Nim : CG191110338
Kelas : 203
Matkul : Kepemimpinan
Sebab, pemimpin itu setiap saat akan dikonfrontasikan dengan peristiwa-peristiwa baru yang belum
dikenal sebelumnya dan tidak pasti. Pemimpin harus bisa menerjemahkan atau menjabarkan ide-
ide, konsep dan policy organisasi dalam bahasa-aksi, yaitu dalam bentuk perintah, komando dan
instruksi-instruksi yang jelas, sehingga dapat dipahami dan dilaksanakan oleh segenap anggota
kelompoknya. Namun sebaliknya, oleh tangan pemimpin pula bisa disebarkan kesengsaraan dan
penderitaan, apabila kekuasaanya dilaksanakan dengan sewenangwenang; sehingga dia patut
dijuluki dengan "noire bête" atau "si bintang hitam" yang buas kejam. Seni kepemimpinan juga
mencakup keseimbangan antara pelaksanaan tugas-tugas rutin (kontinuitas dari sistem kerja yang
konvensional) dengan kegiatan-kegiatan inovatif dan kreatif dalam wujud penerapan sistem kerja
baru, perbaikan, dan revisi.
Selanjutnya, pendekatan situasional menyatakan, bahwa sifat-sifat pribadi pemimpin itu bukan
satusatunya hal yang paling menentukan derajat dan kualitas pemimpin, melainkan situasi dan
lingkunganlah merupakan faktor penentunya. Maka, mungkin terjadi, bahwa seorang pemimpin yang
efisien pada saat sekarang ini, belum tentu mampu menjabat tugas kepemimpinan pada saat lain
dengan kondisi-kondisi yang berbeda. Dia akan rela menyerahkan kepemimpinan "ke luar dari
daerah paya dan hutan" kepada seorang yang terbiasa hidup di daerah sedemikian itu. Keadaan
darurat dan kondisi lingkungan dapat mendorong seseorang-siapapun juga-untuk menjadi
pemimpin, karena dia mampu melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam menanggapi
tantangan situasinya.
Apabila organisasi ada dalam keadaan kritis menghadapi ancaman bahaya, maka biasanya secara
spontan akan muncul seorang pemimpin yang mampu mengatasi kemelut, yang sehari-harinya
justru berfungsi sebagai anggota biasa.