Anda di halaman 1dari 5

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada tanaman cabai (Capsicum frutescens) , didapatkan

hasil kompetisi intraspesies terhadap luas daun adalah sebagai berikut:

Kombinasi perlakuan: 1

PENGAMATAN KE JUMLAH LUAS


NO - DAUN DAUN
1 0 4 helai 1.25
2 4 5 helai 2.25
3 8 5 helai 2.25
4 12 5 helai 2.5
5 14 5 helai 2.5
2,15

Tabel. Jumlah dan luas daun tanaman cabai Capsicum frutescens dengan kombinasi perlakuan 1
(dalam cm²)

Kombinasi perlakuan: 4

PENGAMATAN LUAS DAUN


NO KE 1 2 3 4
1 0 0.5 0.2 0.75 0.75
2 4 1.25 0.8 1.5 1.5
3 8 1.5 1.25 1.5 1.5
4 12 2 1.5 1.75 1.75
5 14 2 1.75 1.75 2
1,375

Tabel. Jumlah dan luas daun tanaman cabai Capsicum frutescens dengan kombinasi perlakuan 4
(dalam cm²)

Kombinasi perlakuan: 8

LUAS DAUN
NO PENGAMATAN KE 1 2 3 4 5 6 7 8
1 0 1.75 0 1.2 3.3 1.2 0.75 1.3 0.25
2 4 2 0 1.16 3.3 1.2 0.75 1.7 0.7
3 8 2 0.25 1.3 2.5 1.2 1 1.7 0.6
4 12 2.25 0.75 1.3 3 1.2 1 1.7 0.6
5 14 2.25 1 1.5 3 1.2 1 1.7 0.6
1,379
Tabel. Jumlah dan luas daun tanaman cabai Capsicum frutescens dengan kombinasi perlakuan 8
(dalam cm²)

Dari ke-3 data tabel hasil pengukuran rata-rata luas daun Capsicum frutescens selama 14 hari
pengamatan, diketahui pada perlakuan kontrol kombinasi 1, pengamatan dimulai pada hari ke-0 dengan
jumlah daun sebanyak 4 helai. Selanjutnya pengamatan pada hari ke 4, 8, 12, dan 14 didapati
pertambahan daun sebanyak 1 menjadi 5 helai pada masing-masing individu. Terjadi penambahan luas
daun pada mula-mula luas daun 1,25 cm² menjadi 2,25 cm² pada pengukuran hari ke-4. Selanjutnya pada
pengukuran hari ke-8, luas daun tetap konstan dan dilanjutkan penambahan luas daun pada pengukuran
hari ke-12 yaitu menjadi 2,5 cm², dan berakhir konstan pada pengukuran hari ke-14. Selanjutnya, pada
kombinasi perlakuan 4, didapati rata-rata luas daun pada individu 1 hingga 4 di hari ke-0 secara berurutan
yakni 0,5 cm², 0,2 cm², 0,75 cm², dan 0,75 cm². Kemudian pada pengukuran rerata luas daun pada hari
ke-4, didapatkan hasil pengukuran luas daun yang bertambah pada masing-masing individu 1 hingga 4
secara berurutan yakni 1,25 cm², 0,8 cm², 1,5 cm² dan 1,5 cm². Dilanjutkan pada pengukuran rerata luas
daun pada hari ke-8, didapatkan luas daun pada individu ke-1 hingga 4 secara berurutan yaitu 1,5 cm²,
1,25 cm², 1,5 cm² dan 1,5 cm². Selanjutnya pada pengukuran luas daun hari ke-12, didapatkan hasil pada
masing-masing individu ke-1 hingga 4 secara berurutan adalah 2 cm², 1,5 cm², 1,75 cm² dan 1,75 cm².
Pada pengukuran hari ke-14, didapatkan rerata luas daun pada individu ke-1 hingga 4 secara berurutan
yaitu 2 cm², 1,75 cm², 1,75 cm² dan 2 cm².

Pada kombinasi perlakuan 8, didapatkan hasil pengukuran rerata luas daun pada pengukuran hari ke-0
pada individu ke-1 hingga 8 secara berurutan adalah 1,75 cm², 0 cm², 1,2 cm², 3,3 cm², 1,2 cm², 0,75 cm²,
1,3 cm² dan 0,25 cm². Kemudian hasil pengukuran rerata luas daun pada hari ke-4 pada individu ke-1
hingga 8 secara berurutan adalah 2 cm², 0 cm², 1,16 cm², 3,3 cm², 1,2 cm², 0,75 cm², 1,7 cm² dan 0,7 cm².
Selanjutnya hasil pengukuran rerata luas daun pada hari ke-8 pada individu ke-1 hingga 8 secara
berurutan adalah 2 cm², 0,25 cm², 1,3 cm², 32,5 cm², 1,2 cm², 1 cm², 1,7 cm² dan 0,6 cm². Kemudian hasil
pengukuran rerata luas daun pada hari ke-12 pada individu ke-1 hingga 8 secara berurutan adalah 2,25
cm², 0,75 cm², 1,3 cm², 3 cm², 1,2 cm², 1 cm², 1,7 cm² dan 0,6 cm². Kemudian hasil pengukuran rerata
luas daun pada hari ke-14 pada individu ke-1 hingga 8 secara berurutan adalah 2,25 cm², 1 cm², 1,5 cm², 3
cm², 1,2 cm², 1 cm², 1,7 cm² dan 0,6 cm².

Hal tersebut diduga karena adanya kompetisi antar tanaman sejenis yaitu Capsicum frutescens di
mana pada polybag yang berisi lebih banyak tanaman mengalami pertumbuhan yang terhambat.
Sesuai dengan pernyataan Kastono (2005) yang menyatakan bahwa kompetisi atau persaingan juga
sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam
yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap
pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya
air,hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh.

Selanjutnya, berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada tanaman terong (Solanum melongena) ,
didapatkan hasil kompetisi intraspesies terhadap luas daun adalah sebagai berikut:

Kombinasi perlakuan:1

PENGAMATAN KE JUMLAH LUAS


NO - DAUN DAUN
1 0 5 28,1
2 4 3 38
3 8 5 28,35
4 12 5 28,6
5 14 5 28,6
30,33

Tabel. Jumlah dan luas daun tanaman terong Solanum melongena dengan kombinasi perlakuan 1 (dalam
cm²)

Kombinasi perlakuan: 4

N PENGAMATAN LUAS DAUN


O KE 1 2 3 4
1 0 18,92 11,8 21,4 22,375
2 4 18,92 11,8 21,4 22,375
3 8 14,92 10,4 21.6 22,625
4 12 15 10,4 21,9 22,625
5 14 15 10,65 21,9 22,875
17,94

Tabel. Jumlah dan luas daun tanaman terong Solanum melongena dengan kombinasi perlakuan 4 (dalam
cm²)

Kombinasi perlakuan: 8

N PENGAMATAN LUAS DAUN


O KE 1 2 3 4 5 6 7 8
7,42 10,0 10,3 14,1
1 0 7,7 5 6 12,43 10,5 1 2 9,4
10,0 10,3 14,1
2 4 7,7 7,43 6 12,43 10,5 1 2 9,4
10,5 13,2
3 8 7,95 8 8,7 12,68 8,08 6 5 10,35
8,12 10,5 13,2
4 12 8,05 5 8,8 12,68 8,08 6 5 10,35
13,2
5 14 8,2 8,31 8,9 12,93 8,34 10,8 5 8,87
10,074

Tabel. Jumlah dan luas daun tanaman terong Solanum melongena dengan kombinasi perlakuan 8 (dalam
cm²)

Dari ke-3 data tabel didapatkan hasil pengukuran rata-rata luas daun Solanum melongena selama 14 hari
pengamatan, diketahui pada perlakuan kontrol kombinasi 1, pengamatan dimulai pada hari ke-0 dengan
jumlah daun sebanyak 5 helai. Selanjutnya pengamatan pada hari ke 4 didapati gugur daun sebanyak 2
sehingga tersisa 3 helai, kemudian pada hari ke-8, terjadi pertumbuhan daun baru sebanyak 2 buah
sehingga menjadi 5 helai dan konstan hingga pengamatan hari ke-12 dan 14. Terjadi penambahan luas
daun pada mula-mula luas daun 28,1 cm² menjadi 38 cm² akibat dari gugurnya 2 helai daun pada
pengukuran hari ke-4. Selanjutnya pada pengukuran hari ke-8, rerata luas daun mengalami penurunan
akibat pertambahan 2 helai daun menjadi 28,35 cm², setelah itu luas daun pada pengukuran hari ke-12
yaitu menjadi 28,6 cm², dan berakhir konstan pada pengukuran hari ke-14. Selanjutnya, pada kombinasi
perlakuan 4, didapati rata-rata luas daun pada individu 1 hingga 4 di hari ke-0 secara berurutan yakni
18,92 cm², 11,8 cm², 21,4 cm², dan 22,375 cm². Kemudian pada pengukuran rerata luas daun pada hari
ke-4, didapatkan hasil pengukuran luas daun pada masing-masing individu 1 hingga 4 secara berurutan
yakni 18,92 cm², 11,8 cm², 21,4 cm², dan 22,375 cm². Dilanjutkan pada pengukuran rerata luas daun pada
hari ke-8, didapatkan luas daun pada individu ke-1 hingga 4 secara berurutan yaitu 14,92 cm², 10,4 cm²,
21,6 cm² dan 22,625 cm². Selanjutnya pada pengukuran luas daun hari ke-12, didapatkan hasil pada
masing-masing individu ke-1 hingga 4 secara berurutan adalah 15 cm², 10,4 cm², 21,9 cm² dan 22,625
cm². Pada pengukuran hari ke-14, didapatkan rerata luas daun pada individu ke-1 hingga 4 secara
berurutan yaitu 15 cm², 10,65 cm², 21,9 cm² dan 22,825 cm².

Pada kombinasi perlakuan 8, didapatkan hasil pengukuran rerata luas daun pada pengukuran hari ke-0
pada individu ke-1 hingga 8 secara berurutan adalah 7,7 cm², 7,425, cm², 10,06 cm², 12,43 cm², 10,5 cm²,
10,31 cm², 14,12 cm² dan 9,4 cm². Kemudian hasil pengukuran rerata luas daun pada hari ke-4 pada
individu ke-1 hingga 8 secara berurutan adalah 7,7 cm², 7,43 cm², 10,06 cm², 12,43 cm², 10,5 cm², 10,31
cm², 14,12 cm² dan 9,4 cm². Selanjutnya hasil pengukuran rerata luas daun pada hari ke-8 pada individu
ke-1 hingga 8 secara berurutan adalah 7,95 cm², 8 cm², 8,7 cm², 12,68 cm², 8,08 cm², 10,56 cm², 13,25
cm² dan 10,35 cm². Kemudian hasil pengukuran rerata luas daun pada hari ke-12 pada individu ke-1
hingga 8 secara berurutan adalah 8,05 cm², 8,125 cm², 8,8 cm², 12,68 cm², 8,08 cm², 10,56 cm², 13,25
cm² dan 10,35 cm². Kemudian hasil pengukuran rerata luas daun pada hari ke-14 pada individu ke-1
hingga 8 secara berurutan adalah 8,2 cm², 8,31 cm², 8,9 cm², 12,93 cm², 8,34 cm², 10,8 cm², 13,25 cm²,
dan 8,87 cm².

Data tersebut jika dibandingkan dengan literatur yang ada menurut Molles (2010) kompetisi atau
persaingan dapat diartikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan
kemampuan hidup mereka. Dengan perlakuan penanaman benih yang lebih banyak dalam satu
polybag maka akan terjadi kompetisi atau persaingan antar sesama jenis tanaman yang biasa
disebut persaingan intraspesifik untuk memperebutkan sumber daya yang tersedia sesuai dengan
pernyataan Kusumawati (2018), persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat
memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan,
agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-
tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya. Sehingga pada kombinasi kontrol 1 tanaman Solanum
melongena terdapat cukup banyak perbedaan luas daun yang diukur dengan tanaman Solanum melongena
lain yang cenderung pertumbuhan luas daunnya kurang optimal.

Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Pengantar Budidaya Pertanian. UGM. Yogyakarta.
Molles, M. 2010. Ecology Concepts And Application. Mexico: The Mc Graw Hill Companies Inc.
Kusumawati, D. E. 2018. Pengaruh Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Vigna radiata) Agroradix Vol. 1 No.2:28-33

Anda mungkin juga menyukai