Anda di halaman 1dari 26

JURNAL KOSMETOLOGI

SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK GINGSENG SEBAGAI SOLUSI


KETOMBE DAN RAMBUT RONTOK

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Andi Azzahra Amalia (180106007)

Annisa Azzahra (180106010)

Ayu Permata Dewi (180106015)

Dea Nopita Putri (180106018)

Erika Maulani (180106025)

Hasna Hapsari Nur F (180106035)

Rifki Maulana (180106055)

Siti Antika N.Y. (180106064)

Dosen Pengampu : apt. Fauzia Ningrum Syaputri, M. Farm.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ginseng adalah obat herbal popular yang digunakan di seluruh dunia


untuk berbagai indikasi termasuk diabetes (Yuan, Kim, Kim, & Chung, 2012),
penyakit kardiovaskular (Murthy et al., 2014), penyakit hati kronis (Huu Tung,
Uto, Morinaga, Kim, & Shoyama, 2012) dan dermatitis atopic (Samukawa et al.,
2012). Banyak penelitian menunjukan bahwa ginseng memiliki potensi sebagai
modalitas terapi untuk pengobatan pada banyak penyakit kulit. Banyak
penelitian menunjukkan bahwa Ginseng dapat membantu dalam pengobatan
alopesia androgenik. Efek-efek pemacu pertumbuhan rambut ini dikaitkan
dengan komponen-komponen ginseng seperti ginsenoside-Rb1 dan 20(S)-
ginsenoside-Rg3. Ginsenosides adalah komponen utama KRG, efek anti-alergi
dan anti-inflmatorinya telah diidentifikasi. Efek anti-inflamasi ini mungkin
terkait dengan kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan kembali rambut.
Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa ginseng dan konstituen bioaktif
utamanya, ginsenosides, meningkatkan pertumbuhan rambut dengan
meningkatkan proliferasi papilla dermal dan mencegah kerontokan rambut
melalui modulasi berbagai jalur pensinyalan sel (Keum, Pi, Hwang, & Lee,
2016).

Dalam penelitian yang dilakukan Lee, et al efek ekstrak ginseng pada


proliferasi sel, efek anti-apoptosis, dan pertumbuhan rambut diamati
menggunakan keratinosit cultured outer root sheath dan folikel rambut manusia
dengan atau tanpa pengobatan DKK-1. Ekstrak ginseng secara signifikan
merangsang proliferasi danmenghambat apoptosis, masing-masing, dalam
keratinosit.

Pemilihan sediaan hair tonic karena sediaan ini memiliki keuntungan dari
segi kemudahan dalam penggunan dan tidak terasa lengket. Manfaat kosmetik
hair tonic antara lain merangsang pertumbuhan rambut, mencegah kerontokan
rambut, menghilangkan ketombe, mempertahankan warna rambut dari
kepudaran, sumber nutrisi rambut, memperbaiki rambut kusam dan kering
menjadi lebih berkilau (Rejeki, 2010). Keuntungan dalam pemakaian kosmetik
hair tonic untuk rambut adalah untuk mengurangi pertumbuhan mikroorganisme
penyebab kerontokan rambut karena pemakaiannya tanpa dibilas dan khasiatnya
bertahan lebih lama melekat pada kulit dan rambut. (Wasitaatmadja, 1997).

1.2. Perumusan Masalah


1. Bagaimana rancangan formula sediaan hair tonic ginseng?
2. Bagaimana uji evaluasi sediaan hair tonic ginseng?

1.3. Tujuan
1. Menentukan rancangan formula sediaan hair tonic ginseng.
2. Menentukan uji evaluasi sediaan hair tonic ginseng.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Zat Aktif


1. Indikasi

Gingseng diketahui mengandung triterpene glycoside atau


saponin yang merupakan ginsenosida (Ira, 2021). Ginsenosida diketahui
berfungsi meningkatkan pertumbuhan rambut dengan meningkatkan
poliferasi papilla dermal dan mencegah kerontokan rambut melalui
modulasi berbagai jalur pensinyalan sel (Keum, Pi, Hwang dan Lee,
2016).

2. Kontraindikasi

Penggunaan panax ginseng bersama inhibitor phenelzine dapat


mengakibatkan simptom menyerupai manik (Ira, 2021).

3. Dosis

Panax ginseng menggunakan dosis 200 mg per hari. Sumber lain


merekomendasikan 0,5-2 gram akar kering per hari atau 100-300 mg
ekstrak standar dua kali sehari (Rachman, 2005).

4. Efek Samping

Hipertensi, euforia, ketemasan, insomnia, erupsi kulit, edema


dan diare setelah pemberian ginseng jangka panjang dengan dosis 3 gram
akar ginseng per hari (Rachman, 2005).
2.2. Preformulasi Zat Aktif dan Zat Tambahan
2.2.1 Preformulasi Zat Aktif
A. Ekstrak Gingseng

Rumus struktur

(Ginsenos
ida)
Pemerian Berbentuk akar utuh, serbuk kering dan akar (ginseng
putih), serbuk kering akar yang direbus (ginseng
merah), larutan dan ekstrak standar (Rachman, 2005).
Kelarutan Bersifat amphipolar dalam kondisi tertentu, bertindak
sebagai surfaktan (Tatang Shobur, 2019).
Kandungan kimia Kandungan triterpen glikosida atau saponin yang
simplisia disebut ginsenosida.
Bentuk zat aktif yang Serbuk
digunakan
Bentuk sediaan yang Hair tonic
digunakan
Kegunaan Zat aktif
Penyimpanan Wadah tertutup dengan baik.
Konsentrasi Ekstrak ginseng dengan konsentrasi 2,5 % (Shahnaz
Begum et all., 2016).

2.2.2 Preformulasi Zat Tambahan

A. Natrium Metabisulfit (HOPE Edisi, Hal 654; FI Edisi III, Hal


419)
Nama resmi Natrium metabisulfit
Nama lain Disodium disulfit, disodium pyrosulfite, asam
disulfurous, garam disodium (HOPE Edisi 6, Hal
654).
Struktur kimia

RM : Na2S2O5
BM : 190,10
(FI Edisi III, Hal 419)
Titik leleh 150oC (HOPE Edisi 6, Hal 654).
Titik beku -
pH 3,5 – 5,0 (HOPE Edisi 6, Hal 654).
pKa -
Pemerian Hablur atau serbuk yang berbentuk hablur tidak
berwarna, yang berbentuk serbuk berwarna putih atau
kuning gading, bau belerang, rasa asam dan asin (FI
Edisi III, Hal 419).
Kelarutan Larut dalam 2 bagian air, sukar larut dalam etanol
(95%) P (FI Edisi III, Hal 419).
Stabilitas Saat terpapar udara dan kelembaban, natrium
metabisulfit perlahan teroksidasi menjadi natrium
sulfat dengan hancurnya kristal. Penambahan asam
kuat ke padatan membebaskan sulfur dioksida
(HOPE Edisi 6, Hal 654).
Inkompatibilitas Sodium metabisulfite bereaksi dengan
simpatomimetik dan obat-obatan yang merupakan
turunan orto- atau para-hidroksibenzil alkohol bentuk
turunan asam sulfonat yang memiliki sedikit atau
tidak ada aktivitas farmakologis. Obat yang paling
penting tunduk pada inaktivasi ini adalah epinefrin
(adrenalin) dan turunannya. Selain itu, natrium
metabisulfit tidak sesuai dengan kloramfenikol
karena menjadi reaksi yang lebih kompleks; juga
menonaktifkan cisplatin di larutan (HOPE Edisi 6,
Hal 654).
Kegunaan Antioksidan (HOPE Edisi 6, Hal 654).
Konsentrasi yang 0,01–1,0% b / v (HOPE Edisi 6, Hal 654).
digunakan menurut
literatur
Bentuk zat aktif yang Serbuk
digunakan
Bentuk sediaan Hair tonic
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik (FI Edisi III, Hal 419).
penyimpanan

B. Metil Paraben (HOPE Edisi 6, Hal 441; FI Edisi III, Hal 378)

Nama resmi Metil parabenum


Nama lain Nipagin M, metil-phidroksibenzoat (FI Edisi III, Hal
378).
Struktur kimia

RM : C8H8O3
BM : 152.15 g/mol
(HOPE Edisi 6, Hal 441).
Titik leleh 125-128oC (HOPE Edisi 6, Hal 443).
Titik beku -
pH 4-8 (HOPE Edisi 6, Hal 442).
pKa 8.4 pada 220C (HOPE Edisi 6, Hal 442).
Pemerian Kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih. Tidak
berbau atau hampir tidak berbau dan memiliki rasa
sedikit terbakar. (HOPE Edisi 6, Hal 441).
Kelarutan Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih
3,5 bagian etanol (95%) P. (FI Edisi III, Hal 378).
Stabilitas Larutan metilparaben dalam air pada pH 3-6 dapat
disterilkan dengan autoklaf pada 1200C selama 20
menit, tanpa dekomposisi. Larutan berair pada pH 3-
6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi) hingga
sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan
berair pada pH 8 atau lebih dapat mengalami
hidrolisis cepat (10% atau lebih setelah penyimpanan
60 hari di sekitar suhu kamar). Methylparaben harus
disimpan dalam wadah tertutup di tempat yang sejuk
dan kering (HOPE Edisi 6, Hal 443).
Inkompatibilitas Aktivitas antimikroba dari metilparaben dan paraben
lainnya sangat berkurang dengan adanya surfaktan
nonionik, seperti polisorbat 80, sebagai hasil dari
miselisasi. Namun, propilen glikol telah terbukti
mempotensiasi aktivitas antimikroba paraben dengan
adanya surfaktan nonionik dan mencegah interaksi
antara metilparaben dan polisorbat 80.
Ketidakcocokan dengan zat lain, seperti bentonit,
magnesium trisilikat, bedak, tragacanth, natrium
alginat, minyak atsiri, sorbitol, dan atropin, telah
dilaporkan. Ini juga bereaksi dengan berbagai gula
dan alkohol gula terkait. Penyerapan metilparaben
oleh plastik juga telah dilaporkan; jumlah yang
diserap tergantung pada jenis plastik dan kendaraan.
Telah diklaim bahwa botol polietilen densitas rendah
dan densitas tinggi tidak menyerap metilparaben.
Metilparaben dihitamkan dengan adanya zat besi dan
mengalami hidrolisis oleh alkali lemah dan asam kuat
(HOPE Edisi 6, Hal 443).
Kegunaan Pengawet antimikroba (HOPE Edisi 6, Hal 441).
Konsentrasi yang 0,18% (HOPE Edisi 6, Hal 442).
digunakan menurut
literatur
Bentuk zat aktif yang Serbuk
digunakan
Bentuk sediaan Hair Tonic
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik (FI Edisi III, Hal 378).
penyimpanan

C. Propilenglikol (HOPE Edisi 6, Hal 592; FI Edisi III, Hal 534)

Nama resmi Propylene Glycol


Nama lain 1,2-dihidroksipropana, 2-hidroksipropanol, metil
etilene glikol, metil glikol, propana-1,2-diol,
propylenglycolum (HOPE Edisi 6, Hal 592).
Struktur kimia

RM : C4H8O2
BM : 76,09
(HOPE Edisi 6, Hal 592)
Titik leleh -59oC (HOPE Edisi 6, Hal 592).
Titik beku -
pH 3-6 (Dwiastuti, 2010).
pKa -
Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa agak
manis, higroskopik (FI Edisi III, Hal 534).
Kelarutan Dapat dicampur dengan air, dengan etanol (95%) P
dan dengan klorofom P, larut dalam 6 bagian eter P,
tidak dapat dicampur dengan eter minyak tanah P
dan dengan minyak lemak (FI Edisi III, Hal 534).
Stabilitas Pada suhu dingin, propilen glikol stabil di dalam
tertutup dengan baik wadah, tetapi pada suhu tinggi,
di tempat terbuka, cenderung teroksidasi,
menimbulkan produk seperti propionaldehyde, asam
laktat, piruvat asam, dan asam asetat. Propilen glikol
stabil secara kimiawi dicampur dengan etanol (95%),
gliserin, atau air, larutan air dapat disterilkan dengan
autoklaf (HOPE Edisi 6, Hal 592).
Inkompatibilitas Propilen glikol tidak sesuai dengan reagen
pengoksidasi seperti kalium permanganat (HOPE
Edisi 6, Hal 593).
Kegunaan Humektan, pemlastis, pelarut, zat penstabil,
cosolvent yang larut dalam air (HOPE Edisi 6, Hal
592).
Konsentrasi yang 15% (HOPE Edisi 6, Hal 592).
digunakan menurut
literatur
Bentuk zat aktif yang Cairan kental
digunakan
Bentuk sediaan Hair tonic
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik (FI Edisi III, Hal 534).
penyimpanan

D. Menthol (HOPE Edisi 6, Hal 433; FI Edisi III, Hal 362)

Nama resmi Mentholum


Nama lain Hexahydrothymol, 2-isopropil-5-metilsikloheksanol,
4-isopro pyl-1-methylcyclohexan-3-ol, 3-p-mentanol
(HOPE Edisi 6, Hal 433).
Struktur kimia

RM : C10H20O
BM : 156,30
(FI Edisi III, Hal 362).
Titik leleh 34oC (HOPE Edisi 6, Hal 434).
Titik beku Mentol rasemik : 27-28oC dengan pengadukan yang
lebih lama, suhu beku naik menjadi 30-32oC (FI Edisi
III, Hal 362).
pH -
pKa -
Pemerian Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna,
bau tajam seperti minyak permen, rasa panas dan
aromatik diikuti rasa dingin (FI Edisi III, Hal 362).
Kelarutan Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam
etanol (95%), dalam kloroform P dan dalam eter P,
mudah larut dalam parafin cair P dan dalam minyak
atsiri (FI Edisi III, Hal 362).
Stabilitas Formulasi yang mengandung mentol 1% b / b dalam
krim berair telah dilaporkan stabil hingga 18 bulan
saat disimpan di kamar suhu (HOPE Edisi 6, Hal
434).
Inkompatibilitas Tidak bercampur dengan butylchloral hydrate,
kamper, kloral hidrat, kromium trioksida, b-naftol,
fenol, kalium permanganat, pyrogallol, resorsinol dan
timol (HOPE Edisi 6, Hal 434).
Kegunaan Agen terapetik (HOPE Edisi 6, Hal 433).
Konsentrasi yang 0,05-10% (HOPE Edisi 6, Hal 433).
digunakan menurut
literatur
Bentuk zat aktif yang Hablur berbentuk jarum
digunakan
Bentuk sediaan Hair tonic
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk (FI Edisi
penyimpanan III, hal 362).

E. Etanol 96% (HOPE Edisi 6, Hal 17)

Nama resmi Alkohol 96%


Nama lain Etanolum (96 %), etil alkohol, etil hidroksida,
gandum alkohol, metil karbinol (HOPE Edisi 6, Hal
17).
Struktur kimia

RM : C2H6O
BM : 56,07
(HOPE Edisi 6, Hal 17).
Titik leleh -112oC (HOPE Edisi 6, Hal 18).
Titik beku -
pH 7,0 (Merck, 2020).
pKa -
Pemerian Cairan bening, tidak berwarna, bergerak, dan mudah
menguap dengan sedikit bau khas dan rasa terbakar
(HOPE Edisi 6, Hal 17).
Kelarutan Dapat bercampur dengan kloroform, eter, gliserin,
dan air (dengan kenaikan suhu dan kontraksi volume)
(HOPE Edisi 6, Hal 17).
Stabilitas Larutan etanol berair dapat disterilkan dengan
autoklaf atau dengan filtrasi dan harus disimpan
dalam wadah kedap udara, di tempat yang sejuk
(HOPE Edisi 6, Hal 17).
Inkompatibilitas Dalam kondisi asam, larutan etanol dapat bereaksi
kuat dengan bahan pengoksidasi. Campuran dengan
alkali bisa menjadi gelap warnanya karena reaksi
dengan jumlah sisa aldehida. Garam organik atau
akasia dapat diendapkan dari larutan encer atau
dispersi. Larutan etanol juga tidak cocok dengan
aluminium wadah dan dapat berinteraksi dengan
beberapa obat (HOPE Edisi 6, Hal 17-18).
Kegunaan Pengawet antimikroba, desinfektan, penetran kulit,
pelarut (HOPE Edisi 6, Hal 17).
Konsentrasi yang 60-90% (HOPE Edisi 6, Hal 17).
digunakan
Bentuk zat aktif yang Cairan bening
digunakan
Bentuk sediaan Hair tonic
Wadah dan Dalam wadah kedap udara, di tempat yang sejuk
penyimpanan (HOPE Edisi 6, Hal 17).

F. Aquadest (FI Edisi III, Hal 96)

Nama resmi Aqua destilata


Nama lain Air suling, aquadest
Struktur kimia

RM : H2O
BM : 18,02
(FI Edisi III, Hal 96).
Titik leleh 0oC (LabChem, 2020).
Titik beku -
pH 7 (LabChem, 2020).
pKa -
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa (FI Edisi III, Hal 96).
Kelarutan Dapat dicampurkan dengan banyak pelarut polar
(Raymond, et al, 2009. Hal. 766).
Stabilitas Stabil dalam kondisi normal (Labchem, 2020).
Inkompatibilitas Dalam farmasetika air dapat bereaksi dengan obat
dan menyebabkan terjadinya hidrolisis (Raymond, et
al, 2009. Hal. 776).
Kegunaan Pelarut
Konsentrasi yang 100 mL
digunakan
Bentuk zat aktif yang Cairan jernih
digunakan
Bentuk sediaan Hair tonic
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik (FI Edisi III, Hal 96).
penyimpanan

BAB III

METODOLOGI KERJA

3.1. Pendekatan Formula

No. Bahan Konsentrasi Fungsi Penimbangan


(%) (gram)
1. Ekstrak Ginseng 2,5 Zat Aktif 5
2. Etanol 96% 40 Pelarut 80
3. Menthol 0,1 Agen 0,2
terapetik
4. Propilenglikol 20 Humektan 40
5. Metil paraben 0,075 Pengawet 0,15
6. Natrium metabisulfit 0,1 Antioksidan 0,2
7. Aquadest Add 100 Pelarut

3.2. Perhitungan Bahan dan Penimbangan


Perhitungan bahan dari 200 mL sediaan :

1. Ekstrak gingseng 2,5% :


2,5
x 200 = 5 gram
100
2. Etanol 96%, 40% :
40
x 200 = 80 gram
100
3. Menthol 0,1% :
0,1
x 200 = 0,2 gram
100
4. Propilenglikol 20% :
20
x 200 = 40 gram
100
5. Metilparaben 0,075% :
0 , 075
x 200 = 0,15 gram
100
6. Natrium metabisulfit 0,1% :
0,01
x 200 = 0,2 gram
100

3.3. Prosedur

3.3.1 Pembuatan Ekstrak Gingseng

1. Gingseng dibersihkan dan dipotong kecil-kecil.

2. Dimasukkan ke dalam blender.

3. Dipisahkan sari gingseng dari ampasnya menggunakan kertas saring.

4. Dipanaskan pada suhu ± 90˚C selama ± 5-15 menit.

5. Pengambilan ekstrak dilakukan dengan metode infusa.

6. Didiamkan sari ekstrak gingseng hingga dingin.


7. Disaring kembali, lalu disimpan di lemari pendingin didalam botol
kaca.

8. Disiapkan ekstrak sebanyak 25% (b/v) untuk diformulasikan menjadi


hair tonic.

3.3.2 Pembuatan Hair Tonic

1. Dilarutkan Metil paraben ke dalam Propilenglikol dan dilarutkan


Menthol ke dalam Etanol 96%.
2. Dicampur kedua larutan tersebut (larutan 2).
3. Dilarutkan Natrium metabisulfit dengan Aquadest dan diaduk hingga
homogen.
4. Dicampurkan ke dalam ekstrak gingseng yang telah dilarutkan dengan
aquadest (larutan 4).
5. Dicampurkan larutan 2 ke dalam larutan 4.
6. Ditambahkan sisa aquadest sedikit demi sedikit dan diaduk hingga
homogen.
7. Sediaan dikemas.

3.4. Prosedur Evaluasi

No Nama Uji Prosedur Syarat


.
1. Uji Organoleptik Pemeriksaan organoleptik meliputi Menunjukan tidak adanya
tekstur, warna dan bau yang pemisahan, tidak adanya
diamati secara visual (Anief, 1997). perubahan warna dan
timbulnya bau tengik
(Anief, 1997).
2. Uji Nilai pH Diukur tonik rambut 20 mL dengan pH sediaan hair tonic
pH meter melalui jumlah konstan sebaiknya berkisar antara
yang tercantum sebagai nilai pH. 3,0-7,0 sesuai dengan
Nilai pH dapat mempengaruhi standar SNI nomor 16-
efektivitas, stabilitas dan 4955-1998 untuk sediaan
kenyamanan penggunaan (Desriani lotion tonik rambut yang
dkk., 2018). digunakan pada kulit
kepala. pH kulit kepala
berkisar antara 4,5-6,5
(Desriani dkk., 2018).
3. Pengujian Dilakukan dengan mengamati Menunjukan tidak adanya
Homogenitas partikel secara visual tidak mudah butiran halus yang terlihat
larut dan diendapkan sebelum dan (Anief, 1997).
sesudah uji daur ulang. Formulasi
diuji untuk homogenitas dengan
tampilan visual dan sentuhan
(Desriani dkk., 2018).
4. Uji Viskositas Tonik rambut 10 mL dimasukkan Syarat sediaan tonik
melalui tabung dan hair tonic yang rambut yaitu tidak boleh
tersedot melalui batas bawah dan adanya endapan pada
batas atas, lalu tonik rambut konsentrasi bahan aktif
dibiarkan mengalir dari batas atas karena akan menyebabkan
hingga batas bawah. Waktu yang formula menjadi encer.
dibutuhkan untuk tonik rambut Pada penelitian
mengalir diukur dengan stopwatch. sebelumnya dengan bahan
Viskositas kemudian dihitung aktif ekstrak kulit buah
dengan menggunakan rumus : apel, rentang nilai
ɳ 1 ρ1 t 1 viskositas sebesar 15,750
=
ɳ 2 ρ2 t 2
cP-16,750 cP (Margaretha,
2015).
Keterangan :
ɳ1 = viskositas hair tonic
ɳ2 = viskositas air
ρ = densitas atau kerapatan
T = waktu
(Desriani dkk., 2018).
BAB IV

PEMBAHASAN

Diformulasikan sediaan hair tonic yang mengandung zat aktif gingseng


yang diketahui memiliki efektivitas yang baik dalam meningkatkan
pertumbuhan rambut dan mengurangi kerontokan rambut karena memiliki
senyawa aktif ginsenosides yang bekerja pada lapisan dermis dengan
meningkatkan proliferasi papilla dermal dan modulasi berbagai jalur persinyalan
sel pada folikel rambut (Santi dan Jaya, 2020). Kemudian bentuk sediaan yang
digunakan yaitu hair tonic karena bentuknya yang berupa cairan sehingga
mudah diaplikasikan, mudah menyerap dan tidak lengket seperti sediaan semi
padat sehingga tidak menimbulkan kerak yang dapat memicu terbentuknya
ketombe (Aini, 2017).
Pada sediaan ini digunakan natrium metabisulfit sebagai antioksidan.
Antioksidan diketahui mampu meremajakan dan memperbaiki sel-sel rambut
yang rusak, menghasilkan jaringan kulit yang kondusif untuk pertumbuhan
rambut dan memperlancar sirkulasi darah yang diperlukan untuk rambut sehigga
rambut menjadi kuat dan tidak kusam (Horev, 2007). Selain itu antioksidan juga
dapat digunakan untuk mencegah perubahan warna dan bentuk dalam sediaan
(PIONAS, 2017).
Pemilihan pengawet sangat penting dalam sediaan kosmetik, karena
sediaan kosmetik tidak digunakan sekali pakai namun dapat digunakan berkali-
kali dan memudahkan bakteri atau jamur tumbuh sehingga dapat merusak
sediaan (PIONAS,2017). Nipagin (metil paraben) merupakan pengawet yang
biasa digunakan untuk sediaan kosmetik karena efektivitas dan keamanannya.
Metil paraben diketahui aman untuk sediaan kosmetik jika penggunaannya tidak
melebihi batas kadar yang telah ditentukan. Kadar metil paraben yang terdapat
dalam sediaan tidak boleh lebih dari 0,4% karena jika melebihi batas kadar yang
telah ditetapkan dapat menyebabkan reaksi seperti iritasi dan alergi (Nofita dan
Ade, 2017).
Propilen glikol (PPG) selain digunakan sebagai cosolvent juga dapat
digunakan sebagai humektan (Rowe et al, 2009). Humektan dalam sediaan
kosmetika dapat digunakan untuk mempertahankan kelembaban kulit dan
rambut. Etanol dan aquadest digunakan sebagai pelarut. Kadar etanol dalam
kosmetik tidak lebih dari 40% karena dapat menimbulkan iritasi dan membuat
kulit kering (Wasitaadmadja, 1997).
Sediaan hair tonic ekstrak ginseng ini dikemas dengan menggunakan
bahan plastic HDPE (High Density Polyethylene). HDPE memiliki rantai
polimer yang cukup panjang yang membuat plastic ini cukup padat, kuat dan
lebih tebal jika dibandingkan dengan PET dan LDPE. HDPE juga mudah untuk
didaur ulang dan juga relatif stabil (Bahraini, 2018). Penggunaan plastic HDPE
sebagai bahan kemasan juga karena memudahkan saat penggunaan, plastic lebih
praktis karena mudah dibawa kemana-mana dibandingkan kaca yang mudah
pecah dan botol spray digunakan untuk memudahkan pengaplikasian sediaan.
Kemudian dilakukan uji evaluasi yang meliputi uji organoleptik, uji pH,
uji homogenitas dan uji viskositas sediaan. Tujuan evaluasi sediaan ini untuk
melihat apakah sediaan tersebut layak digunakan dan memenuhi standar mutu
yang telah ditentukan. Pertama, uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui
apakah sediaan hair tonic yang dibuat sesuai dengan warna dan bau ekstrak yang
digunakan (Azkiya dkk, 2017). Sediaan hair tonic yang baik menunjukan tidak
adanya pemisahan, tidak adanya perubahan warna dan timbulnya bau tengik
(Anief, 1997).
Uji pH dilakukan untuk mengetahui apakah hair tonic yang dibuat telah
memenuhi syarat pH untuk sediaan hair tonic yaitu kisaran 3-7 (SNI 16-4955-
1998) yang diukur menggunakan pH meter. Sediaan topikal dengan nilai pH
yang terlalu asam dapat mengiritasi kulit sedangkan bila nilai pH terlalu basa
dapat membuat kulit kering dan bersisik (Dominica dan Handayani, 2019).
Perubahan nilai pH dipengaruhi oleh zat yang terdekomposisi oleh suhu tinggi
saat penyimpanan yang menghasilkan senyawa yang bersifat asam. Senyawa
asam ini yang mempengaruhi nilai pH. Selain itu, perubahan pH juga
disebabkan faktor lingkungan seperti penyimpanan yang kurang baik (Indradewi
dkk, 2019).
Evaluasi homogenitas digunakan untuk melihat apakah sediaan tersebut
homogeny yang ditandai dengan terdistribusinya zat aktif dengan zat tambahan
yang digunakan (Mu’Ani dan Purwati, 2017). Karena sediaan termasuk liquid,
syarat uji homogenitas adalah menunjukan tidak adanya butiran halus yang
terlihat (Anief, 1997). Sedangkan pengujian viskositas digunakan untuk meliha
tingkat kekentalan sediaan (Mu’Ani dan Purwati, 2017). Syarat sediaan tonik
rambut yaitu tidak boleh adanya endapan pada konsentrasi bahan aktif karena
akan menyebabkan formula menjadi encer. Berdasarkan penelitian sebelumnya
dengan bahan aktif ekstrak kulit buah apel, rentang nilai viskositas sebesar
15,750 cP-16,750 cP (Margaretha, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Q. (2017) : Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan dari Sediaan Hair
Tonic yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Mangkokan (Nothopanax
scutellarium L.). Jurnal Farmasi Lampung. 6(2).

Azkiya, Z., Ariyani, H., & Nugraha, T. S. (2017) : Evaluasi Sifat Fisik Krim Ekstrak
Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. Var. rubrum) Sebagai Anti Nyeri.
Journal of Current Pharmaceutica Sciences. 1(1).

Anief, M. (1997) : Ilmu Meracik Obat. 10-17. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta.

Bahraini, Amanda. (2018) : 7 Tipe Plastik yang Perlu Anda Ketahui.


https://waste4change.com/7-types-plastic-need-know/2/. Diakses pada tanggal
22 Mei 2021.

Dominica, D dan Handayani, D. (2019) : Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lotion dari
Ekstrak Daun Lengkeng (Dimocarpus Longan) sebagai Antioksidan. Jurnal
Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol. 6 No. 1.

Desriani dkk. (2018) : Formulasi Hair Tonic Ekstrak Buah Mentimun (Cucumis sativus)
Sebagai Solusi Ketombe dan Rambut Rontok Pada Wanita Berhijab. Majalah
Farmasi, Sains dan Kesehatan ISSN 2442-9791. Fakultas Farmasi Universitas
Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari.

Dolih Gozali, Yasmiwar Susilawati, T.P.H. Simorangkir, Nadya Firdianna Utami.


(2016) : Formulasi Tablet Hisap Yang Mengandung Ekstrak Aakar Ginseng
Korea (Panax ginseng C. A. Meyer) dan Ekstrak Rimpang Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza ROXB.). Jurnal Farmasi Indonesia. Vol. 8 No. 1.

Huu Tung, N., Uto, T., Morinaga, O., Kim, Y. H. & Shoyama, Y. (2012) :
Pharmacological Effects of Ginseng On Liver Functions and Diseases: A
Minireview. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.
https://doi.org/10.1155/2012/173297.
Horev, L. (2007) : Environmental and Cosmetic Factors in Hair Loss and Destruction.
Curr Probl Dermantol, 35:103-117.

Ira Cinta Lestari (2012) : Potensi Herbal Sebagai Immunomodulator. Jurnal


Kedokteran Ibnu Nafis. Volume 9 No. 2.

Indradewi, F dkk. (2019) : Formulasi dan Uji Stabilitas Lotion Antioksidan dari
Ekstrak Etanol Rambut Jagung (Zea mays L.) Sebagai Antioksidan dan Tabir
Surya. Jurnal Pharmauho. Vol. 5 No. 1.

Keum, D. I., Pi, L. Q., Hwang, S. T., & Lee, W. S. (2016) : Protective Effect of Korean
Red Ginseng Against Chemotherapeutic Drug-induced Premature Catagen
Development Assessed With Human Hair Follicle Organ Culture Model.
Journal of Ginseng Research. https://doi.org/10.1016/j.jgr.2015.07. 004.

Lee, Y., Kim, S. N., Hong, Y. D., Park, B. C. & Na, Y. (2017) : Panax Ginseng Extract
Antagonizes The Effect of DKK.1-induced Catagen-like Changes of Hair
Follicles. International Journal of Molecular Medicine.
https://doi.org/10.3892/ijmm.2017.3107.
Margaretha (2015) : Formulasi Gel Hair Tonic Ekstrak Kulit Buah Apel (Malus pumila
Mill.) dan Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Marmut. Skripsi. Program Studi
Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara : Medan.

Mu'Ani dan Purwati. (2017) : Uji Stabilitas Fisik dan Uji Aktivitas Sediaan Hair Tonic
dari Ekstrak Etanol 96% Daun Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) pada
Rambut Kelinci Jantan (New Zeland White). Indonesia Natural Research
Pharmaceutical Journal, 4(2) : 23-31.
Murthy, H. N., Kim, Y. S., Jeong, C. S., Kim, S. J., Zhong, J. J. & Paek, K. Y. (2014) :
Production of Ginsenosides From Adventitious Root Cultures Of Panax
Ginseng. In Production of Biomass and Bioactive Compounds Using Bioreactor
Technology. https://doi.org/10.1007/978-94-017-9223-3_24.
Rejeki, E. S. dan D. Ningsih. (2010) : Uji Aktivitas Antioksidan Buah Nanas Terhadap
Radikal Bebas.Biomedika. Jurnal Ilmiah Biologi dan Kesehatan. Vol. 3 (2) :
129-133.
Rachmah Laksmi Ambardin (2005) : Evaluasi Efek Ergogenik Ginseng. Medikora.
Volume I. No. 1.

Samukawa, K., Izumi, Y., Shiota, M., Nakao, T., Osada-Oka, M., Miura, K. & Iwao, H.
(2012) : Red Ginseng Inhibits Scratching Behavior Associated With Atopic
Dermatitis In Experimental Animal Models. Journal of Pharmacological
Sciences. https://doi.org/10.1254/jphs.11182FP.
Shahnaz Begum, Mi Ra Lee, Li Juan Gu, Md. Jamil Hossain, Hyun Kyoung Kim, and
Chang Keun Sung (2014) : Comparative Hair Restorer Efficay of Medicinal Herb
On Nude (Foxn 1nu) Mice. Biomed Research Internasional. Volume, 2014. Article
ID 319795.

Tatang Shabur Juliyanto (2019) : Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining Fitokimia.
Buku Ajar. Universitas Islam Indonesia : Yogyakarta.

Wasitaatmadja (1997) : Penuntun Kosmetik Medik. Universitas Indonesia : Jakarta.

Yuan, H. D., Kim, J. T., Kim, S. H. & Chung, S. H. (2012) : Ginseng and Diabetes: The
Evidences From In Vitro, Animal and Human Studies. Journal of Ginseng
Research. https://doi.org/10.5142/jgr.2012.36.1.27.
LAMPIRAN

1. Kemasan Primer

2. Kemasan Sekunder
3. Informasi Sediaan

Anda mungkin juga menyukai