2096 2815 1 PB
2096 2815 1 PB
Universitas Lampung
Abstrak
Singultus merupakan keadaan refleks yang memicu kontraksi otot diafragma, interkostalis, dan penutupan vocal cord
(glotis) secara mendadak, sehingga timbul suara khas. Singultus dapat terjadi pada semua kelompok usia. Sedangkan
singultus persisten dapat berlangsung berhari-hari hingga berbulan-bulan. Refleks singultus terdiri dari 3 komponen yaitu
jaras aferen, midbrain sebagai pusat refleks singultus, serta jaras eferen. Singultus akut biasanya sembuh sendiri atau self
limiting dan tidak memerlukan evaluasi lebih lanjut. Hal ini berbeda dengan singultus persisten atau intractable yang
memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk mencari penyebab yang mendasarinya. Tatalaksana singultus dapat dilakukan
secara terapi fisik, non-farmakologi, dan farmakologi. Pada prinsipnya tatalaksana singultus adalah sebisa mungkin mencari
faktor penyebab penyakit, dan terapi simptomatik diberikan apabila penyebab dasarnya belum atau tidak diketahui pasti.
Korespondensi: Ina Karina Putri G Sugihen, alamat Jl Kopi Robusta Wisma Annisa 1 Rajabasa, HP: 08139937896, e-mail:
inakarinaputriginting96@gmail.com
Tabel 2. Terapi fisik singultus pada singultus akut (tingkat kepercayaan IV, tingkat rekomendasi C) 2,7
Stimulasi nasofaringeal Stimulasi vagal Manuver saluran napas
Aplikasi intra nasal dengan vinegar Kompres es pada wajah Tahan napas (inspirasi, ekspirasi)
Inhalasi bau garam atau sejenisnya Urut karotis Re-breathing (hiperkapnia)
(amonia, ether)
Stimulasi orofaringeal (air es) Rangsang rasa takut Manuver valsava
Rangsang muntah Respirasi CPAP
untuk meringankan singultus, dapat diberikan Haloperidol bekerja dengan cara yang sama
melalui suntikan intramuskuler atau intravena seperti chlorpromazine dan memiliki efek
sebanyak 25-50 mg, efektif pada 80% kasus.6 samping yang dapat ditoleransi lebih baik;
Chlorpromazine bekerja sentral menghambat dapat diberikan dosis efektif 2-5 mg.6 Selain
dopamine di hipotalamus. Obat ini memiliki golongan antipsikotik, obat lain yang banyak
efek samping cukup serius seperti hipotensi diteliti adalah gabapentin yang merupakan
dan delirium, sehingga saat ini jarang obat untuk terapi nyeri neuropatik.
digunakan sebagai terapi lini pertama.1 Risperidone, antipsikotik generasi kedua
Obat-obatan yang biasa digunakan sebagai antagonis dopamin-serotonin dapat
sebagai pilihan untuk mengobati singultus mengatasi singultus setelah 6 jam pemberian,
adalah klorpromazin, haloperidol, namun belum banyak kasus yang
metoclopramide, baclofen, dan gabapentin.8 menggunakannya.9,10
Negatif
Negatif
Tatalaksana etiologi
dan efektif
Tatalaksana etiologi
dan tidak efektif
Tatalaksana dengan
baclofen
8. Wilcox SK, Garry A, Johnson MJ. Novel use 12. Kockar C, Isler M, Cure E, Senol A, Basturk
of amantadine: to treat hiccups. Journal of A. Hiccup due to gastroesophageal reflus
Pain and Symptom Management. disease. Eur J Gen Med. 2009;6(4):262-4.
2009;38(3):460-5. 13. Schiff E, Oliven A, Odeh M. Acupunture
9. Kwan CS, Worrilow CC, Kovelman I, therapy for persistent hiccups. The
Kuklinski JM. Using suboccipital release to American Journal of the Medical Sciences.
control singultus: a unique, safe, and 2002;323(3):166-8.
effective treatment. The American Journal 14. Petree K, Bruner J. Postoperative
of Emergency Medicine. 2012;30(3): singultus: an osteopathic approach. J Am
514.e5-e7. Osteopathic. 2015;115(3):166-8.
10. Nishikawa T, Araki Y, Hayashi T. 15. IDAI. Cegukan pada bayi dan anak.
Intractable hiccups (singultus) abolished Jakarta: IDAI; 2018.
by risperidone, but not by haloperidol. 16. Arsanious D, Khoury S, Martinez E, Nawras
Annal of General Psychiatry. 2015;14:13. A, Filatoff G, Ajabnoor H, et al.
11. Liang CY, Tsai KW, Hsu MC. Gabapentin Ultrasound-guided phrenic nerve block for
therapy for persistent hiccups and central intractable hiccups following placement of
post-stroke pain in a lateral meudllary esophageal stent for esophageal
infarction-two case reports and literature squamous cell carcinoma. Pain Physician.
review. Tzu Chi Med J. 2005;17:365-8. 2016;19:653-6.