Pembibitan Kelapa Sawit
Pembibitan Kelapa Sawit
Pembibitan merupakan kegiatan awal di lapangan bertujuan untuk mempersiapkan bibit saiap
tanam. Pembibitan harus sudah dipersiapkan sekitar 1 tahun sebelum penanaman di lapangan agara
bibit yang di tanam memenuhi syarat baik umur maupun ukurannya (Setyamidjaja,2006). Pemilihan
bibit sangat penting. Perusahaan harus memilih bibit unggul agar produktivitas dan kualitas tanaman
kelapa sawit tinggi (Pardamean,2008). Pembibitan tanaman kelapa sawit dilakukan dengan sistem
dua tahap yaitu pembibitan awal (Prenursery) dan pembibitan utama (Main nursery) (Sastrosayono,
2010).
2. Perlakuan Pemupukan
Respon tanaman terhadap pemberian pupuk tergantung pada keadaan tanaman dan ketersediaan
hara di dalam tanah, Semakin besar respon tanaman, semakin banyak unsur hara dalam tanah
(pupuk) yang dapat diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan dan produksi (Arsyad,2012).
Penggunaan pupuk anorganik di pembibitan sangat dianjurkan pada pembibitan tanaman tahunan
seperti kelapa sawit, dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan mutu bibit kelapa sawit
(Jannah, 2012). Selama tiga bulan di prenursery biasanya bibit tidak dipupuk. Namun, jika tampak
gejala kekurangan hara dengan gejala seperti daun menguning, bibit perlu dipupuk menggunakan
pupuk N dalam bentuk cair. Konsentrasi pupuk urea atau pupuk majemuk sekitar 0,2% atau 2 gram
per liter air untuk 100 bibit. Pupuk diaplikasikan melalui daun dengan cara disemprot pada bibit
berumur lebih dari satu bulan atau telah memiliki tiga helai daun.
Frekuensi pemupukan dilakukan seminggu sekali. Pemberian pupuk pada tanaman kelapa sawit
pasca genangan sangat diperlukan, mengingat berkurangnya ketersediaan unsur hara akibat
genangan tersebut. Pemberian pupuk biasanya dirancang untuk mengoptimumkan efisiensi
penggunaan pupuk (Dewi, 2009).
4. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan atau pengiriman bibit dari dari prenursery ke main nursery dengan memasukkan
babybag ke dalam peti kayu berukuran 66,5 x 42 x 27,5 cm. Setiap peti kayu dapat memuat 35 bibit.
Pengangkutan harus berhati-hati dan bibit harus segera ditanam dimain nursery.
· Pembibitan Main Nursery
Pemilihan lokasi main nursery merupakan faktor yang sangat penting. Lokasi yang tepat akan
memudahkan pekerjaan di pembibitan dalam menghasilkan bibit yang memenuhi syarat kualitas dan
kuantitas. Kriteria lokasi pembibitan main nursey yaitu letak pre nursery dekat dengan main
nursery, areal harus rata, dekat dengan sumber air dan bebas dari hama penyakit.
Setelah lokasi pembibitan diperoleh, maka bahan – bahan untuk media tanam harus disiapkan, yaitu
penyiapan tanah yang berasal dari lapisan top soil. Kemudian tanah diayak menggunakan ayakan
dari kawat agar tanah bersih dari kotoran seperti batu atau bekas akar. Lalu tanah dicampur dengan
pupuk RP sebanyak 5 kg/ton tanah.
Kemudian polybag berukuran 45 x 50 cm dan tebal 0,2 mm disediakan dan dilubangi sebanyak 60 –
80 lubang. Polybag lalu diisi tanah tadi hingga setengah polybag, dipadatkan dan setelah itu diisi
hingga penuh dan sisakan + 2 cm dari bibir polybag. Setelah itu, areal sebelumnya harus telah
dipancang menggunakan jarak tanam 90 x 90 x 90 cm atau segitiga sama sisi. Jarak antar barisan
0.867 x 90 cm = 77,9 cm (78 cm) atau menyesuaikan dengan luas areal. Pancang lurus ke semua
arah, bertujuan untuk keseimbangan pertumbuhan dan kemudahan pemeliharaan. Tiap petak
disusun 5 baris polybag dan per barisnya 40 atau 50 bibit. Antara 2 petak dipisah dengan membuang
barisan ke 6 dan kelipatannya.
Pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery dilakukan saat bibit berumur antara bulan yaitu
pada saat bibit berdaun 2 – 3 helai. Bibit yang dipindah lebih dahulu diseleksi. Pengangkutan bibit
menggunakan kotak papan yang memuat 30 – 35 polybag. Sehari sebelum dipindahkan
(transplanting) ke polybag besar, bibit daripre nursey harus disiram terlebih dahulu. Pembibitan di
main nursery ini juga membutuhkan pemeliharaan yang meliputi sebagai berikut.
2. Perlakuan Pemupukan
Biaya pupuk dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit secara intensif sekitar 50-70% dari biaya
pemeliharaan dan 25% dari seluruh biaya produksi (Kasno,2011). Dosis dan jadwal pemupukan
sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit. Dimain nursery, lebih dianjurkan untuk
menggunakan pupuk mejemuk N-P-K-Mg dengan komposisi 15-15-6-4 atau 12-12-17-2, serta
ditambah Kieserite (pupuk yang mengandung unsur Ca dan Mg).
3. Pemberian Mulsa
Pemberian mulsa adalah pemberian penutup tanah pada polybag. Pemberian mulsa ini
brfungsi untuk mengurangi penguapan, menekan pertumbuhan gulma dan mencegah terkikisnya
tanah pada polybag akibat percikan air saat penyiraman ataupun air hujan. Mulsa berupa tandan
kosong sawit dan setiap polybag membutuhkan 500 gr mulsa yang diletakkan di sekeliling
permukaan polybag.
5. Perlakuan Seleksi
Seleksi atau Thinning Out (TO) dilakukan berdasarkan ukuran pertumbuhan dan kondisi
tanamannya. Pada kegiatan seleksi bibit, ciri-ciri bibit yang jelek adalah bibit kerdil, daun bergulung,
anak daun rapat dan pendek karena teserang hama atau penyakit. Bibit seperti inilah yang harus di
buang
6. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit harus dapat menjamin bibit tidak rusak dan tidak layu karena terkena panas atau
angin kencang. Proses pengangkutan bibit dari lokasi pembibitan main nursery ke lokasi penanaman
dapat berjalan efisien melalui pembagian tugas. Pekerjaan berikut ini seharusnya dibebankan
kepada tenaga kerja yang terpisah.
Contoh :
Luas Areal : 1 Ha
Jarak Tanam : 9m x 9m
2. Segitiga
Untuk lebih mudah memahami perhitungan jumlah populasi kelapa sawit, maka gambarlah segitiga
sama sisi yang mewakili jarak antar tanaman kelapa sawit :
Dimana :
a : Jarak tanam
b : Jarak antar baris yang akan dicari
Rumus :
Perhitungan :
Luas Areal : 1 Ha
Jarak Tanam : 9m x 9m X 9m
Hubungan Jarak Tanam Kelapa Sawit, Pola Tanam dan Populasi Per Hektar Seperti Tabel Berikut :
Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa pola tanam segi tiga terbukti populasi per hektarnya lebih
banyak ± 15%.
Hal ini disebabkan karena pola tanam segi tiga sama sisi dapat memaksimalkan ruang yang ada
dalam menangkap sinar matahari, nutrisi, tanah dan air dengan jalan mengurangi adanya ruang
kosong, seperti gambar di bawah ini.
Kesimpulan :
Dari perhitungan diatas tentunya sistem segitiga sama sisi lebih menguntungkan karena jumlah
populasi yang lebih banyak. selain itu dalam hal persaingan terutama cahaya matahari, tentunya
sistem segitiga lebih unggul karena tajuk tidak saling menutupi.
Soal