Disusun Oleh
Dosen Pembimbing
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat
Penyusunan critical book review ini penulis menyadari bahwa kelancaran penulisan critical book
review adalah berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran penulisan critical book review ini.
Dalam penulisan critical book review inidapat memberikan informasi serta mempunyai nilai manfaat
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I _______________________________________________________________________ 4
PENDAHULUAN _______________________________________________________________ 4
BAB II _______________________________________________________________________ 5
BUKU I ____________________________________________________________________ 5
BUKU II ____________________________________________________________________ 5
BUKU I ____________________________________________________________________ 6
BUKU II ___________________________________________________________________ 14
BAB IV _____________________________________________________________________ 20
PEMBAHASAN _______________________________________________________________ 20
BUKU I _________________________________________________________________ 20
BUKU II _________________________________________________________________ 21
PENUTUP ___________________________________________________________________ 22
KESIMPULAN ______________________________________________________________ 22
SARAN ___________________________________________________________________ 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi koperasi adalah suatu organisasi bersama yang berasaskan kekeluaragaan yang bertujuan
untuk mencari profit atau keuntungan baik untuk anggota itu sendiri dan juga untuk masyarakat umum
yang ada disekitarnya. Ekonomi koperasi merupakan suatu organisasi bisnis yang dioperasikan secara
bersama berdasarkan oleh prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan pada kekeluragaan,
bertujuan untuk mencaapai kepentingan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama baik
untuk diri sendiri maupun seluruh anggota koperasi itu sendiri dan juga seluruh masyarakat sekitar yang
membutuhkannya.
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide – ide abstrak yan nerupakan petunjuk untuk membangun
koperasi yang efektif dan tahan lama. Di indonesia sendiri telah dibuat UU no.25 tahun 1992 tentang
perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah keanggotaan bersifat sukarela
dan terbuka, pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing - masing anggota.
B. TUJUAN
Penulisan critical book report ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca maupun penulis
mengenai perkembangan peserta didik yang meliputi konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta
didik.
C. MANFAAT
Penulisan critical book report ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun
IDENTITAS BUKU
BUKU I
ISBN : 978-979-756-808-5
BUKU II
RINGKASAN BUKU
BUKU I
BAB 1
Seperti yang dikatakan oleh filsuf Jerman, Emmanuel Kant, bahwa “tidak ada sesuatu yang lebih
praktis, selain sebuah teori yang baik”. Tanpa teori dan pemahaman empiris yang memadai atas kegiatan-
kegiatan koperasi serta konsekuensinya maka pengukuran kebijakan dan strategi-strategi yang dimaksudkan
untuk memberikan kontribusi pada pencapaian berbagai tujuan (seperti meningkatkan pendapatan per kapita)
melalui koperasi, akan melahirkan peluang yang baik untuk menjadi Ad hoc hypothesis yang tidak efisien,
berkembang dewasa, merupakan tugas sulit dan menghabiskan waktu dengan hasil yang tidak pasti, bila
dibandingkan dengan periode historis sebelumna, saat koperasi modern didirikan dengan spontan di beberapa
Koperasi di negara-negara yang sedang berkembang, pada umumnya tidak memiliki kesempatan untuk
tumbuh secara bertahap serta meningkatkan efisien ekonominya agar sejajar dengan para pesaing swasta
tersebut sejak awal keberadaanya pun sudah dihadapkan pada pesaing internasional yang kuat.
Membangun gerakan koperasi yang berhasil dalam kondisi dengan tingkat kemampuan/kompetisi
yang tidak seimbang antara organisasi/lembaga swadaya dan para pesaing utamanya melalui metode alami
Sedangkan untuk berpindah pada strategi lain (yaitu instituisionalisasi organisasi swadaya/koperasi
yang dirancang) memerlukan pengetahuan mengenai faktor-faktor atau variabel-variabel yang menentukan
berhasil atau tidaknya institusi tersebut. Perubahan strategi lain dan rancangan organisasi-organisasi akan
memerlukan hipotesis yang telah teruji dengan baik, teori-teori, hukum-hukum mengenai pengembangan
koperasi, yang dapat memberi informasi yang diperlukan bagi para pendiri institusi tersebut.
Salah satu pendorong utama dari pengetahuan yang akan dipakai dalam mengembangkan kelembagaan
institusi adalah pengetahuan “teoretis”, yaitu jenis informasi yang kita butuhkan untuk “menjelaskan”
kenyataan empiris. Dengan bantuan informasi teoretis, setidaknya kita akan mampu menyarankan kepada
berbagai agen pendiri institusi, kebijakan-kebijakan koperasi mana yang tidak akan berjalan/berfungsi dalam
fungsi tertentu.
Saat mengacu pada pengetahuan teoretis ini maka pengetahuan dan pengalaman para ahli juga dapat
menjadi sangat bermanfaat. Bila tanpa informasi teoretis mungkin akan mengarah pada peniruan dogmatis
dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam situasi yang tidak relevan dalam lingkungan baru. Teori-
teori dan hipotesis mana yang kita perlukan untuk membantu menganalisis institusi koperasi dan mendirikan
organisasi koperasi.
Teori ekonomi koperasi yang ada selama ini, belum merupakan jawaban yang memuaskan bagi banyak
masalah yang kita hadapi dalam menganalisis dan membangun institusi koperasi. Para pembuat kebijakan dan
peneliti perlu sedapat mungkin teruji mendasarkan tindakan-tindakannya pada prinsip-prinsip yang kuat; yang
secara empiris sehingga mereka mampu menguasai berbagai permasalahan rumit yang terkait dalam
melakukan tugasnya.
Teori ekonomi mikro standar membangun hipotesisnya pada perusahaan yang dikelola sendiri, yang
memiliki konsekuensi menyenangkan. Masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan timbul dari tidak adanya
pemisahan antara kepemilikan dan manajemen serta pengendalian/pengawasan terhadap perusahaan. Dalam
perusahaan seperti itu seseorang dapat bertindak baik sebagai pemilik perusahaan maupun pengambil
Efisiensi suatu lembaga seperti koperasi, tidak dapat ditentukan dalam isolasi atau keadaan yang
berdiri sendiri terlepas dari efisiensi lembaga-lembaga lainnya. Efisiensi suatu lembaga harus dibandingkan
dengan efisiensi lembaga lain pada situasi riil atau lingkungan yang sama, untuk mengetahui lembaga mana
mendorong koperasi melakukan berbagai transaksi dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dari lembaga
lainnya. Misalnya, koperasi berhasil mewujudkan skala ekonomi, oleh karena itu dapat memproduksi dengan
biaya yang lebih rendah, atau koperasi dapat memberikan kepada anggotanya kekuatan tawar-menawar yang
lebih tinggi, sehingga dapat menawarkan harga yang lebih menguntungkan, dan seterusnya.
Untuk mengatakan koperasi memiliki keunggulan karena dapat mewujudkan skala ekonomi, perlu
dibuktikan bahwa skala ekonomi tersebut tidak hanya ada pada waktu dan tempat yang khusus sa1a,
melainkan, bahwa koperasi memang lebih mewujudkan keunggulan-keunggulan itu. Akan tetapi sayang, hal
ini belum dapat dibuktikan sehubungan dengan satu atau faktor-faktor lainnya. Agar koperasi mampu
mewujudkan skala ekonomi sering koperasi diberi hak-hak monopoli maupun hak istimewa yang
memungkinkan untuk menahan masuknya pesaing. Skala ekonomi (pengurangan biaya) yang kemudian
dicapai dalam situasi seperti itu bukanlah hasil dari efisiensi koperasi, melainkan karena posisi monopoli atau
BAB 2
Cara para esensialis mendefinisikan koperasi kurang dapat membantu mencapai tugastugas yang
secara konvensional dijadikan pelengkap bagi ilmu empiris, untuk menjelaskan kenyataan, membimbing
Berbicara mengenai kegiatan koperasi, jika sekelompok orang yang bebas secara hukum atau unit-unit
ekonomi bekerja sa0a untuk memiliki dan bertanggung jawab atas manajemen suatu badan usaha, dan
bermaksud untuk menggunakan output-output ekonomis dari badan usaha, dan bermaksud untuk
menggunakan output-output ekonomis dari badan usaha tersebut maka kita menamakan badan usaha semacam
itu sebagai badan usaha koperasi. Pelaku-pelaku ekonomi (economic agents) pada saat bersamaan, bertindak
sebagai pemilik maupun pelanggan atau pemasok dari unit usahanya, disebut anggota masyarakat koperasi
(cooperator). Kelompok tersebut terdiri dari anggota koperasi (cooperators) dan badan usaha koperasi, yang
Penggunaan prinsip identitas untuk mengidentifikasi koperasi adalah suatu hal yang agak baru, dengan
demikian banyak pelaku koperasi yang belum mengenalnya dan masih berpaut pada pendekatan-pendekatan
esensialis maupun hukum yang lebih dahulu, yang membuatnya sulit atau bahkan tidak mungkin untuk
membedakan suatu koperasi dari unitunit usaha lainnya seperti kemitraan, perusahaan saham atau di Indoneisa
Selain itu, dengan mengunakan kriteria identitas, akan mampu dipadukan pandanganpandangan baru
Terdapatnya suatu identitas yang disengaja yakni para pemilik suatu organisasi usaha sama dengan
para pengguna jasa utama pelayanannya itulah yang mendorong asumsi bahwa organisasi semacam itu
bersikap lain daripada usaha “biasa atau umumnya”, dan organisasi semacam itu menghasilkan efek yang juga
Koperasi dapat menjadi organisasi yang benar-benar swadaya (mandiri), tetapi, koperasi dapat dan
sering pula diorganisir untuk memperoleh bantuan dari luar. Koperasi dapat merupakan organisasi swadaya
(Self Help Organization) atau organisasi atas bantuan eksternal (External Help Organization); atau campuran
dari keduanya, tergantung pada apakah mereka menggunakan sumber-sumber daya sendiri yang lebih utama
BAB 3
Terdapat banyak koperasi dengan tingkat partisipasi anggota yang rendah, namun beberapa
diantaranya tetap dapat memberikan manfaat yang memuaskan bagi para anggotanya. Akan tetapi, tanpa
partisipasi anggota, kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka
sifat/kriteria identitas. Jika suatu perusahaan menjual jasanya di pasar terbuka maka perusahaan tersebut juga
membutuhkan umpan balik dari pelanggan agar dapat bersaing dengan berhasil. Inti dari umpan balik ini
adalah informasi mengenai jumlah produk/jasa yang dapat dijual oleh perusahaan jika pelanggan tidak puas,
mereka akan membeli sedikit, dan dengan ini sebenarnya mereka telah memberikan informasi berharga bagi
Kebutuhan untuk memuaskan kondisi pasar merupakan pengendalian yang efektif atas kekuatan bisnis
perusahaan. Para pelanggan dapat pula memberikan informasi yang lebih langsung (misalnya, dengan
membuat saran maupun keluhan) atau bahkan ikut terlibat dalam pengembangan produk-produk baru.
Jika hubungan antara pemilik dan manajemen diisolasi, terdapat empat kemungkinan bentuk yang akan
dipakai perusahaan: perusahaan yang dikelola sendiri (perusahaan perseorangan); kemitraan; perusahaan
umum, dan koperasi. Hanya dalam perusahaan yang dikelola sendiri tidak terdapat masalah konflik
kepentingan karena pemilik/pengelolanya adalah orang (satu-satunya) yang memiliki klaim atas pendapatan
(surplus) perusahaannya.
Memiliki suatu perusahaan belum menjamin pengawasan atau pengelolaan. Manajemen perusahaan
berjalan menurut kepentingan pemilik, kecuali jika orang yang memiliki perusahaan juga merupakan orang
Pengelompokan utama dalam suatu koperasi terdiri dari anggota, direksi, dan manajemen.
Keanggotaan itu sendiri tidak perlu homogen, mungkin saja ada para pemegang saham yang tidak lagi
melakukan hubungan dagang dengan koperasi tetapi masih memiliki hak memilih; anggota yang sudah lama
menggunakan layanan koperasi, maupun anggotaanggota baru. Volume usaha yang dilakukan anggota dengan
koperasi bervariasi sehingga pengguna jasa/pelanggan yang aktif mungkin akan memiliki kebutuhan dan
Konflik mungkin juga terjadi antara direktorat dan eksekutif (pelaksana) terlebih lagi pada pada
koperasi yang besar, multi-fungsi/usaha dengan struktur administrasi yang rumt dan kegiatan-kegiatan
Alternatif mengenai make atau buy dapat juga diterapkan dalam koperasi. Jika koperasi dibentuk oleh
para pengrajin sepatu, mereka dapat berfungsi menjadi distributor pada tingkat grosir (membeli sepatu dari
anggota dan menjualnya kepada pengecer) atau pada tingkat eceran (pengrajin sepatu memiliki outlet eceran
Apa yang dilakukan oleh produsen sepatu kadang-kadang disebut rasionalisasi saluran atau dalam
istilah yang lebih umum adalah ‘menghapuskan perantara’ sebagai unsur independen dalam rantai pemasaran.
Sebagaimana yag telah diungkapkan sebelumnya, koperasi dapat didirikan pada tingkat manapun dalam rantai
pemasaran. Konsumen dapat bekerja sama untuk membentuk koperasi konsumen sepatu dan bersaing
langsung dengan pengecer sepatu lainnya. Atau pengecer sepatu mendirikan koperasi yang berfungsi untuk
membeli sepatu dari grosir dengan kondisi yang lebih menguntungkan bagi anggota atau bahkan bertransaksi
Koperasi grosir yang dimiliki oleh produsen dapat bersaing dengan koperasi yang dimiliki olej
pengecer pada tingkat yang sama dalam rantai pemasaran. Kepentingan masingmasing operasi tersebut sangat
berbeda, karena keanggotaan mereka yang berlainan. Koperasi yang beranggotakan produsen, akan berusaha
mengenakan harga yang anggotanya terdiri dari pengecer berusaha untuk membayar harga serendah mungkin
kepada produsen sepatunya. Terjadilah konflik ‘in-built’ yang hanya dapat dipecahkan jika koperasi produsen
berintegrasi ke hilir dengan mendirikan fasilitas produksi sendiri. Dalam kasus ini, dapat diamati persaingan
Walaupun demikian, kelihatannya kurang realistis bila berharap bila berharap bahwa konflik antar
pelaku atau antar tingkatan dalam rantai pemasaran dapat dikurangi hanya dengan mengorganisir sektor
Struktur pasar (market conduct) ata4 perilaku (behaviour) bisnis dapat dipahami sebagai pilihan taktik
dan strategi yang terdapat pada pembagian perusahaan dalam struktur pasar yang khusus. Tindakan pasar
terdiri dari parameter tindakan atau instrumen yang akan digunakan oleh perusahaan, yang berhubungan
dengan pemasaran produk-produknya dan bentuk-bentuk pilihan dari persaingan maupun kerja sama dengan
pesaing.
Kinerja pasar berhubungan dengan hasil-hasil ekonomis dan non ekonomis yang ditentukan oleh
struktur pasar atas ‘behaviour’ perusahaan yang harus dihasilkannya. Kinerja dapat dilihat dalam
hubungannya dengan dimensi-dimensi yang berbeda seperti efisiensi ekonomis/alokatif, mutu produk,
BAB 5
Keberhasilan koperasi untuk jangka panjang jarang tergantung hanya pada hasil—hasil ekonomis
secara murni, tetapi justru hal inilah yang diasumsikan terjadi dalam pendekatan kelembagaan komparatif.
Terdapat dua pendekatan penting untuk menelaah sebab-sebab kinerja komparatif organisasi yang
dimiliki oleh pengguna jasa/pelayanannya. Terdapat dua faktor ekonomis yang berperan secara menonjol,
yaitu aplikasi harga konvensional dan teori pasar, serta penggunaan argumen teoretis biaya standar (skala
ekonomi) bagi koperasi. Masing-masing argumen ini memiliki kelebihan maupun kekurangan sehingga
menimbulkan motivasi dalam mencari penyebab lain atas keberhasilan maupun kegagalan koperasi.
Dalam teori konvensional, perusahaan dianggap sebagai “fungsi produkasi”. Jika dua perusahaan
menggunakan teknologi yang identik maka perusahaan itu dianggap sama/identik. Perusahaan tersebut
diperlakukan sebagai “kotak hitam” yang operasi internalnya (interworkings) dapat diabaikan dalam
Jika pasar tersebut bekerja dengan baik, efisien, tanpa menimbulkan perselisihan atau jika koordinasi
pasar oleh invisible hand efektif maka tidak akan diperlukan lagi cara-cara alternatif untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan ekonomi. Spesialisasi dapat diabaikan karena tata tertib yang spontan dari pasar (koordinasi
invisible hand).
Sebagaimana yang diperlihatkan oleh ekonomi biaya transaksi, berbagai masalah yang rumit dapat
ditelaah secara meyakinkan dengan menggunakan biaya transaksi. Misalnya, dapat diperlihatkan bahwa biaya
transaksi pasar menyebabkan berintegrasi secara vertikal. Karena organisasi koperasi pun merupakan integrasi
vertikal maka ekonomi biaya transaksi juga dapat menjelaskan mengenai kinerja koperasi.
Suatu perusahaan akan memperluas atau menginternalisasikan transaksi pasar ke dalam batas-batas
perusahaanya jika biaya organisasi untuk menambah fungsi lain dalam perusahaan, sama dengan biaya
transaksi untuk mengkoordinasikan kegiatan yang sama melalui pasar (sistem pasar). Daripada
mempertimbangkan batas-batas perusahaan sebagai faktor-faktor yang ditentukan oleh teknologi, Coase
(1952,333) mengusulkan bahwa perusahaan dan pasar dapat dianggap sebagai alat alternatif dari koordinasi
ekonomi (organisasi). Masalah yang timbul dari pendapat Coase ini adalah sulitnya mengidentifikasi faktor-
BAB 6
Pendekatan biaya transaksi pada teori perusahaan secara luas dianggap sebagai suatu inovasi teoretis
yang penting. Walaupun konsep-konsep baru seperti asset specificity, oportunisme, hold-up, dan sejenisnya
serta pengertian yang muncul karena adanya pergeseran dari pasar ke hierarki patut dihargai, namun,
Adaptasi harus dilakukan untuk dapat bertahan. Kesulitan utamanya ialah dalam mengevaluasi biaya
transaksi properti dalam suatu organisasi yang digunakan pemikiran keseimbangan ekonomis ekuilibrium atau
dengan ekonomi yang berubah? Perusahaan yang bergerak secara optimal dibawah kondisi ekuilibriumnya,
tidak dapat bertahan lama di dalam lingkungan yang pertumbuhan ekonominya berjalan cepat.
Koperasi didirikan untuk mengurangi ketidakpastian bagi para anggota. Agar dapat menjalankan
fungsi ini, koperasi harus bersaing dengan pasar dan perusahaan lain yang tidak memiliki karakteristik
koperasi.
Ketidakpastian dalam pengertian ini, tidak dapat menjadi probabilitas yang dapat dihitung secara
numeris, dapat dianggap sebagai suatu kategori yang subjektif. Dua orang pelaku ekonomi yang dihadapkan
pada keadaan yang sama, yang satu melihat keadaan itu sebagai tidak pasti, sedangkan yang lain melihat
sebagai keadaan berisiko. Masing-masing dapat memperkirakan probabilitas secara subjektif tergantung pada
Ketidakpastian timbuk karena ada kesenjangan antara kesulitan menguasai suatu keadaan dengan
kemampuan atau kepandaian pribadi seorang pelaku ekonomi. Oleh karena itu, ada banyak tingkat motivasi
dan insentif yang berbeda dari tiap individu untuk bergabung atau memasuki suatu organisasi di mana
ketidakpastian diharapkan dapat dikurangi. Apa yang dianggap sebagai suatu ketidakpastian yang tidak dapat
diatur bagi petani A sehingga memutuskan untuk masuk sebuah koperasi, mungkin dianggap dapat diatur bagi
petani B, yang melihat tidak adanya insentif untuk masuk sebuah koperasi.
BUKU II
BAB 4
Tujuan ekonomi yang ingin dicapai adalah antara lain menciptakan kesempatan kerja, distribusi
pendapatan yang merata, menciptakan efisiensi, memantapkan stabilitas harga dan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Lembaga koperasi dinamakan lembaga koperasi asli atau kerjasama tradisional, contoh gotong
royong di Indonesia. Walaupun lembaga koperasi historis secara analisis berbeda dengan koperasi
koperasi modern. Namun koperasi historis dalam bentuk swadaya dan kerja sama tradisional merupakan
keadaan yang menguntungkan bagi prakarsa dan penyebaran organisasi koperasi modern.
4.3 Sejarah dan penyebaran organisasi koperasi
Sebelum terjadinya revolusi di Eropa (awal abad 18), keadaan perekonomian lebih mendekati
kondisi pasar persaingan sempurna. Dalam kondisi ini para pengusaha tidak bias menentukan harga.
Gagasan-gagasan mengenai organisasi koperasi mulai menyebar dari Eropa ke benua Amerika dan
koperasi di Eropa sering dipengaruhi sebagai suatu “poses perkembangan yang cepat”, yang juga
dipengaruhi oleh ideology para pelakunya. 4.5 Perintisan dan perkembangan organisasi koperasi di Negara
berkembang. Hal ini terutama menyangkut organisasi-organisasi yang di daftarkan sesuai dengan undang-
undang koperasi dari Negara bersangkutan dan organisasi tersebut biasanya disebut koperasi modern.
Pada masa penjajahan diberlakukan “culturstelsel” yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat,
terutama para petani dan golongan bawah. Peristiwa tersebut menimbulkan gagasan dari seorang patih
purwokerto untuk mengatasi kemelaratan rakyat. Kegiatannya diawali dengan menolong orang kecil dengan
mendirikan “Hulpen sparen landbouwcredit” didirikan juga rumahrumah gadai, lumbung desa, dan bank-
bank desa.
BAB 5
Definisi koperasi berbeda beda dan menimbulkan diskusi-diskusi yang tidak terlepas dari pengaruh
Karakteristik maka suatu organisasi koperasi dapat dilihat dari hal-hal berikut: 1. Substansinya
Perangkat organisasi terdiri atas rapat anggota, pengurus dan pengawas akan diuraikan secara terinci
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pelaksanaan (actuating)
d. Pengawasan ( controlling)
5.5 Pembentukan koperasi dan pembubaran koperasi
Pembentukan koperasi terdiri dari; Daftar nama pendiri, nama dan tempat kedudukan, maksud dan
Pembubaran koperasi dilakukan apabila: pertama, terdpat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan
tidak dapat memenuhi ketentuan UU ini, kedua, kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau
1. Koperasi dalam arti sosio ekonomis dan koperasi dalam arti hokum
BAB 6
PERMODALAN KOPERASI
Koperasi mempunyai prinsip member based oriented activity, bukan capital oriented activity,
sehingga pembentukan modal sendiri(equity) tergantung pada besarnya simpanansimpanan para anggotanya
1. Modal sendiri
2. Modal pinjaman
3. Modal penyertaan
BAB 7
2. Biaya transaksi bias dikoordinasikan antarfungsi sehingga biaya tersebut bias ditekan serendah-
rendahnya
3. Bias mengadakan kesepakatan agar harga jual poduk koperasi tetap menarik bagi konsumen
BAB 8
Dalam kondisi pasar bagaimana koperasi dengan tingkat kemampuan yang given mencapai hasil-
hasil ekonomi yang lebih baik bagi anggotanya. Memusatkan pada kebijakan harga pasar bagi koperasi dan
sedikit tentang aturan harga intra-koperasi (the intra-cooperative pricing rules). Berapa harga yang harus
dibayar anggota pada koperasi pemasok (supply), dan berapa harga yang diperoleh anggota pada koperasi
pemasaran. Pendekatan model struktur pasar neoklasik standar, adalah suatu pendekatan yang akan dipakai
BAB 9
Dibandingkan dengan tipe organisasi lain, pembentukan organisasikoperasi yang mandiri dan otonom
1. Organisasi koperasi relative terbuka dan demokrasi, mempunyai perusahaan yang dimiliki bersama
dan dapat mewujudkan keuntungan-keuntungan yang bersifat social/ekonomis dari kerjasama bagin
3. Melalui pembentukan perusahaan yang dimiliki secara bersama, para anggota memiliki peningkatan
pelayanan dengan pengadaan secara langsung barang dan jasa yang dibutuhkannya atas dasar
persyaratan yang lebih baik dibandingkan dengan yang diperoleh di pasar umum atau disediakan
Negara.
4. Para anggota yang termasuk golongan penduduk yang social ekonominya “lemah”., dapat
memanfaatkan sarana swadaya yang terdapat pada organisasi koperasi untuk memperbaiki situasi
ekonomis.
BAB IV
PEMBAHASAN
BUKU I
KELEBIHAN
3. Buku ini memuat pendapat para ahli tentang konsep-konsep dalam prinsip Ekonomi Koperasi.
5. Dengan penyajian kalimat yang baik, pembaca dapat dengan mudah memaknai setiap pernyataan
pembelajaran.
7. Pembahasan materi yang dibahas di paparkan secara sistematis, mulai dari pendahuluan hingga
8. Materi yang dibahas dalam buku ini sederhana tetapi sudah mencakup secara keseluruhan mengenai
KELEMAHAN
1. Tidak ada buku yang sempurna, buku ini juga memiliki kekurangan.
2. Terdapat beberapa penulisan yang salah dalam pengetikannya atau berlebih huruf dalam
pengetikannya.
3. Terkadang ada istilah asing yang tidak di cetak miring atau di cetak tebal.
4. Banyak menggunakan istilah asing yang ambigu atau kurang jelas pemaparannya.
5. Pada pembahasan yang memuat item seharusnya dibuat menurun sehingga memudahkan pembaca dan
menarik minat pembaca. 6. Ada beberapa penjelasan yang kurang diperjelas oleh penulis.
BUKU II
KELEBIHAN
1. Cover dari buku satu sangat menarik. Sehingga si pembaca tertarik untuk membaca buku tersebut.
4. Pada BAB ke VII, buku ini membahas tentang Potensi Koperasi dalam sisitem pasar, yang mana
pembahasan ini sangat dibutuhkan oleh sebagian pembaca dan si penulis memaparkan kajian dengan
baik
KELEMAHAN
1. Pada BAB ke II, dalam kajiannya, buku ini kurang menjelaskan tentang mengapa UKM di masa krisis
namun tetap bisa berkembang, hal ini membuat si pembaca bingung dan memikirkan hal itu.
2. Pada BAB ke VI, sipenulis menjelaskan mengenai SHU, namun si penulis tidak memaparkan contoh
3. Pada BAB ke VIII, si penulis banyak memaparkan kurva analisis jangka pendek, namun si pembaca
tidak menjelaskan bagaimana garis pada kurva tersebut bisa berada pada titiknya masing-masing
4. Buku ini tidak memaparkan tentang biodata si penulis, sehingga kami para pembaca tidak bisa lebih
KESIMPULAN
Jadi, koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang-seseorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi berfungsi dan berperan mengembangkan potensi dan
kemampuan anggota dan masyarakat berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh
perekonomian rakyat, mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. Tujuan dari
koperasi itu adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta
ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan untuk prinsip koperasi sudah dijelaskan menurut
Dan penjelasan terakhir di pendahuluan ini adalah mengenai sejarah lahirnya koperasi dimana koperasi
sudah berdiri dan ada sejak lama. Yaitu sejak Indonesia sebelum merdeka hingga orde baru sampai sekarang
SARAN
Pada pembahasan ini menjelaskan pengertian koperasi dari berbagai pandangan para ahli dan dari
undang-undang koperasi itu sendiri, termasuk juga prinsip-prinsip dan asas koperasi. Dengan demikian
diharapkan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya menjadi paham tentang bagaimana
melakukan kegiatan usaha dengan berkoperasi, dan dapat membandingkan dengan kegiatan usaha yang bukan
koperasi.