Anda di halaman 1dari 4

TUGAS THT

STASE FARMAKOLOGI

Otitis Media Supuratif Kronik

Disusun Oleh:

Dopang Andrianto

1965050006

Kepaniteraan Klinik Farmakologi & Terapi

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia

Periode 23 November 2020 – 12 Desember 2020


A) Otitits Media Supuratif Kronik
 Definisi
Otitis media supuratif kronis (OMSK) atau yang dapat disebut juga otitis media
perforate merupkana radang pada telinga tengah dengan perforasi membrane timpani yang
permanen disertai keluarnya secret dengan konsistensi encer/kental/bening/nnah yang
intermiten/persisten sealam > 12 minggu. OMSK juga dapat mencetus peradangan pada
mukosa sel mastoid.
 Faktor Risiko
Penderita otitis media akut sebelumnya yang disebabkan karena terlmbatnya terapi
pada pasien ini, virulensi kuman, imunokomprimise, higene buruk, dan malnutrisi. Perforasi
membrane timpani berukuran luas akibat adanya trauma. Otitis media efusi yang kronis juga
dapat mencetuskan OMSK melalui degenerasi jaringan fibrosa pada membrane timpani yang
membuat jaringan sekitarnya lunak sehingga menjadi rentan perforasi.
 Patogenesis
Perforasi kronis dapat menyebabkan infeksi liang tengah. Penyebab utama umumnya
dari Pseudomonas aeurignosa, Stafilococcus aureus, dan Proteus mirabilis melalui
mekanisme kontaminasi langsung dari liang telinga luar dan kontaminasi bakteri dari
nasofaring yang menyebabkan iritasi dan inflamasi. Mukosa mengalami edema yang lama
kelamaan berkembang menjadi ulkus dan merusak epitel. Saat sistem imun tubuh berupaya
menangani infeki dan inflamasi dengan membentuk jaringan granulasi, terbentuklah polip
pada ruang epitel tengah. Apabila semua proses tersebut tidak ditatalaksana dengan baik,
jaringan tulang sekitar dapat ikut mengalami komplikasi OMSK
 Klasifikasi
Berdasarkan derajat perforasinya dibagi menjadi OMSK tipe benigna (tidak memiliki
kolesteatoma) dan OMSK tipe maliga (memiliki kolesteatoma). OMSK tipe maligna dibagi
lagi menjadi derajat-derajat berdasarkan letak kolesteatoma yaitu di pars tensa di kuadran
posterosuperior dan di pars flaksida. Berdasarkan aktivitas secret dibagi menjadi tipe aktif
(keluarnya secret terus menerus) dan tipe kering.
 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinisnya secara umum adalah otorea, bila dengan kolesteatoma sekretnya
purulen bercampur darah, persisten, berbau khas; sedangka bila tanpa kolesteatoma sekretnya
mukoid dan intermiten. Pasien juga mengeluhkan otalgia jika proses invasive. Tuli konduktif
dan tuli campuran juga dapat ditemukan namun bergantung ukuran dan lokasi perforasi
membrane timpani.

 Diagnosis
Pada anamensis kita dapat menemukan adanya keluhan keluar cairan telinga selama
jangka waktu tertentu, sebelumnya menderita otitis media akut, perforasi membrane timpani,
riwayat pemasangan pipa ventilasi pada telinga, penurunan pendengaran pada telinga yang
sakit, dan perasaan tidak nyaman di telinga. Apabila ditemukan keluhan demam, vertigo, dan
nyeri patut dicurigai adanya komplikasi intatemporal/intracranial.
Pada pemeriksaan fisik dapat dietmui jaringan parut pada liang telinga luar, polip, dan
jaringan granulasi, ukuran dan lokasi perforasi membrane timpani, edema, dan inflamasi
mukosa liang telingan tengah, hingga adanya cairan dalam telinga.
Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan apusan secret dari telingan tengah untuk
biakan mikrobiologi aerob dan anaerob serta uji sensitivitas. Tes fistula dilakukan jika
ditemukan gejala vestibuler, dengan inspeksi nasofaring termasuk orifisium tuba serta uji
pendengaran memakai garpu tala. Pemeriksaan audiometri juga dapat dilakukan. Penggunaan
foto polos mastoid dapat digunakan untuk menilai derajat kolesteatoma, bila ditemukan
gejala-gejalan mengarah infeksi intra kranial dapat dilakuakn CT-Scan
 Tatalaksana
Talaksana pada kasus OMSK dibagi menjadi 2 untuk tipe benigna dan maligna. OMSK
tipe benigna dilakukan pemberian aural toilet menggunakan H2O2 3% selama 3-5 hari untuk
membersihkan secret di dalam telinga. Bila secret berkurang, dilakukan pemberian obat tetes
kombinasi antibiotic dan steroid selama < 1-2 minggu dan tidak terus menerus karena
efeknya yang ototoksik. Antibiotik topical lebih efektif dibandingkan antibiotic oral.
Antibiotik yang dapat dipilih dari golongan aminoglikosida atau kuinolon/flurokuinolon,
seperti ofloksasin. Antibiotik oral seperti ampisilin, sefalosporin, serta siprofloksasin an
ofloksasin sebaiknya tidak diberikan pada anak karena dapat menyebabkan artropati. Bila
dalam 2 bulan masih ada perforasi meskipun secret telah hilang dapat dilakukan
mastoidektomi sederhana (tujuan untuk infeksi tenang dan secret agar tidak keluar lagi),
miringoplasti (tujuan untuk mencegah rekurensi infeksi telinga tengah), dan timpanoplasti
(tujuan untuk menghentikan proses infeksi secara permanen, memperbaiki membrane
timpani, dan memperbaiki tulang-tulang pendengaran).
OMSK tipe maligna lebih dianjurkan menjalani proses pemebdahan seperti
mastoidektomi radikal dengan atau tanpa modifikasi Bondy, pendekatan dengan ganda
timpanoplasti, atikotomi, atikoanstrostomi, serta meatoplasti, hingga teknik mastoidektomi
dinding utuh.
 Resep

dr. Dopang Andrianto

SIP 19.650.50.006

Klinik Suka Maju

Jl. Waru dalam, No.3, Cawang, Jakarta Timur

Jakarta, 10 Desember 2020

R / H2O2 sol 3% 5cc No. I lag

S 2 dd X gtt auric dex

R/ Ofloxacin sol 3 mg (5mL) No. I lag

S 2 dd II gtt auric dex (setelah dicuci)

R/ ampisilin tab 500 mg No. XXI

S 3 dd I tab a.c (habistkan)

Pro : Tn. AM, 25 tahun

Anda mungkin juga menyukai