Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN TEKNIK SIPIL

DOSEN PEMBIMBING :
WITA KRISTIANA, S.T., M.T.
NIP. 19770101 200801 2 037

DISUSUN OLEH :
BRAYEN PUTRA PERDANA
NIM. DAB 118 139

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
Kewirausahan Teknik Sipil.

Dalam penulisan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wita Kristiana,
S.T., M.T. sebagai dosen mata kuliah Kewirausahan Teknik Sipil yang senantiasa memberi
petunjuk, arahan, dan motivasi selama mengikuti mata kuliah Kewirausahan Teknik Sipil.

Penulis sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian benar-benar dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Palangka Raya, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1. Pengertian Badan Usaha......................................................................... 3
2.2. Persyaratan dan Prosedur Mendirikan Badan Usaha.............................. 6
2.3. Bentuk dan Status Badan Usaha Jasa Konstruksi.................................. 7
2.3.1. Bentuk Usaha Jasa Konstruksi...................................................... 7
2.3.2. Status Badan Usaha Jasa Kosntruksi............................................ 9
2.4. Proses Memperoleh Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)............. 9
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 12
3.1. Kesimpulan............................................................................................. 15
3.2. Saran....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Society’s Needs, Usaha atau bisnis adalah suatu kegiatan individu untuk
melakukan sesuatu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa
guna untuk mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Tentu
usaha yang dilakukan secara terus menerus akan membuahkan hasil yang maksimal.
Artinya kegiatan untuk mencapai keuntungan terjadi baik langsung maupun tidak
langsung.
Tujuan dari usaha yaitu antara lain untuk kemaslahatan keluuarga, untuk bekerja,
untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan untuk memakmurkan bumi. Dalam bidang
ekonomi terdapat beberapa jenis usaha yaitu antara lain usaha mikro, usaha besar,
usaha kecil, dan perusahaan menengah.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Badan Usaha?
2. Bagaimana persyaratan dan prosedur mendirikan bandan usaha?
3. Apa bentuk dan status badan usaha jasa konstruksi?
4. Bagaimana proses memperoleh Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)?

1
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Badan usaha
2. Untuk mengetahui persyaratan dan prosedur mendirikan badan usaha
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk dan status badan usaha jasa konstruksi
4. Untuk mengetahui proses memperoleh Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi
(SIUJK)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Badan Usaha


Badan Usaha adalah kesatuan dari sekelompok orang atau modal yang memiliki
aktivitas yang bergerak dibidang perdagangan atau bidang usaha lainnya dengan
bertujuan untuk menghasilkan laba atau keuntungan.
Adapun pengelompokan jenis-jenis badan usaha berdasarkan beberapa aspek
sebagai berikut :
1. Berdasarkan Jenis Kegiatan yang Dilakukan
1) Ekstraktif, badan usaha dengan jenis kegiatan yang telah tersedia di alam.
Seperti PT Pertamina, PT Bukit Asam dan lain sebagainya.
2) Agraris, jenis kegiatan yang berkaitan dengan pertanian. Seperti PT
Perkebunan Negara, Pembibitan, dan Tambak.
3) Industri, jenis kegiatan meningkatkan nilai ekonomi barang mengubah
bentuknya. Seperti PT Kimia Farma.
4) Perdagangan, jenis kegiatan perdagangan tanpa mengubah bentuknya. Seperti
PT Matahari Store.
5) Jasa, jenis kegiatan yang memenuhi dan menyediakan jasa kepada masyarakat.
Seperti PT Bank Rakyat Indonesia.

2. Berdasarkan Kepemilikan Modal


1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), badan usaha yang pemilik modalnya
adalah Negara atau pemerintah. Seperti Perjan, PT Kereta Api, PT Timah
Bangka, dan PT Peruri.
2) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), adalah modalnya dimiliki oleh pihak
swasta baik nasional maupun pihak asing. Seperti PT Pupuk Kaltim, PT
Djarum, PT Holcim dan lain sebagainya.
3) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), adalah yang dimiliki oleh pemerintah
daerah. Seperti Bank Jabar Banten, Bank DKI, Bank Sumut, dan BPD lainnya.

3
4) Badan Usaha Campuran, yaitu sebagian modalnya dimiliki swasta dan
sebagian lagi dimiliki oleh pemerintah. Seperti PT Telkom Indonesia, PT
Garuda Indonesia, PT BNI 1946, dan PT Bank Central Asia.

3. Berdasarkan Wilayah Negara


1) Badan Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri, yaitu modalnya dimiliki oleh
masyarakat negara itu sendiri. Seperti PT Bentoel Prima, PT Indofood dan PT
Sido Muncul.
2) Badan Usaha Penanaman Modal Asing, yaitu milik masyarakat luar negeri
yang beroperasi di dalam negeri. Seperti PT Dupont Indonesia, PT Otsuka
Indonesia.

Adapun bentuk-bentuk Badan Usaha sebagai berikut :


1) Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki, dikelola dan
manajemen ditangani langsung secara perseorangan. Dan segala bentuk tanggung-
jawab dan resiko pastinya akan ditanggung secara pribadi sehingga biasanya modal
yang dibutuhkan tidak begitu besar.
Perusahaan ini menghasilkan keuntungan yang penuh dan dikuasai oleh
perseorangan. Namun ada keterbatasan pengembangan usaha karena tergantung
dari kemampuan pemilik perusahaan.
Dan dapat menghasilkan keuntungan dan laba penuh dikuasai oleh
perseorangan. Namun ada keterbatasan pengembangan usaha karena tergantung
dari kemampuan pemilik perusahaan.

2) Firma
Perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang dengan memakai satu nama
untuk kepentingan bersama. Modal perusahaan firma berasal dari setoran langsung
yang terkait dalam kesepakatan firma.
Akan tetapi dalam pembagian laba biasanya didasarkan sesuai pada jumlah
modal yang disetorkan pada masing-masing anggota firma itu sendiri.

4
Contoh perusahaan firma yang ada di Indonesia adalah perusahaan puma,
perusahaan nike, perusahaan firma hukum, perusahaan diadora dan lain sebagainya.

3) Perseroan Komanditer (CV)


Perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh dua atau lebih untuk mencapai
tujuan bersama dengan tingkat tanggung jawab yang berbeda-beda. Satu pihak
bertanggung-jawab bersedia menjadi pengurus dan mengelola perusahaan,
sedangkan di pihak lain hanya bersedia menyimpan modal dalam usaha dan
bertanggung-jawab atas utang-utang perusahaan tetapi tidak bersedia menjadi
pengurus atau mengelola perusahaan.
Pembagian hasil usaha biasanya sudah ditetapkan dan tertera dalam perjanjian
pembentukan awal perusahaan komanditer (CV) tersebut. Biasanya porsi
pembagian hasil usaha biasanya ditentukan dari modal dan porsi tanggung-jawab
dari masing-masing pihak.

4) Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan terbatas merupakan salah satu bentuk badan usaha yang memiliki
badan hukum, sebagaimana tertera dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik
Indonesia No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
Penjelasan PT adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 1
tahun 1995 serta peraturan pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaanya sudah banyak perseroan terbatas (PT) sangat berperan
pada perekenomian nasional. Sebagai contoh PT Pertamina dengan PT Medco
Energi International, Tbk yang memiliki jenis badan usaha milik swasta (BUMS)
yang berperan bertambahnya kas negara dari pajak dan laba perusahaan sebagai
pendapatan nasional.

5
5) Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Pengertian diatas tertera dalam Undang-undang No 25 Tahun 1992, sehingga
peranan koperasi sangat berperan aktif dalam mengupayakan untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.

2.2. Persyaratan dan Prosedur Mendirikan Badan Usaha


Berikut persyaratan dan prosedur mendirikan sebuah badan usaha secara berurutan :
a. Pembuatan Akta Perusahaan
Akta perusahaan ini berisi informasi lengkap tentang usaha Anda. Mulai dari
nama perusahaan, bergerak di bidang usaha apa, nama pemilik modal, besaran
modal dasar dan disetor, serta struktur pengurus perusahaan (direktur, komisaris,
dan lain-lain). Akta pendirian perusahaan ini harus dibuat dan ditandatangani oleh
notaris, dengan sebelumnya harus menyertakan fotokopi KTP si pendiri. Dalam
proses selanjutnya, anda akan mendapatkan SK Pengesahan Akta Pendirian
Perusahaan dari Departemen Hukum dan HAM.

b. Mendapat Surat Keterangan Domisili Usaha


Untuk bisa mendapatkan surat keterangan ini, maka harus mengajukan
permohonan kepada kelurahan atau kepala desa setempat. Dengan membawa
persyaratan berupa fotokopi bukti kepemilikan atau kontrak tempat usaha, surat
keterangan dari pemilik gedung jika menempati gedung perkantoran, serta fotokopi
pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) tahun terakhir. Setelah proses selesai,
anda akan mendapatkan bukti keterangan alamat domisili perusahaan.

c. Mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Langkah awal untuk bisa mendapatkan NPWP adalah dengan mendaftarkan
diri sebagai wajib pajak pada kantor pelayanan pajak (KPP) setempat. Anda harus
membawa persyaratan berupa; bukti kepemilikan/sewa tempat usaha, lampiran

6
bukti pajak pendapatan (PPN) atas sewa gedung, dan bukti pelunasan PBB. Setelah
itu, Anda akan mendapatkan NPWP beserta surat keterangan terdaftar sebagai
wajib pajak. Dengan nomor inilah, nantinya Anda bisa melaksanakan segala hak
dan kewajiban perpajakan.

d. Mengurus Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)


SIUP adalah surat izin yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan sebagai tanda bahwa Anda telah bisa menjalankan usaha di bidang
perdagangan dan jasa. Untuk bisa mendapatkannya, Anda harus mengajukan
permohonan dengan persyaratan berupa; Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan pas
foto pimpinan perusahaan atau direktur. Bagi Anda pemilik usaha kecil dan
menengah, permohonan bisa diajukan ke Dinas Perdagangan tingkat
kota/kabupaten. Sedangkan untuk golongan SIUP besar, permohonan harus
ditujukan kepada Dinas Perdagangan tingkat provinsi.

e. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


Sesuai peraturan dan perundang-undangan, semua jenis bidang usaha wajib
memiliki TDP. TDP dianggap sebagai bukti nyata bahwa usaha Anda telah terdaftar
dan disahkan oleh pejabat yang berwenang. Tanda daftar ini bisa Anda dapatkan
dengan mendaftarkan diri ke Dinas Perdagangan sesuai alamat domisili perusahaan.
Dokumen yang harus disiapkan di antaranya adalah; Akta Pendirian, Surat
Keterangan Domisili Perusahaan, NPWP, pengesahan dari pengadilan, dan SIUP.

2.3. Bentuk dan Status Badan Usaha Jasa Konstruksi


2.3.1. Bentuk Usaha Jasa Konstruksi
Bentuk usaha dalam kegiatan jasa konstruksi meliputi usaha perseorangan dan
badan usaha, baik dalam lingkup nasional maupun global baik dalam bentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum.
Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan sebagai pelaksana
konstruksi hanya dapat dilakukan atas pekerjaan konstruksi yang memiliki resiko
kecil, berteknologi sederhana, dan budget yang terbilang kecil. Pekerjaan proyek

7
konstruksi yang memiliki resiko besar, berteknologi tinggi, dan tentunya memakan
biaya dengan nominal besar biasanya dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk
perseroan terbatas atau badan usaha asing yang dipersamakan.
Adapun lingkup jenis – jenis usaha konstruksi menurut UU No. 18 Tahun 1999,
yaitu:
1. Perencana konstruksi, yaitu penyedia yang memberikan layanan jasa perencanaan
dalam konstruksi yang meliputi serangkaian kegiatan yang dimulai dari studi
pengembangan hingga penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi. Perencana
konstruksi ini umumnya disebut Konsultan Perencana (team Leader). Ruang
lingkup kegiatannya meliputi kegiatan survei, perencanaan umum, studi
kelayakan proyek, perencanaan operasi dan pemeliharaan. Perencanaan konstruksi
sangat penting untuk dilakukan karena hal tersebut akan terkait dengan persiapan
dokumen tender, metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan, jadwal
pelaksanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan, ketersediaan material,
logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan pekerjaan konstruksi, dan
ketentuan-kentuan lain yang kemungkinan akan terjadi saat pelaksanaan
konstruksi.
2. Pelaksana konstruksi, yaitu penyedia yang memberikan layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari
kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil
pekerjaan konstruksi. Pelaksana konstruksi disebut dengan Kontraktor
Konstruksi yang menjadi manajer proyek/kepala proyek. Kontraktor bertugas
untuk mengerjakan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk
fisik lain.
3. Pengawas konstruksi, yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa pengawasan
terhadap jalannya pekerjaan pelaksanaan konstruksi baik sebagian atau
keseluruhan pekerjaan mulai dari penyiapan lapangan hingga proyek diselesaikan.
Sebagai penyedia jasa yang mengerjakan pengawasan disebut sebagai Konsultan
Pengawas (Supervision Engineer).

8
2.3.2. Status Badan Usaha Jasa Konstruksi
Usaha Jasa Konstruksi berbentuk usaha orang perseorangan atau badan usaha,
baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.
 Kualifikasi usaha bagi badan usaha terdiri atas :
a. Kecil (K)
b. Menengah (M)
c. Besar (B)
 Penetapan kualifikasi usaha tersebut di atas dilaksanakan melalui penilaian
terhadap :
a. Penjualan tahunan;
b. Kemampuan Keuangan;
c. Ketersediaan tenaga kerja konstruksi; dan
d. Kemampuan dalam penyediaan peralatan konstruksi
 Kualifikasi usaha sebagaimana dimaksud di atas menentukan batasan kemampuan
usaha dan segmentasi pasar usaha Jasa Konstruksi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan kualifikasi usaha diatur dalam
PERMEN PUPR RI No. 07/PRT/M/2019 – Standar Dan Pedoman Pengadaan JASA
KONSTRUKSI Melalui Penyedia.

2.4. Proses Memperoleh Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)


Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi sebagai surat bagi perusahaan yang melaksanakan
kegiatan konstruksi baik di lingkungan pemerintah, BUMN maupun Non
Pemerintahan. Siujk wajib dimiliki oleh perusahaan konstruksi dalam mengikuti tender
dan mengurangi biaya PPH 23.
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) adalah izin usaha yang dikeluarkan Pemerintah
Daerah kepada perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha jasa konstruksi
baik sebagai perencana konstruksi (konsultan), pelaksana konstruksi (kontraktor) atau
sebagai pengawas dan perencana konstruksi (konsultan).
IUJK / Bidang pekerjaan yang termasuk di SIUJK harus mengikuti yang ada di
Sertifikasi Badan Usaha Perusahaan tersebut (SBU) dikeluarkan berdasarkan klasifikasi
bidang dan sub bidang serta kualifikasi usaha jasa konstruksi Sertifikat Badan Usaha

9
(SBU) yang dimiliki perusahaan. Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang dimaksud adalah
sertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
Berdasarkan klasifikasi usaha jasa konstruksi di Indonesia, IUJK terdiri dari :
 SIUJK untuk Perusahaan Jasa Perencana Konstruksi (Konsultan) terdiri dari

Golongan besar ( B1), Golongan menengah (M1), Golongan kecil (K1)


 SIUJK untuk Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor) terdiri dari

Golongan besar (B2 & B1), Golongan menengah (M1), Golongan kecil (K3,K2 &
K1)
 SIUJK untuk Perusahaan Jasa Pengawasan Konstruksi (Konsultan), Golongan besar

(B1), Golongan menengah (M1) dan Golongan kecil (K1)


Langkah-langkah untuk mendapatkan Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)
dapat dibagi ke dalam tiga tahap :
 Tahap 1 : Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA)/Trampil (SKT)
 Tahap 2 : Sertifikasi Badan Usaha (SBU)
 Tahap 3 : Pengurusan SIUJK
Sebelum membahas ketiga tahap di atas, pertama, pastikan bahwa memiliki
dokumen-dokumen yang standar. Bila usaha Anda berbentuk PT misalnya, dokumen-
dokumen berikut sudah ada: akte pendirian PT, SK Menteri Hukum dan HAM, Surat
Keterangan Domisili Usaha, NPWP, SIUP, TDP dan Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Kedua, tentukan besar proyek yang akan Anda garap- apakah mau menggarap
proyek kecil (di bawah Rp500 juta), proyek menengah (Rp500 juta sd Rp 10 Miliar)
atau proyek skala besar (di atas Rp10 M).
LPJK telah membuat kualifikasi perusahaan dengan nilai proyek: K1, K2, K3, M1,
M2, B1, dan B2.
Kalau perusahaan Anda masih baru di bidang jasa konstruksi, Anda hanya
mempunyai dua pilihan: memilih proyek kecil (K1) atau menengah (M1). Kualifikasi
Anda nanti dapat ditingkatkan sesuai dengan pengalaman Anda di bidang konstruksi.
Bila Anda memilih kualifikasi kecil (K1) misalnya, Anda harus mempunyai
pengalaman tertentu untuk bisa naik ke kualikasi K2, K3 dan seterusnya.

10
Dokumentasikanlah pengalaman-pengalaman Anda- kontrak, berita acara selesai
proyek- sebagai acuan bagi LPJK untuk meningkatkan kualikasi Anda di bidang jasa
konstruksi.

 Tahap 1 : Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA)/Trampil (SKT)


Apakah Anda membutuhkan SKA atau SKT? Ini tergantung dari kualifikasi
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang Anda butuhkan.
Bila Anda memulai dengan klasifikasi kecil (K1), Anda cukup membutuhkan
SKT. Tenaga ahli cukup dengan izasah SMU atau STM.
Bila Anda memilih SIUJK Klasifikasi M1 misalnya, Anda membutuhkan
SKA. Anda harus memiliki tenaga ahli minimal sarjana. Berapa orang sarjana
yang Anda butuhkan- ini tergantung dari berapa bidang yang akan Anda garap.
Bila perusahaan Anda adalah pemula, hanya 4 klasifikasi (bidang) dan hanya 4
sub-klasifikasi (sub-bidang) yang bisa Anda garap.
a. Klasifikasi
Klasifikasi yang ada (sesuai dengan peratuan baru Lembaga Pengembagan
Jasa Konstruksi) adalah Bangunan Gedung, Bangunan Sipil, Instalasi
Mekanikal dan Eletrikal, Jasa Pelaksanaan Lainnya, Jasa Pelaksanaan
Spesialis, Jasa Pelaksanaan Ketrampilan. Masing-masing klasifikasi ini
masih mempunyai sub-klasifikasi. Jadi, Anda harus memilih klasifikasi dan
sub-klasifikasi mana yang akan Anda garap.
Lembaga Pengmbangan Jasa Konstruksi telah mengeluarkan klasifikasi dan
sub-klasifikasi lengkap dengan kode-kodenya untuk izin usaha jasa
konstruksi.

b. SKA yang Dibutuhkan


Jumlah SKA yang Anda butuhkan tergantung dari berapa bidang yang akan
Anda garap. Bila Anda memilih 4 bidang, paling tidak Anda membutuhkan
5 SKA. Bila perusahaan Anda misalnya memilih kualifikasi M1, maka Anda
harus memiliki satu SKA penanggung jawab teknik dan 4 penangjungjawab
klasifikasi (bidang).

11
Bila perusahaan Anda hanya menggarap 3 klasifikasi, maka Anda
membutuhkan 4 SKA: 1 penanggungjawab teknik, 3 penanggungjawab
klasifikasi.
Semua SKA harus mengikuti training yang telah ditentukan oleh asosiasi
profesi terkait dan mengikuti wawancara atau membuat sebuah karya ilmiah
sesuai dengan bidang yang mereka pilih sebelum mendapatkan sertifikasi
tenaga ahli (SKA).

c. Syarat Untuk SKA


Berikut syarat-syarat untuk memperoleh SKA :
 S1 Teknik dan Pertanian
 Mengisi Formulir Keanggotaan
 Fotocopy Izasa S1
 Fotocopy KTP
 Pasfoto (3x4) 4 Lembar
 NPWP

d. Lama Pengurusan SKA


Ini bisa memakan waktu sampai satu bulan. Pertama, tenaga ahli akan
mengikuti training dan interview sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh asosisasi profesi. Setelah dinyataka lulus, asosiasi tersebut
akan mendaftarkan tenaga ahli tersebut ke Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (LPJK). LPJK kemudian akan mengeluarkan Sertikasi Tenaga
Ahli sesuai dengan bidang yang ia pilih.

 Tahap 2 : Sertifikasi Badan Usaha (SBU)


Bila perusahaan Anda telah memiliki sertifikasi tenaga ahli (SKA), baru Anda
bisa mengurus sertifikasi badan usaha (SBU). Tanpa SKA, Anda tidak mungkin
mendapatkan SBU.
Untuk mendapatkan SBU, selain SKA, Anda harus menjadi anggota salah
satu asosiasi, yang terakreditasi di LPJK. Kemudian, Anda membayar sejumlah

12
biaya untuk mengurus SBU sesuai dengan bidang yang Anda garap. Banyak
dokumen yang perlu Anda siapkan bila Anda mau mendapatkan SBU.
Pengurusan SBU ini bisa mengambil waktu kurang lebih 1 bulan bahkan
lebih, tergantung banyaknya SBU yang diproses di LPJK.
Berikut adalah syarat-syarat untuk memperoleh Sertifikasi Badan Usaha
(SBU) :
 Akte Pendirian Usaha (PT atau CV)
 SK Menteri Hukum dan HAM (Pengesahan)
 Surat Keterangan Domisili Usaha
 Nomor Pokok Wajib Perusahaan (NPWP)
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 Pengusaha Kena Pajak (PKP)
 Neraca & Laporan Keuangan Perusahaan
 Surat Keterangan Ketrampilan (SKT)/ Surat Keterangan Keahlian (SKA)
 Kartu Anggota Assosiasi (KTA)
 KTP Pengurus Perusahaan
 Kartu Keluarga Penanggungjawab Perusahaan
 Pas Foto 4x6 4 lembar
 Struktur Organisasi

 Tahap 3 : SIUJK
Bila Anda sudah mempunyai SKA dan SBU, barulah Anda bisa mengurus
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) ke Pemda terkait.
Berikut adalah syarat-syarat untuk memperoleh Surat Ijin Usaha Jasa
Konstruksi (SIUJK) :
 Akte Pendirian Usaha (PT atau CV)
 SK Menteri Hukum dan HAM (Pengesahan)
 Surat Keterangan Domisili Usaha
 Nomor Pokok Wajib Perusahaan (NPWP)

13
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 Pengusaha Kena Pajak (PKP)
 Surat Keterangan Ketrampilan (SKT)/ Surat Keterangan Keahlian (SKA)
 Sertfikasi Bada Usaha (SBU)
 KTP Pengurus Perusahaan
 Pas Foto 4x6 (2 lembar)
Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi penting untuk anda miliki guna memperoleh
izin usaha jasa konstruksi. Melalui tiga tahapan di atas anda akan mudah
mendapatkan SIUJK. Mintalah kantor LPJK memberikan anda banyak masukan
terkait semua persyaratan sehingga mempermudah proses anda mendapatkan surat
izin tersebut.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Badan Usaha adalah kesatuan dari sekelompok orang atau modal yang memiliki
aktivitas yang bergerak dibidang perdagangan atau bidang usaha lainnya dengan
bertujuan untuk menghasilkan laba atau keuntungan.
Persyaratan dan prosedur untuk mendirikan badan usaha adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan Akta Perusahaan
b. Mendapat Surat Keterangan Domisili Usaha
c. Mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
d. Mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
e. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Bentuk usaha dalam kegiatan jasa konstruksi meliputi usaha perseorangan dan
badan usaha, baik dalam lingkup nasional maupun global baik dalam bentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum.
Dalam pengurusan Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) tahapan yang harus
dikerjakan dan wajib ada terlebih dahulu yaitu Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA)/Tenaga
Terampil (SKT) dan Sertifikasi Badan Usaha (SBU).

3.2. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat penulis paparkan. Besar
harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini
dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-badan-usaha-dan-jenisnya/

https://www.jojonomic.com/blog/badan-usaha/

https://sertifikasi.co.id/cara-mendapatkan-siujk-surat-izin-usaha-jasa-konstruksi/

https://www.putra-putri-indonesia.com/izin-usaha-jasa-konstruksi.html

https://ska-skt.co.id/jasasiujk/

https://smartlegal.id/pendirian-usaha/2018/12/20/tips-mendirikan-badan-usaha/

https://sertifikasi.co.id/cara-mendapatkan-siujk-surat-izin-usaha-jasa-konstruksi/

Anda mungkin juga menyukai