Proposal Skripsi - Fix
Proposal Skripsi - Fix
Oleh :
NAFISYAH APRIANI
1707111439
Proposal Skripsi dengan judul “Rancang Bangun Antena Implan pada Alat
Pacu Jantung Tanpa Kabel dengan Frekuensi MICS Band”
NAFISYAH APRIANI
NIM 1707111439
Menyetujui,
Dosen Pembimbing 1, Dosen Pembimbing 2,
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Teknik Elektro S1
Fakultas Teknik Universitas Riau
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
OUTLINE PROPOSAL ................................................................................ 1
A. Judul Penelitian ......................................................................................... 1
B. Bidang Ilmu .............................................................................................. 1
C. Latar Belakang .......................................................................................... 1
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
E. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
F. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
G. Luaran yang Diharapkan ........................................................................... 4
H. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 5
I. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 5
J. Landasan Teori .......................................................................................... 9
J.1 Antena Mikrostrip.................................................................................. 9
J.2 Parameter Antena Mikrostrip ................................................................ 11
J.3 Teknik Pencatuan Antena Mikrostrip .................................................... 16
J.4 CST STUDIO SUITE 2019 ................................................................... 17
J.5 Medical Implantable Communication System (MICS) ......................... 17
J.6 Teknik Miniaturisasi .............................................................................. 18
J.7 Biokompatibilitas dan Biomaterial ........................................................ 19
J.8 Human Tissues Model atau phantom .................................................... 20
J.9 Aplikasi antena Mikrostrip .................................................................... 20
K. Metode Penelitian ..................................................................................... 21
L. Analisa Sementara .................................................................................... 24
M. Kesimpulan ............................................................................................... 42
N. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 42
O. Rancangan Biaya ...................................................................................... 43
iii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 44
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
OUTLINE PROPOSAL
A. Judul Penelitian
Rancang Bangun Antena Implan pada Alat Pacu Jantung Tanpa Kabel dengan
Frekuensi MICS Band.
B. Bidang Ilmu
Telekomunikasi
C. Latar Belakang
Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2019,
terdapat 10 penyebab kematian teratas dapat menyumbang 55% dari 55,4 juta
kematian di seluruh dunia. Penyakit jantung adalah pembunuh terbesar di dunia,
yang menyebabkan sekitar 9.4 juta kematian pada 2016, terdapat 16% kematian
disebabkan oleh penyakit jantung. Sejak tahun 2000, peningkatan kematian terbesar
adalah karena penyakit ini, meningkat lebih dari 2 juta menjadi 8,9 juta kematian
pada tahun 2019. Penyakit ini tetap menjadi penyebab utama kematian secara
global dalam 15 tahun terakhir. (WHO, 2018)
Di Indonesia penyakit jantung cenderung meningkat sebagai penyebab
kematian. Berdasarkan Indonesia’s Sample Registration System in 2018, Penyakit
jantung adalah penyebab kematian tertinggi kedua (13.2%) di Indonesia tercatat
selama 2015 dan 2016. (Usman, 2019)
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka
kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia
menderita penyakit jantung. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, Penyakit jantung
koroner pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36%
dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat
kanker. Di Indonesia dilaporkan penyakit jantung koroner (yang dikelompokkan
menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari
seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka
kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). (PERKI, 2019)
1
Pacemaker atau Alat pacu jantung berfungsi sebagai pemicu detak jantung
supaya jantung dapat bekerja dengan normal saat keadaan jantung berdetak tidak
teratur. Saat ini terdapat teknologi alat pacu jantung tanpa kabel yang lebih aman
digunakan oleh pasien. Terapi alat pacu jantung tanpa kabel adalah teknologi baru
yang baru-baru ini diperkenalkan dalam praktik klinis.
Dalam beberapa tahun terakhir, alat pacu jantung tanpa kabel telah
mendapatkan perhatian besar. Jenis perangkat mandiri kecil ini dapat menggantikan
alat pacu jantung kabel konvensional yang banyak digunakan, yang memiliki
masalah infeksi dan kompleksitas timah (Kompas, 2019). Alat pacu jantung tanpa
kabel adalah alat medis kecil yang menggunakan impuls listrik, dikirim oleh
elektroda, mengontraksi otot-otot jantung, sehingga mengatur detak jantung.
Tujuan utama alat pacu jantung adalah untuk mempertahankan detak jantung agar
berdetak lebih normal dan teratur (Alodokter, 2018). Dengan panjang 25,9 mm dan
berat 2 gram, alat yang berbentuk seperti peluru ini berfungsi sebagai generator dan
penghantar listrik ke otot jantung. Lebih lanjut saat alat ini dipasang ke dalam
jantung akan melalui pembuluh darah vena pada pangkal paha pasien sehingga
tidak menghasilkan adanya irisan, luka atau benjolan seperti yang diperoleh pada
alat pacu jantung permanen yang konvesional. Kemudian alat itu akan perlahan-
lahan menyeimbangkan detak jantung melalui hantaran listrik tersebut dan dapat
bertahan dengan baterai selama kurang lebih 12 tahun dalam jantung. (Pusat
Jantung nasional, 2018)
Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat membuat
pemanfaatan teknologi telekomunikasi hingga ke alat medis. Teknologi antena
merupakan salah satu teknologi telekomunikasi yang dimanfaatkan dalam bidang
medis. Dalam beberapa tahun ini, antena pada bidang medis sedang hangat
diperbincangkan. Kebutuhan akan perangkat komunikasi seperti teknologi antena
yang dapat ditanamkan ke dalam tubuh manusia untuk aplikasi medis berkembang
dengan cepat. Aplikasi penting yang membutuhkan perangkat telekomunikasi
seperti terapi, monitoring, dan diagnosis dengan pengiriman data antara alat yang
ditanamkan dalam tubuh manusia dengan sebuah base station yang bertugas
menganalisis data.
2
Leadless pacemaker adalah alat pacu jantung tanpa kabel yang berukuran
sekitar 29.5 mm yang mulai berkembang beberapa tahun terakhir. Antena akan di
pasang di alat tersebut. Dengan ukuran yang sangat kecil, dibutuhkan miniaturisasi
antena yang sangat kecil agar dapat di tempelkan pada alat pacu jantung tersebut.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana
merancang bangun antena yang ditanamkan didalam jantung dengan frekuensi
MICS band (402-405 MHz), return loss (-15 sampai -30 dB) , VSWR ≤2 sesuai
standar regulasi ITU. Ini merupakan tantangan bagi peneliti, karena menurut teori,
semakin kecil antena maka frekuensi semakin tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
teknik miniaturisasi agar dapat merancang bangun antena dengan dimensi yang
kecil yang bekerja pada frekuensi yang kecil juga. Tingkat SAR juga diperhatikan
agar tidak mengganggu jaringan tubuh. Perbandingan beberapa bahan juga
dianalisa. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil parameter
sesuai standar ITU agar bisa diaplikasikan didalam jantung.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang akan dibahas oleh penulis sebagai berikut :
1. Bagaimana rancang bangun antena implan pada alat pacu jantung tanpa
kabel dengan frekuensi MICS Band untuk memonitoring kondisi detak
jantung?
2. Bagaimana melakukan karakterisasi antena mikrostrip sehingga
mendapatkan VSWR, return loss, bandwidth, gain, dan pola radiasi yang
baik?
3. Bagaimana simulasi perbandingan antena menggunakan phantom dan
tidak menggunakan phantom?
E. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian yang dilakukan lebih fokus, maka
diberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Antena implan ini disimulasikan mengguanakan software CST Studio
Suite.
3
2. Antena implan bekerja pada frekuensi MICS Band (402-405 MHz).
3. Menggunakan teknik miniaturisasi, biomaterial dan biokompatibilitas.
4. Parameter antena yang dibahas meliputi VSWR, return loss, bandwidth,
gain, dan pola radiasi.
5. Melakukan perbandingan simulasi antena menggunakan phantom dan
tidak menggunakan phantom.
6. Antena implan ini dibuat untuk memonitoring kondisi detak jantung pasien
yang diletakkan pada alat pacu jantung.
7. Tidak membahas komunikasi dan proses penerimaan data antena melalui
base station.
8. Fabrikasi purwarupa tidak menggunakan phantom dengan frekuensi 5.3
GHz dan 7.2 GHz.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Menghasilkan rancang bangun antena implan pada alat pacu jantung tanpa
kabel dengan frekuensi MICS Band untuk memonitoring kondisi detak
jantung.
2. Mendapatkan hasil analisa simulasi karakterisasi antena mikrostrip
sehingga mendapatkan VSWR, return loss, bandwidth, gain, dan pola
radiasi yang baik.
3. Mendapatkan hasil analisa simulasi menggunakan phantom dan tidak
menggunakan phantom.
4
H. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah diharapkan dapat dijadikan salah satu
sumber referensi dalam bidang teknik telekomunikasi untuk dapat melakukan
penelitian berikutnya yang berkaitan dengan antena implan pada alat pacu jantung.
I. Tinjauan Pustaka
I.1. Penelitian Terkait
Perancangan antena implan untuk memonitoring detak jantung pada alat pacu
jantung tanpa kabel memiliki referensi dari penelitian sebelumnya yang berguna
sebagai masukan dan ide untuk membuat Skripsi ini.
(a) (b)
Gambar 1. (a) desain antena dan pacemaker, dan (b) dimensi
antena implan
I.1.2. Miniaturized Planar Implanted Spiral Antenna Inside The Heart Muscle
At MICS Band For Future Leadless Pacemakers (Ramzan, 2019)
5
Pada penelitian yang dibuat oleh Mehrab Ramzan, dkk, dirancang sebuah antena
implan planar berbentuk spiral di dalam jaringan jantung untuk alat pacu jantung tanpa
timbal di masa depan. Antena yang ditanamkan dirancang pada Medical Implant
Communication Service (MICS) band (402-405 MHz). Dengan menggunakan substrate
bahan Rogers RO3210 dan permitivitas medium di sekitarnya dan efek kerugian singgung
pada antena implan juga diselidiki. Penelitian ini menggunakan teknik miniaturisasi dan
menggunakan shortening pin yang digunakan untuk memperkuat arus pada spiral. Sebuah
studi rinci pengaruh media disekitarnya pada antenna apabila ditanamkan dua jenis antena
implan didalam jantung. Antara dua jenis antena implan yang sama di dalam jaringan
jantung disimulasikan yang memberikan informasi tentang seberapa efisien antena yang
ditanamkan dirancang di dalam media lossy ini. Penelitian ini berfokus pada hasil koefisien
refleksi, bagian nyata dan imajiner dari impedansi yang digunakan. Desain antena pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
6
substrate Roger RT Duroid 6010 dengan ukuran fisik antena adalah 32 × 40 × 4 mm
dengan frekuensi kerja 403,03 MHz yang sesuai dengan standar frekuensi MICS
402-405 MHz. Hasil simulasi VSWR adalah 1.2 yang telah memenuhi standar nilai
VSWR ≤ 2 pada antena segi empat yang secara umum dianggap baik.
Keuntungannya adalah -27 dBi, yang dianggap baik menurut standar (-31,5 dBi)
dan SAR adalah 12,7 W / kg per 1g. Desain antena pada penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 3.
7
Berdasarkan gambar 4, parameter tersebut diberikan l, a, b, g, w dan s. masing
masing ditetapkan sebagai 12 mm, a adalah 11,5 mm, b adalah 10 mm, g adalah 0,5
mm, w dan s dipilih masing-masing sebagai 0,5 mm dan 0,25 mm.
8
analisa perbandingan penggunaan beberapa bahan dan analisa simulasi
menggunakan phantom dan tidak menggunakan phantom. Kemudian dengan
melakukan beberapa karakterisasi yang benar akan menghasilkan nilai parameter
yang baik dari desain antena-antena sebelumnya.
J. Landasan Teori
Landasan teori berisikan tentang teori yang berhubungan dengan topik
Skripsi. Landasan teori digunakan sebagai arahan dalam memecahkan masalah
pada Skripsi.
9
Gambar 6. Struktur Antena Mikrostrip
Substrat merupakan bahan dielektrik yang mempunyai porsi terbanyak pada
struktur keseluruhan antena yang dirancang. Penggunaan bahan dielektrik yang
berbeda ini akan mempengaruhi perhitungan ukuran antena sekaligus ukuran antena
secara keseluruhan. Dielektrik yang sering digunakan dalam perancangan adalah
bahan dielektrik yang memiliki konstanta dielektrik 2.2< ɛ < 12 (Safrianti, 2018)
Elemen substrat (substrate) merupakan bahan dielektrik yang memisahkan
antara patch dan bidang pentanahan (ground plane). Elemen ini memiliki jenis yang
bervariasi yang dapat digolongkan berdasarkan nilai konstanta dielektrik (εr) dan
loss tangent. Karakteristik substrat sangat berpengaruh terhadap besar parameter-
parameter antena, salah satunya adalah terhadap frekuensi kerja (Garg, 2001).
Elemen pentanahan (ground plane) merupakan pembumian bagi sistem
antena mikrostrip. Elemen pentanahan ini umumnya memiliki jenis bahan yang
sama dengan elemen peradiasi. Bentuk konduktor bisa bermacam-macam tetapi
yang pada umumnya digunakan berbentuk empat persegi panjang dan lingkaran
karena bisa lebih mudah dianalisis. Adapun jenis-jenis antena microstrip terlihat
pada gambar 7.
10
Gambar 7. Berbagai Bentuk Antena Mikrostrip
𝑐 2
𝑊= √(Ɛ (1)
2𝑓𝑟 𝑟 +1)
Keterangan
c = Kecepatan cahaya (3x108 m/s )
fr= Frekuensi kerja antena
11
Ɛr= Konstanta dielektrik substrat
𝑊
(Ɛ𝑟𝑒𝑓𝑓 +0,3)( +0,264)
ℎ
∆𝐿 = 0.412ℎ 𝑊 (2)
(Ɛ𝑟𝑒𝑓𝑓 −0,258)( +0,8)
ℎ
Ɛ𝑟 +1 Ɛ𝑟 −1 1
Ɛ𝑟𝑒𝑓𝑓 = + ( ) (3)
2 2 ℎ
√1+12( )
𝑊
Dimana Leff merupakan panjang patch efektif yang dapat dirumuskan dengan :
𝑐
𝐿𝑒𝑓𝑓 = (4)
2𝑓𝑟 √Ɛ𝑟𝑒𝑓𝑓
𝐿𝑔 = 6ℎ + 𝐿 (6)
𝑊𝑔 = 6ℎ + 𝑊 (7)
12
B 1 ln 2 B 1
2h
W r 1 0, 61 (9)
ln B 1 0,39
2 r r
(10)
𝑭
𝒂= 𝟐𝒉 𝝅𝑭
(11)
√𝟏+ 𝝅 𝜺 𝑭 [𝒍𝒏( 𝟐𝒉 )+𝟏.𝟕𝟕𝟐𝟔]
𝒓
dengan :
(8.791 ∗ 109 )
𝐹= (12)
(𝑓𝑟) √𝜀𝑟
dengan :
13
maksimal.Pada umumnya frekuensi resonansi menjadi acuan frekuensi kerja
antena. Frekuensi resonansi secara matematis dapat dirumuskan dalam bentuk
fungsi berikut:
1,8412 𝑉0
(𝑓𝑟 )110 = (13)
2𝜋𝑎𝑒 √𝜀𝑟
Dimana:
J.2.3 Bandwidth
Bandwidth didefenisikan sebagai rentang frekuensi kerja dari suatu antena.
Nilai bandwidth dapat diketahui apabila nilai frekuensi bawah dan frekuensi atas
sudah diketahui. Frekuensi bawah (fb) adalah nilai frekuensi awal dari frekuensi
kerja antena, sedangkan frekuensi atas (fa) merupakan nilai frekuensi akhir dari
frekuensi kerja antena. Bandwidth secara umum dapat dinyatakan sebagai (Volakis,
2007) :
Bandwidth fa fb (Hz)
Keterangan :
14
Γ = Koefisien Pantul
15
Pola radiasi (radiation pattern) adalah fungsi matematika atau representasi
grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi ruang. Sifat radiasi tersebut meliputi
kerapatan flux, intensitas radiasi, kuat medan, atau polarisasi. Biasanya sifat dari
radiasi yang sangat dipentingkan adalah persebaran secara tiga dimensi atau dua
dimensi dari energi yang diradiasikan antena. Contoh gambaran dari pola radiasi
antena secara tiga dimensi dan dua dimensi dapat dilihat dari Gambar 8 (Balanis,
2005)
16
yang digunakan untuk mentransmisikan energi elektromagnetik ke antena
mikrostrip. Teknik pencatuan yang digunakan pada antena mikrostrip merupakan
salah satu hal penting yang akan berpengaruh dalam sebuah perancangan antena
mikrostrip. Terdapat beberapa teknik pencatuan antena mikrostrip, yaitu
Electromagnetically Coupled (EMC), Microstrip Line, Coaxial Probe dan
Coplanar Waveguide. Setiap teknik pencatuan memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
Pada skripsi ini akan menggunakan teknik pencatuan Coplanar Waveguide.
Teknik pencatuan ini tersusun dari dua konduktor, yaitu sebuah strip dengan lebar
(w) dan bidang ground, keduanya berada pada satu sisi substrat yang memiliki
permitivitas relatif (𝜀𝑟) dengan ketebalan (h). Parameter utama pada suatu saluran
transmisi adalah nilai impedansi karakteristiknya (𝑍𝑜).
17
(ISM). Pita frekuensi menjamin rentang frekuensi yang beragam untuk perangkat
biomedis. Pita MICS memiliki rentang frekuensi yang lebih rendah karena panjang
gelombangnya yang besar, oleh karena itu pita MICS tidak cocok untuk perangkat
implan (Von, 2004). Faktanya, pita ISM jauh lebih dari yang sesuai untuk perangkat
biomedis karena bandwidth frekuensi yang lebih tinggi dan itulah alasan di baliknya
panjang gelombang kecil dan kecepatan bit tinggi setelah penempatan di tubuh
(Usui, 2006).
18
miniaturisasi dengan tujuan untuk mengurangi ukuran antena namun tetap
mempertahankan kinerja elektromagnetik. (Kim, 2004)
19
lapisan dielektrik atau superstrate untuk memisahkan radiator (patch) dari human
body.
20
Pengembangan antena patch terus dilakukan pada sektor komersial, karena
murah dan mudah dalam pembuatan. Beberapa aplikasi utama adalah untuk
komunikasi seluler, GPS, radar, dan peralatan medis (Elsalamouny, 2015).
K. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membagi tahap-tahap pengerjaannya berupa :
1. Studi literatur
Studi literatur sangat berguna untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dibuat, mengacu pada buku-buku pegangan, informasi
yang didapat dari internet, jurnal-jurnal dan makalah makalah yang membahas
tentang penelitian tersebut. Dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan
topik skripsi yang terdiri dari jurnal, artikel-artikel, layanan internet, dan lain-lain.
2. Studi bimbingan
Melakukan diskusi dengan dosen pembimbing tentang topik skripsi ini.
3. Perancangan Antena
Untuk melakukan perancangan antena digunakan software CST Microwave
Studio yang bisa mendesain antena dalam pemodelan tiga dimensi dan bisa
menghitung parameter antena. Sebelum melakukan perancangan, terlebih dahulu
menentukan karakteristik antena yang dirancang. Selanjutnya, menentukan jenis
substrat dan dimensi patch. Untuk lebih jelasnya akan dituangkan dalam bentuk
flowchart perancangan antena mikrostrip seperti yang ditunjukkan gambar 10.
Teknik miniaturisasi antena diuraikan di bawah ini.
a. Penggunaan material dengan permitivitas dielektrik tinggi. Teknik
sederhana yaitu dengan mengubah nilai konstanta dielektrik material.
Beberapa material dengan konstanta dielektrik tinggi seperti ceramic
alumina dengan εr = 9,4 atau Rogers 3210 dengan εr = 10,2. Dengan
demikian bahan dengan konstanta dielektrik tinggi dan lapisan dielektrik
yang tipis digunakan dalam teknik ini.
b. Modifikasi bentuk dasar antena dilakukan modifikasi geometri antena agar
dapat diperoleh pengurangan ukuran antena yang signifikan. Berbagai
bentuk seperti spiral, meandered, waffle dapat digunakan agar efektivitas
21
jalur arus patch dapat mengurangi frekuensi resonansi sehingga mencapai
ukuran yang kompak.
4. Analisa Hasil Simulasi
Yaitu serangkaian proses yang dilakukan untuk mengetahui apakah
performansi antena yang telah dirancang sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk
mengetahui performansi antena apakah baik atau buruknya dilakukan analisa
terhadap parameter-parameter antena seperti VSWR, return loss, bandwidth, gain,
pola radiasi dan lain-lain.
22
ini jenis substrat yang digunakan adalah Roger RT Duroid 6010 dan menggunakan
superstrat Roger RO3006. Desain dan simulasi antena ini menggunakan teknik
miniaturisasi, biokompatibilitas dan biomaterial. Simulasi antena menggunakan
software CST Studio Suite. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, maka
simulasi dilakukan dalam beberapa tahapan karakterisasi, yaitu karakterisasi spiral
pada patch, karakterisasi patch, dan karakterisasi ground.
5. Fabrikasi Antena
Yaitu, proses pembuatan purwarupa dari desain antena yang telah dibuat
menggunakan Software CST Microwave Studio. Dalam proses ini akan dilakukan
pengukuran parameter antena yang kemudian akan dibandingkan dengan hasil
simulasi. Pada Gambar 18 merupakan flowchart proses fabrikasi antena.
23
mengukur pola radiasi antena serta mengukur jangkauan antena. Pengujian antena
dilakukan tanpa menggunakan phantom.
6. Penulisan Hasil penelitian
Hasil dari pengujian dan pengumpulan data kemudian dianalisa. Dari sini
dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.
L. Analisa Sementara
Antena implan yang akan dirancang untuk aplikasi biomedis pada alat pacu
jantung bekerja pada frekuensi MICS band (402-405 MHz). Pita frekuensi MICS
juga digunakan di Meteorological Aids Service (METAIDS) oleh karena itu,
frekuensi MICS hanya digunakan di dalam ruangan. Nilai frekuensi akan
mempengaruhi ukuran fisik antena. Miniatur antena didesain berbentuk spiral
sehingga dimensi antena kecil dan bekerja pada frekuensi rendah. Bahan substrat
yang digunakan adalah Roger RT duroid 6010 dengan konstanta dielektrik 10.2
dengan ketebalan substrat 0.635 mm, Roger 3006 dengan konstanta dielektrik 6.4
digunakan sebagai bahan superstrat.
Parameter merupakan suatu nilai yang ingin dicapai pada proses pembuatan,
baik berupa simulasi maupun pengukuran secara langsung. Parameter ini digunakan
sebagai acuan pada proses simulasi dan pengujian. Untuk antena dengan pita
frekuensi MICS menggunakan Standar Regulasi International Telecommunication
Union (ITU) sebagai acuan nilai parameter yang digunakan pada penelitian ini.
Adapun nilai-nilai parameter antena implan pada pita frekuensi MICS adalah
sebagai berikut:
1. Frekuensi kerja 402-405 MHz
2. VSWR ≤ 2
3. Return Loss -15 hingga -30 dB
4. Gain > 5 dBi dan >-31.5 dBm
5. Bandwidth > 0.3 MHz
Sebelum melakukan perancangan antena, terlebih dahulu tentukan parameter
agar antena yang dibuat bekerja secara optimal. Kemudian setelah beberapa
parameter telah ditentukan, masuklah pada tahap perancangan. Pada tahap ini
24
antena akan dirancang kemudian dihitung berdasarkan perhitungan teori. Setelah
semua nilai telah didapat, antena akan dibuat menggunakan simulasi. Simulasi akan
menjadi acuan apakah hasil perancangan telah dilakukan dengan benar, jika tidak
maka dilakukan optimasi atau perbaikan perancangan.
= 6.830196
Langkah 2: Perhitungan jari-jari antena lingkaran berdasarkan rumus (11)
𝟔. 𝟖𝟑𝟎𝟏𝟗𝟔
𝒂=
(𝟐)(𝟎. 𝟔𝟑𝟓) (𝟑. 𝟏𝟒)(𝟔. 𝟖𝟑𝟎𝟏𝟗𝟔)
√𝟏 + [𝐥𝐧 ( ) + 𝟏. 𝟕𝟕𝟐𝟔]
(𝟑. 𝟏𝟒) (𝟏𝟎. 𝟐)(𝟔. 𝟖𝟑𝟎𝟏𝟗𝟔) (𝟐)(𝟎. 𝟔𝟑𝟓)
𝒂 = 𝟔. 𝟕𝟒𝟎𝟕𝟗𝟖 𝒎𝒎
Desain menggunakan teknik miniaturisasi yang bertujuan untuk mengurangi
ukuran antena sambil mempertahankan kinerja elektromagnetik dan pada frekuensi
rendah. Teknik miniaturisasi antena ini adalah dengan membuat antena melingkar
dan patch spiral. Bentuk spiral pada patch ini merupakan teknik miniaturisasi yang
dibuat dengan tujuan mendapatkan frekuensi rendah dengan antena kecil. Untuk
tahap awal, dimensi lebar spiral dan jarak antarspiral dapat diasumsikan.
Berdasarkan perhitungan yang telah diperoleh didapatkan hasil perhitungan
suatu antena mikrostrip dengan dimensi pada Tabel 2. serta pengasumsian lebar dari
bentuk spiral pada patch. Bahan substrat yang digunakan adalah Roger RT duroid
25
6010 dengan konstanta dielektrik 10.2 dengan ketebalan substrat 0.635 mm, Roger
3006 dengan konstanta dielektrik 6.4 digunakan sebagai bahan superstrat.
Tabel 2. Hasil Dimensi Antena Mikrostrip
Parameter Dimensi (mm)
R (Jari-Jari) 6.74
h1 (substrat) 0.635
h2 (supestrat) 0.25
Wc (Lebar Spiral)* 1.3
G (Lebar antarspiral)* 1.35
N (Jumlah Spiral) 2
*
nilai dimensi diasumsikan
26
(a) (b)
(c)
27
Pada gambar 12 nilai perancangan VSWR yang didapat sebesar 8.533 di
frekuensi 403 MHz.
28
yang diinginkan. Karakterisasi dilakukan dengan mengubah lebar spiral, mengubah
jarak antarspiral, membuat slot pada patch, dan Defected Ground Structure.
Karakterisasi Lebar Spiral (Wc)
Karakterisasi lebar spiral merupakan proses mengubah dimensi lebar spiral
Wc yang mana dimensi lebar antarspiral G tetap yaitu 1.35 mm. Gambar 14
menunjukkan geometri beberapa karakterisasi lebar spiral antena implan. Gambar
15 menunjukkan perbandingan hasil return loss untuk karakterisasi lebar spiral dan
akan dijabarkan pada Tabel 4. Dari hasil karakterisasi lebar spiral menunjukkan
bahwa, jika lebar spiral Wc lebih kecil dari lebar antarspiral G, dan jika lebar spiral
Wc semakin kecil maka frekuensi dan bandwidht akan semakin besar, namun
return loss semakin kecil. Jika lebar spiral Wc lebih besar dari lebar antarspiral G,
dan jika lebar spiral Wc semakin besar maka frekuensi, bandwidht dan return loss
semakin kecil. Untuk melanjutkan karakterisasi lebar antarspiral, maka di ambil
hasil karakterisasi dengan frekuensi terkecil, yaitu pada dimensi lebar spiral Wc
sebesar 1.3 mm.
29
(S1,1_W1.1)
(S1,1_W1.2)
(S1,1_W1.3)
(S1,1_W1.4)
30
(S1,1_W1.5)
(S1,1_W1.6)
(S1,1_W)
Gambar 15. Hasil Simulasi S1,1 Karakterisasi Lebar Spiral Wc Antena Implan
31
S1,1_W1.5 1.35 1.5 582 -58.449 142.9
S1,1_W1.6 1.35 1.6 578 -80.025 142.67
32
(S1,1_G1.4) (S1,1_G1.5) (S1,1_G1.6)
(S1,1_G1)
Gambar 16. Geometri Karakterisasi Lebar Antarspiral G Antena Implan
(S1,1_G1.1)
33
(S1,1_G1.2)
(S1,1_G1.3)
(S1,1_G1.4)
(S1,1_G1.5)
(S1,1_G1.6)
34
(S1,1_G1)
(S1,1_G)
Gambar 17. Hasil Simulasi S1,1 Karakterisasi Lebar Antarspiral G Antena
Implan
Karakterisasi Patch
Karakterisasi patch merupakan proses pemberian slot pada spiral dengan
dimensi lebar antarspiral G adalah 1 mm dan dimensi lebar antarspiral Wc adalah
1.3 mm. Gambar 18 menunjukkan geometri beberapa karakterisasi patch antena
35
implan. Gambar 19 menunjukkan perbandingan hasil return loss untuk
karakterisasi patch dan akan dijabarkan pada Tabel 6. Dari hasil karakterisasi patch
menunjukkan bahwa, dengan pemberian slot pada patch, maka dapat
mempersempit penyebaran arus sehingga frekuensi dapat bergeser mendekati
frekuensi resonansi yang diinginkan. Namun, kekurangannya adalah nilai return
loss menjadi senakin besar sehingga untuk memperkecil return loss maka dilakukan
karakterisasi ground atau Defected Ground Structure.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 18. Geometri Karakterisasi Patch Antena Implan
(S1,1_SPTB)
36
(S1,1_SP1)
(S1,1_SP2)
(S1,1_SP3)
(S1,1_SP)
Gambar 19. Hasil Simulasi S1,1 Karakterisasi Patch Antena Implan
37
Tabel 6. Perbandingan Hasil Simulasi Karakterisasi Patch Antena Implan
Return
Wc G Frekuensi Bandwidht
Simulasi Karakterisasi Loss
(mm) (mm) (MHz) (MHz
(dB)
S1,1_SPTB 1.3 1 tb = 40 443.93 -15.406 122.29
Slot 1
S1,1_SP1 1.3 1 364.12 10.911 59.25
(1.8x0.5)
Slot 2
S1,1_SP2 1.3 1 395.32 -12.554 92.78
(1.8x3)
S1,1_SP3 1.3 1 Slot 3 394.81 -12.553 92.79
38
(S1,1_GND4) (S1,1_GND5)
Gambar 20. Geometri Karakterisasi Ground Antena Implan
(S1,1_GND1)
(S1,1_GND2)
(S1,1_GND3)
39
(S1,1_GND4)
(S1,1_GND4)
(S1,1_GND)
40
Diameter Inner
S1,1_GND4 1.3 1 426.1 -21.103 140.38
Ground
Diameter Inner
S1,1_GND5 1.3 1 422.02 -21.06 136.95
Ground
41
M. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan dan proses simulasi antena sementara
diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Antena implan yang dirancang dengan nilai perhitungan awal dimensi antena
sebelum dilakukan optimasi belum mencapai spesifikasi parameter yang
diinginkan.
2. Dilakukan karakterisasi pada patch antena dengan mengubah dimensi patch
spiral yaitu mengubah nilai lebar spiral dan lebar antarspiral. Berdasarkan
data hasil simulasi sementara, nilai return loss terbaik diperoleh setelah
karakterisasi adalah -22,716 dB pada frekuensi 5,8 GHz dengan bandwith
antenna 3,1 GHz.
3. Dilakukan karakterisasi ground.
4. Simulasi menggunakan phantom dapat menghasilkan frekuensi yang
diinginkan. Namun, jika tidak menggunakan phantom, maka didapat
frekuensi yang besar, yaitu 5 GHz. Simulasi tanpa phantom diperlukan untuk
referensi saat dilakukan fabrikasi antena karena keterbatasan ketersediaan
phantom jantung.
N. Jadwal Kegiatan
Tabel 7. Perkiraan Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Minggu
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Studi Literatur
Pengoptimasian rancangan
4.
antena untuk mendapatkan
karakteristik yang baik
42
5. Analisa hasil simulasi
O. Rancangan Biaya
Tabel 5. Pengeluaran lain-lain (Administrasi, Publikasi dan Operasional)
No Biaya Satuan
Uraian Kegiatan Volume Jumlah(Rp)
. (Rp)
Pengetikan dan Perbanyak
1. 5 Rangkap 30.000 150.000
Proposal
2. Seminar Proposal 1 Kali 250.000 250.000
Pengetikan dan Perbanyak
3. 6 Rangkap 100.000 600.000
Laporan Hasil Penelitian
4. Seminar Hasil Penelitian 1 Kali 300.000 300.000
5 ATK 1 Set 50.000 50.000
6 Transportasi 6 x (PP) 25.000 150.000
Jumlah Biaya (Rp) 1.500.000
43
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., & Prasojo, A. K. (2017). Desain Antena Mikrostrip GPS Berbentuk
Lingkaran (Circular). Jurnal Kajian Teknik Elektro, 2(1), 67-70.
Alodokter. (2018, April). Mengenal Alat Pacu Jantung dan Cara Kerjanya. Diakses
16 Januari 2020, <https://www.alodokter.com/mengenal-alat-pacu-jantung-
dan-cara-kerjanya>
Garg, R., Bhartia, P., Bahl, I. J., & Ittipiboon, A. (2001). Microstrip antenna design
handbook. Artech house.
Hasan, R. R., Rahman, M. A., Sinha, S., Uddin, M. N., & Niloy, T. S. R. (2019,
April). In body antenna for monitoring pacemaker. In 2019 International
Conference on Automation, Computational and Technology Management
(ICACTM) (pp. 99-102). IEEE.
44
Kim, J., & Rahmat-Samii, Y. (2004). Implanted antennas inside a human body:
Simulations, designs, and characterizations. IEEE Transactions on
microwave theory and techniques, 52(8), 1934-1943.
Kiourti, A., Christopoulou, M., & Nikita, K. S. (2011, July). Performance of a novel
miniature antenna implanted in the human head for wireless biotelemetry. In
2011 IEEE International Symposium on Antennas and Propagation
(APSURSI) (pp. 392-395). IEEE.
Kompas, 2019. Alat Pacu Jantung Terbaru Ini Hanya Sebesar Pil. Diakses 16
Januari 2020 pukul 22.00 <https://kilasdaerah.kompas.com/sulawesi-
utara/read/2014/06/22/1225383/Alat.Pacu.Jantung.Terbaru.Ini.Hanya.Sebes
ar.Pil>
Liu, W. C., Chen, S. H., & Wu, C. M. (2008). Implantable broadband circular
stacked PIFA antenna for biotelemetry communication. Journal of
Electromagnetic Waves and Applications, 22(13), 1791-1800
Pusat Jantung Nasional. 2018. Alat pacu jantung permanen tanpa kabel. diakses
pada tanggal 10 Desember 2020. Pukul 11:00 WIB.
<https://pjnhk.go.id/artikel/alat-pacu-jantung-permanen-tanpa-kabel >
45
Rahaman, M. A., & Hossain, Q. D. (2019, January). “Design and Overall
Performance Analysis of an Open End Slot Feed Miniature Microstrip
Antenna for On-body Biomedical Applications”. In 2019 International
Conference on Robotics, Electrical and Signal Processing Techniques
(ICREST) (pp. 200-204). IEEE.
Ramzan, M., Fang, X., Wang, Q., Neumann, N., & Plettemeier, D. (2019, May).
Miniaturized planar implanted spiral antenna inside the heart muscle at MICS
band for future leadless pacemakers. In 2019 13th International Symposium
on Medical Information and Communication Technology (ISMICT) (pp. 1-
4). IEEE.
Safrianti, E. Egi Pratama. (2018). Desain Antena Mikrostrip Circular Patch dengan
Teknik Pencatuan Direct Feed Line Frekuensi Kerja 2,4 GHz . Seminar
Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA), 159-163
Usui, H., Takahashi, M., & Ito, K. (2006, July). Radiation characteristics of an
implanted cavity slot antenna into the human body. In 2006 IEEE Antennas
and Propagation Society International Symposium (pp. 1095-1098). IEEE.
46
Usman, Yuslely, et al (2019). Indonesia’s sample registration system in 2018 : a
work in progress. Journal of Population and Social Studies [JPSS] 27.1
(2019): 39-52.
Von Arx, J. A., Mass, W. R., Mazar, S. T., & Amundson, M. D. (2004). Antenna
for an Implantable Medic Device. US Patent6708065, Mar, 16
Wang, M., Liu, H., Zhang, P., Zhang, X., Yang, H., Zhou, G., & Li, L. (2020).
Broadband implantable antenna for wireless power transfer in cardiac
pacemaker applications. IEEE Journal of Electromagnetics, RF and
Microwaves in Medicine and Biology.
World Health Organization (WHO) 2018. The top 10 causes of death. Diakses pada
24 November 2020, < https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-
top-10-causes-of-death>
X. Lin, B-C. Seet, F. Joseph. 2015. Fabric Antenna With Body Temperature
Sensing For Ban Applications Over 5g Wireless Systems. Ninth International
Conference On Sensing Technology.
Yang, Z. J., Zhu, L., & Xiao, S. Q. (2018, May). An Implantable Circularly
Polarized Patch Antenna for Pacemaker Monitoring System. In 2018
International Conference on Microwave and Millimeter Wave Technology
(ICMMT) (pp. 1-3). IEEE.
47