Tugas Mineral Industri Meliawati - r1c117055
Tugas Mineral Industri Meliawati - r1c117055
MAKALAH
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN INDUSTRI BERDASARKAN
CARA TERBENTUKNYA
OLEH :
MELIAWATI
R1C117055
KENDARI
2020
PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN INDUSTRI BERDASARKAN
CARA TERBENTUKNYA
Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit,
pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan
basalt, paris gunung api, dan breksi pumice
Dibagi 2 :
Sifat
1. Secara kimia terdiri kalsium karbonat & magnesium / gamping
dolomitan.
2. BJ = 2
3. Keras. Pejal & Porous
4. Warna Putih Susu, abu – abu muda, coklat, merah, hitam.
· Bt. Gamping Metamorfosa menjadi marmer
· Ditemukan di gua – gua gamping
· Prosesnya air hujan mengandung CO2-àCO2 membusukkan zat
organic-àmelarutkan bt. Gamping dilalui.
CaCO3 + 2CO2 + H2O à Ca (HCO3)2 + CO2
Tempat Ditemukan
Teknik Penambangan
2. Natrium Bentonit
Mengandung relatif banyak ion Na+ dibandingkan ion Ca++ dan Mg++,
kandungan Na2O>2%, sering dipakai sebagai Galian. bahan tambahan cat,
tinta cetak, pencegah kebocoran pada dam, Lumpur pemboran.
Mempunyai pengembangan yang besar bila ditambah air sehinga dalam
suspensi akan menambah kekentalan pH= 8,5-9,8
Sifat Bentonit:
1. Komposisi dan jenis mineral dpt diketahui dengan pengujian difraksi
sinar x
2. Sifat kimia, dengan alvalisis sifat kimia tidak langsung dapat
menentukan kualitas bentonit (hanya sebagai Galian pembanding saja
sebab komp hampir sama dengan illit maupun kaolinit)
3. Sifat teknologi, erat kaitannya dgn pemanfaatannya seperti : sifat
pemucatan, plastis, suspensi, mengikat dan melapisi
4. Pertukaran ion, sifat ini menentukan jml air (uap air) yg dpt diserap
bentonit. Hal ini disebabkan krn struktur kisi2 krismin montmorilonit
serta adanya unsur (ion+Kayion) yg mudah tertukar maupun menarik
air. Kation / ion Na mpy daya serap air > Mg, Ca, K dan H. Mk jk
dimasukan ke dlm air akan mengembang dan mbtk larutan koloid. Bila
air dikeluarkan akan mbtk masa yg kuat, liat dan keras serta tdk
tembus air disamping itu bersifat lembab atau thn thd reaksi kimia. Krn
itulah bentonit digunakan dlm pemboran sebab bentonit melapisi
dinding dan mampu menahan rembesan air.
Penyebaran Bentonit
1.Jabar : karangnunggal, manonjaya, kowalu (tasikmalaya). Sukabumi,
subang, bojong manik
2. Jateng: sangiran, sragen, wonosegoro, smg
3. DIY : Manggulan
4. Jatim: Pacitan, trenggalek, mlg, ponorogo, tulungagung
5. Sumut: pangkalan brandan, sumalungun
6. Sumsel: Muara Tiga
7. Sulut : Manado
8. Kalteng : Barito putera
3. Gypsum
1. Gypsum sintesis dr air laut
air laut banyak mengandung ion SO4 = disbanding ion Ca+
(sebagian terikat oleh Mg++) maka jika kedlm larutan tersebut
ditambah suatu larutan yang banyak mengandung Ca+ maka akan
terjadi pengendapan gypsum. Ca+ dapat diperoleh dari larutan CaCl2
sebagai Galian buangan pabrik soda abu atau larutan Ca(OH) 2 dari
kapur.
2. Gypsum sintesis dari air kawah
Dilakukan dgn menambah batu gamping kedlm air kawah dgn
reaksi:
CaCO3 + air kawah ---> CaSO4.2H2O
3. Gypsum sintesis dari produk pembakaran batubara
Pembakaran batu bara sering menghasilkan SO3 yg berbahaya
namun bila gas ini disemprot dgn Ca(OH)2 mk akan menghasilkan
gypsum.
SO3+Ca(OH)2 + H2O ---> CaSO4.2H2O
4. Gypsum sintesis hasil sampingan industri Kimia
Gypsum dapat dihasilkan dari produk samping Industri asam sulfat,
asam sitrat dan asam fosfat.
4. Zeolit
2. Zeolit Sintesis :
Natrium aluminat, natrium silikat, natrium hidroksida, kalium
hidroksida, dibentuk gel, dikristalkan padd Temperature –200C
melalui proses depolemirisasi
Sifat Fisik Kimia
- Warna : cerah kuning, merah, hijau, coklat, putih, abu-abu
- BJ : 2 - 2,4 - kekerasan : 3 - 4 skala mosh
- Kilap : tanah, opaque
- Kristal : monoklin
Komposisi Mineral
Analism : Na16(AlO2)16(SiO2)32 16 H2O
Modernit : Na8(AlO2)8(SiO2)40 24H2O
Klinoptilolit: Na6(AlO2)6(SiO2)30 24H2O
Kabasit: (Na2Ca)6 (Al12Si24O72) 40H2O
Heulandit: (Ca4)(Al8Si28O72) 24H2O
Penambangan
tambang terbuka : linggis, ganco, cangkul, bulldozer, power
shovel, dragline.
Pengolahan :
Pemisahan dari kotoran, peremukan, penggilingan, pengeringan,
pengaktifan.
Tempat terdapatnya :
Jabar : Gunung Cereme, jampang, bayah, malimping
Jateng : Gunung muria, ajibarang, bumiayu, luk ulo
Jatim : Gunung sidomulyo tulungagung, trenggalek, pacitan
Sumsel : Muaraenim
Lampung : danidar, baturaja
Kalbar : sanggau
Kalteng : siberung
Kegunaan :
Umum :
1. Bidang pertanian: menetralkan tanah asam, penyerap pupuk
2. Bidang peternakan: camp pakan ternak utk meningkatkan
kualitas telur
3. Bidang perikanan: penyerap ammonia yg dikeluarkan ikan
melalui kotoran
4. Bidang bangunan: camp beton, kerikil ringan, batubata ringan.
5. Bidang Industri: penjernih minyak, penyerap warna, filter
industri kertas, panel energi matahari
6. Bidang Lingkungan: penghilang/penyerap bau ion Ca2+, gas N2,
O2, CO2 dr asap kendaraan, Tambang dalam.
Khusus :
1. Untuk Pengolahan Limbah Air
2. Rock Wool
3. Zeolit untuk Batako
4. Zeolit bhn pembuat keramik
5. Zeolit sebagai Galian Katalis Perengkah
1. Obsidian
Merupakan jenis batuan beku luar, hasil pembekuan magma yang kaya
silica. Pembekuan terjadi demikian cepat sehingga mineral pembentuknya
tidak sempat mengkristal dengan baik dan kedudukan kristalnya tidak
beraturan. Obsidian kebanyakan berwarna putih keabu-abuan hingga hitam,
kadang-kadang ada garis merah kecoklatan dan hitam. Dijumpai pula
obsidian yang berwarna kehijauan, ungu ataupun warna perak. Jenis ini
dikenal dengan obsidian pelangi. Obsidian dengan silika sebagai komposisi
utama mempunyai kekerasan lebih dari 6 menurut Mohs, berat jenis 3-3,5,
mempunyai sifatpecahan konkodial. Menurut reaksi Bowen, mineral silika
akan melebur pada temperature 7000 – 8000 C.
Tempat Diketemukan
Kebanyakan obsidian didapatkan sebagai batuan beku luar pada gunung api
Indonesia yang berumur relative muda (Pleistosen Kuarter). Tempat
diketemukannya obsidian antara lain :
b. Jawa barat : Nagreg Kab. Bandung (berupa sisipan dan bongkah pada
batuan tras); G. ciamis Kab. Garut (terdapat selang-seling dengan perlit
diatas andesit); Ciasmara Kab. Bogor: Leuwiliang, G. Kiaraberes, kurang
lebih 6 km sebelah barat G. Salak (merupakan lava dan kurang lebih
panjang 2 km dan aliran lava yang merupakan susunan balok berwarna
abu-abu dengansteroida); Terogog, Priangan (singkapan 100 – 150
panjang, tebal 1 – 5 m); Anyer, G. Barengkong sebelah selatan/barat
Barengkok, Banten.
Teknik Penambangan
b. Bangunan Karena sifatnya yang keras dan sangat resisten, obsidian dapat
dimanfaatkan sebagai fondasi bangunan. Obsidian tidak porous, hal ini
mengakibatkan daya rekat semen menjadi berkurang. Obsidian bila
dipecah mempunyai sifat konkodial dengan pinggiran yang tajam. Oleh
karenanya dalam pengerjaan harus hati-hati.
c. Bahan batu mulia Karena sifatnya yang kompak, beberapa jenis berwarna
terang dan transparan obsidian dapat dibentuk menjadi batu mulia.
Menurut klasifikasi Kinge, obsidian termasuk batu mulia tanggung
(Halfedestenen) batu kelas IV.
h. Selama perubahan warna, keluar air dari massa batuan, dan batuan
menjadi berpori dan lengket antara fregmen yang satu dengan yang lain
Tempat Diketemukan
Seperti halnya obsidian, perlit didapatkan disekitar gunung api yang relatif
muda. Tempat diketemukan antara lain:
e. Sumatra Selatan: Gunung Batu dan Ula Danau, Kec. Pulau beringin, Kab.
Ogan Komering Ulu (nilai ekspansi maksimum 75% sebagai fragmen
dalam breksi tufa)
g. Jawa Barat: Ciasmara, Kab. Bogor (nilai ekspansi 127% terdapat sebagai
fragmen dalam breksi lahar dan aliran lava gelas volkanik); G. Kiamis,
Kec. Semarang, Kab. Garut (nilai ekspansi 119% terdapat berselang-
seling dengan obsidian diatas breksi); Sentrijaya Kec. Karangnunggal,
Kab. Tasikmalaya (terdapat sebagai aliran gelas volkanik dalam tufa
dasit-andesit dan sebagai fragmen dalam breksi.
Teknik Penambangan
3. Pumice/Batu Apung
Tempat Diketemukan
c. Jawa Barat: Kawah Danu, Banten, sepanjang pantai laut sebelah barat
(diduga hasil kegiatan G. Krakatau); Nagreg Kab. Bandung (berupa
fragmen dalam batuan tufa); Mancak, Pabuaran, Kab. Serang (mutu baik
untuk agregat beton,berupa fragmen pada batuan tufa dan aliran
permukaan) Cicurug Kab. Sukabumi (kandungan SiO 2=63,20%,
Al2O3=12,5% berupa fragmen pada batuan tufa); Cikatomas, Cicurug, G.
Kiaraberes,Bogor.
d. Daerah Istimewa Yogyakarta: Kulon proggo pada Formasi Andesit Tua
Teknik Penambangan
Batu apung sebagai bahan galian tersingkap dekat permukaan, dan relative
tidak keras. Oleh sebab itu penambangan dilakukan dengan tambang
terbuka/tambang prmukaan dengan peralatan sederhana. Pemisahan terhadap
pengotor dilakukan dengan cara manual. Apabila dekehendaki ukuran butir
tertentu proses pemecahan (grinding) dan pengayakan dapat dilakukan.
Tras disebut pula sebagai pozolan, merupakan bahan galian yang cukup
banyak mengandung banyak silica amorf yang dapat larut didalam air atau
dalam larutan asam. Nama pozolan diambil dari nama desa Puzzouli de
Napel, Italia dimana bahan tersebut ditemukan. Tras ( alam) pada umumnya
terbentuk dari batuan vulkanik yang banyak mengandung feldspar dan silica,
antara lain breksi andesit, granit, rhyolit, yang telah mengalami pelapukan
lanjut. Akibat proses pelapukan feldspar akan berubah menjadi mineral
lempung/ kaolin dan senyawa silika amorf. Makin lanjut tingkat
kelapukannya makin bagus kualitas tras tersebut.
Sebagai bahan banguna Tras mempunyai sifat – sifat yang khas, sifat tras
yang terpenting adalah apabila di campur dengan kapur padam ( kapur tohor )
dan air akan mempunyai sifat seperti semen. Sifat ini disebabkan oleh Oksida
silica ( SiO2 ) yang amorf dan oksida alumunia ( Al 2O3 ) di dalam tras yang
menjadikannya bersifat asam.
Tempat Penyebaran
b. Sumatera Utara : Sarula Kab. Tapanuli Utara ( berasal dari pelapukan tufa
riolit berbatu apung )
g. Jawa Barat : Ciomas Kab. Serang ( sebagai tufa batu apug hasil kegiatan
Gn. Danan), Batu Reog dan Bongkor, Kec. Lembang Kab. Bandung
( berasosiasi dengan pelapukan bahan yang berasal dari Gn. Tangkuban
Perahu dan bercampur dengan obsidian dan batuapung ), Cicurug Kab.
Sukabumi ( merupakan hasil pelapukan bahan yang berasal dari Gn.
Salak. Lapisan atas bercampur dengan batu apung ), Sulukuning Kab.
Purwakarta ( kandunga SiO2 = 42,1 % - 48,5 %, Al 2O3 = 11,5% -17,2 %,
Fe2O3 = 13,1 % - 19,2 %, CaO = 1,9 % - 4,6 %, MgO = 1,2 % - 6,0 %,
Na2O = 0,6% - 1,5%, K2O = 0,1% - 0,6 %, H2O = 6,2% - 9,7%, HD =
12,3 – 19,2 %, beart jenis = 2,43 ), Nagreg Ka. Bandung ( terdapat batuan
tufa andesit, dapat dipergunakan sebagai batuan campuran semen
portlandpuzzolan ), Cimeong, Sukaresmi Kec. Maja Kab. Majalengka
( merupakan hasil pelapukan tuf dan breksi andesit ), Sukamelang Kec.
Kedipaten Kab. Majalengka ( kandungan SiO2 = 46,60%, Al2O3 + Fe2O3 =
38,22 %, CaO = 5,08%, MgO = 1,24%, kadar air rata-rata 1,0%, dapat
digunakan sebagai tanah mantap tanpa tekan ), Sukaraja, Maruyung dan
Cikancung Kab.Bandung, Cikalong Wetan Kab. Bandung, Nyalindung,
Padalarang Kab.Bandung, Batu jajar Kec. Cililing Kab.Bandung, Bobos
dan Loji Kec. Sumber Kab. Cirebon (kandungan SiO2 = 68,74 %, Al2O3 +
Fe2O3 = 23,26 %, CaO = 1,70 %, MgO = 0,54 %, kadar air = 2,38% ),
Gekbrog Kec. Warungkondang Kab. Cianjur ( KandunganSiO 2 = 45%,
Al2O3 = 20 % kuat tekan 52-100 kg/cm2 )
i. Jawa Timur : Batu Malang, Kec. Pujon Kab, Malang, Sumberbrantas Kec.
Batu Kab. Malang, Punten Kec.Batu Malang, Turan Kab. Malang, Jari
Kec. Bubukan Kab. Bojonegoro, Gn. Kelud, Pacet Kec. Pacet Mojokerto,
Made Kec. Pacet Kab. Mojokerto (dapat digunakan untuk bata cetak
bersifat puzolianik ), Singgahan, Pulung Kab. Ponorogo, Puger
Kab.Trenggalek (baik untuk Batako), Panarukan Situbondo, Pandak,
Parseh, Tegalampel, Bondowoso ( baik untuk batako dan plester ).
Teknik Penambangan
Bahan galian tras relative lunak dan dekat permukaan. Oleh sebab itu
penambangan terbuka dapat dilakukan denga peralatan sederhana.
Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat mengikat dan mengeras tetapi apabila
dalam keadaan butir halus dan kemudian dicampur drngan kapur padam dan
air secukupnya maka akan mempunyai sifat hidraulis didalam beberapa
waktu. Oleh sebab itu pengolahan bahan galian tras seperti gambar 6.
a. Untuk luluh, plesteran, lantai. Untuk keperluan itu campuran tras : kapur
padam = 5: 1, dan air secukupnya. Ditambah dengan semen Portland akan
memberikan hasil yang baik.
b. Batako
c. Semen Rakyat
5. Belerang
Belerang atau Sulfur ditemukan dalam dua bentuk yaitu sebagai senyawa
sulfide dan sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfide didapatkan dalam
bentuk Gelena-PbS, Kalkopirit-CuFeS2dan Pirit FeS. Kesemuanya terbentuk
akibat proses hidrotermal, kecuali yang tersebut terakhir dapat pula akibat
proses sedimentasi dalam kondisi tertentu. Sedang belerang alam dapat
berbentuk Kristal bercampur lumpur atau merupakan hasil sublimasi.
Endapan belerang ini terbentuk akibat kegiatan sulfatara, fumarola atau
sebagai akibat dari larutan yang mengandung belerang keluar dari perut bumi
melalui rekahan-rekahan, serat selalu berkaitan dengan rangaian gunung api
aktif.
Balerang berwarna kuning, kekerasan 1,5-2,5, berat jenis 2,05 , bila dibakar
berwarna biru, menghasilkan gas SO2 yang berbau tidak enak
Tempat Ditemukan
Balerang biasanya ditemukan pada rangkaian gunung api aktif antara lain :
Jambi : Sungai Tutun, Air Hangat Kec: Air Hangat Kab. Kerinci ( terdapat
sekitar mata air panas, umumnya menempel pada batuan lempung tufaan ), G.
Kunyit Kec. Gunung Raya Kab. Kerinci ( terdapat disekitar mata air panas
pada umumnya menempel pada batuan lempung tufaan )
Jawa Tengah : G. Dieng ( tipe danau kawah dan endapan lumpur ), g. telag
gerus
Maluku: Wuslah, P.Damar (tipe sublimasi dan endapan lumpur kadar S = 55-
79%)
Teknik Penambangan
Untuk endapan belerang yang ditutupi lapisan penutup yang cukup tebal, cara
penambangannya dapat dilakukan dengan cara Frasch Process, yaitu dengan
pemboran kemudian dimasukan air panas ( suhu 335° F ) kedalam endapan
belerang. Melalui pipa-pipa kondensasi dipompakan keluar dan ditampung
dan diendapkan. Tahap berikutnya disublimasi untuk mendapatkan belerang
yang bersih.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Cara pengolahann belerang tergantung dari jenis endapannya dan hasil yang
diinginkan. Untuk belerang yang berbentuk Kristal langsung dapat
dimasukkan ke dalam autoklaf. Dalam autoklaf dimasukkan/ ditambahkan
soalr, air, dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan memasukkan uap air
panas dengan tekanan 3 ATM selama 30-60 menit. Pemisahan akan terjadi
karena belerang mempunyai titik didih yang rendah di banding pengotor
lainnya. Hasilnya berupa belerang cair dialirkan melalui filter kemudian
dicetak.
Pemanfaatan
Balerang banyak digunakan dalam industry kimia yaitu untuk pembuatan
asam sulfat ( H2SO4 ) yang diperlukan untuk pembuatan pupuk, penghalusan
minyak bahan-bahan kimia berat dan keperluan lain untuk metalurgi.
Kadar S = 99,8%, bitumen = 130 ppm, H2O = 1,52%, abu = 0,009 %, Fe2O3 =
0,0008%
- Lain-lain
Industri korek api kadar S = 98%, industry karet yang tidak termasuk
golongan manapun diperlukan ukuran butir = 300 mesh
Kadar S = 99,99%, ukuran butir = 325 mesh, abu = 0,01%, moisture = 0,01%,
H2SO4 metter = 0,04%, CS2 insoluble = 0,04 %
Mata air panas yang sering muncul di sekitar gunung api, juga mengandung
belerang, dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit kulit ( sebagai
disinfektan )
6. Trakhit
Tempat Ditemukan
Teknik Penambangan
Untuk batuan yang masih keras, cara penambangannya sama dengan cara
penambangan obsidian. Untuk batuan yang telah mengalami pelapukan
penambangan dilakukan dengan alat sederhana.
Tempat Ditemukan
Teknik Penambangan
Teknik Penambangan
a. Opal biasa ialah silica amorf yang sarang hingga dapat melekat di lidah
missal fosil kayu yang terkersikkan dimana struktur serat-seratnya masih
terlihat jelah.
2. Opal susu atau Opal putih yaitu opal yang mempunyai warna
dasar putih seperti susu atau putih keabu-abuan.
c. Opal matrik terdiri dari limonit pejal berwarna coklat yang mengandung
urat-urat kecil atau bintik-bintik opal mulia. Opal mula didalam masa
dasar limonit ini tidak mungkin untuk diasah secara terpisah karena
terlalu kecil, sehingga dibentuk dan diasah berikut matriknya. Opal matrik
kurang berharga biasnya hanya untuk koleksi.
Tempat Ditemukan
a. Jawa Barat : Mekarsari Kec. Sajira Kab. Lebak, candi, cokel, cilayang
Kec.Maja Kab.Lebak, Mede pandak Kab.Lebak
Teknik Penambangan
Opal yang berasal dari penambangan digergaji dan digerenda sesuai bentuk
dan ukuran yang di inginkan untuk dimanfaatkan sebagai ornament atau
hiasan antara lain mata cincin, Kristal lampu gantung.
9. Kalsedon
Tempat Ditemukan
b. Jawa Tengah: Daerah Rah Tau Kec. Batuwarno Kab. Wonogiri (sebagai
pengisian pada batuan dasit dengan struktur gigi, system Kristal hexagonal
tak sempurna); Daerah sekitar K. Tirtomoyo Kab. Wonogiri (sebagai
pengisian rongga-rongga dalam lava basalt dengan ukuran 1-20 cm, warna
kelabu putih kecoklatan, mikrokristalin dan transclusent.
d. Nusa Tenggara Barat: Kab. Lobok Tengah, Kec. Pamunjak dan lereng
timur gunung Mereje Dan daerah Awang (terdapat sebagai Agat, dan
kalsedon warna putih, kuning, kemerahan)
e. Maluku: Daerah Kasikuta, di hulu S. Kasikutan (terdapat padaaFormasi
Bacaan, merupakan urat-urat pada batuan andesit yang berumur tersier
bawah)
Teknik Penambangan
Tempat diketemukan
Terdapat disepanjang jalur gunung api, baik yang masih aktif atau pun yang
sudah mati. Penyebatannya terdapat di:
Daerah Istimewa Aceh: Daerah Rikit Gaib, Kab. Aceh Tenggara; krueng Raya
kab. Aceh bessar; Pantai Calang Kab. Aceh Barat; Lhokruet, kab. Aceh
selatan; Pantai Lamno kab. Aceh Barat.
Sumateta Utara: Daerah Aik Puli Kab.tapanuli Utara
Sumatera Barat: Kota baru dan S. Sirah Painan Kab pesisir selatan
Jambi: S. Tutung Kec. Air Hangat Kab. KerinciRantau Keloyang Kab. Muaro
Bungo; Bukit Baru, kec Pelapat Kab Bungalebo Tebo
Jawa Barat: ujung berung Kab. Bandung Lagadar Kab. Bandung;G. Bojong
cililin Kab. Bandung; G. Koromong, Kab Bandung
Sulawesi Selatan: bilibii Kec Boto nompo Kab. Gowa, Lena Kec.Parangloe
Teknik Penambangan
Batuan andesit dan basalt merupakan batuan yang cukup kerasdan massif.
Apabila penambangan dilakukan oleh rakyat, karena keterbatasan modal
dilakukan dengan peralatan sederhana denganproduksi yang sangat terbatas.
Apabila diinginkan produksi bongkah yang cukup banyak dalam waktu yang
relative singkat,penambangangan dilakukan dengan peledakan, diawali
dengan pembuatan lubang tembak yang sangat dianjurkan.Walaupun
demikian persyaratan keamanan harus tetap diperhatikan. Penggunaan
backhoe, showel, buldoser atau sraper pada pelaksanaan penambangan
dianjurkan sedang pengangkutan bongkah dari tempat penambangan
ketempat pengumpulan dipergunakan dengan truck ungkit. Apabila
dikehendaki bentuk dan ukuran tertentu, penambangan awal yang
menghasilkan bentukan balok dapat dilakukan.
Bentuk bongkah dengan ukuran yang masih dapat diangkat oleh manusia,
andesit dan basalt dimanfaatkan untuk fondasi rumah. Apabila akan dibentuk
menjadi batu candi (bentuan empat persegi panjang/kubus dengan ukuran
tertentu) atau dibentuk menjadi batu temple dengan ukuran tertentu,
penggergajian system basah pada balok hasil penambangan dapat dilakukan.
Andesit dan basalt apabila dimanfaatkan sebagai batu temple/hiasan pada
tembok luar/pengganti tegel, dan ditempatkan diluar (yang tidak terlindungi
dari hujan dan panas matahari) tidak ada masalah karena kedua jenis batuan
tersebut cukup resisten.
Bentukan balok andesit dan basalt apabila telah disentuh oleh seniman patung
dengan rekayasa seni dapat dibentuk menjadi patung/relief yang tentu saja
akan meningkatkan nilai jual.
Abu yang dihasilkan tidak tercampur bahan organik. Seperti halnya pasir
andesit/pasir basalt yang bersih (tidak tercampur bahan organik) baik
digunakan untuk bahan adukan beton. Ukuran split umumnya digunakan
untuk campuran beton dan aspal. Sedangkan ukuran yang lebih besar
digunakan sebagai pelapis jalan dan pondasi.