Tabel 1. Umur Timbulnya Gigi16 dapat dipilih satu metode yang paling efektif
Jenis Gigi Usia dan efisien. Contohnya pada kasus bencana
Gigi susu/sulung alam gunung meletus atau kecelakaan kapal
I1 6-8 bulan laut, maka dapat menggunakan pemeriksaan
I2 7-9 bulan radiografis atau klinis yag lebih sederhana dan
M1 12-15 bulan
singkat dibandingkan dengan metode
C 16-18 bulan
M2 20-24 bulan
biokimiawi dan histologi. Selain itu, teknologi
Gigi tetap radiografi digital juga memungkinkan
M1 7 tahun penyingkatan waktu pemeriksaan karena tidak
I1 8 tahun memerlukan pencucian film.5
I2 9 tahun Bencana masal yang terjadi di daerah
P1 10 tahun pedalaman, akan menyulitkan penyediaan
P2 11-13 tahun sarana pemeriksaan secara radiografi, histologi
M2 11-15 tahun dan biokimiawi. Sehingga untuk
M3 18-20 tahun mengidentifikasi korban bencana masal yang
berada di pedalaman dipilih metode klinis
Prakiraan usia dengan pemeriksaan dengan perhitungan jumlah dan pola erupsi
gigi korban dapat dilakukan dengan empat gigi untuk usia anak sampai remaja dan
metode, yaitu pemeriksaan klinis, radiografis, metode pola dan derajat atrisi pada individu
histologi, atau biokimawi. Masing-masing usia dewasa.15,20
metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan Keausan permukaan gigi merupakan
masing-masing. Pemilihan metode dilakukan kriterium selanjutnya dalam penentuan usia.
berdasarkan status individu (hidup atau mati), Untuk itu disusun 5 derajat keausan gigi:16
i gigi (Lutviandari, 2007)
Gigi susu :
Incisivus 1 7,5 1,5 6 1,5
Incisivus 2 9. 2 7 1,5
Caninus 18. 3,25 16 3,25
Molar 1 14. 2,5 12. 2,25
Molar 2 24 3 20 3
Gigi Permanen :
Incisivus 1 7–8 10 6–7 9
Incisivus 2 8–9 11 7–8 10
Caninus 11 – 12 13 – 15 9 – 10 12 – 14
Premolar 1 10 – 11 12 – 13 9. – 12 12 – 13
Premolar 2 10 – 12 12 – 14 10–12 13 – 14
Molar 1 6–7 9 – 10 7 - 11 9 – 10
Molar 2 12 – 13 14 – 16 11 – 13 14 – 15
Molar 3 17 – 21 18 - 25 17-21 18 - 25
Penentuan jenis kelamin pada prinsipnya tidak dapat
dilepaskan dari istilah Dimorfisme seksual.
Dimorfisme berasal dari bahasa yunani di berarti berganda,
morphe berarti bentuk.
Dalam antropologi ragawi istilah dimorfisme dipakai untuk
melukiskan perbedaan antara organisme pria dan wanita, yang
nyata dalam morfologi, fisiologi dan kondisi psikis.
Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis
kelamin termasuk penentuan jenis kelamin secara somatis.
Gigi geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus
mandibulanya. Anderson mencatat bahwa pada 75% kasus,
mesio distal pada wanita berdiameter kurang dari 6,7 mm,
sedangkan pada pria lebih dari 7 mm.
Saat ini sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk
membedakan jenis kelamin (Eckert, 1997). Selain itu
penentuan jenis kelamin dari pemeriksaan gigi dapat
dilakukan dengan memakai metode “Fluoresensi chromosom Y”
Banyak ahli antropologi mengklasifikasikan ras manusia untuk
membedakan ras yang satu dengan yang lainnya, sebagaimana
yang dilakukan oleh Coon seperti disampaikan oleh Daldjoeni
(1991). Coon membedakan ras manusia menjadi lima
kelompok ras primer, yaitu ras kaukasoid (putih), ras
mongoloid (kuning), ras negroid (hitam), ras australid (hitam),
ras kapid (coklat kekuning-kuningan).
Anatomi gigi-geligi, pada 3 ras besar di
dunia:
Ras Caucasoid.
Dengan ciri yang dominan adalah pada
gigi Premolar 2 bawah (P2) : mesio-distal
memanjang.
Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan
pada molar 1.
Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada
gigi premolar kedua dari mandibula. Cusp carabelli pada Molar 1
Maloklusi pada gigi anterior. atas (Sumber: Eckert, 1997)
Palatum sempit, mengalami elongasi,
berbentuk lengkungan parabola.
Dagu menonjol.
Gambaran gigi untuk ras mongoloid
adalah sebagai berikut:
Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada
maksila berbentuk sekop pada 85-99%.
Dens evaginatus, yakni aksesoris
berbentuk tuberkel pada permukaan
oklusal premolar bawah pada 1-4% ras
mongoloid.
Akar distal tambahan pada molar 1
mandibula ditemukan pada 20%
mongoloid.
Lengkung palatum berbentuk elips. Insisivus berbentuk sekop
Batas bagian bawah mandibula (Sumber: Eckert, 1997)
berbentuk lurus.
Gambaran anatomi gigi menurut
Eckert (1997), untuk ras negroid
adalah sebagai berikut:
Pada gigi premolar 1 dari mandibula
terdapat dua sampai tiga tonjolan.
Sering terdapat open bite.
Palatum berbentuk lebar.
Protrusi bimaksila.