Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan, bagi seorang kewirausahan, adalah modal yang sama


pentingnya dengan kepercayaan dan kreativitas. Kreativitas yang tinggi
membuat anda inovatif dan adaptif, kaya dengan pembaharuan dan tidak
mudah dihambat oleh kejadian-kejadian dari luar. Kepemimpinan
menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah usaha yang
efiktif, yang berpengaruh luas dan hidup.
Sebelum usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan yang kuat hanya
akan menjadi usaha kecil yang stagnant (tidak berkembang). Anda hanya
mampu memimpin sedikit orang dari usaha kecil dan tidak ada pertumbuhan
usaha. Tanpa kepemimpinan, tidak ada orang hebat yang bekerja pada anda
karyawan anda tidak betah bekerja sama dengan anda, dan pengetahuan atau
pengalaman yang sudah anda tanam, hilang bersama kepindahan mereka.
Tanpa kepemimpinan, tidak ada visi besar yang dapat dibangun menjadi
sebuah usaha besar. Hanya orang-orang yang tak bisa ke mana-mana yang
bertahan bekerja pada Anda.
Sebaliknya, kepemimpinanlah yang akan membentuk usaha Anda
menjadi besar dan banyak orang yang mau bekerja dengan Anda.
Kepemimpinan dibentuk bertahap, sejalan dengan tumbuhnya usaha. Dari
kombinasi pengetahuan, pengalaman, keterampilan, cara mengarahkan, dan
penerimaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapunn rumusan masalah yang


ditimbulkan adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?


2. Apa pentingnya kepemimpinan?
3. Apa saja jenis pendekatan kepemimpinan?

1
4. Bagaimana sifat dan tipe pemimpin?
5. Bagaimana ketrampilan dalam kepemimpinan?
6. Bagaimana power dalam hubungan bisnis?
7. Apa saja fous kepemimpinan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas adalah,


adapun tujuan penulisan masalah ini adalah

1. Mengetahui pengertian kepemimpinan.


2. Mengetahui pentingnya kepemimpinan.
3. Mengetahui pendekatan kepemimpinan.
4. Mengetahui sifat dan tipe pemimpin
5. Mengetahui ketrampilan dalam kepemimpinan .
6. Mengetahui power dalam hubungan bisnis.
7. Mengetahui fokus kepemimpinan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang laik kearah
pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti
menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah
tertentu. Wirausahawan yang berhasul merupakan pemimpin yang berhasil,
baik yang memimpin berapa atau berates-ratus karyawan. Seorang bisa
dikatakan pemimpin yang berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang
berkesinambungan dari perusahaan.
Sifat-sifat ini berbeda pada setiap orang. Kesadaran bahwa anda
sendiri yang menentukan kadar kemampuan kepemimpinan akan membantu
upaya melakukan perbaikan-perbaikan. Tidak ada cara terbaik untuk menjadi
pemimpin. Para wirausahawan adalah individu-individu yang
mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri.
2.2 PENTINGNYA KEPEMIMPINAN
a) Agar dalam pelaksanaan berwirausaha dapat terorganisir dengan baik.
b) Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan
bertanggung jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha.
c) Pemimpin adalah jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat
penting dan vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan,
penanggung jawab tindakan yang dilakukan oleh setiap bawahannya,
memberikan wewenang, dan lain-lain.
d) Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadi
kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang
mengakibatkan kebangkrutan.
e) Pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha

3
2.3 PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
2.3.1 Pendekatan Sifat (Trait) Kepemimpinan
Pendekatan perilaku kepemimpinan menganggap bahwa pemimpin
yang baik adalah dilahirkan dan bukannya diciptakan. Pemimpin yang
berhasil cenderung memiliki karakteristik-karakteristik berikut ini :
a. Kecerdasan, termasuk kemampuan menilai dan verbal
b. Prestasi di masa lalu dalam bidang pendidikan dan olahraga
c. Kematangan dan stabilitas emosional
d. Ketergantungan, ketekunan, dan dorongan untuk mencapau prestasi
yang berkesinambungan
e. Keterampilan untuk berpartisipasi secara sosial dan beradaptasi dengan
berbagai kelompok
f. Keinginan untuk menggapai status dan posisi sosial ekonomi.
2.3.2 Pendekatan situasi (situasional) Kepemimpinan
Penekanan kepemimpinan telah bergeser dari pendekatan sifat
(trait) ke pendekatan situasi. Pendekatan suasi kepemimpinan yang lebih
modern didasarkan pada asumsi bahwa semua contoh kepemimpinan,
pengikut, dan situasi kepemimpinan. Interaksi ini umumnya diungkapkan
dalam rumusan SL = f(L,F,S). Dalam rumusan ini, SK adala
kepemimpinan yang berhasil, f adalah fungsi dari, dan L,S, dan F adalah
pemimpin, pengikut, dan situasi. Terjemahan dari rumusan ini adalah
bahwa kepemimpinan yang berhasil adalah fungsi dari pemimpin,
pengikut, dan situasi. Dengan kata lain, pemimpin, pengikut, dan situasi
harus sesuai satu dengan lainnya jika usaha kepemimpinan diharapkan
untuk berhasil.
Wirausahawan yang menunjukkan perilaku kepemimpinan lebih
demokratis dinamakan kepemimpinan yang dipusatkan pada bawahan,
sementara wirausahawan yang menunjukkan perilaku kepemimpinan lebih
otokratis dinamakan kepemimpinan yang dipusatkan pada atasan.

4
2.4 SIFAT DAN TIPE KEPEMIMPINAN
2.4.1 SIFAT KEPEMIMPINAN

Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara


lain dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas
atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai
kepemimpinannya. Usaha-usaha yang sistematis tersebut membuahkan
teori yang disebut sebagai The tritist Theory of leadership (Teori sifat atau
kesifatan dari kepemimpinan).

George R. Terry dalam bukunya principal of mangement 1964


menuliskan sepuluh sifat yang unggul yaitu:

1. Kekuatan
2. Stabilitas emosi
3. Pengatahuan tentang relasi insane
4. Kejujuran
5. Objektif
6. Dorongan pribadi
7. Ketrampilan berkomunikasi
8. Kemampuan mengajar
9. Ketrampilan social
10. Kecakapan manajerial.

Jadi, dengan demikian diharapkan seorang pemimpin itu harus


berbudi luhur dan memiliki sifat-sifat utama, sehingga dia bisa membawa
anak buahnya pada keselamatan dan kesejahteraan.

2.4.2 TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Menurut Kartono, 2003 tipe kepemimpinan dibagi dalam 8 tipe,


yaitu, Kharismatis, Paternalistik/Maternalistik, Militeritik, Otokratis
(Outhoriative, Dominator), Laissez Faire, Populistis,
Administratif/Eksekutif, dan Demokratis.

5
Di bawah ini adalah uraian beberapa tipe kepemimpinan.

a. Kharismatis
Tipe kepemimpinan kharismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik,
dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik
dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai
karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki
inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
b. Paternalistik/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikan dengan kepemimpinan
yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka
menganggap bawahan sebagai manusia yang belum dewasa (2) terlalu
melindungi (3) jarang memberikan keempatan pada bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri (4) hampir tidak pernah memberi
kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, berimajinasi, dan
berkreativitas (5) bersifat maha tahu dan maha benar. Tipe Paternalistik
dan Maternalistik hampir sama, hanya saja maternalistik lebih protektif.
c. Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari kepemimpinan
militeristik adalah (1) banya menggunakan sistem perintah, keras,
otoriter, kaku, dan kurang bijaksana (2) menghendaki kepatuhan mutlak
dari bawahan (3) Sangat menyenangi formalitas (4) menuntut adanya
disiplin keras (5) menghendaki saran, usul, dan kritikan dari bawahan
(6) komunikasi hanya searah.
d. Otokratis (Outhoriative, Dominator)
Tipe kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri : (1) mendasarkan diri
pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi (2)
pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal (3) berambisi
untuk merajai situasi (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan

6
sendiri (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail
tentang rencana dan tindakan yang dilakukan (6) semua pujian dan
kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi
(7) adanya sikap ekslusivisme (8) selalu ingin berkuasa secara absolut
(9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat, dan kaku (10)
pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
e. Laissez Faire
Tipe kepemimpinan laissez faire praktis pemimpin tidak memimpin,
dia membiarkan kelompoknya, dan setiap orang berbuat semaunya
sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan
bawahannya. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol.
f. Populistis
Tipe kepemimpinan populistis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat tradisional, tidak percaya dukungan, dan kekuatan bantuan
hutang luar negeri. Mengutamakan penghidupan kembali sikap
nasionalisme.
g. Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe ini mampu menyelenggarakan tugas administrasi
secara efektif. Pemimpinnya biaanya terdiri dari teknokrat-teknokrat
dan administratur yang mampu menggerakan dinamika modernisasi
dan pembangunan.
h. Demokratis
Kepemimpinan ini berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan rasa tanggungjawab
internal dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan ini tidak
terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif
warga kelompok. Tipe ini menghargai potensi individu mau
mendengarkan nasehat bawahan, bersedia mengakui keahlian spesialis
bidangnya masing-masing serta mampu memanfaatkan kapasitas
anggota seefektif mungkin.

7
2.5 KETRAMPILAN DALAM KEPEMIMPINAN

Ketrampilan utama yang pertama adalah Technical skill, merupakan


ketrampilan teknis yang dimiliki oleh seseorang, biasanya merupakan
ketrampilan yang didapatkan dari jalur pendidikan resmi. Berupa
kemampuan/keahlian di bidang spesialisasi tertentu. Keahlian menggambar
seorang Arsitek, keahlian mengoperasi pasien seorang dokter adalah contoh
technical skills. Lebih banyak ke keahlian dalam bentuk fisik. Bisa dirasakan
dan dilihat langsung oleh orang lain.

Ketrampilan utama yang kedua adalah Conceptual skill, didefinisikan


sebagai kemampuan untuk memahami persoalan secara lebih menyeluruh
.Fungsi dalam conceptual skill lebih banyak bagaimana mempengaruhi orang
lain supaya mengikuti apa yang diinginkan oleh sang pemimpin. Termasuk ke
dalamnya adalah kemampuan perencanaan, pengorganisasian dan
pengontrolan terhadap item pekerjaan yang dilakukan. Conceptual skills bisa
dipelajari di jalur pendidikan normal, atau bisa juga dipelajari dari jalur
pendidikan non formal (pengalaman). Keduanya juga bisa saling melengkapi
supaya didapatkan kemampuan yang lebih alami.

Ketrampilan utama ketiga yang harus dimiliki adalah Soft skill. Ini
mungkin satu-satunya kemampuan yang tidak bisa dipelajari di jalur
pendidikan formal. Walaupun banyak pelatihan-pelatihan dewasa ini yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan soft skill dari seseorang, tetapi
akan lebih efektif jika didapatkan dari jalur pengalaman [non formal]. Yang
termasuk soft skill diantaranya, kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri,
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain termasuk kemampuan untuk,
mengola konflik dalam sebuah organisasi dan masih banyak lainnya.

Selain tiga keterampilan utama tersebut, seorang pemimpin juga perlu


meliliki keterampilan lain yang bisa memperkuat dasar-dasar kepemimpinan
dirinya, diantaranya adalah sebagai berikut:

8
a. Keterampilan Presentasi.

Seorang pemimpin harus kreatif melakukan presentasi kepada


pengikutnya. Presentasi ini harus meliputi visi, misi, goal, action plan, dan
fokus. Di mana, dalam setiap presentasi pemimpin harus secara cerdas
mampu mentransformasikan nilai-nilai yang kuat dan positif kepada rencana
tindakan yang jelas. Pemimpin harus memanfaatkan keterampilan presentasi
ini untuk mengkomunikasikan dan meyakinkan kepada para pengikut,
bawahan, tim, atau kelompoknya tentang ide dan visi yang harus
diperjuangkan bersama.

b. Keterampilan Membangun Tim yang Kuat.

Pemimpin yang sesungguhnya adalah seorang pekerja tim. Jadi,


keterampilan membangun tim adalah keterampilan yang sangat strategis
untuk mensukseskan kepemimpinan yang sedang diperjuangkan tersebut.
Pemimpin harus bersikap bijak dan profesional dalam merakit sebuah tim
yang tangguh dan dinamis. Pemimpin harus menciptakan sebuah tim yang
kreatif dan strategis untuk membangun kinerja organisasi yang hebat.
Pemimpin harus membangun tim yang mampu meningkatkan rasa percaya
diri organisasi untuk berprestasi secara maksimal. Ingat! Pemimpin besar
meraih hasil-hasil yang luar biasa melalui timnya yang kuat, dan yang
bertanggung jawab secara total pada fungsi dan peran kerja masing-masing.

c. Keterampilan Negosiasi.

Negosiasi adalah bagian dari komunikasi yang terfokus untuk mencari


kesepakatan. Jadi, peran seorang pemimpin sebagai seorang negosiator ulung
tidaklah boleh diabaikan. Pemimpin harus bijak dan cerdas melihat semua
tantangan yang ada, dan cerdas menggunakan keterampilan negosiasi tersebut
untuk mentransformasikan semua tantangan menjadi peluang yang
menguntungkan organisasi yang di pimpin. Pemimpin adalah seorang
negosiator untuk mendapatkan kesepakatan terbaik, bukan seorang negosiator
yang ngotot dan tak mau kompromi terhadap tantanga

9
d. Keterampilan Bersikap Baik.

Seorang pemimpin tidak zamannya lagi memanfaatkan kekuasaan dan


posisi kepemimpinannya untuk bersikap arogan dan bersikap diktator
terhadap pengikut. Sekarang ini zamannya pemimpin harus merangkul semua
kekuatan dan potensi sukses pengikutnya untuk dijadikan sebagai kekuatan
kepemimpinan yang ia miliki. Oleh karena itu, pemimpin wajib bersikap baik
dengan sikap tulus dan jujur kepada setiap orang, di mana pun dan kapan pun.

e. Keterampilan Memotivasi.

Seorang pemimpin adalah seorang motivator yang harus mampu


membangkitkan energi positif dari pengikut dan bawahannya, untuk secara
proaktif bergairah dan bersemangat tinggi dalam meraih prestasi yang hebat.
Oleh karena itu, pemimpin wajib memiliki keterampilan untuk memotivasi
pengikutnya, dan menggerakan para pengikut untuk melakukan hal-hal
terpenting buat kesuksesan organisasi. Motivasi bukan berarti sekedar
berteriak-teriak dengan semangat tinggi, tapi lebih kepada cara untuk
merangkul hati dan pikiran positif para pengikut. Lalu, membangun harapan
dan rasa percaya diri mereka untuk menjadi lebih hebat.

f. Keterampilan Mengorganisasi.

Seorang pemimpin adalah seorang organisator yang ulung.


Kemampuan pemimpin dalam mengorganisasi semua kekuatan yang ada akan
menjadikan kepemimpinan itu kuat dan solid. Melalui kebersamaan dalam
organisasi yang solid dan kuat, pemimpin pasti membawa setiap orang
menuju puncak harapan.

10
2.6 POWER DALAM HUBUNGAN BISNIS
Kekuasaan dalam hubungan bisnis antara dua perusahaan terkait
dengan penggunaan pengaruh untuk mengikuti kemauan salah satu pihak
dalam sebuah hubungan bisnis (Ramasheshan et al., 2006; Butaney dan
Wortzel, 1988; Kim, 2000).
Pola penggunaan kekuasaan dalam hubungan bisnis antara pemasok
dan peritel mempunyai dua sisi yang menjadi inti perdebatan dalam riset
tentang relationship marketing (pemasaran keterhubungan). Kekuasaan bisa
menjadi bagian dari strategi perusahaan yang memperkuat hubungan bisnis
perusahaan dengan konsumen maupun pemasok, namun demikian kekuasaan
juga bisa menyebabkan berakhirnya sebuah hubungan bisnis, jika tidak
dikelola dengan baik (El Ansery dan Stern, 1972).
Morgan dan Hunt (1994), Kim (2000), Maloni dan Benton (2000) dan
Ramaseshan et al., (2006) menyatakan salah satu masalah penting dalam
penggunaan kekuasaan sebuah perusahaan terhadap mitra bisnisnya adalah
adanya fenomena kesenjangan kekuasaan (power asymmetry). Hingley (2005)
mengemukakan bahwa masalah kesenjangan kekuasaan ini harus dipahami
dan diperhitungkan oleh perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam sebuah
hubungan bisnis sehingga masing-masing pihak bisa mengantisipasinya.
Suvanto (2012) dalam penelitiannya tentang pola hubungan bisnis antara
perusahaan pengolahan makanan dengan pemasoknya di Finlandia
menemukan bahwa dalam sebuah hubungan bisnis yang asimetris,
kepercayaan kepada mitra bisnis terkait dengan kontrol, ukuran perusahaan
dan reputasi mitra bisnis.
Ryu et al., (2011) menyatakan bahwa dalam kondisi hubungan bisnis
dengan kesenjangan kekuasaan, maka komitmen akfektif terhadap hubungan
bisnis dari perusahaan yang mengalami eksploitasi akan hilang atau
berkurang. Ryu et al.,(2011) menguji hipotesis itu pada hubungan bisnis
antara perusahaan pengolahan Amerika Serikat yang mempunyai kekuasaan
besar dengan pemasoknya sebuah perusahaan lemah dari Korea Selatan.
Hasilnya komitmen afektif terhadap hubungan bisnis dari perusahaan lemah

11
dari Korea Selatan berkurang seiring dengan besarnya pengaruh mitranya
perusahaan besar dari Amerika Serikat. Viitaharju dan Lahdesmaki (2012)

2.7 FOKUS KEPEMIMPIINAN


a. Orientasi Tugas

Seorang pemimpin cenderung merumuskan secara jelas perananya


serta peranan bawahanya. Menetapkan tujuan yang sulit dicapai dan membuat
harapan untuk pencapaian dan mengerjakan tugasnya. Menentukan prosedur
untuk mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dibuat
secara terperinci,melaksanakan peranan kepemimpinanya, seorang pemimpin
yang baik dapat mengarahkan serta membimbing bawahanya dalam
melakukan tugas mereka, serta mengendalikan perusahaan dalam segala
kegiatan perusahaan untuk mencpai tujuan perusahaanya,mengontrol
karyawan atau para bawahanya,mengoreksi pekerjaan mereka, selalu
melakukan peningkatan produktivitas perusahaan.

b. Orientasi Orang-orang

Seorang pemimpin yang berorientasi dalam perorangan akan


menunjukan perhatian atas terjalinya keharmonisan dalam sebuah perusahaan
antar pekerja dan antara pemimpin dengan karyawan, menyelesaikan
permasalahan, menunjukan pengertian dan rasa hormat kepada
tujuan,keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan yang telah meberikan
pemikiranya untuk kemajuan perusahaan. Melakukan timbal balik pada
karyawan, yang setimpal dengan pekerjaanya serta tanggung jawab atas tugas
yang diberikan,dengan begitu karyawan dapat lebih bersemangat dalam
mencapai tujuan bersama perusahaan.

Kepemimpinan adalah bagian dari manajemen bagaimana kita


memimpin serta mengelola perusahaan. Seorang pemimpin harus memiliki
sikap kepemimpinan. Sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin pada
bawahanya adalah mempunyai kepercayaan pada bawahan dan menyampaikan
kepercayaan tersebut, bersahabat, membantu bawahan agar dapat lebih efektif

12
dalam bekerja dan berusaha menghilangkan kendala dalam pencapaian tujuan,
dapat bersikap bijak menghindari perilaku yang mengancam ego, mencoba
meminimisasi tekanan-tekanan dalam hubungan bawahab untung menghindari
perununan kemampuan intelektual dari bawahan. Mengetahui kebutuhan bagi
corak kepemimpinan untuk menjadi agak berbeda pada lingkungan teknologi
yang berbeda contohnya mungkin sangat mudah untuk terlalu terstruktur dan
terlalu mengarahkan pada lingkungan laboratorium dan untuk tidak terlalu
terstruktur dan terlalu partisipatif dalam beberapa lingkungan pabrik.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-


orang agar orang-orang itu mencapai tujuan kelompok. Keberhasilan
pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas
pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas
naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif.

3.2 SARAN

Disarankan kepada mahasiswa untuk bisa belajar berwirausaha


dengan memanfaatkan peluang yang ada di sekitarnya dan selalu memegang
prinsip jujur dan menghargai orang lain dalam berwirausaha.

14
DAFTAR PUSTAKA

Geoffrey G. Meredith, et al. Kewirausahaan: Teori dan Praktik Ed. 5.


http://iqbalr89.wordpress.com/2011/01/25/hello-world/#more-1.
https://lucakristiani.wordpress.com/2014/06/07/kepemimpinan-dalam-
kewirausahaan/
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana, 2008.
Kasali, kewirausahaan (Jakarta selatan 2010).
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/kepemimpinan-dalam-berwirausaha.
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1983.
Karyawan: Analisis Pengaruh Mediasi Pemikiran Kreatif dan Motivasi Intrinsik
pada Karyawan di Industri Media.
Ria Agustina, 2009, Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kreativitas
Suryana. Kewirausahaan. Jakarta Salemba Empat, 2011.
Timpe, Dale, 2002, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia – Kepemimpinan, PT
Elex Media Komputindo, Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai