Ronde Keperawatan Icu Rom
Ronde Keperawatan Icu Rom
OLEH
Mengetahui
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang rawat rumah sakit dengan staf
dan perlengkapan khusus ditujukan untuk mengelola pasien dengan penyakit,
trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa (Musliha, 2010). Pasien
dengan fase kritis dengan satu atau lebih gangguan fungsi sistem organ vital
manusia yang dapat mengancam kehidupan serta memiliki morbiditas dan
mortalitas tinggi, sehingga membutuhkan suatu penanganan khusus dan
pemantauan secara intensif (Kemenkes RI, 2011). Pasien kritis memiliki
kerentanan yang berbeda. Kerentanan itu meliputi ketidakberdayaan,
kelemahan dan ketergantungan terhadap alat pembantu (Sunatrio, 2010).
Hasil studi di Amerika melaporkan prevalensi pasien kritis selama 2004-
2009 terdapat 3.235.741 pasien yang mendapat perawatan ICU dan 246.151
(7,6%) merupakan pasien kritis kronis. Pasien kritis kronis dengan sepsis
(63,7%) dan yang lainnya seperti stroke, luka parah, cidera kepala dan
tracheostomy (Kahn et al, 2015).
Perawat merupakan salah satu bagian dari team ICU, yang mempunyai
ruang lingkup luas, karakteristik unik serta peran yang penting dalam
pemberian asuhan keperawatan kritis di ICU (Sri dkk, 2012). Salah satu
intervensi yang diberikan berupa perubahan posisi pasien dilakukan tiap 2
jam. Pasien yang dirawat di ruang ICU dengan gangguan status mental
misalnya oleh karena stroke, injuri kepala atau penurunan kesadaran tidak
mampu untuk merasakan atau mengkomunikasikan nyeri yang dirasakan atau
pasien merasakan adanya tekanan namun mereka tidak bisa mengatakan
kepada orang lain untuk membantu mereka mengubah posisi. Bahkan ada
yang tidak mampu merasakan adanya nyeri atau tekanan akibat menurunnya
persepsi sensori (Batticaca, 2008).
Pemantauan hemodinamika perlu diperhatikan, pemantauan tersebut
merupakan suatu teknik pengkajian pada pasien kritis, mengetahui kondisi
perkembangan pasien, serta untuk antisipasi kondisi pasien yang memburuk
(Burchell, L. & Powers, A., 2011). Dasar dari pemantauan hemodinamika
adalah perfusi jaringan yang adekuat, seperti keseimbangan antara pasokan
oksigen dengan yang dibutuhkan, mempertahankan nutrisi, suhu tubuh dan
keseimbangan elektrokimiawi sehingga manifestasi klinis dari gangguan
hemodinamika berupa gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak ditangani
secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi organ
multipel.Perawat sebagai bagian dari tim kesehatan dalam merawat pasien-
pasien kritis mempunyai tanggung jawab yang besar dalam memonitor
keadaan hemodinamika. Monitoring hemodinamika merupakan suatu
pengkajian fisiologis yang penting dalam perawatan pasien pasien kritis
(Hery dkk, 2015).
American Association of Critical Care Nurses (AACN) memperkenalkan
intervensi mobilisasi progresif yang terdiri dari beberapa tahapan: Head of
Bed (HOB), latihan Range of Motion (ROM) pasif dan aktif, terapi lanjutan
rotasi lateral, posisi tengkurap, pergerakan melawan gravitasi, posisi duduk,
posisi kaki menggantung, berdiri dan berjalan.Mobilisasi progresif yang
diberikan kepada pasien diharapkan menimbulkan respon hemodinamik yang
baik. Pada posisi duduk tegak kinerja paru paru baik dalam proses distribusi
ventilasi serta perfusi akan membaik selama diberikan mobilisasi. Proses
sirkulasi darah juga dipengaruhi oleh posisi tubuh dan perubahan gravitasi
tubuh. Sehingga perfusi, difusi, distribusi aliran darah dan oksigen dapat
mengalir ke seluruh tubuh (Vollman, 2010).
Menurut Perry & Potter (2006) dalam cahyati (2011), salah satu latihan
fisik untuk mobilisasi persendian yaitu dengan latihan range of motion
(ROM). Range of motion (ROM) atau bisa dikenal dengan rentang gerak
adalah latihan gerak sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot, dimana klien menggerakkan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of
motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.
Berdasarkan data dan fakta yang ada, kelompok tertarik mengangkat ronde
keperawatan mengenai Passive Rang of Motion pada pasien penurunan
kesadaran di ruang ICU RSUP DR.M.DJAMIL PADANG.
B. Tujuan`
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti ronde diharapkan perawat dan keluarga/pasien
dapat mengetahui pengertian, indikasi, manfaat dan pelaksanaan laatihan
ROM Pasif.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti ronde diharapkan keluarga mampu:
a) Menyebutkan pengertian Range Of Motion (ROM)
b) Menyebutkan manfaat Range Of Motion (ROM)
c) Menyebutkan indikasi Range Of Motion (ROM)
d) Menyebutkan cara/ langkah-langkah Range Of Motion (ROM)
e) Memperagakan cara/langkah-langkah melakukan Range Of Motion
(ROM)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. TUJUAN
Clement (2011) menyebutkan ada dua tujuan dilaksanakannya ronde
keperawatan yaitu bagi perawat dan bagi pasien.
1) Bagi Perawat
a) Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien,
b) Mendukung pertumbuhan dan pengembangan professional,
c) Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format
studi kasus,
d) Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar
meningkatkan keterampilan klinis, membangun kerjasama dan rasa
hormat,
e) Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan
kebanggaan dalam profesi keperawatan.
2) Bagi pasien
a) Mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan dari hari ke
hari,
b) Membuat pengamatan khusus dan memberikan laporan ke dokter
c) Memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya,
d) Melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien,
e) Mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien serta
memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
3. KARAKTERISTIK
Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a) Dilibatkan secara langsung
b) Merupakan fokus kegiatan
c) Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi
bersama
d) Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e) Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang kondisi pasien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan & rencana tindakan
yg akan/telah dilaksanakan & memilih prioritas yg perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah serta tindakan yg akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.
3. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
6. ROM PASIF
1. Gerakan ROM Pasif
Menurut Potter & Perry (2010), gerakan dalam Passive Range
Of Motion terdiri dari gerakan pada persendian sebagai berikut :
1) Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
6) Rotasi Bahu
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topic / Judul Kegiatan : Pelaksanaan Passive Range Of Motion Exercise
pada pasien penurunan kesadaran di ruang ICU RSUP DR.M.Djamil
Padang
2. Sasaran dan Target
a. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien yang di ruang ICU RSUP DR.M.Djamil
Padang.
b. Target
Pasien dan keluarga pasien saat ronde diadakan
3. Metode
Presentasi, ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Lembar balik
5. Waktu dan Tempat
a. Waktu : Jumat, 02 Agustus 2019
b. Pukul : 10.00 WIB s/d 10.30 WIB
c. Tempat : Ruangan ICU RSUP DR.M.Djamil Padang
6. Kegiatan : Ronde tentang pelaksanaan Passive Range Of
Motion Exercise (ROM) pada pasien penurunan kesadaran diruang ICU
RSUP DR.M.Djamil Padang
7. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : CI Klinik
Kepala Ruangan :
Ketua Tim :
Tim Ronde : Tiara Yalita ,S.Kep
Erni Cahaya Yanti Gea, S.kep
Suci Indah Putri, S.Kep
8. Setting Tempat
Keterangan :
: Kepala Ruangan : Ketua Tim/ Tim
Ronde
: Pembimbing
: Pasien
C. RANGKAIAN KEGIATAN
2 Pelaksanaan Ronde
Menjelaskan tentang ROM Mendengarkan dan 5 menit
Pasif dan kondisi pasien memperhatikan
oleh penyaji dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada
masalah keperawatan &
rencana tindakan yg
akan/telah dilaksanakan &
memilih prioritas yg perlu Mengemukakan
didiskusikan. pendapat
Menjelaskan definisi dari
ROM Pasif Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari Mendengarkan dan
ROM Pasif memperhatikan
Menjelaskan tentang
manfaat dari ROM Pasif Mengemukakan
Menjelaskan prosedur pendapat
terkait ROM Pasif
Memberi reinforcement Mendengarkan
positif Mendengarkan dan
memperhatikan
Mengemukakan
pendapat
Mendengarkan dan
memperhatikan
3 Demonstrasi ROM 10 menit
Penyaji melakukan ROM Melakukan
Pasif kepada pasien demonstrasi
Penyaji mengevaluasi
respon pasien terhadap
tindakan ROM
4 Sesi tanya jawab Bertanya terkait 5 menit
Moderator membuka sesi tindakan ROM Pasif
tanya jawab terkait tindakan
ROM
Penyaji menjawab
pertanyaan yang diajukan
3 Penutup
Penyaji melakukan evaluasi Menjawab 5 menit
pertanyaan
Penyaji meyimpulkan hasil Bersama moderator
diskusi menyimpulkan
Penyaji mengucapkan salam materi
Menjawab salam
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ronde keperawatan adalah salah satu prosedur dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu
dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan
pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawataannya serta
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien. Passive
Range Of Motion (ROM pasif) merupakan energi yang dikeluarkan untuk
latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat
melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang
normal (klien pasif). Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak
sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan
beberapa atau semua latihan rentan gerak dengan mandiri, pasien tirah baring
total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (Suratun, dkk, 2008).
Pasien yang dirawat di ICU diperlukan latihan ROM pasif untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot, sehingga kelompok mengangkat latihan ROM
Pasive sebagai ronde keperawatan sebagai intervensi efektif yang dapat
diberikan dan diterapkan pada pasien-pasien yang dirawat di ICU.
LAMPIRAN MATERI
1) Kriteria Pasien:
c. Hemodinamik stabil
d. Tidak adanya masalah ortopedi dan vaskular membatasi
rentang gerak (ROM) seperti fraktur ekstremitas, dislokasi
sendi, amputasi subluksasi, anggota badan yang hilang atau
cedera, dicurigai atau trombosis vena dalam yang sebenarnya
dan spinal, panggul, atau ketidakstabilan ekstremitas bawah.
Tahap Evaluasi
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes
RI Jakarta
Gehan A,Yanes,et al. 2015. Effectiveness of Passive Range of Motion Exercises on
Hemodynamic parameters and Behavioral pain Intensity among Adult
Mechanically Ventilated Patients. Journal ofNursing and health Scienc Vol.4
Issue 6.
Icu Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Universitas Diponegoro