Anda di halaman 1dari 40

SIRKUMSISI

Oleh
Kelompok H dan I

Pembimbing
dr. Ido Putra Ramadhan, Sp.U

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT BEDAH


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2021
Organ Genitalia Pria
Anatomi
Organ
Organ Genitalia Eksterna Organ Genitalia Interna Genitalia Pria
• Penis • Testis
• Urethra masculina • Epididimis
• Scrotum • Vas Deferens (Ductus
deferens)
• Funiculus spermaticus
• Kelenjar kelamin tambahan
- Glandula prostat
- Vesicula seminalis
- Kelenjar COWPER

(Paulsen dan Waschke, 2012)


Anatomi
Organ
Genitalia
Eksterna

Gambar 1.1 Organ genitalia eksterna laki-laki


(Paulsen dan Waschke, 2012)
Penis terdiri atas:
• Glans penis
Anatomi
• Corona glandis Organ
• Preputium penis Genitalia
Eksterna

Gambar 1.2 Penis dan glans penis


(Paulsen dan Waschke, 2012)
Anatomi
Organ
Genitalia
Eksterna
A. Potongan axial bagian
tengah corpus penis
B. Potongan axial setinggi
lingkar proximal glans
penis
C. Potongan axial bagian
tengah glans penis
D. Potongan axial ujung
distal glans penis

Gambar 1.3 Struktur penyusun penis (Paulsen dan Waschke, 2012)


Vaskularisasi penis
dari 3 arteri cabang Anatomi
A. pudenda interna: Organ
• A. dorsalis penis
• A. profunda
Genitalia
penis Eksterna
• A. bulbi penis

Vaskularisasi balik
penis dari 3 vena:
• V. dorsalis
superficialis
penis
• V. dorsalis
profunda penis
• V. bulbi penis

Gambar 1.4 Penis dan glans penis (Paulsen dan Waschke,


2012)
Anatomi
Organ
Genitalia
Eksterna

Gambar 1.5 Kandung, kemih, prostat, dan urethra laki-laki (Paulsen dan Waschke, 2012)
Anatomi
Organ
Genitalia
Eksterna

Gambar 1.6 Skrotum (Paulsen dan Waschke, 2012)


Vaskularisasi skrotum
• A. pudenda
interna (Rr.
Anatomi
scrotales Organ
posteriores) Genitalia
• Aa. pudenda
eksterna (Rr. Eksterna
Scrotales
anteriores)
• A. cremasterica

Gambar 1.7 Penis dan glans penis (Paulsen dan Waschke,


2012)
Persarafan Anatomi
Organ
Organ genitalia eksterna laki-laki dipersarafi secara otonom dan somatis.
Genitalia
• Parasimpatis  meningkatkan aliran darah corpora cavernosa penis  ereksi Eksterna
penis

• Somatis  sensorik dan berfungsi untuk gairah seksual

• Motorik  otot-otot perineum (M. bulbosspongiosus dan M.


ischiocavernosus)  untuk membantu ejakulasi sperma keluar dari urethra

(Paulsen dan Waschke, 2012)


◦ Sirkumsisi  membuang prepusium penis sehingga glans penis
menjadi terbuka.
Definisi
◦ Merupakan tindakan bedah minor Sirkumsisi
◦ Banyak dikerjakan di dunia (dokter, paramedis, ataupun dukun
sunat)

(Purnomo, 2011)
◦ Umum

- Pelaksanaan ibadah agama/ritual


Tujuan
- Tujuan medis Sirkumsisi
◦ Medis

- Menjaga higiene penis dari smegma dan sisa-sisa urine

- Mencegah terjadinya infeksi pada glans atau prepusium penis

- Mencegah terjadinya karsinoma penis

(Purnomo, 2011)
◦ Fimosis atau parafimosis
◦ Balanitis rekuren
◦ Kondiloma akuminata Indikasi
◦ Karsinoma skuamosa pada prepusium Sirkumsisi

(Purnomo, 2011)
Gambar 1.8 Fimosis

Gambar 1.9 Parafimosis


Gambar 1.10 Kondiloma akuminata Gambar 1.11 Kondiloma akuminata
Gambar 1.12 Karsinoma skuamosa pada prepusium
◦ Hipospadia
◦ Epispadia
◦ Korde Kontraindikas
◦ Megalouretra i Sirkumsisi
◦ Webbed penis (didapatkan jaringan di antara penis dan rafe skrotum)
◦ Kelainan pembekuan darah (bledding diarthesis)

(Purnomo, 2011)
Gambar 1.12 Hipospadia Gambar 1.13 Epispadia
Gambar 1.14 Megalouretra
Gambar 1.15 Webbed penis
◦ Asepsis
◦ Pengangkatan kulit prepusium secara adekuat Prinsip Dasar
◦ Hemostasis yang baik Melakukan
◦ Kosmetik Sirkumsisi

Catatan:
• Neonatus (usia < 1 bulan)  tidak perlu anestesi
• Anak yang lebih besar  perlu anestesi untuk hindari trauma psikologis

(Purnomo, 2011)
◦ Kain kasa steril
◦ Cairan desinfektan (povidone iodine)
◦ Kain steril untuk mempersempit daerah operasi (duk steril) Persiapan
◦ Spuit 5 cc Sirkumsisi
◦ Obat anestesi lokal (prokain/lidokain 0,5-1%)
◦ Satu set peralatan pembedahan minor
◦ Handscoon steril
◦ Plester
◦ Sufratul

(Purnomo, 2011)
Gambar 1.16 Peralatan sirkumsisi
◦ Desinfeksi lapangan operasi dengan povidone iodine
◦ Daerah operasi ditutup dengan kain steril (duk steril)
◦ Pada anak dan dewasa  anastesi lokal pada basis penis (garis tengah dorsum Teknik
penis)
Sirkumsisi

Gambar 1.17 Teknik anestesi secara infiltrasi pada pangkal penis (Purnomo,
2011)
◦ Jika terdapat fimosis  lakukan dilatasi dengan klem agar prepusium dapat
tertarik ke proksimal
Teknik
Sirkumsisi

Gambar 1.18 Dilatasi dan higiene prepusium (Purnomo, 2011)


◦ Memotong prepusium dengan berbagai teknik:

- Teknik diseksi prepusium atau sleeve


Teknik
- Teknik Gulotin
Sirkumsisi
- Teknik Dorsal slit

- Menggunakan alat Plastibel atau Gomco

(Purnomo, 2011)
Teknik diseksi prepusium atau sleeve

- Prepusium ditarik ke proksimal  buat 2 buah insisi yang masing-masing


Teknik
melingkar dan saling sejajar dengan kulit prepusium
Sirkumsisi
- Insisi pertama 1 cm dari sulkus koronarius

- Insisi kedua berada beberapa cm di sebelah proksimal insisi pertama

- Kedua insisi dihubungkan dengan insisi longitudinal

- Kemudian kulit prepusium dipisahkan dari jaringan subkutan hinggal terlepas

(Purnomo, 2011)
Teknik
Sirkumsisi

Gambar 1.19 Teknik diseksi prepusium atau teknik sleeve (Purnomo, 2011)
Teknik Gulotin

- Prepusium ditegangkan dengan pada sebelah ventral dan dorsal dengan


Teknik
klem kecil
Sirkumsisi
- Lakukan penjepitan kulit prepusium memakai klem yang lebih besar (klem
berada di distal glans penis)

- Lakukan pemotongan kulit prepusium memakai pisau hingga kulit terlepas

(Purnomo, 2011)
Teknik
Sirkumsisi

Gambar 1.20 Teknik Gulotin (Purnomo, 2011)


Teknik Dorsal Slit

- Kulit prepusium di sebelah kiri dan kanan ditegangkan ke lateral dengan


Teknik
klem kecil
Sirkumsisi
- Prepusium sebelah dorsal dipotong pada garis midline (distal  proksimal)
sampai sulkus koronarius

- Lakukan pemotongan melingkar hingga kulit prepusium terlepas

(Purnomo, 2011)
Teknik
Sirkumsisi

Gambar 1.21 Teknik insisi dorsal slit (Purnomo, 2011)


Teknik
Sirkumsisi

Gambar 1.22 Teknik insisi dengan electrical cauter


Teknik
Sirkumsisi

Gambar 1.23 Teknik sirkumsisi dengan gomco clamp


Teknik
Sirkumsisi

Gambar 1.24 Teknik sirkumsisi dengan Plastibell


◦ Setelah kulit prepusium terlepas  hemostasis dan lakukan penjahitan dengan
plain catgut

Teknik
Sirkumsisi

Gambar 1.25 Tahap akhir sirkumsisi (Purnomo, 2011)


◦ Perdarahan (0,1 – 35%)
◦ Infeksi (0,4%)
◦ Pengangkatan kulit penis tidak adekuat Komplikasi
◦ Terjadinya amputasi glans penis Sirkumsisi
◦ Timbul fistula uretrokutan
◦ Nekrosis penis

(Purnomo, 2011)
◦ Paulsen F, Waschke J. 2012. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23.
Jakarta: EGC
◦ Purnomo, B. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Daftar
Pustaka
Terimakasih
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Anda mungkin juga menyukai