Anda di halaman 1dari 10

MATERI

MATA KULIAH MANAJEMEN

KEPEMIMPINAN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM
SAMARINDA
A. KONSEP KEPEMIMPINAN
Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah
manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai
tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa orang yang mempunyai
kelebihan-kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam bentuk apa kelompok manusia
tersebut dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena manusia selalu mempunyai
keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu.
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana
seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi,
misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih
maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan
sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan,
dan kemahiran-kemahiran yang dimilikinya.
Seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila secara
genetika memiliki bakat-bakat kepemimpinan, kemudian bakat-bakat tersebut dipupuk dan
dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinan serta
ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik
yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.

B. DEFINISI PEMIMPIN
Secara etimologi pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing
atau tuntun, dengan begitu didalamnya terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat)
dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader)
berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi
sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Pemimpin
adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan
kelompok untuk dapat bekerjasama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan. Jadi, pemimpin itu ialah seorang yang memiliki satu atau beberapa
kelebihan sebagai bakat yang dibawa sejak lahir dan merupakan kebutuhan dari satu situasi
zaman, sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan
membimbing bawahan.

Hendry Pratt Fairchild dalam Kartini Kartono (2010:38-39) mengemukakan bahwa


pemimpin dalam pengertian yang luas adalah seseorang yang memimpin dengan jalan
memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir atau
mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi.
Sedangkan dalam pengertian yang terbatas pemimpin ialah seseorang yang membimbing,
memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/penerimaan
secara sukarela oleh para pengikutnya.

John Gage Allee menyatakan “Leader… a guide, a conductor, a commander” (pemimpin


itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun, komandan).

Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih
dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan
kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan
untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara yang
dipergunakan pimpinan dalam mempengaruhi para pengikutnya (Miftah Thoha, 2007:27).

Sudriamunawar (Harbani, 2008:3) mengemukakan bahwa Pemimpin adalah seseorang


yang memiliki kecakapan tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk
melakukan kerja sama ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Thoha (1983:255) mengemukakan pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan


memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok
tanpa mengindahkan bentuk alasannya.

Kartini Kartono (1994:33) mengemukakan pemimpin adalah seorang pribadi yang


memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang,
sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Dahulu orang menyatakan bahwa kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin itu
merupakan bawaan psikologis yang dibawa sejak lahir, khusus ada pada dirinya dan tidak
dipunyai oleh orang lain sehingga disebut sebagai Born Leader (dilahirkan sebagai
pemimpin). Oleh karena itu, kepemimpinannya tidak perlu diajarkan pada dirinya dan
tidak bisa ditiru oleh orang lain. Born Leader (dilahirkan sebagai pemimpin) dianggap
memiliki sifat-sifat unggul dan unik yang dibawa sejak lahir dan tidak dimiliki atau tidak
dapat ditiru oleh orang lain. Namun di zaman modern seperti sekarang, dengan berbagai
kegiatan yang serba teknis dan kompleks, dimana-mana juga selalu dibutuhkan pemimpin.
Pemimpin-pemimpin yang demikian harus dipersiapkan, dilatih, dididik dan dibentuk
secara terencana serta sistematis.

Seorang pemimpin (leader) dalam penerapannya mengandung konsekuensi terhadap


dirinya, antara lain; harus berani mengambil keputusan sendiri secara tegas dan tepat
(decision making), harus berani menerima resiko sendiri, dan harus berani menerima
tanggung jawab sendiri (the principle of absoluteness of responsibility).

Dari beberapa definisi tersebut diatas, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa
pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
individu dan/atau sekelompok orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan yang
telah ditentukan.

C. DEFINISI KEPEMIMPINAN
➢ Ralp M. Stogdill dalam Sopiah (2008:108) menyatakan “jumlah batasan atau
definisi yang berbeda-beda mengenai kepemimpinan hampir sama banyaknya
dengan jumlah orang yang mencoba memberikan batasan tentang konsep tersebut”.
➢ Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok
sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang
perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang
mempengaruhi mereka, dan kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota
kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota lainnya dalam kelompok
(Bernards M. Bass, 1990: 21).
➢ R Terry (1998:17) mengemukakan kepemimpinan adalah hubungan yang ada
dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja
secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
➢ Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana menata dan mencapai kinerja untuk
mencapai keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya. (Rennis Linkert, 1961:
30).
➢ Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan pengaturan
dan situasi pada suatu waktu tertentu. (J.A. Klein dan P.A. Pose 1986: 125).
➢ Anagora (1992) dalam Harbani (2008:5) mengemukakan, bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-
orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti
kehendak pimpinan itu.
➢ Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai
tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga
diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan,
kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai
tujuan bersama, dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi,
memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi (Stogdill dalam Stoner dan
Freeman 1989: 459-460).

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar


mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan sebagai
kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara serentak
melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya. Kepemimpinan
juga merupakan proses menggerakkan grup atau kelompok dalam arah yang sama tanpa
paksaan.

D. PERANAN KEPEMIMPINAN
Menurut pendapat Stodgil (Sugiyono, 2006:58) ada beberapa peranan yang harus
dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu :
• Integration, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada peningkatan
• Communication, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada meningkatnya
saling pengertian dan penyebaran informasi.
• Product emphasis, yaitu tindakan-tindakan yang berorientasi pada volume
pekerjaan yang dilakukan.
• Fronternization, yaitu tindakan-tindakan yang menjadikan pemimpin menjadi
bagian dari kelompok.
• Organization, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada perbedaan dan
penyesuaian daripada tugas-tugas.
• Evaluation, yaitu tindakan-tindakan yang berkenaan dengan pendistribusian
ganjaran-ganjaran atau hukuman-hukuman.
• Initation, yaitu tindakan yang menghasilkan perubahan-perubahan pada kegiatan
organisasi.
• Domination, yaitu tindakan-tindakan yang menolak pemikiran-pemikiran
seseorang atau anggota kelompoknya.
Peranan pemimpin yang sangat perlu dilaksanakan seorang pemimpin (Sulaksana 2002:7).
yaitu :
(1) Membantu kelompok dalam mencapai tujuannya.
(2) Memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan.
(3) Mewujudkan nilai kelompok.
(4) Merupakan pilihan para anggota kelompok untuk mewakili pendapat mereka dalam
interaksi dengan pemimpin kelompok lain.
(5) Merupakan fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik kelompok
Brown menyatakan bahwa kepemimpinan hanyalah mempunyai arti apabila kita
menempatkan (mengkhususkan) artian itu untuk maksud dan dalam situasi apakah yang
dapat diharapkan dari kepemimpinannya itu. Artinya adalah suatu situasi dan dalam suatu
masyarakat apakah yang dapat diharapkan dari pemimpin itu.
Jadi baik langsung maupun tidak langsung pemimpin itu dipilih dari kelompok masyarakat
itu sendiri, apakah kelompok masyarakat itu negara, apakah kelompok masyarakat itu
niaga/industry, apakah kelompok masyarakat itu partai politik. Apakah kelompok
masyarakat itu pegawai negeri/militer.

E. TUJUAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN


Tujuan Kepemimpinan
Apa tujuan dari kepemimpinan di sebuah bawahan atau organisasi? Berikut tujuan-tujuan
yang harus dipahami untuk menyukseskan proses ini.
1. Mencapai Tujuan
Tanpa adanya satu pun pihak yang berjiwa pemimpin, tujuan sulit untuk dicapai
karena tidak ada sosok yang bisa dijadikan pegangan.

2. Memotivasi Orang Lain


Tujuan lain dari kepemimpinan adalah untuk memotivasi orang lain agar bisa
melakukan sebuah hal dengan baik dan memaksimalkan kemampuan.
Bila tidak ada sosok pemimpin, banyak orang yang akan mengalami demotivasi
karena mereka tidak terpacu akan sesuatu atau tidak merasa memiliki kewajiban untuk
melakukan hal tertentu.

Fungsi Kepemimpinan
Setelah memahami tujuan kepemimpinan, kita juga harus mengerti apa fungsi
kepemimpinan di dalam sebuah organisasi. Pemimpin memiliki fungsi yang sangat penting
dalam sebuah organisasi, baik untuk keberadaan dan juga kemajuan organisasi tersebut.
Pada dasarnya, fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:
1. Fungsi – fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related)
Atau pemecahan masalah yaitu menyangkut pemberian saran penyelesaian,
informasi dan pendapat.
2. Fungsi – fungsi pemeliharaan kelompok (group Maintenance)
Atau sosial yaitu mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok
berjalan, persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan dan
sebagainya
Menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungan langsung
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan
bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu. Pemimpin harus
berusaha menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.

F. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN


Fungsi-fungsi manajemen merupakan dasar dari fungsi kepemimpinan, kalau
dibuat suatu ilustrasi tentang bagaimana keterkaitan manajemen dan kepemimpinan,
dimisalkan andaikan PT. OTW (Pengembang Perumahan) merencanakan untuk membuat
suatu perubahan yang kokoh, dan indah dipandang, maka langkah yang harus diambil
adalah menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk membangunnya, ketersediaan
sumberdaya tersebut, tidak ada jaminan akan menghasilkan perumahan yang kokoh, dan
indah kalau tanpa disertai manajemen yang baik. Keberadaan manajemen disini adalah
merupakan proses untuk mencapai tujuan. Sementara fungsi kepemimpinan sangat
diperlukan untuk menggerakkan fungsi-fungsi manajemen. Ilustrasi singkat ini
mencerminkan bahwa bila satu rencana yang disusun dengan baik, diarahkan dengan baik,
diorganisir dengan baik, dikoordinasikan dengan baik dan digerakkan melalui fungsi-
fungsi kepemimpinan, maka hasilnya akan baik sesuai harapan dan memberikan kepuasan,
baik kepuasan produsen maupun kepuasan konsumen.
Manajer dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan ini berusaha untuk
mempengaruhi tingkah laku dan penampilan dari anggota-anggota organisasinya. Oleh
karena itu manajer harus mampu membimbing para anggota organisasinya untuk bergerak
bersama sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan bagi masing-masing
anggota.
Dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan ini, diperlukan keterampilan atau
pengetahuan tentang komunikasi serta faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk
bekerja. Dalam praktek kita bisa melihat contoh-contoh gaya kepemimpinan seseorang
untuk menggerakkan para anggota organisasinya agar melaksanakan kegiatannya. Setiap
orang memiliki gaya yang berbeda-beda.
Kepemimpinan memegang peran yang sangat penting dalam manajemen. Oleh
karena itu dikatakan bahwa kepemimpinan adalah inti dari pada manajemen. (Leadership
is the key to management/ administration).
Variabel kepemimpinan yang terkait di dalamnya adalah :
pertama, kepemimpinan dengan orang lain atau bawahannya.
kedua, kepemimpinan dengan kekuasaannya beserta distribusi kekuasaannya.
ketiga, kepemimpinan dengan pengaruhnya untuk memotivasi.
Oleh karena, pencapaian tujuan organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan
atau efektivitas pemimpin di dalam menggerakkan dan mendorong anggota organisasi
untuk melaksanakan pekerjaannya. Maka fungsi-fungsi kepemimpinan merupakan faktor
vital bagi keberhasilan bagi suatu organisasi.

G. TIPE PEMIMPIN DALAM ORGANISASI


1. Pemimpin diktator
Pemimpin ini memegang kekuasaan secara mutlak, tidak terbatas dan
menggunakan kekuasaan dengan sekehendak hatinya. Cara pemimpin yang bersifat
negatif akan selalu manakuti-nakuti bawahannya dengan ancaman berupa
penurunan pangkat, gaji dan memecat anggotanya, tetapi akan diragukan kualitas
dan kuantitas hasil kerja bawahannya akan dapat dipertahankan.
Pemimpin bersifat diktator sering menciptakan suasana kerja yang tidak
menyenangkan, terciptanya kegelisahan, adanya ketidaktentraman, ketidakpuasan
dan akhirnya akan menimbulkan terjadinya pemogokan, juga dapat menyebabkan
karyawan banyak keluar dari perusahaan. Karena merasa tidak dihargai sebagai
manusia dan tidak dapat berkembang dengan baik.

2. Pemimpin bersifat otoriter (autoritotian leadership)


Pemimpin yang dominan dalam berbagai tindakan dan juga keputusan yang
diambil. Kekuasaan pemimpin sangat mutlak dan hampir tidak ada celah untuk
para bawahan memberikan masukan.
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia
bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-
instruksinya harus ditaati.

3. Pemimpin bersifat demokratis (democratis leadership)


pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya
dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang
pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-
kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap
anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan
yang diinginkan.

4. Pemimpin bersifat birokrasi


Pemimpin bersifat birokrasi selalu berpegang teguh pada peraturan, kebijakan dan
prosedur kerja yang berlaku pada perusahaan. Pemimpin ini memandang
peraturan yang ada dasar wewenang dan kepastian mengambil tindakan terhadap
bawahan. Kadang bila pemimpin tidak berada ditempat bawahan akan merasa
bebas, bawahan akan masih bekerja sebagaimana mestinya bila pemimpin ini bisa
menanamkan rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan kerja sehari-hari. Bisa juga
karyawan hanya bekerja asal-asalan saja karena selama ini mereka merasa
diawasi secara ketat, sehingga ketidakadaan pemimpin ini mereka merasa bebas.
5. Pemimpin bersifat paternalistik (paternalistis leadership)
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam
hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk
memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.

6. Pemimpin yang bersifat bebas (Laissezfaire)


pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada
bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya
akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur
tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada
inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap
cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa
kekangan.

7. Pemimpin bersifat karismatik


Kepemimpinan yang berasal dari anugerah Tuhan, yang mana pemimpin tersebut
mempunyai kemampuan luar biasa, magnit yang kuat dan adanya ketertarikan
emosional yang kuat dari yang dipimpin kepada pemimpinnya.
Pemimpin yang karismatik adalah seorang yang dikagumi pengikutnya (bawahan)
walaupun bawahan tidak dapat menjelaskan bagaimana orang (pimpinan) tersebut
dikagumi.

Anda mungkin juga menyukai