Oleh
Diah Anggraini Wulandari1)
ABSTRACT
THE BENEFITS AND ROLE OF SQUID FOR HEALTH. Squids are rich in protein
with a protein content 15-20%. Squids containing macro and micro minerals such
as sodium, potassium, phosphorus, calcium, magnesium and selenium, besides that
squid also comprise essential amino acids such as tryptophan, threonine, methionine,
lysine, leucine, isoleucine, valine, phenylalanine, and non-essential amino acids such
as glutamic acid, aspartic acid, tyrosine, cysteine, serine, proline, glycine, arginine
and histidine. Squid ink contain alkaloids that potential as anti-inflammatory, anti-
hypertensive, anti-diabetic, anti-microbial and anti-malaria agents. The benefit of
Squids in the food industry are an enhancer of flavor and an artificial leather constituent
in the biomedical field.
52
Cumi-cumi memiliki kandungan sehingga dapat meningkatkan kesadaran
gizi yang cukup lengkap antara lain masyarakat dalam mengkonsumsi protein
mengadung protein, asam amino esensial hewani yang berasal dari laut khususnya
dan nonesensial serta vitamin yang cumi-cumi.
bermanfaat bagi tubuh. Kandungan
protein pada cumi-cumi berkisar antara
KANDUNGAN GIZI CUMI-CUMI
15-20% (Mukholik, 1995). Meskipun
nilai konsumsi cumi-cumi semakin Selain mengandung protein yang
meningkat namun beberapa kalangan tinggi, cumi-cumi juga mengandung
masyarakat masih saja ada yang enggan asam amino penting dan mineral seperti
untuk mengkonsumsi cumi-cumi. Hal natrium, kalium, fosfor, kalsium,
ini disebabkan kurangnya pengetahuan magnesium, dan selenium. Cumi-cumi
masyarakat terkait kandungan gizi dan juga merupakan sumber vitamin seperti
manfaat cumi - cumi bagi kesehatan. vitamin B1 (tiamin), B2 (ribofavin),
Mengingat keterbatasan informasi B12, niasin, asam folat, serta vitamin
tersebut maka perlu adanya informasi larut lemak (A, D, E, K) (Ensminger et
lebih lanjut mengenai kandungan gizi, al., 1995). Secara rinci kandungan gizi
peranan dan manfaat nya bagi kesehatan beberapa jenis cumi-cumi dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Kandungan gizi beberapa jenis cumi-cumi (Kreuzer dalam Sudjoko, 1988).
53
Cumi-cumi merupakan sumber lain dari Santoso et al. (2014) . yang
protein hewani yang berasal dari laut. membandingkan komposisi kimia
Hasil penelitian Kreuzer dalam Sudjoko cumi-cumi dengan udang vannamei
(1988) kandungan protein cumi-cumi menunjukkan bahwa kadar protein cumi-
berkisar antara 18–23%, dengan kadar cumi yaitu 14,65%. dan udang vannamei
protein tertinggi terdapat pada cumi- 17,43%, sedangkan komposisi kadar
cumi jenis Ommastrephes bartrami. lemak cumi-cumi 0,24% dan udang
Kandungan lemak cumi-cumi berkisar vannamei yaitu 0,15%. Perbandingan
antara 1–3%, sedangkan kadar abunya komposisi kimia cumi-cumi dan udang
adalah berkisar antara 1-2%. Penelitian vannamei dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Komposisi kimia cumi-cumi dan udang vannamei (Santoso et al., 2014) .
Hasil penelitian lain Okuzumi & (2014) maka kandungan air, abu, protein
Fujii (2000) menunjukkan bahwa kisaran dan lemak pada cumi-cumi tidak jauh
kandungan gizi cumi-cumi meliputi berbeda. Komposisi mineral makro
kadar air (78,1–82,2%), abu (1,2– 1,7%), dan mikro pada cumi-cumi dan udang
protein (14 – 16%), dan lemak (1–2%). vannamei secara rinci dapat dilihat pada
Selanjutnya apabila dibandingkan Gambar 3.
dengan hasil penelitian Santoso et al.
54
900
800
Komposisi mineral (mg/100 g)
700
600
500
400
300 Cumi-cumi
100
0
Gambar 3. Komposisi mineral pada cumi-cumi dan udang vannamei (Santoso et al., 2014).
55
Gambar 4. Komposisi asam amino protein cumi-cumi Uroteuthis duvauceli
(Remyakumari et al., 2018).
56
cumi-cumi diserang musuh, kantung tinta Tinta cumi-cumi maupun tinta sotong
akan berkontraksi melalui pipa. Hal ini mengandung melanin, protein, lemak,
menyebabkan pembentukan awan hitam glikosaminoglikan dan asam amino
di sekililingnya yang memungkinkan esensial berupa lisin, leusin, arginin,
cumi-cumi terhindar dari serangan dan fenilalanin (Agusandi et al., 2013).
musuh. Metabolit sekunder pada cumi- Tinta cumi-cumi dapat berperan sebagai
cumi berasal dari tinta yang diproduksi obat pelindung sel pada pengobatan
sebagai bentuk pertahanan diri terhadap kanker dengan cara kemoterapi, melalui
musuhnya. Selama ini tinta cumi-cumi peningkatan jumlah sel leukosit dan sel
belum banyak dimanfaatkan padahal nukleat sum-sum tulang, yang jumlahnya
didalam tinta cumi-cumi mengandung menurun akibat penggunaan obat
protein sekitar 10,88% (Sasaki et al., pembunuh sel tumor tersebut. Melanin
1997). Metabolit sekunder yaitu metabolit dari tinta cumi-cumi mempunyai
yang tidak memiliki fungsi untuk aktivitas anti tumor dengan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan secara aktivitas plasmin untuk meningkatkan
langsung dan diproduksi pada kondisi thromboxan dan meningkatkan sistem
tertentu (Hanson, 2011). Berdasarkan asal imun untuk membunuh sel kanker
usul biosintesisnya dibagi menjadi empat (Zhong et al., 2009). Melanin juga
kelompok yaitu: alkaloid, fenilpropanoid, berperan sebagai antioksidan (Lei et al.,
poliketida dan terpenoid (Springob & 2007a), anti radiasi (Lei et al., 2007b),
kuntchen, 2009). dan antirotavirus (Rajaganapathi et
al., 2007). Di Jepang tinta cumi-cumi
Tinta cumi-cumi bersifat alkaloid,
digunakan sebagai bahan peningkat
sehingga tidak disukai oleh predator,
cita rasa (Flavor). Selain itu, dari hasil
terutama ikan. Alkaloid merupakan
Penelitian Razak (2013) mengungkapkan
kelompok terbesar dari metabolit
bahwa kandungan cangkang cumi-cumi
sekunder yang beratom nitrogen dan
mengandung 100% unsur C atau karbon.
bersifat basa. Beberapa jenis alkaloid
Hal ini berpotensi sebagai penyusun kulit
memiliki manfaat dalam pengobatan
buatan. Material tersebut berpotensi bagi
antara lain sebagai antiinflamasi,
aplikasi biomedik berupa pengembangan
antihipertensi, antidiare, antidiabetes,
plastik untuk implant dan karbon fiber
antimikroba dan antimalaria, tetapi
karena kuat dan ringan.
beberapa senyawa golongan alkaloid
bersifat racun (Wink, 2008). Selain itu Konsumsi cumi-cumi berlebihan
tinta cumi-cumi ini mengandung butir- dapat menimbulkan efek kurang baik
butir melanin atau pigmen hitam. Melanin bagi tubuh. Hal ini disebabkan cumi
alami adalah melanoprotein yang mengandung kolesterol yang cukup
mengandung 10-15% protein, sehingga tinggi. Hasil penelitian Saidin (2000)
menjadi salah satu sumber protein menunjukkan bahwa kandungan
yang sama baiknya dengan kandungan kolesterol pada cumi-cumi yaitu 159
protein pada daging (Astawan, 2008). mg/100 g, setara dengan udang 161
57
mg/100 dan lebih tinggi dibandingkan untuk peningkat cita rasa yang berfungsi
kolesterol pada ayam broiler maupun bagi kesehatan. Selain itu, cumi-cumi
ayam kampung berturut-turut yaitu berpotensi sebagai penyusun kulit buatan
sebesar 110 mg/100 g dan 116 mg/ 100 g. dalam aplikasi biomedik berupa plastik
Kandungan Kolesterol yang tinggi dapat untuk implan dan karbon fiber karena
memicu timbulnya berbagai macam bersifat kuat dan ringan. Cumi-cumi
penyakit salah satunya adalah penyakit mengandung metabolit sekunder yang
jantung koroner (Salim et al., 2016). bermanfaat sebagai bahan baku obat
seperti antiinflamasi, antihipertensi,
antidiabetes, dan antimikroba,
BIOLUMINESENSI
Pengembangan sektor perikanan
Cumi-cumi juga memiliki khususnya cumi-cumi di Indonesia
kemampuan untuk memancarkan diharapkan bukan hanya sekedar sebagai
cahaya yang disebut bioluminesensi. bahan baku pangan melainkan juga dapat
Bioluminesensi adalah suatu penomena diaplikasikan sebagai bahan baku industri
pancaran cahaya tanpa mengeluarkan biomedik, farmaseutikal, nutraseutikal
panas melalui proses reaksi kimia pada yang bermanfaat bagi kesehatan.
suatu organ organisme hidup. Pancaran
cahaya tersebut dapat dijumpai pada
DAFTAR PUSTAKA
beberapa kelompok organisme yaitu:
bakteri, jamur, plankton (algae), Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu
insekta (serangga), invertebrata (cumi/ Gizi. Gramedia Pustaka.
cephalopoda) dan vertebrata (ikan) Jakarta: 338 hlm.
(Hasting & Morin, 1989), sedangkan
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu
peranan pancaran cahayanya berbeda
dan Gizi. Cetakan Keenam.
untuk masing-masing organisme.
Gramedia. Jakarta: 334 hlm.
Herring, (1977) menyatakan bahwa
fungsi organ cahaya yang terdapat pada Agusandi, Supriadi, A, dan Lestari, D.
hewan cephalopoda, yaitu berfungsi untuk L. 2013. Pengaruh penambahan
penyamaran dirinya, membingungkan tinta cumi-cumi (Loligo sp)
dan menyilaukan lawannya serta terhadap kualitas nutrisi dan
komunikasi dengan hewan lainnya. penerimaan sensoris mi basah.
Fishtech. 2(1) : 22-37.
58
. Diakses pada tanggal 22 Juni Departemen Kelautan dan
2018. Perikanan Jakarta. www.kkp.
go.id. Diakses pada tanggal 15
Ensminger, A. H. M. E. Ensminger,
Juni 2018.
J. E. Konlande, and J. R. K.
Robson. 1995. The Concise Mukholik. 1995. Pengaruh larutan
Encyclopedia of Foods and tinta cumi -cumi dan suhu
Nutrition. CRC Press, Boca perebusan terhadap air rebusan
Raton Florida: 114-128 hlm. cumi-cumi. [Skripsi]. Institut
Pertanian Bogor.
Hanson, J. R. 2011. Natural Products:
The Secondary Metabolites. Lei, M. J. F. Wang, L. Pang, Y. M. Wang,
University of Sussex. UK: 312 S. G. Chen, and C. H. Xue.
hlm. 2007a. Effects of Sepia on
the metabolization of blood
Hasting, J. W. and J. Morin. 1989.
lipid and antioxidant ability
Bioliminescence, in Neural and
in hyperlipidemia rats. The
Integrative Animal Physiology,
Chinese Journalof Marine
C. Ladd. Prosser, Editor, Wiley-
Drugs. 3(1): 30-33.
Liss, New York: 131-168 hlm.
Lei M. J. F. Wang, Y. M. Wang, L. Pang,
[KKP]. Kementerian Kelautan dan
Y. Wang, W. Xu, and C. H.
Perikanan Republik Indonesia.
Xue. 2007b. Study of theradio-
2018. Statistik Ekspor
protective effect of cuttlefish
Perikanan. Direktorat Jendral
ink on hemopoietic injury. Asia
Pengawasan Sumberdaya
Pacific Journal of Clinical
Kelautan dan Perikanan. www.
Nutrition. 16(1): 239-243.
kkp.go.id. Diakses pada tanggal
22 Juni 2018. Lei M, C. H . Xue, Y. M. Wang, Z. J.
Li, Y. Xue, and J. F. Wang. 2008
[KKP]. Kementerian Kelautan dan
Effect of squid ink melanin-
Perikanan Republik Indonesia.
Fe on iron deficiency anemia
2013. Statistik Ekspor
remission. Journal of Food
Perikanan 2013, 2012, dan
Science. 73(8): 207-211.
2011. Direktorat Jendral
Pengolahan dan Pemasaran Okuzumi, M and T. Fujii. 2000. Nutritional
Hasil Perikanan. www.kkp. and Functional Properties of
go.id. Diakses pada tanggal 22 Squid and Cuttlefish. National
Juni 2018. Cooperative Association of
Squid Processors, Tokyo: 379
[KKP]. Kementerian Kelautan dan
hlm.
Perikanan. 2011. Informasi
Cumi-cumi. Direktorat Rajaganapathi, J. S. P. Thyagarajam,
prasarana Perikanan Tangkap. and J. K. Edward. 2007. Study
59
on cephalopod’s ink for anti- Santoso, J. Nurjannah, dan A. Irawan.
retroviral activity. Indian 2014. Kandungan dan kelarutan
Journal of Experimental mineral pada cumi-cumi Loligo
Biology. 38(1): 519-520. sp. dan udang vannamei
Litopenaeus vannamei. Jurnal
Razak, A. 2013. Potensi cephalopoda
Ilmu Perairan dan Perikanan
sebagai biomaterial baru.
Indonesia. 15(1):7-12.
Prosiding semirata FMIPA
Universitas Lampung. 40 (1): Sasaki, J, K. Ishita, K. Takaya, Y.
15-27. Uchisawa, and H. Matsue.
1997. Antitumor activity of
Remyakumari, K. R. J. Gibson, K.K.
squid ink. Journal of Nutrition
Ajeeshkumar, Kuwishnu,
Science Vitaminology. 43:455-
K.K. Asha, and M. Susseela.
461.
2018. Biochemical profile and
nutritional quality of Indian Sudjoko B. 1988. Cumi-cumi
squid Uretheuthis duvauceli. (Cephalopoda, Molusca)
International Journal Fisheries sebagai Salah Satu Bahan
and aquatic Studies. 6(3): 187- Makanan dari Laut. Oseana XII
192. 3(3): 97-107.
Salim, F. A. Arifin, dan M. Asnawati. Zhong, J. P. G. Wang, J. H. Shang, J. Q.
2016. Korelasi antara kadar Pan, K. Li, Y. Huang and H. Z.
kolesterol total dengan jumlah Liu. 2009. Protective effects
monosit pada pasien penyakit of squid ink extract towards
jantung koroner. Berkala hemopoieticinjuries induced
kedokteran 12(1): 95-101. by cyclophosphamine. Marine
Drugs. 7: 9-18
Saidin, M. 2000. Kandungan kolesterol
dalam berbagai bahan makanan Wink, M. 2008. Ecological Roles of
hewani. Pusat Penelitian dan Alkaloids. in: Wink, M. (Eds.)
Pengembangan Gizi, Badan Modern Alkaloids, Structure,
Litbangkes. 27(1): 224-230. Isolation Synthesis and
Biology. Wiley-VCH Verlag
GmbH & Co. KgaA. Jerman:
378-411
60