Laporan Perencenaan Bangunan Lepas Pantai
Laporan Perencenaan Bangunan Lepas Pantai
OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
Bangunan Lepas Pantai, ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga saya sangat berterima kasih pada bapak Ashury, ST, MT,
Ir. Juswan, MT, Dr. Taufiqur Rachman, ST, MT, Muh. Zubair Muis Alie, ST,
MT, Ph.D, Sabaruddin Rahman, ST, MT, Ph.D, Daeng Paroka, ST, MT, Ph.D,
Dr.Eng, Achmad Yasir Baeda, ST, MT, Dr.Eng, Firman Husain, ST, MT. Selaku
Dosen mata kuliah Perencanaan Bangunan Lepas Pantai, dan Konstruksi
Bangunan Lepas Pantai, Universitas Hasanuddin yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.
Saya selaku penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bangunan lepas pantai.
Saya selaku penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
LEMBARAN PENGESAHAN
Tugas ini telah diperiksa dan dinyatakan LAYAK dan SAH untuk
diseminarkan.
LEMBAR PENILAIAN
Dengan Nilai:
A A- B+ B B- C+ C D
Demikian lembar pengesahan ini dibuat dan dipergunakan sebagaimana mestinya
196908021997021001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
LEMBARAN PENGESAHAN.............................................................................ii
LEMBAR PENILAIAN.......................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
I.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
I.2 Maksud dan Tujuan...............................................................................................2
I.3 Batasan Masalah.....................................................................................................2
I.4 Manfaat...................................................................................................................2
BAB II PRAPERANCANGAN.............................................................................4
II.1 Landasan Teori.....................................................................................................4
II.2 Penentuan Lokasi Geografis, dan Karateristik Lingkungan.............................6
A. Lokasi Geografis...............................................................................................6
B. Penentuan Karakteristik Lingkungan...........................................................6
II.3. Pemilihan Konfigurasi Struktur (Geometri, Bahan Struktur dan Ukuran
Awal).............................................................................................................................8
A. Pemilihan Konstruksi :....................................................................................8
B. Penentuan Berat dan Luasan Geladak........................................................13
C. Pemilihan Bahan Struktur.............................................................................15
D. Tiang Pancang (Pile)......................................................................................16
E. Perangkaan.....................................................................................................19
F. Geladak...............................................................................................................23
BAB III PENYAJIAN DATA............................................................................26
III.1. Penentuan Lokasi Geografis dan Karakteristik Lingkungan.......................26
A. Lokasi Geografis.............................................................................................26
B. Karakteristik Lingkungan.............................................................................26
III.2. Pemilihan Konfigurasi Struktur (Geometri, Bahan Struktur dan Ukuran
Awal)...........................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
Di balik itu semua, Indonesia menyimpan berbagai potensi sumber daya alam
yang berlimpah ruah, salah satunya adalah minyak & gas bumi. Indonesia
diduga menyimpan milyaran barrel minyak yang tersebar di seluruh kepulauan
Indonesia. Para ahli memperkirakan terdapat 50 cekungan potensial yang
dapat menghasilkan minyak bumi.
I.4 Manfaat
a. Memberikan ilmu, wawasan serta pengalaman tentang bagaimana
mendesain sebuah bangunan lepas pantai tipe Fixed Offshore Platform,
atau struktur terpancang, yang memenuhi kaidah-kaidah struktur yang
berlaku.
BAB II
PRAPERANCANGAN
II.1 Landasan Teori
Perancangan merupakan pemikiran dasar yang menyangkut proses
identifikasi sejumlah kriteria yang berkaitan dengan kemampuan produksi,
kinerja dan keamanan serta keseimbangan antara pemenuhan berbagai target.
Perancangan struktur anjungan lepas pantai merupakan pemikiran dasar
untuk mengambil keputusan dalam memilih tata letak, geometri, bahan dan
ukuran struktur yang layak. Pendekatan yang diterapkan dalam prosedur
perancangan menggunakan “spiral perancangan”.
a. Inovasi baru
b. Perkembangan teknologi material dan fabrikasi
c. Perubahan dalam pendanaan oleh pemerintah dan dukungan terhadap
industri
Lokasi yang mengandung minyak maupun gas belum tentu layak untuk
dieksploitasi, kaitannya dengan perkiraan ekonomis terhadap pembangunan
konstruksi bangunan lepas pantai. Perkiraaan ekonomis tersebut harus tepat
mengingat mahalnya biaya konstruksi sebuah struktur bangunan lepas pantai.
Dalam hal ini besar jumlah kandungan minyak maupun gas pada suatu lokasi
sangat menentukan layak tidaknya untuk dieksploitasi.
Salah satu data kondisi lingkungan yang utama adalah kedalaman perairan.
Dalam banyak hal data ini merupakan tolak ukur berbagai persyaratan yang
harus dipenuhi dalam penentuan konfigurasi struktur bangunan lepas pantai.
Muka air pasang dan muka air surut juga merupakan parameter penting yang
mempengaruhi kedalaman perairan.
Berikut ini adalah bagian dari gejala alam yang juga merupakan beban
lingkungan yang dialami struktur bangunan lepas pantai di lokasi tempat
pengoperasian :
1. Gelombang
Gelombang merupakan sumber utama dari beban lingkungan yang
diderita oleh anjungan lepas pantai. Dalam perancangan konstruksi
bangunan lepas pantai, karakteristik gelombang yang digunakan
adalah pada kondisi lingkungan normal untuk menentukan parameter
gelombang rata-rata dan kondisi lingkungan ekstrim yang
diperkirakan terjadi periode perulangan dalam waktu 100 tahun.
Parameter-parameter yang diperoleh dari gelombang adalah tinggi
gelombang, periode gelombang, panjang gelombang dan elevasi
puncak gelombang serta parameter lain yang mendukung.
2. Angin
Parameter angin paling utama adalah kecepatan angin. Data angin
yang diperoleh harus disesuaikan dengan kecepatan angin pada
ketinggian standart (ketinggian acuan/referensi)yaitu 10 m atau 33 ft
diatas permukaan air rata-rata dengan interval waktu yang ditentukan.
Terdapat dua tipe kecepatan angin yaitu gust (kecepatan angin rata-rata
dalam interval waktu kurang dari satu menit) dan sustained (kecepatan
angin rata-rata dalam interval waktu satu menit atau lebih). Namun
3. Arus
Seperti halnya angin, parameter paling utama dari arus adalah
kecepatannya. Selain itu juga, arah terpaan arus juga merupakan
variabel penting yang berguna untuk perencanaan pengoperasian
anjungan lepas pantai. Perhitungan arus memiliki banyak pengaruh
terhadap penentuan letak dan arah kedudukan sandaran kapal serta
gaya dinamis yang diderita anjungan lepas pantai.
II.3. Pemilihan Konfigurasi Struktur (Geometri, Bahan Struktur dan
Ukuran Awal)
A. Pemilihan Konstruksi :
Berdasarkan konstruksinya, bangunan lepas pantai dibedakan atas tiga jenis,
yaitu
1. Struktur Terpancang; seperti Jacket Steel Platform, Grafity Platform
Platform ini dibangun di atas kaki baja (jacket leg) atau beton, atau
keduanya, tertanam langsung ke dasar laut, menopang bangunan atas
(dek/topside) dengan ruang untuk rig pengeboran, fasilitas produksi dan
tempat tinggal pekerja. Platform tersebut, berdasarkan kekakuannya,
dirancang untuk penggunaan waktu yang sangat panjang (hingga 50
tahun). Dapat dilihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2 dibawah ini :
Diameter pile dapat ditentukan dari Tabel 2.1 dengan terlebih dahulu
menentukan besarnya kapasitas aksial yang dapat didukung oleh tiap
pile dengan pendekatan sebagai berikut :
P = W/n
Ket :
P = Kapasitas beban aksial
N = Jumlah kaki struktur yang direncanakan
W = Berat total dari geladak
Pile Lateral
Axial (Ton)
Diameter (Ton)
30 inch 50-70 250-750
36 inch 70-90 500-1000
39 inch 80-90 1000-1750
42 inch 110-125 1500-2250
Akibat dari better atau kemiringan, maka jarak antar kaki makin
melebar pada dasar laut. Sehingga untuk membantu kaki struktur
menahan momen guling, maka biasanya konstruksi direncanakan
menggunakan beberapa skirt pile yang memanjang hingga satu level
di atas level paling bawah struktur (Introduction to Offshore
Structures, ‘Design for an Eight Leg Jacket’ : 113).
E. Perangkaan
Kaki–kaki jacket dihubungkan dan ditopang oleh rangka–rangka (brace)
dengan arah–arah horisontal, diagonal–horisontal, diagonal–vertikal.
a. Pola Perangkaan
Pola perangkaan struktur penyangga anjungan mengikuti tipe-tipe
sambungan tubular yang sangat beragam. Perangkaan struktur
umumnya adalah pola K, N, T, K ganda, N ganda, T ganda dan
kombinasi dari beberapa pola tersebut.
c. Rangka Tubular
Parameter perancangan yang paling menentukan untuk penentuan
ukuran awal rangka struktur/rangka tubular anjungan adalah rasio
kerampingan kl/r. Pengalaman menunjukkan bahwa kl/r antara 70
hingga 90 menghasilkan hasil memadai (Planning and Design Of
Fixed Offshore Platform : 564). Untuk struktur penyangga lainnya
yang lebih sekunder maka rasio kerampingan kl/r dapat diambil yang
terbesar atau mengambil sekitar 2/3 dari diameter brace utama.
Parameter yang paling menentukan dalam menentukan ukuran awal
rangka tubular adalah rasio kerampingan. Adapun besar rasio
kerampingan disetiap area dapat dilihat pada table 2.3 di bawah ini :
Tabel 2.3 Rasio Kerampingan
AREA kl/r
Teluk meksiko 85
Pantai timur USA 80
Pantai Barat USA 80
Alaska 75
Laut Utara 75
Timur Tengah 110
Tabel 2.4. Rasio D/t untuk Komponen Tubular Struktur Rangka Anjungan
FaktorPanjang
Bagian struktur
Efektif
Kaki bangunan atas:Dengan bracing 1,0
Portal (tanpa braces) K
Jacket leg dan pilling:
Grouted composite section 1,0
Ungrouted jacket leg 1,0
Ungrouted pilling between shim 1,0
points
Deck truss web members:
0,8
In action plane
1,0
Out of plane action
Jacket braces:
Face to face length of main diagonals 0,8
Face of leg to centerline of joint 0,8
length of k brace
Longer sehment length of x brace 0,9
Secondary horisontals 0,7
Deck truss chord members 1,0
Perhitungan diameter dan ketebalan konstruksi harus diuji pada aspek
parameter sambungan tubular, dimana nilai-nilai tergantung dari
diameter chord (D) dan brace (d) serta ketebalan chord (T) dan brace
(t), seperti dijelaskan berikut ini:
F. Geladak
a. Jenis–jenis geladak
1. Geladak produksi (Production deck)
Minyak yang dieksploitasi tidak langsung di distribusikan ke darat,
Karena masih bercampur dengan unsur-unsur, maka geladak
produksi dimaksudkan sebagai tempat pengolahan dan pemisahan
antara miyak, gas dan air laut.
H = 0,5HM + PAT + PB
PB = Pasang badai
Untuk ketebalan tiang kaki geladak dapat ditentukan sesuai rasio D/t
pada table 1.3. Sedangkan untuk ukuran pengikat tiang geladak
(brace) dapat didekati dengan rasio kerampingan kl/r = 70 – 90
(“Planning and Design Of Fixed Offshore Platform“ : 564) dan
ketebalannya sesuai dengan table 1.3. Ukuran pengikat tiang geladak
BAB III
PENYAJIAN DATA
III.1. Penentuan Lokasi Geografis dan Karakteristik Lingkungan
A. Lokasi Geografis
Lokasi untuk tempat operasi anjungan lepas pantai yang akan
dirancang direncanakan di Selat Makassar dengan asumsi bahwa
lokasi tersebut dapat menghasilkan produksi minyak mentah perhari
sebesar 145.000 BOPD (Barrel Oil Per Day).
B. Karakteristik Lingkungan
Adapun karakteristik lingkungan di Selat Makassar adalah sebagai
berikut:
DATA AWAL
No Parameter Value Unit Value Unit
1 Daerah Pengeboran Gulf of Java
2 Oil Production Rate 150000 BOPD
3 Kedalaman Air 116,7 ft 35,57 m
4 Panjang Gelombang 456.2 ft 139.05 m
5 Tinggi Gelombang 30.2 ft 9.20 m
6 Periode Gelombang 9.7 s
7 Pasang Astronomi Tertinggi 4,6 ft 1,4 m
8 Pasang Badai 0,5 ft 0.15 m
9 Kecepatan Angin 10m 90 Mph 40,23 m/s
10 Koefisien Drag (CD) 1
11 Koefisien Inersia (CM) 2
12 Batter 1/7
4. Berat pengetesan diambil sekitar (1– 2 ton) berat pengetesan diambil 2 ton
5. Beban total yang bekerja pada konstruksi geladak yaitu berat operasional
ditambah berat pengangkatan, diperoleh :
Beban total geladak = 16,200 + 600 + 2 = 16,802 ton
D. Tiang Pancang
1. Jumlah Kaki Struktur dan Ukuran Pile
Mengingat adanya ukuran pipa yang lebih besar dewasa ini,
anjungan cenderung dikonstruksi dengan 10 kaki pada kedalaman ±
100 feet. Dalam perancangan konstruksi lepas pantai ini ditetapkan
jumlah kaki struktur sebanyak 8 buah yang melayani sumur. Besar
kapasitas aksial (P) yang dapat didukung oleh tiap pile adalah
sebagai berikut :
Sehingga dari tabel 3.1 dan, 3.2 dengan asumsi kapasitas lateral
sebesar 110 - 125 ton diperoleh diameter pile yaitu sebesar 42 inch
dan ketebalan dinding pile 11 / 16 inch.
E. Perangkaan
1. Pola Perangkaan
Dengan mempertimbangkan rasio kerampingan kl/r dan perencanaan
yang sederhana untuk menekan biaya produksi tanpa mengabaikan
kekuatan struktur, maka perangkaan struktur menggunakan sistem
rangka yang bervariasi yaitu sistem rangka horizontal dan kombinasi
pola perangkaan K dan N
F. Rangka Tubular
1. Kaki Jacket
Untuk penentuan diameter luar kaki jacket direncanakan dengan
menambah minimal 5 cm dari diameter luar pile (menurut DM.Rosyid
dalam makalah pelatihan segitiga biru “Perencanaan struktur anjungan
lepas pantai “ : 14), namun pada perencanaan ini diameter pile
ditambahkan 10 cm sehingga diperoleh :
= 1,157(cm) + 9 (cm)
= 115,7 cm = 46 inch
D/t = 45
D/t = 35
A. Brace Horizontal
Diambil nilai perbandingan kl/r = berkisar antara 70 -90 sumber
(Chakrabarti, Hal 329 6.2.3.5 Jacket Brize Size Selection), dan
diambil nilai kl/r = 70 k = 0,70 (tabel 3.4), dan panjang tak
ditumpu = 18,7 m
Diameter Brace Horizontal
Panjang tak ditumpu terpanjang = 18.7 m
Diambil rasio kl/r sebesar = 70
Nilai k = 0.8
r = 0.35 d
d = ( k * I ) / ( r * kl/r ) = (0,7 x 18,7) / (0,35d x 70) m
= 0,53 m
= 21,03 inch
Ketebalan brace dapat ditentukan menurut tabel 3.3 (dipilih rasio D/t
= 40): sehingga tebal brace adalah
B. Brace K dan N
Diambil nilai perbandingan kl/r = berkisar antara 70 - 90 sumber
(Chakrabarti, Hal 329 6.2.3.5 Jacket Brize Size Selection), dan diambil
nilai kl/r = 70 k = 0,70 (tabel 3.4), dan panjang tak ditumpu = 27.63
Diameter Brace K, N
Panjang tak ditumpu terpanjang = 22,00 m
Diambil rasio kl/r sebesar = 70
Nilai k = 0.8
r = 0.35 d
d = ( k * I ) / ( r * kl/r ) = (0,8 x 22,0) / (0,35d x 70) m
= 0,718 m
Dengan Tebal brace K dan N
Tebal Brace K, N
D/t = 40
36,81/
t = 40 inch
= 0,77 inch
= 19.56 mm
Kontrol Nilai Perencanaan
Kaki Geladak
Ketinggian yang dapat dicapai air laut di atas garis air rata-rata (MWL)
bisa ditentukan dengan persamaan berikut :
Tinggi Rencana
HM = 9,20 m
HAT = 1,40 m
DH = 0.15 m
H = 0.5 HM + 0.5 HAT + DH
= (1/2 x 9,20) + (1/2 x 1,40) + 0,15
2
M = ql /12
maks
fb = M /S
maks
2
M = 29.070,13 x 9 /12 dengan l = 9 m
maks
= 196,22 kNm
= 144.67 kip-ft
Dipakai profil WF 12x12-1/2 (283 kg/m) baja mutu A36, Fb = 36 ksi
(248 Mpa)
fb = 28,80 x 12 (inchi) / 145
= 5.02 ksi
3
dengan S = 145 inchi
sehingga didapatkan fb < Fb (perancangan aman dan memenuhi)
• Balok Geladak pada daerah Pengeboran
2
M = 20930.49 x 9 /12 dengan l = 9 m
maks
= 141.28 kNm
= 104.61 kip-ft
Dipakai profil WF 12x12-1/2 (283 kg/m) baja mutu A36, Fb = 36 ksi
(248 Mpa)
fb = 104,16 x 12 (inchi) / 145
= 3.62 ksi
3
dengan S = 145 inchi
sehingga didapatkan fb < Fb (perancangan aman dan memenuhi)
• Balok Geladak Akomodasi
= 57,26 kNm
= 42.21 kip-ft
Dipakai profil WF 12x12-1/2 (283 kg/m) baja mutu A36, Fb = 36 ksi
(248 Mpa)
fb = 42,21 x 13 (inchi) / 145
= 2.92 ksi
3
dengan S = 145 inchi
• Balok Geladak Helly Deck
2
M = 13543,49 x 9 /12 dengan l = 9 m
maks
= 91.42 kNm
= 67,40 kip-ft
Dipakai profil WF 12x12-1/2 (283 kg/m) baja mutu A36, Fb = 36 ksi
(248 Mpa)
fb = 67.42 x 13 (inchi) / 145
= 4,66 ksi
3
dengan S = 145 inchi
sehingga didapatkan fb < Fb (perancangan aman dan memenuhi)
BAB IV
ANALISA BEBAN LINGKUNGAN
Untuk beban temporer atau beban sementara (beban akibat fabrikasi dan
instalasi) harus dikombinasikan juga dengan beban mati serta beban
lingkungan lain, berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang
diperkirakan. Adapun beban pada konstruksi harus diperhitungkan
berdasarkan pembebanan yang menimbulkan tegangan maksimum dengan
memperhatikan tegangan izin.
Berikut ini adalah bagian dari beban lingkungan tempat bangunan lepas
pantai beroperasi, yakni :
c) Beban Arus; baik arus yang diakibatkan oleh pasut, badai maupun
sirkulasi variabel-variabel fisik laut.
d) Beban akibat pasut; baik pasut astronomis maupun pasut karena angin
Analisa beban statis umumnya dilakukan pada struktur yang tidak terlalu dalam,
namun untuk laut yang lebih dalam di mana untuk pengoperasiannya anjungan
cenderung bersifat lebih lentur (akibat hantaman gelombang secara terus-
menerus), maka disamping analisa statis juga perlu dilakukan analisa dinamis
(BKI , 1991).
Dalam analisa statis, beban-beban yang bekerja adalah pembebanan pada struktur
jacket misalnya beban geladak, beban beban bentur kapal (boat landing load) dan
beban lingkungan (gelombang, arus dan angin). Adapun unsur-unsur yang
berpengaruh dalam analisa tersebut adalah gelombang laut, arus dan kecepatan
angin yang berpengaruh pada struktur bangunan atas.
Pada perencanaan bangunan lepas pantai ini, analisa beban difokuskan pada
beban-beban lingkungan diantaranya beban gelombang, beban arus dan beban
angin.
Pada umumnya gelombang di alam adalah sangat kompleks dan sangat sulit
dinyatakan dalam persamaan matematis. Untuk itu digunakanlah berbagai
teori gelombang yang merupakan pendekatan-pendekatan permasalahan
tersebut.
Teori gelombang tersebut antara lain; Teori Gelombang Airy, Teori Stokes,
Teori Cnoidal, Teori Gelombang Cappelear, Stream Function, Celerity
6. Tekanan Gelombang
5
∑
h = 1/k . n=1 Fn cos n (kx - ……………………..(3.1)
wt)
dimana :
F1 = a
F2 = a2 F22 + a4 F24
F4 = a4 F44
F5 = a5 F55
5
cosh nky
∑
u=( ω /k) . 1 Gn sinh nkh cos n (kx - wt) ………………(3.4)
(m/s)
5
sinh nky
∑
v=( ω /k) . 1 Gn sinh nkh sin n (kx - wt) ………………(3.5)
(m/s)
dimana :
G4 = 4a4 G44
G5 = 5a5 G55
Dengan G22 , G24 ,G33 , dst merupakan profil gelombang yang
tergantung pada parameter h/λ = kh/2 (tabel 2.3).
5
∑
ax = kc2/2 . 1 Rn sin n (kx - wt) (m/s2) ………………..(3.9)
5
∑
ay = (-kc2/2) 1 Sn cos n (kx - wt) (m/s2) ………………..
(3.10)
dimana :
πD2
f = 1/2 ρ C D D |u| u+ ρ C I a
4 x ………………………………. (3.15)
Dalam perhitungan ini karena yang akan ditentukan adalah beban rancang
maksimum maka nilai yang digunakan adalah CD = 1,5 dan Ci = 2,0.
y
C
SWL
Wave force
distribution
Sea floor y = 0
x
F = FD + FI ……………………………………………… (3.16)
Nilai FD dan FI menyatakan gaya gesek dan gaya inersia yang bekerja pada
selinder yang masing-masing mempunyai persamaan :
(3.17)
dan
ρC I πD 2 2 sinh ky
ω H sin ωt
FI = 2k 4 sinh kh ……………………………….(3.18)
A. Kecepatan Arus
Arus merupakan kondisi lingkungan yang penting untuk diperhitungkan
dalam perancangan anjungan lepas pantai karena mempunyai pengaruh pada :
Arus laut dapat memberikan pengaruh pada beban dinamis, yaitu pada gaya
drag dalam persamaan Morrison. Besar dan arah dari arus pasang surut pada
permukaan air umumnya diperoleh dengan mengukur besarnya arus pada
daerah setempat.
B. Gaya Arus
Gaya arus pada struktur merupakan kombinasi dari gaya angkat (lift) dan gaya
drag. Gaya lift baru diperhitungkan bila pembebanan terjadi pada slinder
panjang dengan perbandingan panjang diameter yang besar. Besar gaya arus
pada struktur adalah :
A. Kecepatan Angin
dimana :
a. Production deck.
b. Drilling deck.
c. Perlengkapan lainnya.
C. Gaya Angin
Gaya angin yang bekerja pada sebuah struktur bangunan lepas
pantai merupakan penjumlahan gaya-gaya yang diterima oleh masing-
masing komponen struktur.Gaya angin tersebut timbul akibat adanya
hambatan kekentalan udara dan adanya perbedaan distribusi tekanan di sisi
komponen yang menghadap kearah angin dan sisi-sisi komponen lainnya.
Besarnya gaya angin tergantung pada kecepatan hembusan angin dan
ukuran serta bentuk dan struktur.
Balok 1,5
Silinder 0,5
Sisi – sisi bangunan 1,5
Proyeksi area platform 1,0
Tabel 3.5 Nilai-Nilai untuk Koefisien
A. Beban Gelombang
Gaya gelombang yang bekerja pada elemen struktur untuk kondisi yang
sebenarnya, memiliki bentuk non linear. Dalam hal ini penentuan gaya
gelombang pada tiap elemen harus dihitung dengan peninjauan lebih dari
satu titik ordinat gelombang. Selain itu penentuan letak garis air
permukaan gelombang pada elemen sulit untuk diketahui tanpa
a. Gaya yang bekerja pada tiap elemen dianggap sebagai beban merata.
b. Penentuan sumbu global struktur, untuk arah vertikal sumbu Y dan
arah horisontal sumbu X dan sumbu Z.
c. Penentuan arah gelombang searah sumbu X, jadi sudut datang
gelombang 00 terhadap sumbu X atau 900 terhadap anjungan
B. Penentuan Karakteristik Gelombang
Profil Gelombang
6
4
Axis Title
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
-2
-4
-6
x/
D.
Besar dan arah dari arus pasut pada permukaan air umumnya
diperoleh dengan mengukur besarnya arus pada daerah setempat.
Adapun variasi kecepatan arus dapat dihitung dengan persamaan;
................................................................ (3.24)
Dengan
U : kecepatan arus pada ketinggian y dari permukaan (m/dtk)
T
U : kecepatan arus di permukaan laut (m/dtk)
0
h : kedalaman laut (m)
y : kedalaman yang ditinjau (m)
2. Gaya Arus
fL = 0,5.ρ.CL.D.UT2............................................................ (3.25)
fD = 0,5.ρ.CD.D.UT2............................................................ (3.26)
E. Beban Angin
Untuk menyederhanakan perhitungan, angin dianggap bergerak horizontal
dengan arah searah sumbu global X (nol derajat). Gaya angin dihitung
pada bangunan atas (deck) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
2
F = ½ . . CW. A.V
dimana :
3,2 m
3.2 m
6.3
m
6.6
m
1
8,6
2
1 1 1
4 4 4 m
m 60 m
m m m 23.6 m
m
Gambar Bidang Angin tampak Samping dan Depan
m
Sesuai gambar di atas maka dapat ditentukan gaya angin pada geladak dan
bangunan atas seperti berikut :
Dimensi Geladak
Depan Samping
No Geladak Dimensi Dimensi
l t A l t A
1 Produksi 28 6.6 184.1 70.0 6.6 462.0
2 Pengeboran 28 6.3 175.8 70.0 6.3 441.0
3 Akomodasi A 21.4 3.2 68.6 31.20 3.2 99.8
4 Akomodasi B 15.6 3.2 49.8 31.20 3.2 99.8
5 Helideck 16.2 3.0 48.7 15.0 3.0 45.0
6 Kaki Geladak 1.2 6.2 7.1 1.2 6.2 7.1
S 527.0 S 1147.7
1292. 2023882.
1 Produksi 646.1
1.5 1618.7 1.29 3 9
1233. 1931888.
2 Pengeboran 616.8
1.5 1618.7 1.29 5 2
3 Akomodasi A 1.5 168.4 1618.7 1.29 336.8 527523.9
4 Akomodasi B 1.5 149.7 1618.7 1.29 299.3 468791.9
5 Helidek 1.5 93.7 1618.7 1.29 187.4 293433.9
5245520.
Total (N)
8
(kN) 5245.5
6 Kaki Geladak 0.5 42.7 1691.2 1.29 42.7 23307.5
7 Tower 0.5 0.0 1691.2 1.29 0.0 0.0
Total (N) 23307.5
(kN) 23.3
F total (kN) 5268.8
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
BOPD : 150,000
Jacket Steel Platform
Jenis Konstruksi : (terpancang)
Sebagai anjungan produksi &
Fungsi Konstruksi : pengeboran
Berat Total Geladak : 16,802 ton
Material Struktur
Kaki Struktur & Geladak, Baja group I kls C spes. API M grade B
Jacket Brace :
Joint chord, joint brace, Baja group II kls B spes. API 5L grade N52
joint X & K :
Balok geladak dan pelat Baja group I kls C spes. ASTM mutu A 36
geladak :
Jumlah Kaki Struktur / 8 buah / 1 :7
Kemiringan : 7
Diamete Teba
Ukuran Pile : r = 42 inch ; l = 22 mm
Pola Perangkaan : Rangka horizontal & kombinasi K, N
Struktur Jacket
Diamete
Kaki Jacket : r = 45.54 inch ; Tebal = 1.01 inch
Diamete
Sambungan Kaki Jacket : r = 48.20 inch ; Tebal = 1.30 inch
Diamete
Brace horizontal : r = 27.01 inch ; Tebal = 0.54 inch
Diamete
Brace K, N : r = 28.28 inch ; Tebal = 0.71 inch
D. Kaki
KESIMPULAN * D. Pile < Jacket
54.54
42 < 3
Luasan Geladak
Geladak Produksi : 1,418 m2 (60 x 23.6) m2
2 2
Geladak Pengeboran : 1,418 m (60 x 23.6) m
Geladak Akomodasi : Total = 972 m2
2 2
A = 486 m (31 x 15.57) m
2 2
B = 486 m (31 x 15.57) m
Geladak Helikopter : = 243 m2 (22.3 x 15) m2
Struktur Geladak :
Diamete
Kaki Geladak : r = 46 inch Tebal = 1.14 inch
Diamete
Brace Geladak : r = 20 inch Tebal = 0.55 inch
Balok Geladak : Profil WF baja mutu A36, Fb = 36 ksi (248 Mpa)
Pelat Geladak : Pelat baja A36, Fb = 36 ksi (248 Mpa)
V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
A.Y Baeda, “Perencanaan Bangunan Lepas Pantai tipe Fixed Jacket Platformí”,
Makassar, 2005
Mc. Clelland, Bramalette and Refeld D. Micheal, “Planning and Design of Fixed
Offshore Platform”. Van Nostrand Company, New York
Yandi Salim, Indra, “Laporan Tugas Akhir “Risk Based Underwater Inspection
Untuk Area Platform’”. ITB, 2017
LAMPIRAN
Tampak 3D
Tampak Atas
B. Arus
Posisi Kec kN/m
No Elemen Frame D
y x UT fL fD Ftot
3. Uji SAP
4. Gambar Desain