Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Menurut John Hagan, (1981:181) kekerasan atau la violencia


(Columbia), the vendetta barbaricina (Italia), la vidavale nada (El Salvador).
Merupakan bentuk tindakan seseorang kepada pihak lain yang berakibat pada
timbulnya rasa sakit dan perubahan baik fisik maupun psikis.
Menurut Robert Audi (2001:90), kekerasan adalah serangan atau
penyalahgunaan kekuatan secara fisik terhadap seseorang atau binatang
serangan atau penghancuran, perusakan yang sangat keras, kasar, kejam, dan
ganas atas milik atau sesuatu yang sangat potensial dapat menjadi milik
seseorang. Kekerasan menunjukkan adanya tekanan yang di luar batas
kemampuan obyek yang terkena kekerasan dan dapat berakibat pada kerusakan
fisik maupun psikis atau kejiwaan.
Menurut Kadish (1983:1618), kekerasan adalah semua jenis prilaku
ilegal baik yang mengancam atau nyata yang mengakibatkan kerusakan atau
kehancuran properti atau cedera atau kematian individu.
B. Klasifikasi Violance
a. Emotional Violance
Tingkah laku yang bersifat agresif disebabkan oleh amarah atau perasaan takut
yang meningkat.
b. Instrumental Violance
Tingkah laku agresif karena dipelajari dari lingkungannya.
c. Random or Individual Violance
Tingkah laku perseorangan yang bersifat kekerasan dengan tujuan tertentu.
d. Collective Violance
Tingkah laku yang melibatkan kelompok tertentu yang ditunjuk untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sementara menurut Clinard & Quinney (1973: 24) dalam Romli Atmasasmita
(2005:67), kejahatan kekerasan digolongkan dalam 2 yaitu:
a. Kekerasan Individual (crime of violence) meliputi kejahatan tertentu,
yaitu:
pembunuhan (murder), perkosaan (rape), penganiayaan berat
(aggravated assault), perampokan bersenjata (armed robbery), dan
penculikan (kidnapping)
b. Kekerasan Kolektif perkelahian antar geng atau kelompok yang
menimbulkan kerusakan harta benda dan luka berat sampai pada
kematian.

C. Etiologi Violance
Faktor penyebab terjadinya kekerasan adalah:
a. Pendekatan Antropologi
Adalah adanya budayan yang bersifat heterogen sehingga sulit
dipahami dari kelompok masyarakat yang berbeda, adanya akulturasi
budaya yang berbeda, dan adanya kecemburuan sosial dalam
masyarakat.
b. Pendekatan Sosiologi
Adalah adanya penyimpangan perilaku dari anggota masyarakat karena
adanya perubahan struktur dan nilai serta ketimpangan ekonomi, dan
adanya proses stigmatisasai dari masyarakat dan negara kepada pelaku
penyimpangan
c. Pendekatan Psikologi:
Adalah adanya proses peniruan/imitasi pelaku terhadap kejahatan yang
terjadi melalui media sosial maupun melihat /mengalami secara
langsung, dan adanya ganguan kejiwaan bagi penderita psikopat atau
pelaku yang menderita ganguan jiwa.
D. Patofisiologi
Menurut Afnuhazi (2015), Perilaku kekerasan dapat terjadi karena
beberapa faktor penyebab, salah satunya pada klien dengan gangguan
konsep diri: harga diri rendah. Individu yang mempunyai harga diri rendah
disebabkan karena memiliki idealisme diri yang tinggi karena tidak
menerima kenyataan tentang apa yang sekarang dimiliki, dalam pola fikir
tersebut individu bisa mengeskpresikan tingkah laku secara langsung
maupun tidak langsung. Klien yang sudah mengalami gangguan pada
konsep diri atau harga diri akan merasa marah dan kesal terhadap dirinya
atau orang disekitarnya, yang menyebabkan klien berperilaku secara tidak
konstruktif, seperti memukul dirinya sendiri, membanting-banting barang
atau mencederai orang lain, sehingga klien memiliki perilaku yang
menyimpang yaitu perilaku kekerasan.

E. Manifestasi Klinis
a. Emosi: Jengkel, marah (dendam), rasa terganggu, merasa takut, tidak
aman, cemas.
b. Fisik: Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit
fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat, mengepalkan
tangan.
c. Intelektual: Mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan.
d. Spiritual: Keraguan, kebijakan atau keberanian diri, tidak bermoral,
kreativitas terhambat.
e. Sosial: Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
humor.

F. Kondisi kegawatan yang dilakukan


Sedangkan pada ruang kegawat daruratan psikiatri pada umumnya
berada dalam situasi krisis demikian juga mekanisme pertahanan tubuh
mereka yang kurang efektif, sehingga selama periode ini tindakan
penyerangan atau kekerasan dapat terjadi. Dan ditemukan juga di ruang
darurat psikiatri perilaku kekerasan yang paling sering di lakukan pasien
adalah perilaku kekerasan secara verbal seperti berteriak, berkata kasar
terhadap orang lain maupun petugas terkadang pasien juga melakukan
tindakan kekerasan fisik seperti menciderai diri sendiri, perkelahian
sesama pasien dan pengerusakan sarana rumah sakit dan juga sering
ditemukan tindakan kekerasan dengan perilaku bunuh diri, pasien
meninggalkan rumah sakit tampa izin petugas (melarikan diri).
Tindakan yang bisa di gunakan untuk penangan pasien gawat darurat
psikiatri adalah:
1. Secara verbal (komunikasi Trapeutik) atau isolasi
2. bila keadaan klien tidak bisa di kendalikan dan membahayakan
dirinya atau orang lain dilakukan pengekangan atau (fiksasi).
3. metode farmakologis yang dapat dikombinasikan berdasarkan
situasi Seperti ada kemungkinan cedera fisik dan psikologis,
retraumatization, kehilangan martabat, dan bahkan kematian,
terutama dalam pengekangan fisik dan mekanis.
G. Penatalaksanaan
Tugas pertama saat menghadapi pasien dengan perilaku kekerasan adalah
mengevaluasi yaitu :
a. Menjamin keselamatan fisik pasien
b. Mengurangi pemicu lingkungan dan mengisolasi pasien
c. Mengurangi waktu tunggu pasien
d. Menghapus benda-benda yang berpotensi berbahaya
e. Mengamati dan mengevaluasi pendekatan yang digunakan dengan
petugas kesehatan terhadap pasien
f. Melakukan upaya untuk menciptakan keamanan, komunikasi pribadi
dan pengasuhan dengan sabar dan tetap tenang
g. Menjaga jarak aman dengan pasien
h. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab kekerasan pasien
i. Menghormati dan menjaga privasi
j. Menghindari pertemuan langsung dengan kasar dan harus sabar
k. Menghindari mata langsung yang berkepanjangan dan intens kontak
dengan pasien
l. Menghindari penggunaan bahasa tubuh yang mengancam

Penatalaksanaan Medis
Menurut Yosep ( 2007 ) obat-obatan yang biasa diberikan pada pasien
perilaku kekerasan adalah:
1. Antianxiety dan sedative hipnotics. Obat-obatan ini dapat
mengendalikan agitasi yang akut. Benzodiazepine seperti Lorazepam
dan Clonazepam, sering digunakan dalam kedaruratan psikiatrik untuk
menenangkan perlawanan klien. Tapi obat ini tidak direkomendasikan
untuk penggunaan dalam waktu lama karena dapat menyebabkan
kebingungan dan ketergantungan, juga bisa memperburuk simptom
depresi.
2. Buspirone obat antianxiety, efektif dalam mengendalikan perilaku
kekerasan yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi.
3. Antidepressants, penggunaan obat ini mampu mengontrol impulsif dan
perilaku agresif klien yang berkaitan dengan perubahan mood.
4. Amitriptyline dan Trazodone, menghilangkan agresifitas yang
berhubungan dengan cedera kepala dan gangguan mental organik.
5. Lithium efektif untuk agresif karena manik.
6. Antipsychotic dipergunakan untuk perawatan perilaku kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai