BAB 22
“PEMERIKSAAN ABDOMEN”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya
Oleh
Sumanjaya Pratama
21904101069
Pembimbing
dr. Yasmita Rahajeng, Sp.PD
Prosedur
Pasien posisi terlentang, kepala rata/dengan 1 bantal, kedua tangan disisi kanan-kirinya.
Semua bagian abdomen diperiksa termasuk xiphisternum dan mulut hernia.
VU dikosongkan sebelum pemeriksaan
Meliputi 4 tahap: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Inspeksi
Inspeksi abdomen anterior dan posterior
Inspeksi → simetris? bentuk/kontur? ukuran?
kondisi dinding perut (kulit, vena, umbilikus,
striae alba)? dan pergerakan dinding abdomen?
Inspeksi → jaringan parut karena pembedahan?
asimetri abdomen? striae? vena yang
berdilatasi? caput medusae dan obstruksi vena
kava inferior? peristalsis usus? Distensi? dan
hernia?
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Inspeksi
Tidak simetris → tumor/abses/pelebaran lumen usus setempat
Peristaltik terlihat → hiperperistaltik dan dilatasi akibat obstruksi usus
Distensi → ileus paralitik, ileus obstruksi, meteorismus, asites, kistoma ovarii, kehamilan,
penonjolan organ di bawahnya (retensi urin, hipertrofi prostat, kehamilan muda)
Striae alba (garis2 putih) → post gravida, mulanya gemuk, bekas acites.
Striae kemerahan → sindrom Cushing
Dll.
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Auskultasi
Tujuannya untuk memeriksa:
- Suara/bunyi usus: frekuensi dan pitch
meningkat pada obstruksi, menghilang
pada ileus paralitik
- Succussion splash – untuk mendeteksi
obstruksi lambung
Bruit arterial
Venous hum pada kaput medusa
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Auskultasi
Keadaan normal → bising usus ± 3x/menit
Obstruksi usus → bising usus meningkat, disebut borborigmi
Obstruksi usus → suara peristaltik nada tinggi, disebut metallic sounnd
Pasca-operasi/peritonititis generalisata → bising usus melemah/menghilang
Bruit sistolik terdengar → aneurisma aorta/hepatomegali karena hepatoma
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Palpasi
Prosedur:
- Dilakukan secara sistematis dan seksama
- Tanyakan apakah ada daerah yang nyeri tekan
- Perhatikan ekspresi wajah pasien saat palpasi
- Seluruh dinding perut dipalpasi
- Cari adanya pembesaran massa tumor, hepar, limpa, dan vesika felea membesar/teraba
Pemeriksaan ginjal → ballotement positif/negatif? --- dengan palpasi bimanual
PEMERIKSAAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Palpasi
Palpasi dilakukan 2 tahap, yaitu palpasi permukaan (superficial) dan palpasi dalam (deep
palpation)
Palpasi permukaan
- Posisi tangan menempel pada perut
- Palpasi menggunakan ruas terakhir dan ruas tengah jari (bukan ujung jari)
- Tujuannya → orientasi prosedur palpasi
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Palpasi
Palpasi dalam
- Untuk identifikasi kelainan/rasa nyeri
- Tumor → lokasi, ukuran, bentuk, permukaan, nyeri tekan, melekat pada kulit atau tidak,
melekat pada jaringan dasar atau tidak, dapat di”indent”?, berpulsasi (mis. Aneurisma
aorta), terdapat lesi satelit (metastasis), transiluminasi (mis. Kista berisi cairan) dan
adanya bruit.
- Palpasi hepar → fosa iliaka kanan dan bergerak ke atas tiap respirasi.
- Palpasi vesika felea teraba → abnormal
- Palpasi limpa → mulai dekat umbilikus, bergerak ke atas dan kiri, raba saat inspirasi,
- Palpasi ginjal → palpasi bimanual dan pastikan pemeriksaan ballottement.
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Perkusi
Tujuan:
- Mendeteksi kandung empedu atau vesika urinaria, dimana suaranya redup/pekak
- Menentukan ukuran hati dan limpa secara kasar
- Menentukan penyebab distensi abdomen: penuh gas (timpani), massa tumor (redup-
pekak), dan asites
Asites → atas dinding perut timpani dan di sampingnya pekak (shifting dullness).
Fenomena papan catur (chessboar phenomen) → timpani-redup berpindah-pindah, sering
ditemukan pada peritonitis tuberkulosa.
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Hepar
Inspeksi → penonjolan di hipokondrium kanan? (mis. tumor hepar)
Prosedur:
- Pasien posis supine, kedua kaki ditekuk membentuk sudut 45-60derajat
- Pasien tarik napas
- Saat ekspirasi max. jari ditekan ke bawah (ibu jari terlipat di bawah palmar). Kemudian
pada awal inspirasi jari bergerak ke kranial dalam arah parabolik
- Heptomegali → teraba dengan jari pemeriksa
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
Hepar
Hepatomegali? Deskripsikan:
- Berapa lebar jari tangan di bawah lengkung iga kanan?
- Keadaan tepi hati? Tajam pada hepatitis akut dan tumpul pada tumor hati
- Konsistensi? Kenyal (normal), keras (tumor hepar)
- Permukaannya? Tumor hepar permukaannya berbenjol
- Nyeri tekan? Abses hepar, tumor hepar
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
Limpa
Prosedur sama dengan palpasi hepar
Normal → tidak teraba
Palpasi dimulai dari regio iliaka kanan, melewati umbilikus digaris tengah abdomen, menuju
ke lengkung iga kiri
Pembesaran limpa diukur dengan menggunakan garis Schuffner
Palpasi dapat dipermudah dengan memiringkan pasien 45 derajat ke arah kanan
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
Limpa
Setelah tepi bawah limpa teraba, deskripsikan:
- Schuffner?
- Konsistensi? Kenyal (splenomegali karena
hipertensi portal) atau keras (malaria)
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
Ginjal
Organ retroperitoneal → pemeriksaan bimanual
Prosedur:
- Tangan kiri di pinggang belakang dan tangan kanan di dinding abdomen depan
Pembesaran ginjal (tumor/hidronefrosis) → teraba
Ballotement positif → salah satu tangan digerakkan akan teraba benturannya di tangan lain.
Ballotement negatif → normal
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
Pemeriksaan Inguinal
Lakukan inspeksi dan palpasi → untuk melihat adanya pembesaran kelenjar limfe
Periksa adanya hernia inguinal:
- Telunjuk jari diletakkan di inguinal media
- Pasien diminta menarik napas dan mengedan
- Bila teraba benjolan/usus yang keluar di inguinal media → hernia inguinal
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
Perineum
Prosedur:
- Pasien posisi LLD dengan kedua lutut terlipat ke arah dada
- Pemeriksa pakai sarung tangan
- Bokong kanan pasien ditarik ke atas dengan tangan kiri
- Inspeksi perineum → hemorroid eksterna/interna yg prolaps? Fisura ani? Jaringan parut?
Perianal tags? Dermatitis? Keganasan? Ulkus? Tumor?
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
Pemeriksaan anorektal
Prosedur:
- Pasien posisi LLD
- Inspeksi → hemorroid eksterna, keganasan, dll.
- Palpasi → colok dubur (digiti manual atau rectal toucher)
- Pakai handscoon + jeli/vaseline (tangan kanan), oleskan jari telunjuk ke kanan
- Beritahu pasien jika kita mau memasukkan jari ke anus
- Letakkan bagian palmar ujung jari telunjuk ke kanan pada tepi anus secara perlahan agak
memutar sehingga jari tangan masuk ke dalam lumen anus
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
Pemeriksaan anorektal
Nilai:
- Terdapat spasme anus (mis. Pada fisura ani)
- Hemorroid interna + derajatnya, massa tumor, rasa nyeri, mukosa irreguler, pembesaran
prostat.
- Saat jari dikeluarkan → perhatikan adanya darah (merah atau hitam), lendir atau feses
yang menempel.
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
DAFTAR PUSTAKA
Setiati S, Sudoyo AW, Alwi I, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam FA. 2014. Buku. Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 6. Jakarta: Interna Publishing