Disusun oleh :
1. Anggita Restuneng A. NIM 1511E2007
2. Eka Sulistya Ningsih NIM 1511E2016
3. Endang Kustiningsih NIM 1511E2019
4. Kuncoro Adi NIM1511E2031
5. Maylita Sutisna NIM 1511E2034
6. Meta Ayu Mawarni NIM 1511E2036
7. Nagit Mahda E. NIM 1511E2038
8. Pratuti Dian Anggraeni NIM 1511E2043
9. Rachman Sulaeman NIM 1511E2044
10. Randy Elfada C. NIM 1511E2046
11. Rizky Dwi Utami NIM 1511E2050
12. Rosa Laeni NIM 1511E2053
13. Winarsih NIM 1511E2064
14. Wiwi Saufika NIM 1511E2065
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Imunologi tentang “Presentasi Antigen
(Endogen) melalui jalur MHC - I ” dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3.Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kekebalan tubuh terhadap invasi parasit harus mampu membedakan antara
jaringan tubuh sendiri (self) dan jaringan asing (nonself). Secara imunologi pengenalan
self dan nonself antara lain dikendalikan oleh suatu kumpulan gen dalam kompleks major
histocompatibility atau MHC. MHC merupakan regio besar DNA yang mencakup sekitar
empat juta pasangan basa pada manusia, atau sekitar 0,1% dari genom manusia, dan berisi
lebih dari 200 coding lokus. Pengenalan self dan nonself secara imunologi dikendalikan
oleh gen MHC kelas I dan II, yang merupakan lokus yang paling polimorfik pada
vertebrata.
Gen MHC menyandi protein permukaan sel (molekul MHC kelas I dan II) yang
menyajikan peptida kecil dari antigen ke sel T. Melalui presentasi antigen, molekul MHC
mengontrol semua respon imunologi spesifik, baik yang dimediasi oleh sel maupun
antibodi.
Disamping perannya untuk mempresentasikan antigen, berbagai penelitian
membuktikan bahwa MHC juga berperan dalam meneruskan sinyal yang menyebabkan
fosforilasi intraselular dan mengatur survival dan proliferasi sel.
Pada pembuatan makalah ini, kami memfokuskan pembahasan mengenai MHC-I.
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan beberapa rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan tujuan
penulisan makalah ini sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Major Histocompatibility Complex (MHC)
Major histocompatibility Complex atau yang biasa disebut MHC merupakan
satu set gen yang terdapat dalam kromosom 17 pada manusia dan kromosom 6 pada
mencit. Kelompok gen ini sangat polimorfik, produknya dipaparkan pada permukaan
beberapa sel. Gen-gen MHC mempunyai peran yang sangat penting dalam respon-
respon imun terhadap protein antigen. Hal ini karena limfosit T dengan antigen spsifik
tidak dapat mengenali antigen dalam bentuk bebas atau terlarut, tetapi hanya
mengenali antigen dalam bentuk peptida yang terikat secara kovalen dengan molekul
MHC. Dengan kata lain, MHC membantu memaparkan peptida-peptida antigen
kepada limfosit T.
Protein MHC pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1950, yaitu
ketika dilakukan transfusi darah ditemukan antibodi yang bereaksi dengan suatu
glikoprotein baru pada permukaan sel leukosit dari orang lain dalam suatu populasi.
Protein pada membran leukosit ini disebut human leukocyte antigens atau HLA.
Istilah ini digunakan sebagai sinonim dari protein MHC. Kemudian molekul HLA
diketahui dapat menjadi target dari imunitas seluler. Apabila leukosit dari dua
individu yang berbeda dan tidak ada hubungan keturunan diinkubasi bersama, maka
sel T dari masing-masing individu akan bereaksi melawan protein HLA yang
diekspresikan oleh sel T yang lain (aktifasi dan proliferasi). Hal ini juga terjadi
apabila dilakukan transplantasi jaringan/organ dari suatu individu kepada individu
yang lain. Dalam hal ini protein HLA bertindak sebagai penanda (marker) yang dapat
membedakan masing-masing sel individu dalam suatu populasi. Dalam hal ini protein
MHC bertindak sebagai penghalang (barier) untuk terjadinya histokompatabilitas,
yaitu kemampuan jaringan dari satu individu yang ditransplantasikan untuk dapat
diterima oleh individu lain, dari terjadinya penolakan secara imunologis.
Disamping kepentingan klinis tersebut, fungsi normal dari molekul MHC
adalah untuk menyajikan antigen kepada sel T. Molekul MHC terdiri dari tiga kelas
yaitu MHC I, MHC II dan MHC III. Setiap kelas mempunyai peranan yang berbeda
dalam regulasi sistem imun.
3
2.2 Sifat Umum Molekul Major Histocompatibility Complex (MHC)
Semua molekul MHC memiliki karakteristik struktural tertentu yang penting
untuk peranannya dalam menampilkan peptida dan pengenalan antigen oleh limfosit
T. Sifat molekul MHC secara umum dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Setiap molekul MHC terdiri atas lekuk pengikat antigen (peptida) ekstraseluler.
2. Residu asam amino polimorfik terletak pada dan bersebelahan dengan lekuk
pengikat peptida.
3. Domain molekul MHC non-polimorfik yang menyerupai immunoglobulin
mengandung situs untuk mengingikat CD4 dan CD8 pada sel T.
4
bahwa setidaknya beberapa individu dalam suatu populasi akan mampu mengenali
antigen protein yang dihasilkan oleh hampir semua mikroba, dan sehingga
mengurangi kemungkinan bahwa patogen tunggal dapat menghindar dari sistem
imun host pada semua individu dalam spesies tertentu.
2. Ekspresi Molekul Major Histocompatibility Complex (MHC)
Karena molekul MHC diperlukan untuk menyajikan antigen ke limfosit T,
ekspresi protein ini dalam sel menentukan apakah antigen asing (misalnya,
mikroba) di dalam sel tersebut akan dikenali oleh sel T. Ada beberapa fitur
penting dari ekspresi molekul MHC yang berkontribusi terhadap peran mereka
dalam melindungi individu dari infeksi mikroba yang beragam.
Molekul Kelas I diekspresikan pada hampir semua sel-sel berinti, sedangkan
molekul kelas II diekspresikan hanya pada sel-sel dendritik, limfosit B, makrofag,
dan beberapa jenis sel lainnya. Pola ekspresi MHC terkait dengan fungsi sel T
yang mengenal MHC kelas I dan kelas II. Fungsi efektor CTL CD8 + yang terikat
MHC kelas I adalah untuk membunuh sel yang terinfeksi dengan mikroba
intraseluler, seperti virus, serta tumor yang mengekspresikan antigen tumor.
Ekspresi molekul MHC kelas I pada sel berinti berfungsi menyediakan tampilan
sistem antigen virus dan tumor. Sebaliknya, limfosit T helper CD4 + yang
berikatan dengan MHC kelas II memiliki satu set fungsi yang memerlukan
pengenalan antigen yang dipresentasikan oleh bebrapa jenis sel (terbatas). Secara
khusus, sel T CD4 + naif harus mengenali antigen yang ditangkap dan disajikan
oleh sel dendritik dalam organ limfoid. limfosit T helper CD4 + yang
terdiferensiasi berfungsi terutama untuk mengaktifkan (atau membantu) makrofag
untuk mengeliminasi mikroba ekstraseluler yang telah difagosit dan untuk
mengaktifkan limfosit B untuk menghasilkan antibodi yang juga mengeliminasi
mikroba ekstraseluler. Molekul kelas II diekspresikan terutama pada tipe sel ini
dan menyediakan sistem untuk menampilkan peptida yang berasal dari mikroba
ekstraseluler dan protein.
Ekspresi molekul MHC meningkat dengan sitokin yang dihasilkan selama
respon imun innate dan adaptif. Pada kebanyakan jenis sel, interferon IFN-α, IFN-
β, dan IFN-γ meningkatkan tingkat ekspresi molekul kelas I. Interferon adalah
sitokin yang dihasilkan selama rawal espon imun bawaan untuk kebanyakan virus.
Dengan demikian, respon imun bawaan untuk virus meningkatkan ekspresi
5
molekul MHC yang menampilkan antigen virus ke sel T spesifik virus. Ini adalah
salah satu mekanisme dimana imunitas innate merangsang respon imun adaptif.
Ekspresi molekul kelas II juga diatur oleh sitokin dan sinyal lain pada sel yang
berbeda. IFN-γ adalah sitokin utama yang terlibat dalam merangsang ekspresi
molekul kelas II di APC seperti sel-sel dendritik dan makrofag. IFN-γ dapat
diproduksi oleh sel NK selama reaksi imun bawaan dan oleh antigen sel T
diaktifkan selama reaksi imun adaptif. Kemampuan IFN-γ untuk meningkatkan
ekspresi MHC kelas II lebih awal dari APC merupakan mekanisme amplifikasi
dalam kekebalan adaptif.
Laju transkripsi adalah penentu utama dari tingkat sintesis molekul MHC dan
ekspresi pada permukaan sel. Sitokin meningkatkan ekspresi MHC dengan
merangsang transkripsi gen kelas I dan kelas II dalam berbagai jenis sel. Efek ini
dimediasi oleh pengikatan sitokin yang mengaktifkan faktor transkripsi untuk
sekuens DNA di daerah promoter dari gen MHC. Beberapa faktor transkripsi
dapat dirakit dan mengikat protein yang disebut class II transcription activator
(CIITA), dan seluruh kompleks mengikat promotor kelas II dan mempromosikan
transkripsi yang efisien. Dengan menjaga kompleks faktor transkripsi bersama-
sama, fungsi CIITA sebagai regulator ekspresi gen kelas II. CIITA disintesis
sebagai respons terhadap IFN-γ, menjelaskan bagaimana sitokin ini meningkatkan
ekspresi molekul MHC kelas II.
6
Gambar 1. Struktur Molekul MHC kelas I
Berdasarkan sekuen asam amino molekul MHC kelas I, molekul ini dibagi
dalam 4 domain, yaitu domain ekstraseluler N terminal yang berfungsi mengikat
antigen/peptida, domain ekstraseluler yang menyerupai immunoglobulin, domain
transmembran dan domain sitoplasmik. Bagian molekul MHC yang mengikat
antigen terdiri atas segmen α1 dan α2, sedangkan segmen α3 dan rantai β
membentuk segmen β2-mikroglobulin. Untuk ekspresi stabil molekul MHC kelas
I pada permukaan sel diperlukan keberadaan tiga komponen heterotrimer yaitu,
rantai α, β2 mikroglobulin dan peptide antigen yang terikat. Alasannya adalah
bahwa interaksi antara rantai α dan β2-mikroglobulin distabilkan oleh pengikatan
antigen peptide ada lekukan yang dibentuk oleh segmen α1 dan α2, dan
sebaliknya pengikatan peptide diperkuat oleh interaksi β2 mikroglobulin dengan
rantai α.
7
melalui binding dengan molekul MHC kelas I. MHC kelas 1 bekerja di luar sel
atau ekstraseluler. Apabila ada antigen (benda asing) masuk ke dalam darah
ataupun di beberapa bagian tubuh, secara langsung antigen tersebut akan
ditangkap oleh antigen presenting cell (makrophage, sel dendritik) untuk
selanjutnya di proses dan dipresentasikan ke sel T sitotoksik.
CTL hanya dapat mengenal kompleks MHC kelas 1-peptida. Setelah terjadi
binding, CTL akan teraktivasi, dan selanjutnya, sel T akan berproliferasi dan
semua klon akan mencari dan mengeliminasi sel-sel terinfeksi lainnya yang
menyajikan peptida asing.
8
4. Pengaturan Ekspresi Molekul Major Histocompatibility Complex (MHC) Kelas I
Ekspresi molekul MHC pada jenis sel yang berbeda-beda menentukan apakah
limfosit T dapat berinteraksi dengan antigen asing yang terdapat dalam sel
bersangkutan. Sel T sitotoksik CD8+ dapat mengenali antigen, misalnya peptide
virus, bila peptide virus tersebut terikat pada molekul MHC kelas I.
Ekpresi molekul MHC kelas I diatur oleh diferensiasi spesifik sel atau jaringan
dan oleh rangsangan imun ekstraseluler dan inflamasi. Ada 4 pola ekspresi
molekul MHC kelas I, yaitu :
a. Ekspresi terus menerus MHC kelas I, secara umum diekspresikan pada hampir
semua sel berinti.
b. Ekspresi molekul MHC kelas I pada permukaan sel ditentukan oleh kecepatan
transkripsi. Mungkin ada regulasi pasca transkripsi, tetapi efeknya kecil.
c. Transkripsi dan ekspresi berbagai jenis gen dan molekul MHC kelas I diatur
secara terkoordinasi. Pada banyak sel, β2 mikroglobulin diatur secara
terkoordinasi dengan rantai α MHC kelas I, walaupun gen β2 mikroglobulin
tidak terletak pada lokus MHC. Namun demikian, transkripsi molekul MHC
kelas I dapat diatur dalam satu sel secara independen.
d. Sitokin merupakan modulator utama kecepatan transkripsi gen MHC kelas I
dalam banyak jenis sel. Hal ini merupakan mekanisme amplifikasi respons
imun sel T yang penting karena sebagian besar sitokin yang meningkatkan
ekspresi MHC disekresi oleh sel T, dan MHC merupakan komponen dari
ligand yang dikenal dan direspons oleh sel T.
Pada sebagian besar jenis sel INF-α, β dan γ meningkatkan ekspresi MHC
kelas I. TNF dan LT juga dapat meningkatkan ekspresi MHC kelas I. Efek sitokin
ini diperantarai oleh peningkatan transkripsi gen sebagai akibat pengikatan faktor
transkripsi pada sekuen DNA gen MHC kelas I yang berfungsi sebagai regulator.
9
2.5 Presentasi Antigen (Endogen) Melalui Jalur Major Histocompatibility Complex
(MHC) Kelas I
MHC 1 bekerja di luar sel atau ekstraseluler. Prosesnya pun cukup unik,
pertama antigen (makluk asing) masuk ke dalam darah ataupun di beberapa bagian
tubuh, kemudian secara langsung makrophage yang berperan dalam sistem imunitas
pertama langsung memakan antigen tersebut dalam proses phagositosis (proses
makan), sehingga antigen akan sampai di dalam tubuh si makrophage. Setelah berada
di dalam sel makrophage kemudian antigen tadi akan di pecah atau di fragmen-
fragmen sehingga bagian yang patogenik akan terpisah dengan yang tidak terpisah.
Yang bertugas memfragmen adalah enzim lisosom yang ada pada tubuh makrophage.
Setelah itu,MHC 1 akan berikatan pada setiap fragmen,akan tetapi hanya bagian yang
patogeniklah yang akan dipresentasikan melalui media APC (Antigen Presenting
Cell). Presentasi itu akan di respon oleh sel B atau CD 8 (CD Killer).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Major Histocompatibility Complex (MHC) adalah molekul protein yang
berguna untuk tempat mengenali fragmen antigen, merupakan seluruh
kompleks aloantigen yang terdapat pada permukaan sel manusia, MCH-1
Mempresentasikan Ag intraseluler.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Abbas, Abul K., Andrew H. Lichtman, and Shiv Pillai. 2012. Cellular and Molecular
Immunology. 7th ed. Elsevier Saunders.
2. Arwin AP Akib, 2010, Komplek Histokompatibilitas Major, dalam Buku Ajar Alergi-
Imunologi Anak edisi kedua, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.
3. Suryo Kuncuro Jakti, Desember 2011. Biomolekuler dan Imunologi. Tersedia online di
http://suryokuncorojaktifkh.web.unair.ac.id/artikel_detail38844Biomolekuler%20dan
%20Imunologi-Major%20Histocompatability%20Complex.html (Diakses tanggal 06 Juni
2017)
4. Zakiudin Munasir dan Nia Kurniati, 2010, Penangkapan dan Presnetasi Antigen, dalam
Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak edisi kedua, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.
12