Anda di halaman 1dari 41

TEXTBOOK READING

BAB 22
“PEMERIKSAAN ABDOMEN”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

Oleh
Sumanjaya Pratama
21904101069

Pembimbing
dr. Yasmita Rahajeng, Sp.PD

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
PENDAHULUAN

 Pemeriksaan abdomen → bagian dari pemeriksaan fisik umum secara


keseluruhan.
 Tujuan → untuk mencari/mengidentifikasi kelainan pada sistem GIT atau
organ lain (sistem ginjal dan saluran kemih) maupun genitalia/perineum
(jarang).
DEFINISI

 Abdomen → rongga (di bawah diafragma-


dasar pelvis).
 Pemeriksaan abdomen → pemeriksaan di
daerah abdomen/perut di bawah arkus kosta
kanan-kiri sampai garis lipat paha atau daerah
inguinal.
PEMBAGIAN REGIONAL ABDOMEN
Epigastrium
Hipokondrium Hipokondrium
Kuadran Kuadran kanan kiri
kanan atas kiri atas
Lumbal kanan Umbilikus Lumbal kiri

Kuadran Kuadran Iliaka Iliaka


kanan bawah kiri bawah kanan kiri
Hipogastrium

Tujuan → untuk peta lokasi rasa nyeri + penjalarannya


PEMBAGIAN REGIONAL ABDOMEN
PEMBAGIAN REGIONAL ABDOMEN

Organ-organ dalam abdomen dapat diproyeksikan pada permukaan abdomen


 Hepar → epigastrium dan hipokondrium kanan
 Gaster → epigastrium
 Limpa → hipokondrium kiri
 Vesika felea → perbatasan hipokondrium kanan dan epigastrium
 Appendiks → iliaka kanan, lumbal kanan, dan bagian bawah daerah umbilikal
PEMBAGIAN REGIONAL ABDOMEN
PEMBAGIAN REGIONAL ABDOMEN

Titik dan garis abdomen yang sudah


disepakati
 Titik Mc Burney → kuadran kanan
bawah (1/3 lateral garus yang
menghubungkan SIAS dan umbilicus.
- Lokasi appendiks
 Garis Schuffner → garis yg
menghubungkan arkus kosta kiri
dengan umbilikus (titik I-IV) dan
diteruskan sampai SIAS kanan (titik V-
VIII)
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Prosedur
 Pasien posisi terlentang, kepala rata/dengan 1 bantal, kedua tangan disisi kanan-kirinya.
 Semua bagian abdomen diperiksa termasuk xiphisternum dan mulut hernia.
 VU dikosongkan sebelum pemeriksaan
 Meliputi 4 tahap: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Inspeksi
 Inspeksi abdomen anterior dan posterior
 Inspeksi → simetris? bentuk/kontur? ukuran?
kondisi dinding perut (kulit, vena, umbilikus,
striae alba)? dan pergerakan dinding abdomen?
 Inspeksi → jaringan parut karena pembedahan?
asimetri abdomen? striae? vena yang
berdilatasi? caput medusae dan obstruksi vena
kava inferior? peristalsis usus? Distensi? dan
hernia?
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Pemeriksaan Inspeksi
 Tidak simetris → tumor/abses/pelebaran lumen usus setempat
 Peristaltik terlihat → hiperperistaltik dan dilatasi akibat obstruksi usus
 Distensi → ileus paralitik, ileus obstruksi, meteorismus, asites, kistoma ovarii, kehamilan,
penonjolan organ di bawahnya (retensi urin, hipertrofi prostat, kehamilan muda)
 Striae alba (garis2 putih) → post gravida, mulanya gemuk, bekas acites.
 Striae kemerahan → sindrom Cushing
Dll.
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Pemeriksaan Auskultasi
 Tujuannya untuk memeriksa:
- Suara/bunyi usus: frekuensi dan pitch
meningkat pada obstruksi, menghilang
pada ileus paralitik
- Succussion splash – untuk mendeteksi
obstruksi lambung
 Bruit arterial
 Venous hum pada kaput medusa
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Pemeriksaan Auskultasi
 Keadaan normal → bising usus ± 3x/menit
 Obstruksi usus → bising usus meningkat, disebut borborigmi
 Obstruksi usus → suara peristaltik nada tinggi, disebut metallic sounnd
 Pasca-operasi/peritonititis generalisata → bising usus melemah/menghilang
 Bruit sistolik terdengar → aneurisma aorta/hepatomegali karena hepatoma
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Pemeriksaan Palpasi
 Prosedur:
- Dilakukan secara sistematis dan seksama
- Tanyakan apakah ada daerah yang nyeri tekan
- Perhatikan ekspresi wajah pasien saat palpasi
- Seluruh dinding perut dipalpasi
- Cari adanya pembesaran massa tumor, hepar, limpa, dan vesika felea membesar/teraba
 Pemeriksaan ginjal → ballotement positif/negatif? --- dengan palpasi bimanual
PEMERIKSAAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Pemeriksaan Palpasi
Palpasi dilakukan 2 tahap, yaitu palpasi permukaan (superficial) dan palpasi dalam (deep
palpation)
 Palpasi permukaan
- Posisi tangan menempel pada perut
- Palpasi menggunakan ruas terakhir dan ruas tengah jari (bukan ujung jari)
- Tujuannya → orientasi prosedur palpasi
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pemeriksaan Palpasi
 Palpasi dalam
- Untuk identifikasi kelainan/rasa nyeri
- Tumor → lokasi, ukuran, bentuk, permukaan, nyeri tekan, melekat pada kulit atau tidak,
melekat pada jaringan dasar atau tidak, dapat di”indent”?, berpulsasi (mis. Aneurisma
aorta), terdapat lesi satelit (metastasis), transiluminasi (mis. Kista berisi cairan) dan
adanya bruit.
- Palpasi hepar → fosa iliaka kanan dan bergerak ke atas tiap respirasi.
- Palpasi vesika felea teraba → abnormal
- Palpasi limpa → mulai dekat umbilikus, bergerak ke atas dan kiri, raba saat inspirasi,
- Palpasi ginjal → palpasi bimanual dan pastikan pemeriksaan ballottement.
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Pemeriksaan Perkusi
 Tujuan:
- Mendeteksi kandung empedu atau vesika urinaria, dimana suaranya redup/pekak
- Menentukan ukuran hati dan limpa secara kasar
- Menentukan penyebab distensi abdomen: penuh gas (timpani), massa tumor (redup-
pekak), dan asites
 Asites → atas dinding perut timpani dan di sampingnya pekak (shifting dullness).
 Fenomena papan catur (chessboar phenomen) → timpani-redup berpindah-pindah, sering
ditemukan pada peritonitis tuberkulosa.
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Beberapa cara pemeriksaan asites


 Pemeriksaan gelombang cairan
 Shifting dullness
 Cairan minimal → pasien posisikan menungging (knee-chest position). Perkusi bagian perut
terbawah
 Cairan minimal → pasien posisikan menungging (knee-chest position). Dengarkan dengan
stetoskop dan diperkusi disebelahnya
 Pasien posisi tegak → perkusi redup didengar di bagian bawah
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Hepar
 Inspeksi → penonjolan di hipokondrium kanan? (mis. tumor hepar)
 Prosedur:
- Pasien posis supine, kedua kaki ditekuk membentuk sudut 45-60derajat
- Pasien tarik napas
- Saat ekspirasi max. jari ditekan ke bawah (ibu jari terlipat di bawah palmar). Kemudian
pada awal inspirasi jari bergerak ke kranial dalam arah parabolik
- Heptomegali → teraba dengan jari pemeriksa
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Hepar
 Hepatomegali? Deskripsikan:
- Berapa lebar jari tangan di bawah lengkung iga kanan?
- Keadaan tepi hati? Tajam pada hepatitis akut dan tumpul pada tumor hati
- Konsistensi? Kenyal (normal), keras (tumor hepar)
- Permukaannya? Tumor hepar permukaannya berbenjol
- Nyeri tekan? Abses hepar, tumor hepar
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Limpa
 Prosedur sama dengan palpasi hepar
 Normal → tidak teraba
 Palpasi dimulai dari regio iliaka kanan, melewati umbilikus digaris tengah abdomen, menuju
ke lengkung iga kiri
 Pembesaran limpa diukur dengan menggunakan garis Schuffner
 Palpasi dapat dipermudah dengan memiringkan pasien 45 derajat ke arah kanan
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Limpa
 Setelah tepi bawah limpa teraba, deskripsikan:
- Schuffner?
- Konsistensi? Kenyal (splenomegali karena
hipertensi portal) atau keras (malaria)
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Ginjal
 Organ retroperitoneal → pemeriksaan bimanual
 Prosedur:
- Tangan kiri di pinggang belakang dan tangan kanan di dinding abdomen depan
 Pembesaran ginjal (tumor/hidronefrosis) → teraba
 Ballotement positif → salah satu tangan digerakkan akan teraba benturannya di tangan lain.
 Ballotement negatif → normal
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Pemeriksaan sudut kostovertebral pinggang


 Prosedur:
- Tangan kiri diletakkan di sudut kostovertebral kanan dan kiri
- Tangan kanan dikepalkan dan dipukulkan di punggung
tangan kiri
- Nyeri → infeksi pielonefritis akut
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Pemeriksaan Inguinal
 Lakukan inspeksi dan palpasi → untuk melihat adanya pembesaran kelenjar limfe
 Periksa adanya hernia inguinal:
- Telunjuk jari diletakkan di inguinal media
- Pasien diminta menarik napas dan mengedan
- Bila teraba benjolan/usus yang keluar di inguinal media → hernia inguinal
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Perineum
 Prosedur:
- Pasien posisi LLD dengan kedua lutut terlipat ke arah dada
- Pemeriksa pakai sarung tangan
- Bokong kanan pasien ditarik ke atas dengan tangan kiri
- Inspeksi perineum → hemorroid eksterna/interna yg prolaps? Fisura ani? Jaringan parut?
Perianal tags? Dermatitis? Keganasan? Ulkus? Tumor?
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Pemeriksaan urogenital eksterna


 Penting → walaupun sensitif
 Bila ada kelainan genital → konsul Sp.KK atau Sp.OG
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Pemeriksaan anorektal
 Prosedur:
- Pasien posisi LLD
- Inspeksi → hemorroid eksterna, keganasan, dll.
- Palpasi → colok dubur (digiti manual atau rectal toucher)
- Pakai handscoon + jeli/vaseline (tangan kanan), oleskan jari telunjuk ke kanan
- Beritahu pasien jika kita mau memasukkan jari ke anus
- Letakkan bagian palmar ujung jari telunjuk ke kanan pada tepi anus secara perlahan agak
memutar sehingga jari tangan masuk ke dalam lumen anus
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN

Pemeriksaan anorektal
 Nilai:
- Terdapat spasme anus (mis. Pada fisura ani)
- Hemorroid interna + derajatnya, massa tumor, rasa nyeri, mukosa irreguler, pembesaran
prostat.
- Saat jari dikeluarkan → perhatikan adanya darah (merah atau hitam), lendir atau feses
yang menempel.
PEMERIKSAAN JASMANI ORGAN ABDOMEN
DAFTAR PUSTAKA

 Setiati S, Sudoyo AW, Alwi I, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam FA. 2014. Buku. Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 6. Jakarta: Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai