Disusun Oleh :
POPPY YULIYANTI
(0305193180)
MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur Kehadirat Allah Subahana Wata’ala, atas segala
rahmat dan HidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ini dengan
baik. Critical Book Report ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak
dengan Dosen Pengampu Ibu Fibri Rakhmawati, S.Si, M.Si. Dimana penyajiannya
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber seperti e-Book, jurnal dan youtube yang telah
direkomendasikan oleh Dosen Pengampu mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak dan terkait
dengan materi Kalkulus Peubah Banyak yang terkhusus pada Integral Rangkap 2 dan 3 serta
pengaplikasiannya. Critical Book Report ini disusun oleh penulis dengan sedikit rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Critical Book Reportini dapat
terselesaikan. Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebik baik dan bermanfaat.
POPPY YULIYANTI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyusunan critical book report ini khusus ditujukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kalkulus Peubah Banyak. Dan memahamkan materi ini dari berbagai referensi baik
dari digital maupun buku.
B. Tujuan
Menemukan kelebihan dan kekurangan dari buku.
Memahami pelajaran Kalkulus Peubah Banyak
Mendapatkan perbandingan dari setiap materi di setiap referensi yang didapat.
C. Manfaat
Penulis berharap laporan ini memiliki manfaat bagi kita semua. Baik dari pembaca maupun
penulis sendiri. Diharapkan juga hasil kritikan buku ini membuat pembaca lebih tertarik
untuk mencari referensi lebih banyak baik dari buku yang lebih lengkap tentang konsep
pengintegralan rangkap yang dijadikan acuan oleh penulis.
BAB II
IDENTITAS BUKU
IDENTITAS BUKU
Edisi : Kedua
Penerbit : Erlangga
ISBN : 979-688-221-3
IDENTITAS RIVIEWER
Nim : 0305193180
PEMBAHASAN
Autograph adalah software yang dinamis dan serbaguna untuk belajar dan
mengajar matematika pada siswa tingkat menengah yang dikembangkan oleh Douglas
Butler. Software ini didesain untuk membantu guru dan siswa memvisualisasikan
metematika dengan menggunakan 3 mode :
1. dimensi untuk peluang dan statistik.
2. dimensi untuk grafik, koordinat, transformasi, dan data bivariat
3. dimensi untuk grafik, koordinat pada dua dimensi
4. dimensi untuk grafik, koordinat dan transformasi pada ruang tiga dimensi.
Software Autograph dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa masalah
matematika yaitu:
1. Menyelesaikan materi Statistika
a. Mengurutkanlah nilai dari terkecil sampai nilai terbesar, menentuka nilai
terbesar, nilai terkecil dan jangkauan data.
b. Menggambar diagram batang dan garis.
2. Menyelesaikan langkah-langkah menentukan dua titik potong antara dua
kurva.
3. Menentukan Langkah-langkah menggambar dan menghitung luas daerah
Kurva
4. Langkah-langkah menggambar kurva dan menghitung luas daerah yang
dibatasi oleh dua kurva.
5. Langkah-langkah menggambar persamaan fungsi trigonometri untuk
memperoleh grafiknya.
6. Langkah-langkah menentukan nilai maksimum dan nilai minimum.
7. Menghitung Volume Benda Putar
Untuk kalangan mahasiswa juga sangat terbantu dengan adanya
aplikasi ini, karena selain dapat membuat grafik, juga memberikan hasil dari
setiap persoalan yang diberikan. Dan Aplikasi Autograph ini mengalami
perkembangan ditiap tahunnya sesuai kreasi penciptanya seperti pada gambar
dibawah ini merupakan Autograph 5 sedangkan yang diatas adalah Autograph
3. Yang membedakan adalah autograph lebih modern, tampilannya lebih
elegan, lebih jelas dan tools nya lebih lengkap dibandingkan autograph 3.
Klik “oke”
Maka hasilnya secara otomatis seperti ini, terdapat 2 gambar grafik dengan
warna yang berbeda yang dapat memudahkan kita membedakannya.
Jika ingin memunculkan titik potongnya, maka seperti dibawah ini :
Jika ingin memunculkan titik potongnya , klik pada salah satu titik contoh di
titik (-2,0) lalu klik kanan, dan pilih icon “Teks Box” .
Lalu akan muncul tampilan seperti berikut, jika sudah benar titiknya silahkan
klik “ok”
Maka akan langsung terlihat titik potong nya seperti gambar berikut ini :
Seperti ini hasilnya jika dibuat di ketiga titiknya sesuai dengan cara yang di
atas.
B. SOFTWERE MENGGAMBAR GRAFIK DENGAN GEOGEBRA
GeoGebra adalah perangkat lunak matematika yang dinamis, bebas, dan multi-
platform yang menggabungkan geometri, aljabar, tabel, grafik, statistik dan kalkulus
dalam satu paket yang mudah dan bisa digunakan untuk semua jenjang pendidikan.
Dinamis artinya pengguna dapat menghasilkan aplikasi matematika yang interaktif.
Bebas artinya GeoGebra dapat digunakan. Multi-platform berarti GeoGebra tersedia
untuk segala jenis komputer seperti PC, tablet dan berbagai sistem komputer seperti
Windows, Mac OS, Linux dan sebagainya. GeoGebra pertama kali dikembangkan
oleh Markus Hohenwarter .
GeoGebra adalah aplikasi geometri, aljabar, statistik, dan kalkulus interaktif,
dimaksudkan untuk belajar dan mengajar matematika dan sains dari tingkat sekolah
dasar hingga universitas. GeoGebra tersedia di berbagai platform, dengan aplikasi
untuk desktop, tablet, dan web.
Sumber referensi :
https://youtu.be/uQSsprqU3r8
Di video ini saya belajar mempelajari cara menyelesaikan soal integral dengan
batas atas dan batas bawah dan langsung dapat hasilnya. Namun hanya bisa
digunakan pada integral lipat 1 saja tidak dapat mengerjakan integral dengan
variabel yang lebih dari satu.
Di geogebra kita bisa membuat grafik sendiri, dengan bantuan bentuk-bentuk
yang sudah disiapkan di geogebra. Contoh : membuat lingkaran dll.
II. FUNGSI DENGAN BEBERAPA VARIABEL
A. Fungsi Dua Variabel
Definisi Suatu fungsi f dari dua variabel adalah suatu aturan yang
memberikan kepada masing-masing pasangan terurut bilangan real (x,y) di
sebuah dalam himpunan D sebuah bilangan real unik yang dinyatakan oleh
f(x,y). himpunan D adalah daerah asal dari f dan daerah nilainya adalah
himpunan nilai yang digunakan f, atau dengan kata lain, {f(x,y) | (x,y) ∈ 𝐷}.
𝑥+𝑦+1
(𝑎) 𝑓(𝑥, 𝑦) = √
𝑥−1
Penyelesaian :
3 + 2 + 1 √6
(𝑎) 𝑓(3,2) = √ =
3−1 2
Ekspresi untuk f masuk akal jika penebutnya tidak 0 dan besaran di bawah tanda
akarnya tak negative. Maka daerah asal dari f adalah
𝐷 = {(𝑥, 𝑦)| 𝑥 + 𝑦 + 1 ≥ 0, 𝑥 ≠ 1}
Ketaksamaan 𝑥 + 𝑦 + 1 ≥ 0 atau 𝑦 ≥ −𝑥 − 1, mendeskripsikan titik-titik yang
terletak pada atau di ats garis 𝑦 = −𝑥 − 1, sedangkan 𝑥 ≠ 1 menandakan bahwa
titik-titik pada garis x=1 haruslah dikeluarkan dari daerah asal.
B. Kurva Ketinggian
Kurva Ketinggian f(x,y)=k adalah himpunan semua titik dalam daerah asal f
dimana pada titik-titik tersebut f memiliki nilia yang diberikan oleh k. dengan kata
lain, kurva memperlihatkan tempat dimana grafik f mempunyai tinggi k.
Satu contoh kurva ketinggian adalah peta topopgrafi dari daerah berbukit.
Kurva ketinggian adalah kurva-kurva ketinggian konstan di atas permukaan laut. Jika
anda berjalan di sepanjang salah satu garis kontur. Anda tidak mendaki ataupun
menurut. Disini kurva ketinggian disebut Isotermal dan menghubungkan lokasi
dengan suhu sama seeperti kurva yang memisahkan pita-pita yang berwarna.
Contoh : sketsakan kurva ketinggian dari fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) = 6 − 3𝑥 − 2𝑦 untuk nilai
k=-6,0,6,12.
Penyelesaian :
Kurva-kurva ketinggian adalah
6 − 3𝑥 − 2𝑦 = 𝑘 atau 3𝑥 + 2𝑦 + (𝑘 − 6) = 0
3
Ini berupa keluarga garis dengan kemiringan − 2, empat kurva ketinggian khusus
3 𝐶 = 𝑓 (𝑥1 , 𝑥2 , … . . 𝑥𝑛 ) = 𝑐1 𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 + ⋯ + 𝑐𝑛 𝑥𝑛
lim 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝐿
(𝑥,𝑦,𝑧)→(𝑎,𝑏,𝑐)
√(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 + (𝑧 − 𝑐 )2 , kita dapat menuliskan definisi yang persis sebagai
berikut : untuk setiap bilangan 𝜀 > 0 terdapat sebuah bilangan berikut 𝛿 > 0
sedemikian sehingga :
|𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) − 𝐿| < 𝜀 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎 0 < √(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 + (𝑧 − 𝑐 )2 < 𝛿 dan
(x,y,z) berada dalam daerah asal f
Fungsi f kontinu di (a,b,c) jika
Misalnya, fungsi
1
𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧) =
𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 − 1
Adalah fungsi rasional tiga variabel sehingga kontinu di setiap titik di R3 kecuali di
titik dimana 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 = 1. Dengan kata lian, fungsi ini tak kontinu pada bola
dengan pusat doi titik asal dan jari-jari 1.
2 𝑓(𝑎 + ℎ, 𝑏) − 𝑓(𝑎, 𝑏)
𝑓𝑥 (𝑎, 𝑏) = lim
ℎ→0 ℎ
Dengan cara yang serupa, turunan parsial dari f terhadap y di (a,b). dinyatakan dengan
𝑓𝑥 (𝑎, 𝑦), diperoleh dengan membuat x tetap. (x=a) dan mencari turunan biasa di b dari
fungsi C(y)=f(a,y).
3 𝑓(𝑎, 𝑏 + ℎ) − 𝑓(𝑎, 𝑏)
𝑓𝑦 (𝑎, 𝑏) = lim
ℎ→0 ℎ
Jika sekarang kita memisalkan titik (a,b) berubah-ubah dalam Persamaan 2 dan 3, 𝑓𝑥 dan
𝑓𝑦 mnejadi fungsi dua variabel.
𝑓(𝑥 + ℎ, 𝑦) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑓 (𝑥, 𝑦 + ℎ) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = lim
ℎ→0 ℎ
Terdapat banyak notasi alternative untuk turunan parsial. Misalnya alih-alih 𝑓𝑥 kita dpaat
𝜕𝑓
menuliskan 𝑓1 atau 𝐷1 𝑓 untuk menunjukkan pendifferensial variabel pertama atau 𝜕𝑥.
𝜕𝑓
Tetapi 𝜕𝑥 disini tidak dapat ditafsirkan sebagai rasio differensial.
Notasi untuk Turunan Parsial. Jika z = f(x,y), kita tuliskan :
𝜕𝑓 𝜕 𝜕𝑧
𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = 𝑓𝑥 = = 𝑓 (𝑥, 𝑦) = = 𝑓1 = 𝐷1 𝑓 = 𝐷𝑥 𝑓
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑓 𝜕 𝜕𝑧
𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = 𝑓𝑦 = = 𝑓 (𝑥, 𝑦) = = 𝑓2 = 𝐷2 𝑓 = 𝐷𝑦 𝑓
𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦
Untuk menghitung turunan parsial, yang harus kita lakukan adalah mengingat dari
Persamaan 1 bahwa turunan parsial terhadap x tidak lain adalah turunan biasa dari fungsi
g dari variabel tunggal yang kita peroleh dengan membuat y tetap. Jadi, kita mempunyai
aturan berikut.
ditafsirkan sebagai laju perubahan w terhadap x ketika y dan z dianggap tetap. Tetapi
kita tidak dapat menafsirkannya secara geometric karena grafik f terletak di ruang
empat dimensi.
Umumnya, jika u adalah fungsi n variabel 𝑢 = 𝑓 (𝑥1 , 𝑥2 , … . . 𝑥𝑛 ), turunan
parsialnya terhadap variabel xi ke-I adalah
𝜕𝑢 𝜕𝑓
= = 𝑓𝑥𝑖 = 𝑓𝑖 = 𝐷𝑖 𝑓
𝜕𝑥𝑖 𝜕𝑥𝑖
𝜕 𝜕𝑓 𝜕2𝑓 𝜕2𝑧
(𝑓𝑥 )𝑥 = 𝑓𝑥𝑥 = 𝑓11 = ( )= 2= 2
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕 𝜕𝑓 𝜕2𝑓 𝜕2𝑧
(𝑓𝑥 )𝑦 = 𝑓𝑥𝑦 = 𝑓12 = ( )= =
𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥
𝜕 𝜕𝑓 𝜕2𝑓 𝜕2𝑧
(𝑓𝑦 )𝑥 = 𝑓𝑦𝑥 = 𝑓21 = ( )= =
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝜕 𝜕𝑓 𝜕2𝑓 𝜕2 𝑧
(𝑓𝑦 )𝑦 = 𝑓𝑦𝑦 = 𝑓22 = ( )= 2= 2
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝜕2 𝑧
Jadi, notasi 𝑓𝑥𝑦 (atau 𝜕𝑦 𝜕𝑥) bermakna bahwa pertama kita mendiferensialkan terhadap x
Turunan Parsial lebih dari orde 3 atau lebih tinggi dapat juga didefinisikan. Misalnya :
𝜕 𝜕2𝑓 𝜕3𝑓
𝑓𝑥𝑦𝑦 = (𝑓𝑥𝑦 )𝑦 = ( )= 2
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥
5 ∆𝑦 = 𝑓 ′ (𝑎)∆𝑥 + 𝜀 → 0 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑦𝑎 ∆𝑥 → 0
Sekarang tinjau fungsi dua variabel z = f(x,y) dan andaikan x berubah dari 𝑎 𝑘𝑒 𝑎 +
∆𝑥 dan y berubah 𝑏 𝑘𝑒 𝑏 + ∆𝑦. Maka pertambahan (increment) z terkaitnya adalah
8 Teorema Jika turunan parsial 𝑓𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑦 ada dekat (a,b) dan kontinu di
(a,b) , maka f terdiferensiasi di (a,b)
VI. DIFERENSIAL TOTAL
Untuk fungsi satu variabel, y=f(x), kita definisikan diferensial dx sebagai variabel
bebas; artinya dx dapat diberikan nilai dari sebarang bilangan real. Diferensial dari y
dengan demikian didefinisikan sebagai :
9 𝑑𝑦 = 𝑓 ′ (𝑥 )𝑑𝑥
Untuk fungsi dua variabel, z = f(x,y), kita definisikan diferensial dx dan dy sebagai
variabel bebas; artinya mereka dapat diberikan sebarang nilai. Maka diferensial dz, juga
disebut diferensial total , didefinisikan oleh
10 𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑑𝑧 = 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 + 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑦 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑦
Dan linearisasi f(x,y,z) adalah ruas kanan dari persamaan ini. Jika w=f(x,y,z),
maka pertambahan w adalah
=
VII. INTEGRAL LIPAT-DUA PADA PERSEGI PANJANG
A. Telaah-Ulang Integral Tentu
∑ 𝑓(𝑥𝑖̂ )∆𝑥
𝑖=1
𝑏 𝑛
Intuisi kita memberitahu bahwa hampiran yang diberikan menjadi lebih baik begitu m
dan n menjadi lebih besar sehingga kita akan mengharapkan
𝑚 𝑛
Dapat dibuktikan bahwa limit dalam definisi di atas ada jika f fungsi kontinu. (Limit
juga ada untuk beberapa fungsi tak kontinu selama fungsi cukup “berkelakuan baik”.
𝑚 𝑛
𝑉 = ∬ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
Jumlah pada
𝑚 𝑛
Disebut Jumlah Riemann ganda dan digunakan sebagai hampiran untuk nilai
integral lipat-dua. Jika f kebetulan berupa fungsi positif , maka jumlah Riemann ganda
menyatakan jumlah volume kolom adalah hampiran untuk volume di bawah grafik.
Contoh : Jika 𝑅 = {(𝑥, 𝑦)|−1 ≤ 𝑥 ≤ 1, −2 ≤ 𝑦 ≤ 2}, hitunglah integral
∬ √1 − 𝑥 2 𝑑 𝐴
Penyelesaian :
√1 − 𝑥 2 ≥ 0 kita dapat menghitung integral tersebut dengan menafsirkannya sebagai
suatu volume. Jika 𝑧 = √1 − 𝑥 2 ,maka 𝑥 2 + 𝑧 2 = 1 dan 𝑧 ≥ 0, sehingga integral
lipat-dua yang diberikan menyatakan volume benda pejal S yang terletak dibawah
silinder lingkaran 𝑥 2 + 𝑧 2 = 1 dan di atas segiempat R. volume S adalah luas
setenagh lingkaran dengan jari-jari 1 kali panjang silinder, jadi :
1
∬ √1 − 𝑥 2 𝑑 𝐴 = 𝜋(1)2 𝑥 4 = 2𝜋
2
1
∬[𝑓(𝑥, 𝑦) + 𝑔(𝑥, 𝑦)]𝑑𝐴 = ∬ 𝑓 (𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 + ∬ 𝑔(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
2
∬ 𝑐𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = 𝑐 ∬ 𝑓 (𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 dengan c 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎.
3
∬ 𝑓 (𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 ≥ ∬ 𝑔(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
VIII. INTEGRAL BERULANG
Andaikan bahwa f adalah fungsi dua variabel yang kontinu pada segiempat R = [a,b] x
[c ,d]. kita gunakan notasi f(x,y) dy untuk menandakan bahwa x dipegang tetap dan f(x,y)
di integralkan terhadap y mulai dari y=c sampai ke y=d. prosedur ini disebut
pengintegralan parsial terhadap y .
𝑑 𝑏 𝑑 𝑏
∫ ∫ 𝑥 2 𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
0 1
Penyelesaian :
Dengan menganggap x sebagai konstanta, kita peroleh
2 𝑦=2
𝑦2
∫ 𝑥 2 𝑦 𝑑𝑦 = [𝑥 2 ]
2 𝑦=1
1
22 12 3
= 𝑥 ( ) − 𝑥 ( ) = 𝑥2
2
2
2 2 2
3
Jadi, fungsi A dalam dalam pembahasan sebelum ini diberikan oleh 𝐴(𝑥 ) = 2 𝑥 2 dalam
contoh ini.
Sekarang kita integralkan fungsi x ini mulai dari 0 sampai 3 :
3 2 3 2
∫ ∫ 𝑥 2 𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ∫ [∫ 𝑥 2 𝑦 𝑑𝑦] 𝑑𝑥
0 1 0 1
3 3
2
3 𝑥3 27
∫ [ 𝑥 2 𝑑𝑥] = [ ] =
2 1 2 0 2
0
IX. INTEGRAL LIPAT DUA PADA DAERAH UMUM
Tidak hanya daerah segiempat R tetapi juga pada daerah D yang berbentuk lebih umum.
Daerah bidang D disebut Jenis I jika daerah bidang itu terletak di antara grafik dua fungsi
x yang kontinu, artinya :
𝐷 = {(𝑥, 𝑦)|𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏, 𝑔1 (𝑥 ) ≤ 𝑦 ≤ 𝑔2 (𝑥 )}
𝐷 = {(𝑥, 𝑦)|𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏, 𝑔1 (𝑥 ) ≤ 𝑦 ≤ 𝑔2 (𝑥 )}
Maka
𝑏 𝑔2 (𝑥)
Kita juga meninjau daerah bidang jenis II yang dapat dinyatakan sebagai :
𝑑 ℎ2(𝑦)
Contoh : Hitunglah ∬(𝑥 + 2𝑦)𝑑𝐴 dengan D adalah daerah yang dibatasi oleh parabola
y=2x2 dan y= 1 + x2.
Penyelesaian :
Pabaola saling berpotongan ketika 2x2 = 1 + x2, artinya x2=1, sehingga 𝑥 = ±1. Kita catat
bahwa daerah D adalah daerah jenis I bukan daerah jenis II dan kita dpaat menuliskan.
𝐷 = {(𝑥, 𝑦)| − 1 ≤ 𝑥 ≤ 1, 2𝑥 2 ≤ 𝑦 ≤ 1 + 𝑥 2 }
Karena perbatasan bawah adalah y= 2x2 dan perbatasan atas adalah y=1+x2.
1 1+𝑥 2
∬(𝑥 + 2𝑦)𝑑𝐴 = ∫ ∫ (𝑥 + 2𝑦)𝑑𝑦 𝑑𝑥
−1 2𝑥 2
1
𝑦=1+𝑥 2
= ∫ [𝑥𝑦 + 𝑦 2 ]𝑦=2𝑥 2 𝑑𝑥
−1
1
= ∫ [𝑥(1 + 𝑥 2 ) + (1 + 𝑥 2 ) − 𝑥(2𝑥 2 ) − (2𝑥 2 )2 ]𝑑𝑥
−1
1
= ∫ (−3𝑥 4 − 𝑥 3 + 2𝑥 2 + 𝑥 + 1) 𝑑𝑥
−1
1
𝑥5 𝑥4 𝑥3 𝑥2 32
= [−3 − + 2 + + 𝑥] =
5 4 3 2 −1
15
1
∬[𝑓(𝑥, 𝑦) + 𝑔(𝑥, 𝑦)]𝑑𝐴 = ∬ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 + ∬ 𝑔(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
2
∬ 𝑐𝑓 (𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = 𝑐 ∬ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
3
∬ 𝑓 (𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 ≥ ∬ 𝑔(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
4
∬ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = ∬ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 + ∬ 𝑓 (𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
Sifat 4 dapat digunakan utnuk menghitung integral lipat 2 pada daerah D yang
bukan jenis I dan jenis II tetapi dapatdikespresikan sebagai gabungan antara jenis I
atau jenis II.
Sifat berikutnya mengatakan bahwa jika kita mengintegralkan fungsi konstan
f(x,y) = 1 pada daerah D, kita peroleh luas D :
5
∬ 1 𝑑𝐴 = 𝐴(𝐷)
Misalnya, jika D adalah daerah jenis I dan kita masukkan f(x,y) dalam rumus maka
didapat penggabungan natara rumus 2,3 dan 5 yaitu :
Ahli fisika juga meninjau jenis kerapatan lain, yang dapat diperlakukan
dengan cara sama. Misalnya, jika muatan listrik di distribusikan pada daerah D dan
kerapatan muatan (dalam satuan muatan tiap satuan luas) diberikan oleh 𝜎(𝑥, 𝑦) di
titik (x,y) dalam D, maka muatan total Q diberikan oleh :
𝑄 = ∬ 𝜎(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
Contoh : Muatan didistribusikan pada daerah segitiga D agar kerapatan muatan di
(x,y) adalah 𝜎 (𝑥, 𝑦) = 𝑥𝑦, diukur dalam coloumb tiap meter persegi (C/m2). Carilah
muatan totalnya.
Penyelesaian :
1 1
5
𝑄 = ∬ 𝜎(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 = ∫ ∫ 𝑥𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = 𝐶𝑜𝑙𝑜𝑢𝑚𝑏
0 1−𝑥 24
𝑚 𝑛
Kita definisikan pusat massa (𝑥̅ , 𝑦̅) sehingga 𝑚𝑥̅ = 𝑀𝑦 dan 𝑚𝑦̅ = 𝑀𝑥.
Koordinat (𝑥̅ , 𝑦̅) pusat massa dari lamina yang menempati daerah D dan
mempunyai fungsi kerapatan 𝜌(𝑥, 𝑦) adalah
𝑀𝑦 1
𝑥̅ = = ∬ 𝑥𝜌(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝑚 𝑚
𝑀𝑥 1
𝑦̅ = = ∬ 𝑦𝜌(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝑚 𝑚
𝑚 = ∬ 𝜌(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
Momen Inersia
Momen Inersia (juga disebut momen kedua) dari partikel bermassa m terhadap
suatu sumbu didefinisikan sebagai mr2, dengan r adalah jarak dari partikel ke sumbu.
Hasilnya adalah momen inersia lamina terhadap sumbu-x .
𝑚 𝑛
2
𝐼𝑥 = lim ∑ ∑(𝑦𝑖𝑗̂ ) 𝜌(𝑥𝑖𝐽̂ , 𝑦𝑖𝐽̂ )∆𝐴 = ∬ 𝑦 2 𝜌(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝑚,𝑛→∞
𝑖=1 𝑗=1
𝑚𝑅2 = 1
Peluang
Meninjau fungsi kerapatan peluang f dari variabel acak kontinu x. ini bermakna
∞
bahwa 𝑓(𝑥) ≥ 0 untuk semua x, ∫−∞ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 = 1 dan peluang bahwa x terletak di
antara a dan b ditemukan dengan mengintegralkan mulai dari a ke b.
𝑏
𝑃(𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏) = ∫ 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥
𝑎
Fungsi kerapatan peluang pada daerah D adalah khususnya jika daerah berupa
segiempat, peluang bahwa x terletak di antara a dan b serta y terletak antara c dan d
adalah
𝑏 𝑑
𝑃(𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏, 𝑐 ≤ 𝑦 ≤ 𝑑 ) = ∫ ∫ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑎 𝑐
Model waktu tunggu dengan menggunakan fungsi kerapatan eksponensial
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡 < 0
𝑓(𝑥 ) = { −1 −𝑡/𝜇
𝜇 𝑒 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡 ≥ 0
Nilai Ekspektasi
Jika x dan y adalah variabel acak dengan fungsi kerapatan bersama f , kita
definisikan rata-rata X (X-mean) dan rata-rata Y (Y-mean), disebut juga nilai
ekspektasi dari x dan y dengan :
𝜇1 = ∬ 𝑥𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝜇2 = ∬ 𝑦𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
1 2 /(2𝜎 2 )
𝑓 (𝑥 ) = 𝑒 −(𝑥−𝜇)
𝜎√2𝜋
𝐵 = {(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏, 𝑐 ≤ 𝑦 ≤ 𝑑, 𝑟 ≤ 𝑧 ≤ 𝑠}
Kita definisikan integral lipat tiga sebagai limit dari jumlah Riemann rangkap tiga
Sama seperti integral lipat dua, metode praktis perhitungan integral lipat tiga adalah
menyatakannyasebagai integral berulang sebagai berikut :
Teorema Fubini untuk Integral Lipat Tiga Jika f kontinu pada kotak B =
[a,b] x [c,d] x [r,s], maka
𝑠 𝑑 𝑏
∭ 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉 = ∫ ∫ ∫ 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
𝑟 𝑐 𝑎
Contoh : Hitunglah integral lipat tiga ∭ 12𝑥𝑦 2 𝑧 3 𝑑𝑉 dengan B adalah kotak segiempat
yang diberikan oleh
Penyelesaian :
Kita dapat menggunakan salah satu dari enam urutan integral yang mungkin.
Jika kita memilih untuk mengintegralkan terhadap x, kemudian y dan kemudian z, kita
peroleh
2 1 2
2 1
2 1
= ∫ ∫ 24𝑦 2 𝑧 3 𝑑𝑦𝑑𝑧
−1 0
= ∫[8𝑦 3 𝑧 3 ]10 𝑑𝑧
−1
= ∫[8(1)3 𝑧 3 ] − [0] 𝑑𝑧
−1
= ∫ 8𝑧 3 𝑑𝑧
−1
= [2𝑧 4 ]2−1
= [2(2)4 − 2(−1)4 ]
= 30
Daerah Pejal E dikatakan sebagai berjenis 1 jika daerah ini terletak di antara grafik
dua fungsi kontinu x dan y maka :
Makna dari integral sebelah dalam pada ruas kanan persamaan di atas adalah bahwa x
dan y dipegang tetap, dan karenanya 𝑢1 (𝑥, 𝑦) dan 𝑢2 (𝑥, 𝑦) dipandang sebagai konstanta,
selama 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) diintegralkan terhadap z.
Daerah Pejal E dikatakan sebagai berjenis II jika daerah ini terletak di antara grafik dua
fungsi kontinu x dan y maka :
Daerah Pejal E dikatakan sebagai berjenis III jika daerah ini terletak di antara grafik dua
fungsi kontinu x dan y maka :
𝑢2 (𝑥,𝑧)
∭ 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉 = ∬ [∫ 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑦] 𝑑𝐴
𝑢1(𝑥,𝑧)
𝑉 (𝐸 ) = ∭ 𝑑𝑉
(Perhatikan bahwa kita tidak perlu menggunakan integral lipat untuk menghitung
volume. Integral ini hanyalah metode alternative untuk penyusunan integral).
Semua penerapan integral lipat dua dalam subbab sebelumnya dapat langsung
diperluas ke integral lipat tiga. Misalnya, jika fungsi kerapatan dari benda pejal yang
menempati daerah E adalah 𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧), dalam satuan massa tiap satuan volume, di
sebarang titik (x,y,z) yang diberikan, maka massa nya adalah
𝑚 = ∭ 𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
𝑀𝑥𝑧 = ∭ 𝑦𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
𝑀𝑥𝑦 = ∭ 𝑧𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
𝑀𝑦𝑧
𝑥̅ =
𝑚
𝑀𝑥𝑧
𝑦̅ =
𝑚
𝑀𝑥𝑦
𝑧̅ =
𝑚
Jika kerapatannya, pusat massa benda pejal disebut sentroid dari E. Momen Inersia
terhadap tiga bidang koordinat adalah :
𝐼𝑋 = ∭(𝑦 2 + 𝑧 2 )𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
𝐼𝑌 = ∭(𝑥 2 + 𝑧 2 )𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
𝐼𝑍 = ∭(𝑥 2 + 𝑦 2 )𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
Seperti dalam subbab sebelumnya di integral lipat dua, muatan listrik total pada
suatu benda pejal yang menempati daerah E dan mempunyai kerapatan muatan
𝜎(𝑥, 𝑦, 𝑧) adalah
𝑄 = ∭ 𝜎(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
Khususnya,
𝑏 𝑑 𝑠
𝑃(𝑎 ≤ 𝑋 ≤ 𝑏, 𝑐 ≤ 𝑌 ≤ 𝑑, 𝑟 ≤ 𝑍 ≤ 𝑠) = ∫ ∫ ∫ 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑎 𝑐 𝑟