10 Contoh Model Pembelajaran Yang Efektif
10 Contoh Model Pembelajaran Yang Efektif
Guru
Macam-macam model pembelajaran - Matematrick.com
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara
guru, siswa, dan sumber belajar. Istilah model pembelajaran, pendekatan pembelajaran,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran kadang
dicampuradukkan pada saat guru menyusun rencana pembelajaran (RPP). Pada postingan kali
ini kita tidak akan membahas semua istilah-istilah di atas, tetapi hanya menfokuskan pada
pembahasan contoh-contoh model pembelajaran.
Dalam pengertian lain, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya.
Model pembelajaran dapat juga diartikan sebagai suatu cara, atau strategi atau rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang guru dalam suatu pembelajarannya dari awal
sampai akhir, dalam mengantar peserta didik mencapai kompetensi tertentu.
Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam setting tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lainlain.
Joyce (1994) mengemukakan lima unsur penting yang harus ada dari suatu model
pembelajaran, yaitu:
(1) sintaks, yakni suatu urutan kegiatan,
(2) sistem sosial, yakni peranan guru dan siswa serta jenis aturan yang diperlukan,
(3) prinsip reaksi, yakni reaksi guru tentang cara memandang atau merespons pertanyaan
pertanyaan siswa,
(4) sistem pendukung, yakni kondisi yang diperlukan oleh model tersebut, dan
(5) dampak instruksional dan dampak pengiring, yakni hasil yang akan dicapai siswa setelah
mengikuti pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh oleh guru atau siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat dibedakan dari segi
metodologis dan dari segi materi yang akan dipelajari siswa.
Sedangkan pendekatan yang bersifat material berkenaan dengan cara menyajikan konsep
matematika melalui konsep matematika yang lain. Misalnya memahami suatu konsep seni
dengan pendekatan induktif atau deduktif. Contoh yang lain misalnya menyajikan konsep
penjumlahan bilangan asli dengan pendekatan garis bilangan dan menyajikan konsep
perkalian bilangan asli menggunakan pendekatan penjumlahan berulang.
Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai
kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dapat tercapai. Strategi pembelajaran yang
diterapkan dalam kerangka model pembelajaran yang dipilih oleh para guru sangat beragam.
Hal ini bertujuan agar kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat di
capai dengan lebih efektif dan efisien. Contoh strategi pembelajaran misalnya strategi
pembelajaran aktif.
Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang dapat
digunakan pada setiap mata pelajaran. Dengan perkataan lain, metode mengajar adalah cara
penyampaian materi pelajaran yang berlaku secara umum. Setiap guru dapat memahaminya
tanpa memiliki keahlian khusus. Misalnya, penyampaian materi pelajaran melalui ceramah,
demonstrasi, diskusi, ekspositori merupakan cara penyampaian materi pelajaran yang berlaku
secara umum. Oleh karena itu, ceramah, , demonstrasi, diskusi, ekspositori disebut metode
mengajar.
Dari uraian tentang metode mengajar, tersirat bahwa guru-guru yang mengajar dalam mata
pelajaran berbeda dapat memiliki pemahaman yang sama terhadap satu metode mengajar.
Misalnya, seorang guru matematika dan seorang guru biologi dapat sama-sama memahami
pengertian metode pemecahan masalah. Namun ketika metode ini akan diterapkan untuk
menyampaikan suatu topik matematika, maka guru biologi itu tidak dapat menggunkannya
untuk menyampaikan topik tersebut. Hal ini dikarenakan, meskipun guru biologi tersebut
memami pengertian pemecahan masalah, tetapi tidak memiliki keahlian dalam matematika.
Dalam kondisi seperti ini, nama metode pembelajaran itu berubah menjadi nama suatu teknik
pembelajaran.
Jadi, suatu metode pembelajaran, ketika diterapkan untuk menyampaikan topik tertentu
dalam suatu mata pelajaran, maka ia disebut dengan teknik pembelajaran.
Oleh karena itu, dalam praktiknya istilah metode pembelajaran sering dimaknai sebagai
sinonim dari istilah teknik pembelajaran.
Namun demikian perlu direnungkan pendapat dari Nisbet (1985) bahwa tidak ada cara
belajar (tunggal) yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik. Sehingga dari
uraian dalam bahan ajar ini dan diskusi di dalam kegiatan ini diharapkan para peserta dapat
mendesain pembelajaran dengan tepat baik ditinjau dari bahan pelajaran yang akan dipelajari
kondisi warga belajar maupun kondisi lain yang terkait dengan kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci
terutama pada analisis tugas. Meskipun model pembelajaran langsung berpusat pada guru,
tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Lingkungan belajar harus diciptakan yang
berorientasi pada tugas-tugas yang harus diselesaikan warga belajar.
Sekurang-kurangnya ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam belajar kelompok, yaitu:
(1) hasil belajar akademik,
(2) pengakuan adanya keragaman, dan
(3) pengembangan keterampilan sosial.
Bila ditinjau dari hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa
model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa yang sulit.
Bila ditinjau dari pengakuan adanya keragaman, model pembelajaran kooperatif bertujuan
agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan
latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan ras, suku, agama, kemampuan
akademik, dan tingkat sosial.
Dengan demikian di dalam pembelajaran kooperatif haruslah terjadi aktivitas sebagai
berikut:
Aktivitas dalam model pembelajaran kooperatif dimulai dengan membagi siswa menjadi
kelompok-kelompok kecil 3 – 5 siswa per kelompok. Setiap siswa ditempatkan di dalam
kelas sedemikian rupa sehingga antara anggota kelompok dapat belajar dan berdiskusi
dengan baik tanpa mengganggu kelompok yang lain. Guru membagi materi pelajaran, baik
berupa lembar kerja siswa, buku, atau penugasan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan memberikan pengarahan tentang materi yang harus
dipelajari dan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan. siswa secara sindiri-
sendiri mempelajari materi pelajaran, dan jika ada kesulitan mereka saling berdiskusi dengan
teman-temannya dalam kelompok.
Untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, setiap
siswa dalam kelompok ikut bertanggungjawab secara bersama, yakni dengan cara berdiskusi,
saling tukar ide/gagasan, pengetahuan dan pengalaman, demi tercapainya tujuan
pembelajaran secara bersama-bersama.
e) Test (Penilaian).
Pada fase ini guru memberikan test tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang memuat seluruh
konsep yang didiskusikan. Pada test ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerjasama. Jika
mungkin tempat duduknya agak dijauhkan.
f) Pengakuan Kelompok
Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu, tidak
didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor
itu melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin
maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk
kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka. Perhitungan
skor peningkatan, dan kriteria penghargaan kelompok menggunakan kriteria berikut.
Tujuan
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan tujuan pembelajaran
kooperatif pada umumnya. Pembelajaran kooperatif STAD bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, siswa yang memiliki kemampuan daisiswa yang
lain dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan. Tujuan pembelajaran kooperatif tipe
STAD juga bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
macam perbedaan latar belakang, menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam kelompok,
dan sebagainya.
Sintaks
Sintaks dari pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut.
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2) Guru menyajikan pelajaran.
3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggota kelompok yang mengetahui menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu
5) Memberi evaluasi
6) Kesimpulan
Tujuan
Tujuan dai model pembelajaran kooperatif tipe script adalah siswa dapat belajar mandiri dari
suatu tugas, dan dapat mengajarkannya pada peserta lain (pasangannya).
Sintaks
Langkah-langkah model pembelajaran cooperative script sebagai berikut.
1) Guru membagi siswa untuk berpasangan
2) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide
pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-
ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
6. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan Guru
7. Penutup
Ciri-ciri
Ciri model pembelajaran Make - A Match adalah disiapkannya beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban. Ciri yang lain siswa memilih pasangan secara tertentu
tidak asal-asalan, karena tergantung dari jawaban pada kartu.
Tujuan
Tujuan dari penerapan model pembelajaran tipe Make-A Match antara lain sebagai berikut.
1) Melatih siswa dalam berkompetisi untuk memperolah kesempatan bekerja sama secara
cepat dengan siswa yang lain dalam memcari pasangan (jawaban).
2) Berlatih berfikir cepat melalui kegiatan membaca soal dalam kartu.
3) Berlatih berfikir cepat melalu kegiatan membaca jawaban dari soal yang dipegang pada
siswa yang lain.
4) Melatih bekerja sama antar siswa melalui pasangannya.
Sintaks
Langkah-langkah model pembelajaran Make - A Match sebagai berikut.
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal
jawaban).
5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya
7) Demikian seterusnya
8) Kesimpulan/penutup
Tujuan
Tujuan dari penerapan model pembelajaran CIRC antara lain sebagai berikut.
1) Melatih peserta didk untuk mampu menganalisis permasalahan melalui kegiatan
pembagian clipping/soal/tugas.
2) siswa belajar menemukan ide-ide dari kerja kelompok.
3) siswa belajar mempresentasikan hasil pemecahan tugas-tugas yang diberikan.
4) Perserta didik dilatih untuk membuat kesimpulan dari suatu konsep.
Sintaks
Dengan mengadopsi model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC untuk melatih
siswa meningkatkan keterampilannya dalam menyelesaikan soal cerita, maka langkah yang
ditempuh seorang guru mata pelajaran adalah sebagai berikut.
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5) Guru membuat kesimpulan bersama
6) Penutup
Tujuan
Tujuan dari penerapan model pembelajaran INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE antara lain sebagai
berikut.
1) Melatih siswa untuk mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat pada siswa yang
lain.
2) Melatih siswa belajar menemukan ide-ide dari kerja kelompok.
Sintaks
Sintak dari model pembelajaran INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE antara lain sebagai berikut.
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, motivasi, dan introduksi.
2) Guru menyajikan konsep dengan cara membagikan lembaran tugas berisi topik-topik
kepada siswa untuk dipelajari.
3) Setelah siswa mendapatkan mempelajari topic-topik tahap selanjutnya adalah membuat
lingkaran.
4) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
5) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke
dalam.
6) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
7) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di
lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
8) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian
seterusnya..
9) Guru melakukan konfirmasi.
10) Penutup.
Ciri-ciri dari Model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS antara lain sebagi berikut.
1) siswa yang diberikan lembar untuk diberikan kesempatan membuat soal dari materi yang
dipelajarai.
2) siswa yang lain memperoleh kesempatan untuk menajwab soal dari teman yang dibuat
sendiri.
Tujuan
Tujuan dari model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS antara lain sebagai berikut.
1) Melatih siswa untuk membuat soal dari materi yang dipelajari.
2) Melatih siswa untuk bertanggung jawab dengan menjawab soal yang dibuat teman
sebayanya.
Sintaks
Sintaks model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS antara lain sebagai berikut.
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang materi
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
lain selama ± 15 menit
6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7) Evaluasi
8) Penutup.
Ciri dari model pembelajaran Student Facilitator and Explaining antara lain sebagai berikut.
1) siswa untuk menjelaskan kepada peserta lainnya.
2) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa yang berupa konfirmasi.
Tujuan
Tujuan dari model pembelajaran Student Facilitator and Explaining antara lain sebagai
berikut.
1) Membangkitkan keberana siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
2) Mengjarkan siswa untuk berbagai pengetahuan.
Sintaks
Sintaks dari model pembelajaran model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
sebagai berikut.
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
3) Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik
melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6) Penutup .