KAJIAN PUSTAKA
9
10
disusun oleh Nia Septiana Putri dalam Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 2
No 2. Penelitian dengan metode penelitian kuantitatif ini, difokuskan
pada komunikasi organisasi dalam mensosialisasikan budaya
organisasi prinsip 46 melalui komunikasi ke bawah, komunikasi
kelompok kecil dan saluran media komunikasi. Hasilnya adalah
komunikasi ke bawah berjalan dengan baik, pimpinan bidang
operasional menyampaikan segala informasi yang diperlukan oleh
karyawan secara terbuka dengan berusaha mengurangi ketidakpastian
yang dirasakan karyawan seperti bersikap yang sesuai dengan budaya
organisasi Prinsip 46 sebagai wujud contoh dan teladan bagi
karyawan sehingga karyawan dapat mempercayai apa yang
dikomunikasikan pimpinan tentang nilai-nilai budaya organisasi
Prinsip 46. Saluran media komunikasi yang lebih sering digunakan
untuk menunjang komunikasi lisan yang menjangkau seluruh
karyawan, lebih cepat dan tepat sasaran karena mudah dan terjangkau
dengan kelebihan dapat diakses kapan saja dan dimana saja, yaitu
internal website, email, majalah internal (Sinergi) dan buku pedoman
perilaku Prinsip 46.
3) Jurnal selanjutnya berjudul Organization Culture as Driver of
Competitive Advantage yang disusun oleh Boniface C. Madu di Grand
Canyon University. Pada jurnal ini membicarakan bahwa salah satu
dari banyak tanggung jawab pemimpin adalah penciptaan dan
pemeliharaan karakteristik organisasi yang dihargai dan mendorong
upaya kolektif. Budaya organisasi berdiri sebagai salah satu
komponen yang penting untuk mempertahankan kinerja, dan
keunggulan kompetitif, dan alasan yang baik untuk menjadi sebuah
perusahaan besar. Alasan kegagalan etis dalam banyak organisasi
adalah kenyataan bahwa para pemimpin mengakui budaya sebagai
alat yang ampuh dimana dapat membuat dan mempertahankan
kinerja, hanya sedikit pemimpin yang memberikan perhatian yang
layak. Penyebab kegagalan etis dalam banyak organisasi dapat
ditelusuri kegagalan kepemimpinan organisasi promosi aktif
mengenai etika dan praktis yang ideal. Tulisan ini akan membahas
11
2.2.1 Komunikasi
Bila dilihat maksud dari who disini yaitu menunjuk kepada siapa orang yang
mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Siapa yang memulai komunikasi ini
dapat berupa seseorang dan dapat juga sekelompok orang seperti organisasi atau
persatuan.
Pada pertanyaan kedua, says what berhubungan dengan isi komunikasi atau
pesan apa yang akan disampaikan sebelum mengkomunikasikannya. Isi yang
dikomunikasikan pesannya dapat bersifat simpel dan kompleks.
Lalu, yang ketiga yaitu to whom, maksudnya menanyakan siapa yang menjadi
penerima komunikasi (komunikan) atau kepada siapa pesan yang akan disampaikan.
Namun halnya, terdapat hal yang perlu diperhatikan terutama latar belakang
penerima pesan yang berbeda-beda misalnya berdasarkan pengalaman, kebudayaan,
pengetahuan, usia dan lainnya.
Selanjutnya, pertanyaan keempat adalah through what atau melalui media
apa, media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan badan, kontak mata,
sentuhan, radio, televisi, surat, buku, dan gambar. Namun tidak semua media cocok
digunakan dalam maksud tertentu.
Terakhir yaitu what effect atau efek dari komunikasi tersebut, adanya dampak
dari penyampaian pesan yang diberikan komunikator kepada komunikan, baik dalam
perkataan maupun perbuatan. (Muhammad, 2009)
Jadi dalam model Lasśwell, terdapat lima pertanyaan yang mendasari dari
proses komunikasi yaitu who (siapa yang menyampaikan atau komunikator), says
what (pesan yang disampaikan), to whom (kepada siapa pesan hendak disampaikan),
through what (media yang digunakan dalam penyampaian pesan), dan what effect
(efek atau dampak dari pesan yang disampaikan pemberi kepada penerima pesan).
maka komponen balikan perlu ada dalam proses komunikasi. Berikut akan
dijelaskan secara ringkas masing-masing komponen:
a. Pengirim Pesan
Individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi
akan dikirimkan berdasarkan pemikiran pengirim pesan, dari hasil
konstruksi tersebut maka pengirim pesan diharapkan dapat
menciptakan dahulu pesan yang akan dikirimkan atau
menyandikan (encoding) sesudah itu baru dikirim melalui saluran.
b. Pesan
Informasi yang akan dikirimkan kepada penerima pesan. Pesannya
dapat berupa verbal dan nonverbal. Jika verbal secara lisan
maupun tulisan dan nonverbal berupa isyarat, gerakan badan,
ekspresi muka dan nada suara.
c. Saluran
Jalan yang dilalui pesan dari pengirim kepada penerima. Channel
adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan
dengar. Macam-macam alat untuk menyampaikan pesan seperti
buku, radio, televisi, surat kabar dan saluran lain yang dapat
diterima oleh panca indera manusia.
d. Penerima pesan
Penganalisa dan penginterpretasi isi pesan yang diterima.
e. Timbal balik
Respons terhadap pesan yang diterima dan dikirimkan kepada
pengirim pesan. Dengan respons tersebut, pengirim menjadi tahu
apakah pesan yang disampaikan dapat memiliki interpretasi yang
sama dengan penerima atau tidak, jika sama maka komunikasi
tersebut efektif.
Pada dasarnya terdapat lima komponen utama dalam komunikasi
yaitu pesan, pengirim pesan, penerima pesan, saluran (channel), dan
timbal balik. Dimana pada setiap komponen memiliki fungsinya
masing-masing, hal tersebut yang biasa digunakan oleh manusia saat
sedang melakukan kegiatan komunikasi dengan orang lain, baik
individu maupun kelompok.
18
2. Rasional
Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai
tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan kualitas
lain dalam organisasi atau objektif organisasi. Kualitas dan
kuantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan
asumsi pimpinan mengenai bawahannya.
3. Ideologi
Pesan ideologi yaitu mencari dukungan dan antusias dari anggota
organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.
4. Informasi
Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan
dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi,
keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan
dengan instruksi dan rasional.
5. Balikan
Pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam
melakukan pekerjannya. Salah satu bentuk sederhana dari balikan
ini adalah pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakukan
pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan
mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjannya sudah memuaskan.
Semua bentuk komunikasi ke bawah tersebut dipengaruhi oleh
struktur hierarki dalam organisasi. Pesan ke bawah cenderung
bertambah karena pesan itu bergerak melalui tingkatan hierarki secara
berturut-turut. Pesan tersebut semakin detil dan mudah dipahami pada
hierarki yang lebih rendah.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi ke bawah:
1. Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka di antara pimpinan dan karyawan akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan
dan gangguan dalam pesan. Pimpinan mau memberikan informasi
bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian
tugas. Tetapi jika suatu pesan tidak relevan dengan tugas pesan
tersebut maka ia akan tetap menyimpannya.
21
bagi setiap organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, budaya organisasi
memberikan kekhasan bagi sebuah organisasi atau perusahaan. (Uha, 2013)
Dari definisi menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi adalah sistem yang dipercayai perusahaan dimana terdiri dari nilai-
nilai, ideologi yang diyakini dan diterapkan oleh seluruh anggota organisasi
di dalam suatu perusahaan sehingga menjadi pedoman bagi perusahaan untuk
tetap berada pada jalur visinya demi mencapai tujuan organisasi. Nilai-nilai
tersebut dapat berpengaruh pada cara berpikir, berperasaaan, dan bereaksi
berdasarkan pola-pola tertentu, cara kerja dan motivasi seluruh anggota
perusahaan untuk mencapai kinerja perusahaan, serta memberikan identitas
yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi atau perusahaan
lainnya.
sebuah proses menjadi ada, atau menjadi, daripada berarti kondisi mengada
(state of being). (Graham, 2005)
Bila disimpulkan dari kedua definisi di atas bahwa eksistensi adalah
proses mempertahankan untuk menjadi ada dan melakukan suatu hal
(bergerak) untuk menjadi tetap ada.
terdaftar; proses manufaktur dapat dilindungi hak paten; dan kemasan dapat
dilindungi melalui hak cipta dan rancangan hak milik.
Brand menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang
puas dapat dengan mudah memilih produk kembali. Meskipun pesaing dapat
meniru proses manufaktur dan desain produk, mereka tidak dapat dengan
mudah menyesuaikan kesan yang tertinggal lama di pikiran orang. Artinya,
penetapan brand dapat menjadi alat yang berguna untuk mengamankan
keunggulan kompetitif. (Kotler & Keller, 2009).
Brand adalah semacam jaminan faktor yang dapat mengurangi
ketidakpastian konsumen. Atau dengan kata lain, brand dapat meningkatkan
sense of value terhadap konsumen sehingga memberikan nilai tambah untuk
menjadikan produk atau jasa yang ditawarkan sebagai pilihan.
Dengan brand, promosi terhadap produk atau jasa akan lebih mudah.
Sebab dengan promosi dapat menekankan harga, atribut brand atau atribut
intrinsik (ekuitas) brand. Ekuitas brand ini dapat dikomunikasikan melalui
simbol visual atau pesan konsisten yang memungkinkan konsumen dengan
mudah membedakannya dengan produk lain. Melalui komunikasi efektif
terhadap target pasar yang tepat, akan membuat konsumen
mempertimbangkan, brand mana yang akan mereka pilih sesuai dengan
kebutuhan atau keinginannya (Jackie, Abidin, & Isa, 2007)
Jadi, peran brand yaitu mengidentifikasi sebuah produk atau jasa,
menyederhanakan penanganan dalam hal ini berkaitan brand memberikan
label sehingga memudahkan membedakan dengan produk lain, juga
menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan, serta mengamankan
keunggulan kompetitif. Brand juga menandakan tingkat kualitas terhadap
suatu produk dan jaminan untuk mengurangi ketidakpastian konsumen
terhadap suatu produk atau jasa.
2. Manfaat
Manfaat berarti bahwa atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional dan emosional.
3. Nilai
Nilai berarti bahwa brand juga menyatakan sesuatu tentang nilai
produsen dan nilai yang digunakan juga oleh konsumen sebagai brand
yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna brand
tersebut.
4. Budaya
Budaya berarti bahwa brand juga mewakili budaya tertentu. Misalnya
sebuah brand yang memiliki budaya yang terorganisasi dengan baik,
memiliki cara kerja yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi.
5. Kepribadian
Kepribadian berarti bahwa brand juga mencerminkan kepribadian
bagi para penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan brand,
kepribadian pengguna akan tercermin bersamaan dengan brand yang
ia gunakan.
6. Pemakai
Pemakai berarti bahwa brand menunjukkan jenis konsumen yang
membeli atau menggunakan brand tersebut. Maka dari itu para
pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk
penggunaan brand-nya.
Dengan tingkatan brand ini perusahaan dapat menentukan pada
tingkat mana perusahaan akan menanamkan identitas brand-nya.
Brand image merupakan bagian dari brand yang dapat dikenali seperti
lambang, desain huruf atau warna khusus atau persepsi pelanggan atas sebuah
produk atau jasa uang diwakili oleh brand-nya. (Kotler & Keller, 2006)
Brand image adalah persepsi konsumen tentang sebuah brand yang tercermin
dari asosiasi brand yang ada di memori atau benak konsumen.
Brand image merupakan sebuah konsep di dalam marketing yang
tidak dapat diukur dan dibangun, tidak hanya dari informasi mengenai brand
dalam benak konsumen saja, melainkan konsistensi brand dalam
menciptakan citra yang baik. Konsumen akan mudah mengasosiasikan suatu
brand jika brand memiliki citra yang baik. (Keller, 2013)
Berdasarkan pengertian brand image yang dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa brand image adalah bagian dari brand yang dapat
dikenali atau persepsi pelanggan atas sebuah produk atau jasa yang tercermin
asosiasinya di dalam benak konsumen. Brand image tidak hanya sebuah
konsep dalam bentuk informasi mengenai brand dalam benak konsumen saja,
melainkan konsistensi brand dalam menciptakan citra yang positif.
Faktor Pembentuk Brand Image
Faktor personal dan lingkungan sangat penting sebagai awal
terbentuknya suatu citra merek, karena faktor lingkungan dan personal
mempengaruhi persepsi seseorang. Faktor lingkungan yang dapat
memengaruhi di antaranya adalah atribut-atribut teknis yang ada pada suatu
produk di mana faktor ini dapat dikontrol oleh produsen. Disamping itu,
sosial budaya juga termasuk dalam faktor ini.
Faktor personal adalah kesiapan mental konsumen untuk melakukan
proses persepsi, pengalaman konsumen sendiri, mood, kebutuhan serta
motivasi konsumen. Citra merupakan produk akhir dari sikap awal dan
35
2.2.7.1 Definisi
Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai
dengan moral maupun etika. (Sutrisno, 2010)