Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

Disusun Oleh:

Nama : Annisa Syabani

Kelas : 2EB13

NPM : 20219930

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan sehat-Nya,


sehingga makalah “Hukum Dalam Aspek Ekonomi” dapat diselesaikan.penulis
berharap makalah tentang Anti monopoli dan persaingan usaha ini dapat menjadi
referensi para pembaca.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena


kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. semoga makalah ini dapat


bermanfaat.

Bekasi, 5 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Hal – hal yang dikecualikan dari undang – undang antimonopoli .............................. 3

2.2 Komisi Pengawasan Persaingan Usaha ....................................................................... 4

2.3 Sanksi .......................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan bisnis yang melaju cepat di Dunia, terutama di indonesia membuat
ketentuan Pasal 1365 KUHP Perdata dan Pasal 362 KUHP tidak mampu dalam mengcover
perkembangan praktek persaingan dan anti monopoli. tanpa dibuatnya Undang-undang
baru yang dapat menjadi payung untuk menjamin persaingan usaha yang sehat,
dikhawatirkan akan muncul monopoli - monopoli pasar yang nantinya justru akan
merugikan masyarakat sebagai konsumen itu sendiri.
Akhirnya untuk menyehatkan iklim persaingan dunia usaha ini, perlu dibentuk
Undang - Undang anti monopoli. Substansi Undang - Undang ini cukup memadai dan
mencangkup pengaturan tentang larangan membuat perjanjian Oligopoli, penetapan harga,
pembagian wilayah, pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, integrasi vertikal, perjanjian
tertutup, dan perjanjian luar negeri yang menimbulkan monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat. bentuk pelanggaran yang tidak diperbolehkan adalah monopoli, monopsoni,
penguasaan pasar, dan persekongkolan. Dan untuk mengawasi pelaksaan Undang - Undang
ini dibentuk Komisi pengawas persaingan Usaha sebagai "lembaga independen yang
terlepas dari pengaruh pemerintah serta pihak lain dan bertanggung jawab kepada presiden"
(Emil Salim, 2000:111).
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya memiliki inisiatif untuk membuat
suatu Undang-Undang yang dapat mencegah monopoli itu terjadi, dan dengan persetujuan
dari presiden, lahir Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang Mulai efektif berlaku sejak tanggal 5
Maret 2000

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja hal-hal yang dikecualikan dari UU anti monopoli?

2. Apa itu KPPU?

3. Bagaimana sanksi terhadap praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui hal-hal yang dikecualikan dari UU anti monopoli

2. Untuk mengetahui pengertian KPPU

3. Untuk mengetahui sanksi terhadap praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hal – hal yang dikecualikan dari undang – undang antimonopoli

Hal-hal yang dikeculikan dari undang-undang Monopoli, antara lain


perjanjian-perjanjian yang dikecualikan, perbuatan yang dikecualikan, perjanjian dan
perbuatan yang dikecualikan.

1. Penjanjian yang Dikecualikan


a. Perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual, termasuk
lisensi, paten, merek dagang, hak cipta, desain produk industri, rangkaian
elektronik terpadu, dan rahasia dagang.
b. Perjanjian yang berkaitan dengan waralaba
c. Perjanjian penetapan standar teknis produk barang dan/atau jasa yang tidak
mengekang dan/atau menghalangi persaingan.
d. Perjanjian dalam rangka keagenan yang isinya tidak memuat ketentuan untuk
memasok kembali barang dan/atau jasa dengan harga yang lebih rendah dari
harga yang telah diperjanjikan.
e. Perjanjian kerja sama penelitian untuk peningkatan atau perbaikan standar
hidup masyarakat luas.
2. Perbuatan yang Dikecualikan.
a. Perbuatan pelaku usaha yang tergolong dalam pelaku usaha.
b. Kegiatan usaha koperasi yang secara khusus bertujuan untuk melayani
anggota.
3. Perbuatan dan/atau Perjanjian yang Diperkecualikan
a. Perbuatan atau perjanjian yang bertujuan untuk melaksanakan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
b. Perbuatan dan/atau perjanjian yang bertujuan untuk eksport dan tidak
mengganggu kebutuhan atau pasokan dalam negeri.

3
2.2 Komisi Pengawasan Persaingan Usaha

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) adalah sebuah lembaga


independen di Indonesia yang dibentuk untuk memenuhi amanat Undang-Undang No. 5
Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. KPPU
merupakan lembaga independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah
serta pihak lainnya atau dengan kata lain KPPU hanya bertanggung jawab kepada
Presiden.

1. Visi dan Misi KPPU


Sebagaimana Renstra KPPU 2020-2024, Visi KPPU sejalan dengan Visi Presiden
dan Wakil Presiden 2020–2024 yakni “Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan gotong-royong”. Visi ini sejalan dengan prioritas
pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro, program-program Kementerian
dan Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, dan lintas wilayah serta kerangka
kelembagaan, kerangka regulasi, dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
serta masih sejalan dengan tema pembangunan RPJMN 2020-2024 yang menekankan
pada investasi dan percepatan pembangunan infrastruktur.
Dalam pencapaian Visi tersebut, maka KPPU turut mengacu kepada Sembilan Misi
Presiden dan Wakil Presiden 2020-2024 sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya;dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan
Misi tersebut sejalan dengan program pembangunan dalam Peraturan Presiden
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024. Dalam hal ini, KPPU dalam RPJMN 2020-2024 memberikan
kontribusi pada pencapaian Sembilan Misi Presiden dan Wakil Presiden

4
2. Tujuan KPPU
Rumusan tujuan untuk mendukung upaya visi, misi dalam Rencana Strategis KPPU
2020-2024 yaitu: “Meningkatkan persaingan usaha dan kemitraan sehat untuk
mendorong perekonomian nasional yang berkeadilan dan berkesinambungan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat” Tujuan tersebut selaras dengan tugas pokok dan
fungsi KPPU dalam struktur organisasi yang diatur Peraturan Komisi Nomor 1 Tahun
2019 (Perkom No. 1/2019), adalah:
(i) Meningkatkan kepastian penegakan hukum persaingan usaha untuk menjamin
iklim investasi yang sehat dengan advokasi nilai-nilai persaingan usaha yang
sehat, penegakan hukum persaingan usaha dan pengawasan pelaksanaan
kemitraan yang sehat; dan
(ii) Meningkatkan kualitas layanan manajemen baik internal maupun eksternal.

3. Tugas dan Wewenang


Undang-undang No. 5 Tahun 1999, menjelaskan bahwa tugas dan wewenang Komisi
Pengawas Persaingan Usaha adalah sebagai berikut:
1. Tugas
a. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16
b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24
c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi
dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai
dengan Pasal 28
d. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur
dalam Pasal 36
e. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang
berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
f. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-
undang ini

5
g. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden
dan Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Wewenang
a. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
b. Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau
tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
c. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh
masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai
hasil penelitiannya
d. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau
tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
e. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan undang-undang ini
f. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
dianggap mengetahuipelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini
g. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi
ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak
bersedia memenuhi panggilan Komisi
h. Meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan
penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar
ketentuan undang-undang ini
i. Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain
guna penyelidikan dan atau pemeriksaan
j. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku
usaha lain atau masyarakat
k. Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga
melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
l. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang
melanggar ketentuan Undang-undang ini.

6
2.3 Sanksi

Bagian Pertama Tindakan Administratif (Pasal 47)

(1) Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap


pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.

(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:

a. Penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sampai


dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16; dan atau

b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 14; dan atau

c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang terbukti


menimbulkan praktek monopoli dan atau menyebabkan persaingan usaha tidak
sehat dan atau merugikan masyarakat; dan atau
d. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi
dominan; dan atau
e. Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan
pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28; dan atau
f. Penetapan pembayaran ganti rugi; dan atau
g. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dan setinggi-tingginya Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah).
Bagian Kedua Pidana Pokok (Pasal 48)
1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4, Pasal 9 sampai dengan Pasal 14, Pasal 16
sampai dengan Pasal 19, Pasal 25, Pasal 27, dan Pasal 28 diancam pidana denda
serendah-rendahnya Rp25.000.000.000 (dua puluh lima miliar rupiah) dan setinggi-
tingginya Rp100.000.000.000 (seratus miliar rupiah), atau pidana kurungan
pengganti denda selama-lamanya 6 (enam) bulan.
2) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 sampai dengan Pasal 8, Pasal 15, Pasal 20
sampai dengan Pasal 24, dan Pasal 26 Undang-Undang ini diancam pidana denda
serendah-rendahnya Rp5.000.000.000 ( lima miliar rupiah) dan setinggi-tingginya
Rp25.000.000.000 (dua puluh lima miliar rupialh), atau pidana kurungan pengganti
denda selama-lamanya 5 (lima) bulan.

7
3) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41 Undang-undang ini diancam pidana denda
serendah-rendahnya Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah) dan setinggi-tingginya
Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda
selama-lamanya 3 (tiga) bulan.

Bagian Ketiga Pidana Tambahan (Pasal 49)


Sanksi tambahan sesuai dalam Pasal 48 juga dapat dikenakan pidana berupa:
a) Pencabutan izin usaha; atau
b) Larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap
undang-undang ini untuk menduduki jabatan direksi/komisaris sekurang-kurangnya
2(dua) tahun dan selama-lamanya 5(lima) tahun; atau
c) Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian
pada pihak lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

E. Kartika Sari, A. Simangunsong. Hukum dalam Ekonomi. Jakarta. PT. Grasindo. 2008.

Hal 180

KPPU, https://kppu.go.id/visi-dan-misi/ diakses 5/07/2021

KPPU, https://kppu.go.id/tugas-dan-wewenang/ diakses 5/07/2021

UU No.5 Tahun 1999, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,

Bab VIII, Pasal 47

UU No.5 Tahun 1999, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,

Bab VIII, Pasal 48

UU No.5 Tahun 1999, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,

Bab VIII, Pasal 49

Anda mungkin juga menyukai