Anda di halaman 1dari 6

Wong Agung Wilis

Wong Agung Wilis, t erlahir dengan nama Mas Sirna (lahir di Blambangan kira-kira pada 1680-
an hingga 1720-an – meninggal di Bali t ahun 1780) adalah penguasa Blambangan pada periode
1767 hingga 1768 Ia bersama Pangeran Jagapat i memimpin pasukan dalam perlawanan
melawan VOC di Blambangan pada periode 1767 hingga 1768.

Sketsa wajah Wong Agung Wilis

Kehidupan Awal

Keluarga
Mas Sirna adalah put ra dari Pangeran Danureja, penguasa Blambangan saat it u. Ibunya adalah
seorang put ri dari Kerajaan Mengwi, Bali. Ibu Mas Sirna bukanlah permaisuri dari Pangeran
Danureja. Pernikahan keduanya t erjadi karena mot if polit ik agar kerjasama ant ara Blambangan
dan Bali dapat t erjalin kuat unt uk mengat asi ancaman dari luar daerah. Permaisuri Pangeran
Danureja sendiri adalah put ri dari Unt ung Surapat i. Pernikahan Pangeran Danureja dengan
permaisuri dianugerahi 3 put ri dan seorang put ra bernama Mas Noyang (Pangeran Danuningrat )
yang nant inya akan mewarisi t akht a Blambangan.[1] Oleh karena memiliki ibu yang bukan
permaisuri, Mas Sirna banyak hidup di luar ist ana. Ada sumber yang menyebut kan bahwa ia
t inggal di lereng Gunung Raung. Hal ini memberikan pengaruh besar kepada Mas Sirna,
menyebabkannya peka t erhadap masalah rakyat kecil.[2] Pada saat dewasa ia hijrah ke Bali, ikut
pamannya yang bernama Ki Gust i Ngurah Ket ut Kaba-Kaba.[3][4] Tidak ada riwayat mengenai
dengan siapa ia menikah, t et api ia memiliki enam orang put ra yakni Serut adi, Kencling, Tunjung,
Berud, Surat man (Surawijaya) dan Mas Ayu Prabu.[1]

Kembali Ke Blambangan

Kerajaan Blambangan adalah sebuah kerajaan di ujung t imur Pulau Jawa yang dalam
pelaksanaan pemerint ahannya banyak dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan di Bali. Hal ini t erjadi
saat pihak dari Kerajaan Mengwi melant ik Mas Noyang at au Mas Nuweng menjadi penguasa
Blambangan bergelar Pangeran Danuningrat menggant ikan ayahnya Pangeran Danureja.
Kerajaan Mengwi juga melant ik Mas Sirna menjadi pat ih bergelar Pangeran Wong Agung Wilis
at au lebih dikenal dengan Pangeran Wilis. Sejak saat inilah nama Wong Agung Wilis dipakai.

Jabat an pat ih ini t idak t erlalu lama karena t erjadi konflik int ernal dalam kerajaan. Seorang
punggawa ist ana yang juga sepupu dari Pangeran Danuningrat bernama Mas Tepasana
menyebar isu bahwa Pangeran Wong Agung Wilis akan mengkudet a Pangeran Danuningrat
sebagai penguasa Blambangan.[2] Keluarga kerajaan mempercayai ini sehingga Wong Agung
Wilis dipecat dari jabat annya dari pat ih Blambangan dan kedudukannya digant ikan oleh Sut ajiwa
yang merupakan put ra Pangeran Danuningrat .[3] Wong Agung Wilis lalu pergi mengembara
hingga mencapai Pant ai Lampon, Desa Sanggar, Gunung Dogong dan Gunung Tumpangpit u
yang mana daerah-daerah ini pada masa kini berada dalam wilayah Kecamat an Pesanggaran.

Meskipun t elah dipecat Wong Agung Wilis t et ap menghargai Pangeran Danuningrat sebagai
penguasa Blambangan. Pangeran Danuningrat lalu memint a Wong Agung Wilis kembali unt uk
menumpas perompak Bugis di daerah bernama Bang Pakem.[1]

Perlawanan
Karena kesuburan dan kekayaan Blambangan t elah diket ahui oleh VOC sebelum mereka
menguasainya, maka sebenarnya VOC t elah memiliki rencana unt uk menguasai Blambangan
namun rencana ini t erkendala oleh beberapa fakt or sepert i Blambangan jauh dari pusat
pemerint ahan dan ikat an pernikahan polit ik yang t erjadi di ant ara Blambangan dan Bali
membuat hubungan mereka menjadi kuat .[5] Namun akhirnya sikap ascribed status VOC yang
meyakini secara sepihak bahwa Blambangan t elah dikuasai oleh mereka melat arbelakangi
perlawanan t erhadap VOC di Blambangan.

Pada t ahun 1767, sekembalinya dari Bali. Wong Agung Wilis diangkat menjadi penguasa
Blambangan oleh VOC.[6][3] Ia membiarkan dirinya diangkat oleh VOC karena t elah
merencanakan siasat unt uk menarik simpat i VOC dan jika pasukan t elah t erhimpun maka akan
dilakukan perlawanan. Ia memanfaat kan jabat annya ini unt uk menjalin hubungan dengan para
bekel (kepala desa) agar perannya dalam hal ini dirahasiakan dan memerint ahkan agar pasukan
segera dihimpun, sert a memerint ahkan agar penyerangan ke loji-loji Belanda dilakukan secara
bert ahap.[3] Ia juga kerap melakukan penyamaran sebagai pemburu unt uk mendist ribusikan
sejumlah uang dan senjat a-senjat a buat an Inggris kepada para pasukannya.[7]

Pada 30 Sept ember 1767 ia mulai menghimpun kekuat an unt uk melawan VOC yang mulai
menduduki Blambangan. Silsilah ket urunan yang dimilikinya mempermudah dalam penghimpunan
kekuat an ini.[8] Ia mendapat bant uan kekuat an dari orang-orang Inggris (yang memang bersaing
dengan VOC dalam hal perdagangan di Jawa), orang Tiongkok, orang Madura dan orang Bugis
yang t inggal di Blambangan.[7] Ia juga mendapat dukungan dari Bupat i Malayakusuma (cucu
Unt ung Surapat i) dari Malang[4] dan dari Kerajaan Mengwi, dimana kerajaan t ersebut mengut us
perwakilannya yait u Purbakara dan Mas Ularan.[2]

Perang Wilis

Pada Okt ober 1767, Wong Agung Wilis mengumpulkan pasukannya di Ulupampang. Disana ia
membagi wilayah pert empuran menjadi dua bagian. Sebagian dipimpin oleh Mas Rempeg
(Pangeran Jagapat i) dan sebagian lagi dipimpin oleh Wong Agung Wilis sendiri.[2]

Pihak VOC mendengar penghimpunan pasukan ini. Maka dari it u VOC melakukan beberapa
langkah unt uk meredam perlawanan. Gubernur Pant ai Timur Jawa, Johannes Vos mengirim
surat pada 20 Okt ober 1767 kepada Cakradiningrat V (penguasa Madura) yang berisi
permint aan bala bant uan pasukan ke Blambangan. Lalu dat anglah 1000 orang dari laskar
Madura-Bangkalan, 200 orang Madura, 500 orang Probolinggo dan sejumlah t ent ara Eropa ke
Blambangan dengan menempuh jalur darat .[3] Sebelumnya, pada Maret 1767 dilakukan
ekspedisi pert ama pasukan gabungan VOC ke Blambangan. Selain menambah pasukan, VOC
juga melakukan polit ik pecah belah (devide et impera) di Blambangan dengan membagi
Blambangan menjadi dua bagian yakni Blambangan Timur yang dipimpin Bupat i Mas Bagus
Anom dan Pat ih Sut anegara dan Blambangan Barat yang dipimpin Bupat i Mas Uno bersama
Pat ih Wasengsari. Tujuan dari pemecahan ini adalah unt uk mempermudah VOC unt uk
menangkap Wong Agung Wilis besert a pengikut nya dengan bant uan orang-orang pribumi.[7]
Persiapan lain yang dilakukan VOC adalah mengamankan Selat Bali dari pengaruh Inggris dan
Bali yang mendukung perlawanan Wong Agung Wilis.

Perlawanan ini dimulai saat Wong Agung Wilis sebagai penguasa Blambangan mengabaikan
perint ah unt uk menghadap Gubernur Johannes Vos unt uk meberikan laporan t ent ang pendirian
bent eng di Banyualit dan menent ang kehadiran VOC di Blambangan.[9] Maka seket ika it u
keluarlah perint ah penangkapan Wong Agung Wilis yang dikomandoi oleh seorang komandan
VOC bernama Adrianus van Rijke. Pada 2 Maret 1768, saat akan memulai operasi penangkapan
Wong Agung Wilis, van Rijke bersama pasukannya malah dikepung oleh pasukan Wong Agung
Wilis di Bent eng Banyualit . VOC dibuat pusing kembali dengan membelot nya penguasa boneka
kembar Blambangan, Mas Anom dan Mas Weka dari VOC dan bergabung pada pihak Wong
Agung Wilis.[2]

Pengepungan di Bent eng Banyualit ini t idak bert ahan lama karena kalahnya persenjat aan
pasukan Wong Agung Wilis yang hanya senjat a-senjat a lama buat an Inggris sedangkan pasukan
VOC menggunakan meriam. Sebab lain Gagalnya perebut an Bent eng Banyualit disebabkan oleh
dat angnya bala bant uan pasukan unt uk VOC yang dipimpin oleh komandan J.E. Corp Everard A.
Groen. Pasukan Wong Agung Wilis dapat dipukul mundur ke Ulupampang oleh pasukan VOC
pimpinan Groen. Pada 13 Mei 1768 VOC berhasil merebut Ulupampang dan menahan para
pedagang Tiongkok dan Bugis yang membant u perlawanan Wong Agung Wilis. Pasukan Wong
Agung Wilis yang kehilangan sumber logist ik mundur lagi hingga ke Kut ha Lat eng.[9]
Pert empuran kemudian t erjadi di sana pada 18 Mei 1768 dan perlawanan ini secara t ot al dapat
dipat ahkan oleh VOC. Kut ha Lat eng dibakar rat a dan Wong Agung Wilis berhasil melarikan diri
ke Blimbingsari.

Akhir Perlawanan dan Kematian

Set elah perlawanan ini bisa dipat ahkan oleh VOC, Mas Weka lalu memberit ahukan t empat
persembunyian Wong Agung Wilis di Blimbingsari. Mas Weka memberit ahukan hal ini dengan
t ujuan agar memperoleh pengampunan dari VOC dan bisa kembali menjadi penguasa
Blambangan.

Akibat pengkhianat an Mas Weka ini Wong Agung Wilis berhasil dit angkap dan diasingkan.
Semula VOC merencanakan unt uk mengasingkan Wong Agung Wilis ke Tanjung Harapan Baik,
Afrika Selat an. Namun dikarenakan pert imbangan biaya yang mahal akhirnya Wong Agung Wilis
besert a sekit ar 22 pengkut nya t ermasuk Mas Weka, Mas Anom, Prabu Djaka dan Bupat i
Ngant ang (daerah di dekat Gunung Kelud) dikirim ke Pulau Banda, Maluku.[3]
Namun berkat bant uan para pengikut nya dan masyarakat Pulau Banda yang bersimpat i kepada
Wong Agung Wilis, ia akhirnya bisa lolos dari Penjara Rosingain (t empat nya diasingkan) dan lari
ke Pulau Seram dan kemudian berlayar ke Bali. Sesampainya di Bali, ia t idak melanjut kan
perjuangan. Meskipun ket urunan-ket urunan dan pengikut -pengikut nya (Sepert i Pangeran
Jagapat i yang t erkenal pada Perang Puput an Bayu pada t ahun 1773) t et ap berjuang melawan
VOC walau t idak berhasil. Ia meninggal di Mengwi pada 1780 karena usia yang sangat lanjut .[2]

Referensi

Wong Agung Wilis, Pahlawan Blambangan (1767-1780). Disusun oleh: Drs. Moh. Hadi
Sundoro, Drs. Edy Burhan Arifin, S.U, Drs. Hasan Basri, Drs. Samsubur dan H. Slamet Ut omo.
Regist rasi Perpust akaan Daerah Kabupat en Banyuwangi 0448 not asi Dewey 920.

(Inggris) Kehidupan Awal Wong Agung Wilis (ht t p://aryphrase.blogspot .com/2014/04/early-


life-of-wong-agung-wilis.ht ml)
1. ^ a b c Arifin, Winarsih Partaningrat. 1995. Babad Blambangan. Yogyakarta: Penerbit
Bentara

2. ^ a b c d e f Basri, Hasan (Ed). 2006. Pangeran Jagapati, Wong Agung Wilis dan Sayu Wiwit.
3 Pejuang Dari Blambangan. Banyuwangi: Penerbit Pemda Kabupaten Banyuwangi

3. ^ a b c d e f Samsubur. 2006. Kerajaan Blambangan. Banyuwangi.

4. ^ a b C. Lekkerker. 1923. Balambangan Indisch Gids II.

5. ^ Soetrisno, Is. 1976. Selayang Pandang Blambangan. Banyuwangi: Penerbit Pemda


Kabupaten Banyuwangi

6. ^ Ali, Hasan. 2002. Sekilas Perang Puputan Bayu Sebagai Tonggak Sejarah Hari Jadi
Banyuwangi. Banyuwangi

7. ^ a b c JKJ. De Jonge. 1883. De Opkomst Van Het Nederlandsch Gesah Over-Java, ML van
Deventer

8. ^ Frederick, William dan Soeri Soeroto. 1982. Pemahaman Sejarah Indonesia Sebelum Dan
Sesudah Revolusi. Jakarta: Penerbit LP3ES

9. ^ a b Sudjana, I Made. 2001. Nagari Tawang Madu Laresan Sejarah. Kuta Bali
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Wong_Agung_Wilis&oldid=15263023"


Terakhir disunting 2 tahun yang lalu oleh LaninBot

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai