2
1. NYERI AKUT
• Nyeri akut pada regio orofasial secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua yaitu nyeri somatik dan neuropatik
• Nyeri somatik:
• nyeri yang timbul akibat rangsangan mediator inflamasi pada reseptor nyeri
(nociceptor) serat saraf sensorik
• superfisial (oral mukosa), visceral (pulpa), musculoskeletal (periodontal, TMJ)
• Nyeri neuropatik
• Nyeri yang disebabkan karena abnormalitas struktural pada sistim saraf
sensorik (contoh; neuralgia)
3
NYERI SOMATIK AKUT PASCA PERAWATAN DENTAL - LUKA
IATROGENIK PASCA PERAWATAN DENGAN ANESTESI LOKAL
Ulkus pada mukosa buccal dan gingiva Ulkus nekrosis Luka bakar pada bibir
lingual akibat trauma gesekan dengan pasca injeksi cairan akibat panas dari
kaca mulut anestesi lokal handpiece
Hal-hal tersebut di atas seharusnya bisa dicegah. Contoh: mencegah permukaan mukosa yang kering
bergesekan dengan instrumen, tingkatkan kewaspadaan bila perawatan menggunakan anestesi lokal
4
NYERI IRITASI pada mukosa alveolaris akibat
REMODELLING tulang alveolar pasca ekstraksi gigi
• Nyeri yang timbul mendadak beberapa hari sampai beberapa
minggu setelah ekstraksi gigi
• Eksostosis asimptomatik, setelah ekstraksi gigi dapat terasa
nyeri iritasi akibat remodelling tulang alveolaris pasca
ekstraksi
6
NYERI AKUT PADA GIGI NON-VITAL
• Pemeriksaan klinis
• Gigi dengan tumpatan komposit yg besar dan dalam
keadaan baik,
• tes perkusi nyeri (++), bite test (+++)
• Radiologis: pelebaran periodontal space atau
radiolusen berbatas tidak jelas pada periapikal
gigi
Terapi KGD:
1. Open bur untuk membuka atap pulpa, bila perlu dilakukan over-
instrumentasi dengan K-file, untuk drainase gas gangrene dan pus via
saluran akar
2. Occlusal grinding untuk mengeliminasi kontak prematur
7
NYERI NEUROPATIK - TRIGEMINAL NEURALGIA
(nervus cranialis ke-5)
Nyeri pada wajah satu sisi, seperti sengatan listrik yang tiba-tiba muncul dan
tiba-tiba hilang, dapat dipicu oleh sentuhan, terjadi pada salah satu dari
distribusi nervus trigeminus (divisi 1 ophthalmicus, divisi 2 maxillaris, divisi 3
mandibularis), karakteristik: nyeri tidak hilang dengan analgesic (NSAID) 8
Trigeminal neuralgia
Diagnostik dan terapi
10
2. TRISMUS AKUT
• Trismus adalah ketidakmampuan
untuk membuka mulut secara
normal
• Sering terjadi secara perlahan
tetapi bisa juga terjadi secara
mendadak (akut)
• Trismus akut disebabkan karena:
• Gangguan fungsi TMJ
• Gangguan fungsi otot-otot
mastikasi
11
TRISMUS AKUT – CLOSED LOCK
12
Terapi farmakologi pada nyeri muskuloskeletal
15
Pterygomandibular space abscess
16
TRISMUS setelah prosedur ANESTESI LOKAL
• Trismus mendadak bisa terjadi pasca ekstraksi gigi posterior rahang bawah, sering
terjadi 1-2 hari setelah pencabutan gigi, sehingga mempersulit diagnosis
• Trismus terjadi karena insersi jarum yang berulang pada teknik mandibular block
• Trismus disebabkan karena spasme otot
musculus pterygoideus medialis yang
mengalami cedera pada teknik inferior alveolar
nerve block, terutama pada teknik direct
Terapi:
• Antibiotik
• Muscle relaxant (diazepam, midazolam)
• TMJ Range of motion exercise (latihan buka tutup
mulut
17
TRISMUS MUSKULER AKUT tidak sama dengan
GANGGUAN PEMBUKAAN MULUT
Limited mouth opening (= muscle
Trismus (= muscle spasm) guarding)
• Spasme (kontraksi involuntary) suatu • Spasme otot ringan untuk meminimalkan
gerakan pada area yang mengalami
otot skeletal keradangan (misalnya: keradangan pasca
odontektomi)
• Timbul mendadak
• Respon terhadap adanya jejas (protective
• Biasanya disebabkan karena infeksi mechanism), misalnya Protective co-
contraction setelah membuka mulut
• Bukaan mulut tidak bertambah terlalu lebar dan lama
dengan forceful mouth opening • forceful mouth opening bisa menambah
bukaan mulut
• Biasanya disertai nyeri
• Tidak ada nyeri
18
3. PERDARAHAN AKUT
19
PERDARAHAN AKUT SAAT TINDAKAN PEMBEDAHAN
• Secara garis besar dibedakan menjadi 2 yaitu perdarahan yang
disebabkan oleh faktor lokal dan faktor sistemik
• Faktor lokal:
• Cedera pada arteri/vena di dalam canalis mandibularis, arteri/vena lingualis,
luka jaringan lunak yang tidak terjahit
• Adanya malformasi pembuluh darah (arterio-venous malformation/AVM) di
dalam tulang alveolaris
• Faktor sistemik: gangguan hemostasis
• Penurunan jumlah trombosit (Immune Trombocytopenia /ITP), anemia
aplastik, leukemia)
• Defisiensi faktor koagulasi (cirrhosis hepatis pada hepatitis C kronis)
20
PROSES pembentukan BLOOD CLOT
(peran PLATELET dan FIBRIN)
21
Perawatan pada Perdarahan Akut saat/pasca
tindakan bedah mulut
• Bersihkan luka dari blood clot secara manual atau dengan suction
apparatus untuk mencari sumber perdarahan
• Tekan sumber perdarahan dengan kasa yang dibasahi PZ steril (jangan
tergesa-gesa dilepas)
• Masukkan hemostatic sponge ke dalam soket gigi, tekan soket sampai
beberapa menit sampai perembesan berhenti
• Jahit mukosa dengan jahitan matras atau figure of eight
• Gigi tampon selama 30 menit
• Rujuk ke UGD RS untuk injeksi vitamin K atau asam transeksamat 500
mg (anti fibrinolitik)
22
Jenis jahitan pada luka bekas pencabutan gigi
• Simple interrupted moderate
hemostatic seal
• Matrass suture tight seal
• Figure of eight suture mensupport
hemostatic dressing
23
PERDARAHAN SPONTAN PADA GINGIVA
• Perdarahan spontan pada gingiva yang difus dan sulit berhenti
• Penyebab utama adalah gangguan fisiologi pembekuan darah
• Penurunan jumlah trombosit/platelet (trombositopenia < 50.000 sel/mL) pada ITP (Immune
thrombocytopenia), leukemia akut dan kronis, atau anemia aplastik
• Anemia aplastik dan leukemia: anemia, lekopenia, trombositopenia manifestasi klinis:
pucat, lemah, demam, perdarahan spontan
• Segera rujuk ke UGD
25
PEMBENGKAKAN AKUT PADA PERIOSTITIS
• Pembengkakan mendadak pada wajah atau rahang, nyeri, disertai febris, bengkak
tidak berbatas jelas, kemerahan, palpasi padat kenyal
• Merupakan edema pada jaringan lunak wajah atau rahang ketika pus dari apikal
gigi non-vital telah menembus korteks tulang alveolar dan terakumulasi di bawah
periosteum
• Rasa nyeri menurun ketika periosteum ruptur dan pus terakumulasi di bawah
submukosa atau ke dalam fascial space yang terlibat
26
PEMBENGKAKAN AKUT PADA PERIOSTITIS - TERAPI
• Pada fase periostitis, maksimal sampai 3 hari, pus belum menembus
periosteum sehingga insisi dan drainase belum bisa dilakukan
• Tindakan yang diperlukan adalah drainase gas dan pus melalui open bur
(pembukaan atap pulpa) dan ekstirpasi pulpa nekrotik pada gigi penyebab
• Insisi dan drainase pus dilakukan bila telah terdapat pembengkakan dengan
fluktuasi pada vestibulum oris
27
PEMBENGKAKAN AKUT PADA
SELULITIS OROFACIAL
• Selulitis adalah penyebaran infeksi ke dalam spasia jaringan
ikat wajah.
• pembengkakan pada wajah dan leher secara mendadak dan
meluas dalam waktu singkat
• Sering disebabkan karena perluasan infeksi dari gigi non-vital
• Sering dikaitkan dengan immune-compromise (DM tidak
terkontrol, malnutrisi)
• Resiko terjadinya obstruksi jalan napas bila terjadi pada dasar
mulut (phlegmon dasar mulut)
• Rujukan ke drg. Sp.BM
• Terapi: antibiotik intravena, perbaikan kondisi umum, setelah
terbentuk abses dapat dilakukan insisi dan drainase
28
PEMBENGKAKAN AKUT PADA SELULITIS NON-
ODONTOGEN
• Selulitis facial bisa juga disebabkan
karena infeksi non-odontogen,
misalnya infeksi kulit akibat abrasi,
mikrotrauma atau gigitan serangga.
• Disebabkan karena infeksi bakteri
staphylococcus aureus (flora normal
kulit) dan streptococcus
• rujuk ke drg. Spesialis BMM
• terapi dengan antibiotik: cloxacillin,
amoksisilin-asam klavulanat,
sefalosporin generasi satu (cefadroksil)
29
PEMBENGKAKAN AKUT PADA PAROTITIS
• Pembengkakan difus kemerahan yang timbul
mendadak pada daerah angulus mandibula
dengan pengangkatan cuping telinga
• Paling sering disebabkan karena parotitis viral
(mumps, gondong) terutama pada anak
• Pada umumnya bilateral tapi sering didahului
dengan pembengkakan unilateral terlebih
dahulu sehingga dapat membingungkan
penegakan diagnosis
• Pasien dirujuk ke dokter spesialis anak /
penyakit dalam
30
PEMBENGKAKAN AKUT PADA SIALADENITIS
SUBMANDIBULARIS
• Pembengkakan mendadak pada regio submandibular unilateral
• Ada riwayat sakit di daerah tersebut saat makan, tapi tidak ada
riwayat sakit gigi
An 8-year-old boy was given local anesthetic injection by his dentist with the intention of the right maxillary deciduous canine
extraction. An immediate swelling of the right cheek was observed (A). The boy was, subsequently, transferred to the local
emergency unit of Health center with a suspected allergic reaction. Four days after the initial anesthetic application an acute
bacterial infection ensued. An intraoral incision and drainage managed to evacuate some sanguine-purulent fluid. Antibiotic
therapy was prescribed (clavulanic acid + amoxicillin, 10mL twice daily).After that, the swelling started to regress slowly and
the hematoma diminished (B). Eight days after the incident, a discrete swelling and a visible outline of the regressing
hematoma which was expanding from the infraorbital to the jugular region (C). A complete resolution of hematoma was
observed two weeks after the incidence and no further therapy was needed. (D)
35
Terima kasih atas perhatiannya …….