseorang yang tidak Latihan penguatan dimulai dengan
menimbulkan rasa nyeri pada sendi yang latihan penguatan isometrik (brief isometric
digerakkan. Latihan gerak aktif pada exercise) karena latihan ini tidak melibatkan
penelitian ini merupakan gerakan-gerakan gerakan sendi dan tidak memperberat gejala
yang banyak dilakukan pada kegiatan sehari- OA lutut. Sendi lutut diposisikan pada
hari. Adanya pergerakan pada persendian posisi yang nyaman (biasanya posisi
akan menyebabkan terjadinya peningkatan ekstensi) dan kemudian otot quadrisep
aliran darah pada kapsul sendi (Indri s., dikontraksikan maksimal selama minimal 6
2015). detik, minimal dilakukan 2 kali sehari.
Sambil melakukan kontraksi otot pasien
Latihan gerak aktif dalam penelitian
diminta untuk menghitung dengan suara
ini adalah menggunakan latihan dengan
keras untuk menghindari manuver Valsava.
tekhnik open kinetic chain, konsep awal dari
Penggunaan elastic belt atau rubber loop
kinetic chain berasal dari bidang mekanik
yang terbuat dari tire inner tube ( ban dalam)
yang kemudian dipublikasikan kembali oleh
merupakan cara praktis untuk mendapat
Reuleux pada tahun 1875, didalamnya
feedback proprioseptif saat otot berkontraksi
mempelajari tentang bermacam-macam
isometrik melawan tahanan. Kontraksi
rangkaian gerakan, rangkaian gerakan
isometrik harus ditahan minimal 6 detik
tersebut dihasilkan dari beberapa segmen
untuk memungkinkan tercapainya puncak
yang saling berhubungan melalui suatu
tegangan otot dan perubahan metabolik di
persendian dimana hal ini akan menjadi
otot, dan tidak boleh lebih dari 10 detik
suatu sistem untuk memungkinkan
karena akan menyebabkan otot cepat
terjadinya pergerakan satu segmen pada satu
kelelahan/fatique.
sendi atau beberapa segmen yang diikuti
oleh sendi lainnya (Kisner C., Cosby L.A, Latihan quadricep setting adalah
2007). contoh latihan penguatan isometrik otot
quadrisep dengan fokus pada kontraksi
Pada open kinetic chain segmen distal
vastus medialis obliq. Latihan dilakukan
terjadi pergerakan atau tidak terfiksasi
dengan pasien posisi supine atau duduk dan
(insersio bergerak terhadap origo) biasanya
lutut posisi ekstensi dan pergelangan kaki
pada open kinetic chain pergerakan hanya
dorsifleksi. Pasien diberi perintah ”tekan
terjadi pada satu sendi (single joint) dan
lutut anda ke bawah, dan kencangkan otot
tanpa disertai pergerakan pada segmen
paha”. Kontraksi ditahan selama 6-10 detik,
proksimalnya, contoh pergerakan pada open
istirahat beberapa detik, dan kemudian
kinetic chain antara lain ayunan kaki saat
kontraksi lagi. Latihan dilakukan 8-12 kali
berjalan (swing phase), menendang atau
repetisi, diulang beberapa kali sehari. Jika
melempar bola, ayunan tangan saat berjalan
pasien merasa kurang nyaman, bisa
(Fehr G.L., Cacho E.W.A., Miranda J.B,.
ditambahkan gulungan handuk di bawah
2006).
lutut.
Kachanathu dkk (2013) pada
Untuk menghindari cedera pada otot,
artikelnya yang berjudul Open or Closed
berikan tahanan secara bertahap, serta
Kinetic Chain Exercise After Anterior
turunan kontraksi otot secara bertahap pula.

23
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

Hal ini membantu peningkatan Werdha Minaula Kendari adalah latihan


tegangan/tension otot secara bertahap, gerak aktif kaki dengan teknik open kinetik
menjamin kontraksi otot yang bebas nyeri, chain setelah mengontrol variabel riwayat.
dan menghindari resiko gerakan sendi yang Saran yang bisa direkomendasikan
tidak terkontrol. dari hasil penelitian ini adalah agar Latihan
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa gerak aktif kaki dengan teknik open kinetik
mayoritas responden (76,7%) melakukan chain menjadi salah satu kompetensi yang
teknik relaksasi sesuai pedoman dan jadwal harus dimiliki perawat dan dijadikan sebagai
yaitu satu kali sehari pada pagi hari selama intervensi dalam asuhan keperawatan terkait
12 kali, sedangkan sisanya 23,3% hanya penatalaksanaan nyeri sendi
melakukan latihan gerak aktif kaki dengan nonfarmakologis, serta Perlu dibuat buku
teknik open kinetik chain sebanyak delapan panduan perawatan nyeri sendi di Panti dan
kali. di rumah dengan latihan gerak aktif kaki
dengan teknik open kinetik chain sebagai
Pelaksanaan latihan gerak aktif kaki
salah satu cara perawatan yang dianjurkan,
sesuai dengan pedoman dan jadwal maka
serta diperlukan simulasi pelaksanaan
akan memberikan efek yang lebih besar dan
latihan gerak aktif kaki dengan teknik open
memberikan efek terapeutik yang lebih baik
kinetik chain oleh kader kesehatan atau
dalam menurunkan intensitas nyeri lansia
petugas kesehatan kepada masyarakat.
dengan nyeri sendi. Hal ini terbukti dari hasil
penelitian didapatkan bahwa pada lansia DAFTAR PUSTAKA
yang melakukan latihan gerak aktif kaki Depkes, RI. 2010. Penerapan Proses
teratur atau sesuai pedoman (n = 23) yaitu Keperawatan pada Klien dengan
sebanyak satu kali sehari selama 12 hari
Gangguan Sistem Maskuloskeletal,
menunjukan penurunan intensitas nyeri Jakarta : Pusdiknakes.
sebesar 6,00, sedangkan pada lansia dengan Elyas E. 2002. Pendekatan Terapi Fisik pada
nyeri sendi yang tidak melaksanakan latihan Osteoarthritis. Pertemuan Ilmiah
gerak aktif kaki dengan teknik open kinetik Tahunan PERDOSRI 2002. Bidang
chain sesuai pedoman (n=7) hanya Pendidikan dan Latihan Pengurus
menunjukan penurunan intensitas nyeri Besar PERDOSRI. Jakarta.
sebesar 4,48. Fehr G.L; Junior A.C; Cacho E.W.A;
KESIMPULAN DAN SARAN Miranda J.B. 2006. Effectiveness of
The Open and Closed Kinetik Chain
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
exercises in The Treatment of the
Ada pengaruh latihan gerak aktif kaki
Patellofemoral Pain Syndrome.
dengan teknik open kinetik chain terhadap
Journal Rev Bras Med Esporte – Vol
intensitas nyeri lansia dengan nyeri sendi di
12 No. 2 – Mar/Abr, 2006 diakses 1
Panti Sosial Trena Werdha Minaula
Juni 2016
Kendari, Hal ini ditunjukan dengan data
Herry Isbagio, Bambang SH . 2009. Masalah
pada saat sesudah intervensi rata-rata
dan Penanganan Osteoarthritis Sendi
intensitas nyeri pada kelompok intervensi
lutut. Cermin Dunia Kedokteran.
lebih rendah daripada kelompok kontrol
Indri S. 2015. Latihan closed kinetic chain
(Intervensi = 0,97; Kontrol = 5,37). Dengan
lebih baik daripada open kinetic chain
demikian maka terjadi penurunan intensitas
untuk meningkatkan kemampuan
nyeri lansia dengan nyeri sendi sesudah
fungsional pada osteoarthritis lutut
diberikan intervensi latihan gerak aktif kaki
setelah pemberian micro wave
dengan teknik open kinetik chain sebesar
diathermy (MWD) dan transcutaneus
4,83. Selanjutnya faktor dominan yang
electrical nerve stimulation (TENS).
paling mempengaruhi intensitas nyeri lansia
2015.http://ojs.unud.ac.id/index.php/s
dengan nyeri sendi di panti Sosial Tresna
port/article/diakses 3 Juni 2015

24
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 9, Nomor 1, Juni 2017

Kachanathu S.J; Kaur H; Natho ; and Available:http://www.depkes.go.id/di


Nuhmani S. 2013. The Effect of Open akses 3 Juni 2015
and Closed Kinematics Chan Nugroho H.B. 2015. Pengaruh Open Kinetic
Exercises in The Management of chain Dan Closed Kinetic Chain
Meniscal injuries. Journal of Scientific Terhadap Peningkatan Aktivitas
and innovative research 2013; 2 (5): Fungsional Pada Osteoarthritis Knee
927-931 diakses 1 Juni 2016. Setelah pemberian Transkutaneus
Kisner C, Cosby LA. 2007. Therapeutic Electrical Nerves Stimulation Dan
Exercise Foundation and Technique. Infra Red radiation. Skripsi.
5th ed. Phildelphia : F.A. Davis Universitas Muhammadiyah
Company. Surakarta. Diakses 1 Juni 2016.
Kemenkes RI. 2013. Gambaran Kesehatan
Lanjut Usia di Indonesia. [internet].
INFORMASI TAMBAHAN
Lisensi
Hakcipta © Asminarsih Zainal Prio dkk. Artikel akses terbuka ini dapat disebarkan seluas-luasnya sesuai
aturan Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License dengan catatan tetap
menyebutkan penulis dan penerbit sebagaimana mestinya.
Catatan Penerbit
Polekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim dari perspektif atau
buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.
DOI
https://doi.org/10.36990/hijp.v9i1.76

25

Anda mungkin juga menyukai