Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

HUKUM HARTA KEKAYAAN DAN PEWARISAN


Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N.

Disusun oleh :
FAHMI ADILANSYAH, SH
NIM : 21302000030

Program Magister Kenotarian (MKn)

PROGRAM MAGISTER (S2) KENOTARIATAN (M.Kn)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2020
SURAT PERNYATAAN HAK WALI ASUH ANAK

Pada hari ini Rabu tanggal 7 April Tahun 2021, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
 Nama : Susi Susanti
Tempat & Tanggal Lahir : Semarang, 24 Juni 1970
Kewarganegaraan : WNI
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kalibanteng kidul RT 05 RW 01
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Istri

Adalah Ibu kandung dari seorang anak bernama DODIT MULYANTO, Dengan ini saya telah
menyerahkan Hak Wali Asuh Anak saya kepada :
 Nama : Erling Haland
Tempat & Tanggal Lahir : Swiss, 25 November 1970
Kewarganegaraan : WNA
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Wologito Raya RT 01 RW 03
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Suami

 Nama : Nuri Mayanti


Tempat & Tanggal Lahir : Rembang, 8 Januari 1971
Kewarganegaraan : WNI
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Wologito Raya RT 01 RW 03
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Istri
Dengan hal ini saya katakana dengan Tulus dan Ikhlas menyerahkan Hak Wali Asuh anak saya
kepada namanya tersebut diatas, ini saya lakukan dalam sadar, sehat jasmani dan rohani tanpa
unsur pakasaan dari pihak manapun. Hal ini saya lakukan karena saya harus bekerja menafkahi
anak saya yang lainnya, jika suatu saat ada pihak keluarga saya yang akan mengganggu gugat
orang tua wali asuh anak saya, maka saya akan bertanggung jawab membela orang tua wali asuh
anak saya tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebagai pegangan apabila dikemudian hari terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.

Semarang, 7 April 2021

Orang Tua Wali Asuh Ibu Kandung

1. ERLING HALAND SUSI SUSANTI

2. NURI MAYANTI

Saksi-Saksi

NADYA ANGGITA PERMATA SARI FAHMI ADILANSYAH


ANALISIS :

Sambil menunggu peraturan perundangan tentang pengangkatan anak, maka


pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh orang asing hanya dapat dilakukan dengan
suatu Penetapan Pengadilan Negeri dan tidak dibenarkan pengangkatan yang dilakukan dengan
akta notaris yang dilegalisir oleh pengandilan. Selanjutnya surat edaran itu menunjuk pada
Yurisprudensi yang disebut dalam Surat Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 0754
A/Pan.Kep/1972 tertanggal 5 juni 1972, di mana dalam Yurisprudensi itu ditegaskan persyaratan
pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh orang asing antara lain:
1. Permohonan pengangkatan anak warga negara Indonesia secara internasional harus
diajukan ke Pengadilan Negeri di Indonesia ( di mana anak yang akan diangkat itu
bertempat tinggal)
2. Pemohon harus diam atau ada di Indonesia
3. Pemohon beserta istrinya harus menghadap sendiri di hadapan hakim, agar hakim
memperoleh keyakinan bahwa pemohon betul-betul cakap dan mampu untuk menjadi
orang tua angkat.

Berdasarkan kutipan Akta diatas, Pengangkatan anak yang dilakukan oleh Warga Negara
Asing yang berada di Indonesia, bukan Warga Negara Asing yang berada di luar Indonesia.
Biasanya yang melakukan Intercountry Adoption ini adalah pasangan yang melakukan
perkawinan campur, yaitu Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara Asing dimana
keduanya tinggal di Indonesia, atau pasangan yang keduanya Warga Negara Asing tetapi tinggal
dan bekerja di Indonesia. Sedangkan perkawinan antara Warga Negara Indonesia dengan Warga
Negara Indonesia walaupun tinggal di luar negari, tetapi masih memiliki paspor Indonesia atau
masih menjadi Warga Negara Indonesia.

Dengan demikian diharapkan kepentingan anak angkat akan lebih terjamin. Kemudian di
dalam Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 1979 antara lain ditegaskan bahwa
surat permohonan pengangkatan anak dapat diajukan secara lisan maupun tertulis, baik sendiri
maupun melalui kuasanya, dan untuk pengangkatan seorang Warga Negara Indonesia baik oleh
Warga Negara Asing maupun oleh Warga Negara Indonesia, maka dalam pemeriksanya harus
didengar secara langsung pihak Imigrasi bahkan kalau perlu pihak Kepolisian atau Kodim
(Komando Distrik Militer) setempat.
Kemudian untuk syarat materil berdasarkan akta pengangkatan anak diatas diantaranya adalah :
1. Berada dalam rentang umur paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi 55
(limapuluh lima) tahun pada saat calon orang tua angkat mengajukan permohonan
pengangkatan anak
2. Sehat jasmani dan rohani baik secara fisik maupun mental mampu untuk mengasuh calon
anak angkat
3. Beragama sama dengan calon anak angkat
4. Berstatus menikah secara sah paling singkat 5 (lima) tahun
5. Tidak merupakan pasangan sejenis
6. Dalam keadaan mampu secara ekonomi dan sosial

Anda mungkin juga menyukai