KELOMPOK 5
KELAS D
DOSEN :
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan makalah Kimia Analisis II yang berjudul “Metode
spektrofotometri dan spektrofluorometriuntuk penentuan obat antiinflamasi
nonsteroid”
Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, saya dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
menyempurnakan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii.
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3. Tujuan..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
2.1 Definisi MHC dan Komponennya……………………………….……..6
2.2 Peran MHC dan Presentasi Antigen…………………………………….6
2.3 Pembagian MHC……………………………………………………..…7
2.4 Pengolahan dan Presentasi Antigen : Bagaimana Molekul MHC Mengikat
Peptida dan Menciptakan Sinyal yang Berinteraksi dengan Sel T………….8
2.5 Definisi Penyakit TB…………………………………………………….11
2.6 Peran MHC dalam mengenal Penyakit TB……………………………11
Sitokin utama adalah Interferon Gamma, TNF alfa dan interleukin 2. Salah
satu sitokin yang diproduksi oleh sel T-CD4+ adalah IFN-γ yang berperan penting
dalam mengeliminasi Mycobacterium tuberculosis. Interferon Gamma
memperkuat potensi fagosit makrofag yang terinfeksi M.Tb, yaitu dengan cara
menstimulasi pembentukan fagolisosom. Interferon Gamma juga menstimulasi
pembentukan radikal bebas yang dapat menghancurkan komponen M.Tb.
Interferon Gamma akan merangsang makrofag yang mengandung kuman TB
untuk meningkatkan reactive nitrogen intermediate (RNI) yang diperlukan untuk
menghancurkan kuman TB
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adanya gangguan sistim imun pada penderita TB. Sel T helper-1 (Th1)
sangat berperan dalam sistim pertahanan tubuh terutama dalam menghadapi
infeksi bakteri intraseluler. Pergeseran keseimbangan antara produksi sitokin dari
sel Th1 dan Th2 dapat menentukan perkembangan penyakit. Respon imun
terhadap Mycobacterium tuberculosis selain respon imun sel Th1 yang protektif
juga dapat merangsang respon imun sel Th2 yang diduga tidak protektif. Produksi
sitokin anti inflamasi seperti
IL-10 (diproduksi oleh sel Th2) dalam menanggapi kuman tuberculosis
dapat menurunkan respon imun dan membatasi kerusakan jaringan dengan
menghambat respon inflamasi yang berlebihan. Sitokin ini jika diproduksi
berlebihan dapat menyebabkan kegagalan untuk mengendalikan infeksi yang
menyebabkan perluasan penyakit tuberculosis.
Interleukin-10 (IL-10) merupakan sitokin yang telah diidentifikasikan
sebagai faktor penghambat sitokin-sitokin. IL-10 diproduksi oleh sel-sel Th2,
subset sel T CD4+ termasuk Th1 dan Th17, sel B, neutrofil, makrofag dan
beberapa subset sel dendritik. IL10 dapat menghambat kemampuan sel myeloid
seperti makrofag dan sel dendritik untuk mengaktifkan sel-sel Th1, sehingga
produksi sitokin dari Th1 dapat terhalang. IL-10 juga dapat menghambat proses
fagositosis dan eliminasi mikroba seperti M. tuberkulosis dengan cara membatasi
produksi intermediate oksigen dan nitrogen reaktif yang dimediasi oleh aktifasi
INF-γ. IL-10 juga dapat menghambat pematangan fagosom sehingga
memfasilitasi kelangsungan hidup dan perkembangan basil M. tuberculosis.
Kenaikan kadar IL-10 pada serum penderita tuberculosis menghambat produksi
IFN-γ dan sitokin-sitokin tipe 1 dalam merespon antigen Mycobacterium
tuberculosis. Berdasarkan penjelasan dari berbagai literatur, produksi IL10 di
dalam tubuh, khususnya pada penderita TB menunjukkan peranan yang sangat
penting dalam progresivitas penyakit TB.
Adanya kuman TB pada makrofag akan memberi sinyal, sehingga
retikulum endoplasmik memproduksi molekul MHC kelas II. Molekul ini akan
membawa fragmen kuman TB yang diproses oleh makrofag ke permukaan
makrofag dan dipaparkan, sehingga dikenali dan diikat oleh reseptor limfosit T-
CD4+ Sel limfosit T-CD4+ yang teraktivasi akan memproduksi sitokin yang
penting dalam menghancurkan atau mengontrol pertumbuhan kuman TB.
3.2 Saran
Makalah ini masih terdapat kekurangan baik dalam hal isi maupun
penulisan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan
guna kemajuan penulisan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arthamin, M. Z., Gani, A. A., Issiyah, N., & Santoso, S. (2016). Imunisasi
Protein Adhesin 38-Kda Mycobacteriu Tuberculosis Lewat Rongga
Mulut Terkait Sel T Cd8+ Di Paru. Indonesian Journal Of Clinica
Pathology And Laboratory, 18(3), 184-190.
Agus,R., 2019, Isolasi Dan Karakterisasi Rv 1168c Mycobacterium Tuberculosis
Sebagai Antigen: Studi Pendahuluan, Jurnal Biologi Makassar, Vol:4
(1)
Basundari, S. U. (1997). Major Hystocompatibility Complex: Struktur, Fungsi,
Hubungan Dengan Penyakit Dan Pemanfaatan Dalam Respon Imun.
Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 7(3&4).
Buchari, 2019, Uji Serologi Pada Penderita Tuberklosis Aktif, Jurnal
Kedokteran Nangroe Medika, Vol.2(4)
Cahyadi,H., Endah,T., Dan Johan,L., 2004,Peranan Heat Shock Protein Pada
Patogenesis Penyakit Infeksi Dan Penyakit Autoimun, Jkm, Vol.2(1)
Haniastuti, T. (2012). Distribution Of Class Ii Major Histocompatibility Complex
Antigenexpressing Cells In Human Dental Pulp With Carious
Lesions. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi), 45(3), 133-137
Handayani,A.S., Tri,W.A., Teguh,R.S., Maimun,Z.A., Dan Fransisca,S.T., 2018,
Uji Imunogenitas Protein Rekombinan Fusi Esat-6 Cfp-10
Mycobacterium Tuberclosis (Galur Indonesia) Ekspresi Ifn-Y Dan
Jumlah Limfosit T Cd7+ Pada Kultur Pbmc, Jurnal Respirasi
Indonesia, Vol.38(2)Preferentially Restricted By Hla-B. Plos
Pathog, 3(9), E127.
Irmi,S., Dan Resti,S., 2016, Peran Imunitas Mukosa Terhadap Infeksi
Mycobacterium Tuberculosis, Jurnal Respirasi, Vol.2(2)
Izzati, S. A., Sumarno, S., & Winarsih, S. (2016). Peran Komplemen, Fagosit
(Leukosit) Dan Antibodi Dalam Menurunkan Jumlah Mycobacterium
Tuberculosis. Majalah Kesehatan Fkub, 1(2), 74-80.
Jatmiko, S.W., 2019, Telaah Sel Basofil Sebagai Sel Penyaji Antigen Pada
Manusia, Qanun Medika, Vol. 3 (1)
Kenedyanti,E., Dan Lilis,S., 2017, Analisis Mycobacterium Tuberclosis Dan
Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberklosis Paru, Jurnal
Epidomiologi, Vol.5(2)
Kusbiyamto, Agus,N., Petrus,H.Ts., 2016, Deteksi Gen Major Histocompability
Compleks Class Ii Pada Yuwana Gurami Sowang, Osphronemus
Goramy Lacepede, 1801 Asal Satu Pemijahan, Jurnal Iktiologi
Indonesia, Vol.16(3)
Lewinsohn, D. A., Winata, E., Swarbrick, G. M., Tanner, K. E., Cook, M. S.,
Null, M. D., ... & Lewinsohn, D. M. (2007). Immunodominant
Tuberculosis Cd8 Antigens
Mahendra,B.,2012, Pengenalan Peran Mhc Dan Kanker Serviks, Makalah
Obstetri Dan Ginekologi, Vol.20 (1)
Muhammad, E. Y. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Kejadian
Tuberkulosis Paru. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2),
288-291.
Nurhayati,D.,2001, Immunolodulator Pada Infeksi Bakteri, Undip, Semarang
Setiawan, H., & Nugraha, J. (2016). Analisis Kadar Ifn-Γ Dan Il-10 Pada Pbmc
Penderita Tuberkulosis Aktif, Laten Dan Orang Sehat, Setelah Di
Stimulasi Dengan Antigen Esat-6. Jurnal Biosains
Pascasarjana, 18(1),
Suprapto, R., Iswanto, B., Marnis, H., & Haryadi, J. (2020). Skrining Marka Mhc
I Dan Mhc Ii Pada Ikan Lele Afrika (Clarias Gariepinus) Sebagai Gen
Penyandi Resisten Penyakit Motile Aeromona Septicaemia (Mas).
Media Akuakultur, 15(2), 89-96.
Selvaraj, P., Kurian, S. M., Uma, H., Reetha, A. M., & Narayanan, P. R. (2000).
Influence Of Non-Mhc Genes On Lymphocyte Response To
Mycobacterium Tuberculosis Antigens And Tuberculin Status In
Pulmonary Tuberculosis. Indian Journal Of Medical
Research, 112(Sep), 86-92.
Utami,B.S., 2018, Major Hystocompabiluty Complex:Struktur Fungsi, Hubungan
Dengan Penyakit Dan Pemanfaatan Dalam Respon Imun, Media
Litbangkes, Vol.7 (3)
Wahyuningsih, S. P. A., Mashita, A. N., & Winarni, D. (2012). Aktivitas
Polisakarida Krestin Dari Ekstrak Coriolus Versicolor Terhadap
Peningkatan Antibodi Mus Musculus Akibat Paparan Mycobacterium
Tuberculosis. Berkala Penelitian Hayati, 17(2), 177-183.