Anda di halaman 1dari 11

Peran Media online Dalam Meningkatkan Literasi Membaca Di Masa

Pandemi Covid-19

Disusun Oleh:

Desak Gede Loveitha Sari (32)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen H Pagi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkatnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Peran
Media online Dalam Meningkatkan Literasi Membaca Di Masa Pandemi Covid-19
sebaik mungkin.

Penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya, kepada Bapak I Nyoman


Adi Susrawan,S. Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.
Serta kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan bantuannya dalam
proses penyusunan makalah ini.

Penulis sadari, susunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat salah kata. Penulis
mengharapkan banyak saran dan kritik dari pembaca sekalian. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.

Denpasar, 30 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................................3
1.4 Manfaat................................................................................................................3
BAB II ISI.....................................................................................................................4
2.1 Perbedaan Media Online dengan Media Offline Dalam Meningkatkan Literasi
Membaca Pada Saat Pandemi....................................................................................4
2.1.1 Media Online Dalam Meningkatkakan Literasi Membaca Pada Saat
Pandemi..................................................................................................................4
2.1.2 Media Offline Dalam Meningkatkakan Literasi Membaca Pada Saat
Pandemi..................................................................................................................5
2.2 Dampak Media Online Pada Minat Literasi Membaca........................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................7
3.2 Saran....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media online adalah sebuah sarana untuk berkomunikasi secara online melalui
website dan aplikasi yang hanya bisa diakses dengan internet. Berisikan teks,
suara, foto dan video media online mencakupi semua jenis situs website dan
aplikasi, termasuk situs berita, situs perusahaan, situs lembaga/instansi, blog,
forum komunitas, media sosial situs jualan (e-commerce/online store) dan
aplikasi chattingan.

Media offline adalah segala sesuatu alat komunikasi,baik cetak, maupun audio
visual,yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima
pesan dan merangsang untuk bertindak.

Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan


dan keterampilan individu dalam membaca,menulis,berbicara,menghitung dan
memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan
berbahasaMembaca merupakan kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses
memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hatiKegiatan membaca meliputi
membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan
membaca yang dilakukan dengan cara membaca keras di depan umum.
Sedangkan kegiatan membaca dalam hati adalah kegiatan membaca dengan
seksama yang dilakukan untuk mengerti dan memahami maksud atau tujuan
penulis dalam media tertulis.

UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia,
artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat
Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang
2

Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca! Riset berbedabertajukWorlds Most


Literate Nations Rankedyang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity
pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61
negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas
Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung
membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

60 juta penduduk Indonesia memiliki gawai, atau urutan kelima dunia


terbanyak kepemilikan gawai. Lembaga riset digital marketing Emarketer
memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif gawai di Indonesia lebih dari
100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan
pengguna aktif gawai terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data wearesocial per Januari 2017
mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gawai kurang lebih 9 jam sehari.
Tidak heran dalam hal kecerewetan dimedia sosial orang Indonesia berada di
urutan ke 5 dunia. Jakarta lah kota paling cerewet di dunia maya karena sepanjang
hari, aktivitas kicauan dari akun Twitter yang berdomisili di ibu kota Indonesia ini
paling padat melebihi Tokyo dan New York. Laporan ini berdasarkan hasil riset
Semiocast, sebuah lembaga independen di Paris.

COVID-19 pandemi , juga dikenal sebagai pandemi coronavirus , adalah


berkelanjutan pandemi global dari penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang
disebabkan oleh akut sindrom pernapasan coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus itu
pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, China . The World
Health Organization menyatakan Kesehatan Darurat Masyarakat Peduli
Internasional mengenai COVID-19 pada tanggal 30 Januari 2020, dan kemudian
dinyatakan sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Pada 30 April 2021, lebih dari
150 juta kasus telah dikonfirmasi, dengan lebih dari 3.16 juta kematian dikaitkan
dengan COVID-19, menjadikannya salah satu pandemi paling mematikan dalam
sejarah Pandemi telah mengakibatkan gangguan sosial dan ekonomi global yang
signifikan, termasuk resesi global terbesar sejak Depresi Hebat. Ini telah
3

menyebabkan kekurangan pasokan yang meluas diperburuk oleh pembelian


panik,gangguan pertanian dan kekurangan makanan, dan penurunan emisi polutan
dan gas rumah kaca . Banyak institusi pendidikan dan tempat umum telah ditutup
sebagian atau seluruhnya, dan banyak acara telah dibatalkan atau ditunda.
Informasi yang salah telah beredar melalui media sosial dan media massa.
Pandemi telah mengangkat masalah diskriminasi ras dan geografis,keadilan
kesehatan, dan keseimbangan antara keharusan kesehatan masyarakat dan hak
individu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, maka tujuan dari dibuatnya
makalah ini sebagai berikut:

1. Apa perbedaan media online dengan media offline dalam meningkatkan


literasi membaca pada saat pandemi?
2. Apa dampak media online pada minat literasi membaca?

1.3 Tujuan
Dengan tersusunnya makalah ini, diharapkan akan memenuhi tujuan
penulisannya. Tujuan tersebut adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan media online dengan media offline dalam


meningkatkan literasi membaca pada saat pandemi.
2. Untuk mengetahui dampak media online pada minat literasi membaca.

1.4 Manfaat
Dengan tersusunnya makalah ini, diharapkan akan memberikan manfaat bagi
pembaca. Manfaat tersebut adalah :

1. Dapat mengetahui perbedaan media online dengan media offline dalam


meningkatkan literasi membaca pada saat pandemi.
2. Dapat mengetahui dampak media online pada minat literasi membaca.
4

BAB II

ISI

2.1 Perbedaan Media Online dengan Media Offline Dalam Meningkatkan Literasi
Membaca Pada Saat Pandemi.

2.1.1 Media Online Dalam Meningkatkakan Literasi Membaca Pada Saat


Pandemi
Media online adalah sebuah sarana untuk berkomunikasi secara online
melalui website dan aplikasi yang hanya bisa diakses dengan internet.
Berisikan teks, suara, foto dan video.

Polemik di masyarakat yang menyatakan bahwa kehadiran media


online menyebabkan minat membaca dan menulis masyarakat menurun.
Namun banyak juga yang menyatakan kehadiran media online dapat
dimanfaatkan untuk mendorong minat membaca dan menulis masyarakat.
Kedua hal ini seperti dua sisi mata uang, dan keduaduanya benar terjadi di
masyarakat. Akan teapi, jika kita melihat dari sisi para tenaga pendidik pada
masa ini banyak sekali yang menggunakan media online sebagai media yang
meningkatkan literasi membaca. Salah satu hal yang dilakukan adalah
walaupun sekarang di adakan sekolah dari rumah tenaga pendidik di sekolah
dasar, menegah maupun tinggi tetap melaksanakan literasi sekitar 10 sampai
30 menit sebelum pelajaran dimulai. Oleh sebab itu, media online memiliki
peran dalam meningkatkan literasi membaca pada masa pandemi.

Selain itu, media online juga sudah sangat melekat pada masyarakat
masa kini,yang menyebabkan banyak sekali media online yang dapat
dimanfaatkan sebagai media untuk meningkatkan literasi membaca. Salah
satunya adalah e-book atau buku elektronik yang pada masa ini juga banyak
digunkan dibidang pendidikan karena di laksanakannya pembelajaran dari
rumah. Banyak sekali guru pada masa kini yang mengirimkan materi literasi
5

melalui e-book atau meminta para siswa mencari referensi materi tidak
sekedar dari buku saja tetapi melalui e-book juga.

2.1.2 Media Offline Dalam Meningkatkakan Literasi Membaca Pada Saat


Pandemi
Media offline adalah segala sesuatu alat komunikasi,baik cetak, maupun
audio visual,yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim ke
penerima pesan dan merangsang untuk bertindak.

“Buku adalah jendela dunia”. Kunci untuk membukanya adalah membaca.


Ungkapan ini secara jelas menggambarkan manfaat membaca, yakni
membuka, memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang. Berbagai
penelitian membuktikan bahwa lingkungan, terutama keluarga, merupakan
faktor penting dalam proses pembentukan kebiasaan membaca. Memang
peran keluarga dan juga sekolah sangatlah penting untuk meningkatkan minat
membaca melalui buku. Jadi dapat dikatakan untuk meningkatkan literasi
membaca pada masa pandemi memanglah lebih sulit dilakukan dikarenakan
anak anak atau orang orang pada sekarang sangat jarang membaca suatu
informasi melalui surat kabar atau majalah. Akan tetapi, ini bukan berarti
Mediaoffline tidak dapat meningkatkan literasi membaca pada masa pandemi.

Dewasa ini banyak sekali keluarga yang membiasakan literasi membaca


pada anaknya. Hal ini dilakukan dengan mebelikan anaknya buku cerita atau
membaca surat kabar hal ini dilakukan agar anak memliki kebiasaan
membaca. Apalagi di masa ini berdiam di rumah saja orang tua juga memiliki
waktu yang lebih banyak bersama anak mereka, banyak keluarga yang
mengisi waktu dengan membaca buku bersama seperti buku dongeng atau
buku cerita.

2.2 Dampak Media Online Pada Minat Literasi Membaca


Media online beragam jenisnya dan di masa ini Media online sudah sangat
melekat dengan kehidupan . Oleh sebab itu, Media online juga berdampak pada minat
6

literasi membaca. Media online bagaikan pedang bermata dua yang memiliki dampak
tergantung bagaimana seseorang memanfaatkannya. Karena disatu sisi dengan adanya
Media online banyak sekali masyarakat yang makin malas membaca di karenakan
Media online menyuguhkan hal-hal yang lebih menarik di bandingkan buku. Selain
itu pada sebuah wawancara yang dilakukan oleh Antuk Putri Idhamani menyatakan
bahwa banyak sekali siswa yang yang menyatakan tidak suka membaca buku karena
malas, main gawai, bermain bersama teman-teman, capek dan lain sebagainya. Main
gawai berasa di urutan ke 2 alasan siswa tidak gemar membaca buku, hal ini karena
media online yang dimanfaatkan hanya digunakan untuk bersenang senang saja.
Akan tetapi, seperti yang dijelaskan dari awal bahwa media online bagai
pedang bermata dua tentu ada hal-hal yang memberikan dampak pada minat literasi
membaca. Salah satunya adalah maraknya e-book atau buku elektronik hal ini sangat
membantu menurut penulis secara pribadi karena e-book terkadang banyak buku yang
direkomendasikan oleh dosen mata kuliah sebagai referensi dapat dicari e-booknya
terlebih dulu dan dengan adanya e-book tersebut penulis lebih muda mengakses buku
tersebut dimana saja dan kapan saja asalkan membawa gawai. Selain itu, kita dapat
dengan mudah melihat berita secara online tanpa membeli surat kabar terlebih dalu.
Jadi dengan adanya media online juga memberikan dampak pada minat baca
seseorang hal itu terantung bagaimana seseorang menggunakan dan memanfaatkan
media online tersebut.
7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Media online adalah sebuah sarana untuk berkomunikasi secara online melalui
website dan aplikasi yang hanya bisa diakses dengan internet. Berisikan teks, suara,
foto dan video. Dengan adanya media online ini sangat berdampak pada minat literasi
membaca memang media online ibagaikan pedang bermata dua yang dapat
menyebabkan minat literasi membaca menurun atau justru meningkat tergantung
individu masing-masing. Namun, media online dapat meningkatkan literasi membaca
karena media online kita dapat dengan mudah mengakses materi bacaan dengan gratis
dan dapat dibaca kapan saja dan di mana saja. Hal ini sangat membantu dalam
meningkatkan minat literasi membaca seseorang.

3.2 Saran
Media online memiliki banyak sekali hal yang mungkin bisa dimanfaatkan
diharapkan agar bisa lebih mencari dan menggali agar mendapatkan informasi yang
lebih menarik dan lebih luas.
8

DAFTAR PUSTAKA
Evita Devega. 10-10-2017. TEKNOLOGI Masyarakat Indonesia: Malas Baca Tapi
Cerewet di Medsos.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-
indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di medsos/0/sorotan_media#:~:text=Fakta
%20pertama%2C%20UNESCO%20menyebutkan%20Indonesia,1%20orang
%20yang%20rajin%20membaca! Diakses 29 April 2021 di Denpasar
Basorewa. 30-12-2020. Membaca.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Membaca. Diakses 30 April 2021 di Denpasar
Akmaie Ajam. 30-08-2020. Literasi.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Literasi. Diakses 30 April 2021 di Denpasar
Shelly Maysari. 30-04-2020. Pengertian Media Online serta Kelebihan &
Kekurangannya.
https://www.akudigital.com/bisnis-tips/pengertian-media-online/. Diakses 30
April 2021 di Denpasar
Riezka Wooriz. 15-11-2017. Media offline.
https://www.scribd.com/document/364472535/Media-Offline. Diakses 30
April 2021 di Denpasar
Lubis, Silvia Sandi Wisuda.2020.MEMBANGUN BUDAYA LITERASI
MEMBACA DENGAN PEMANFAATAN MEDIA JURNAL BACA HARIAN
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Pionir/article/download/7167/4160.
Diakses 30 April 2021 di Denpasar
Warshina, Jaka. 01-11-2016. MENINGKATKAN LITERASI MEMBACA DAN
MENULIS DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(TIK). Diakses 30 April 2021 di Denpasar

Anda mungkin juga menyukai