Anda di halaman 1dari 7

TEORI MANAJEMEN ORGANISASI MENURUT SUDUT PANDANG

MARY PARKER FOLLETT

Oleh :
Ina Rosana
NIM 202060501011

PROGRAM DOKTOR ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
TEORI MANAJEMEN ORGANISASI MENURUT SUDUT PANDANG
MARY PARKER FOLLETT

Biografi Mary Parker Follett

Follet lahir pada tanggal 3 September 1868 di kalangan keluarga biasa, di negara

bagian Massachusetts, Amerika Serikat. Pada usia 12 tahun dia memasuki Akademi

Thayer di South Baintree, dimana ia bertemu Profesor Anna Byton Thompson. Berkat

bakat yang diwarisi dari ayah dan kakeknya, Follett berhasil memasuki Universitas

Harvard. Meski begitu, ia menderita karena kebijakan diskriminatif akademi karena

menolak menerima perempuan sebagai siswa resmi. Meskipun demikian ia menerima

pendidikan dari para profesor seperti George Santayana dan William James, yang terakhir

mengajarinya tentang psikologi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan terutama

dalam bisnis dan industri. Berkat kualifikasinya yang tinggi, pada tahun 1898 ia lulus

dengan predikat summa cum laude dan pindah ke Paris, tempat ia memulai doktornya.

Sekembalinya ke Amerika Serikat ia mengabdikan dirinya untuk pekerjaan sosial.

Di universitas seperti Harvard dan Cambridge ia bersentuhan dengan berbagai cabang

humanistik seperti filsafat, sejarah dan ilmu politik. Berkat berbagai studinya ia juga

memiliki pendekatan dalam berbagai disiplin ilmu seperti psikologi sosial dan

administrasi. Di Boston ia membantu menciptakan kantor kerja kaum muda, mendapatkan

pengetahuan tentang industri dan manajemen. Berkat kontribusinya pada administrasi dan

manajemen, ia diminta sebagai konsultan dan dosen di Boston Preservation Alliance. Dia

meninggal di Boston pada tanggal 18 Desember 1933 pada usia 63 tahun setelah menderita

kanker.
Pandangan Terhadap Teori Manajemen Organisasi

Follett percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia sepenuhnya apabila

manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya, Follett percaya bahwa

manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama karena menjadi anggota

organisasi yang sama. Selanjutnya Follett mengembangkan model perilaku pengendalian

organisasi dimana seseorang dikendalikan oleh 3 hal, yaitu :

a. Pengendalian diri (dari orang tersebut).

b. Pengendalian kelompok (dari kelompok).

c. Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok)

Follett berpendapat bahwa fungsi organisasi dalam masalah kekuasaan adalah

“dengan” dan bukan “atas”. Ia menyadari sepenuhnya kondisi holistik komunitas ide yang

maju atas “hubungan timbal balik” dalam suatu pemahaman atas berbagai aspek dinamis

dari suatu individu dalam hubungannya dengan orang lain. Follett membela pendapat yang

mengandung prinsip integrasi “pembagian kekuasaan”. Berbagai pendapatnya atas

negosiasi, kekuasaan dan partisipasi karyawan sangat berpengaruh dalam pembelajaran

organisasional.

Mary Parker Follett dikenal sebagai pencetus Teori Administrasi. Menurut Follett

manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.

Definisi ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu

tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja

yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh

dirinya sendiri.

Konsep-konsep dasar dari teori Follett antara lain :

1. Prinsip saling memberi respon. Interaksi manusia selalu mencakup pengaruh bersama

dan simultan.
2. Tujuan dari integrasi yaitu kondisi yang harmonis dari penggabungan hal-hal yang

berbeda yang menghasilkan bentuk baru, entitas baru.

Fokus utama Follett yaitu cara membangun dan menjaga demokrasi melalui

integrasi perbedaan, persaingan kepentingan. Agar terjadi integrasi maka dibutuhkan

representasi dari karyawan. Representasi ini disebut sebagai partisipasi. Jadi, karyawan dan

para manajer tergabung dalam sebuah joint committee dimana melalui inilah akan

diperoleh pengetahuan khusus dan pengalaman dari masing-masing pihak.

Follet juga tidak percaya bahwa kekuasaan disalahgunakan hanya oleh kapitalis. Ia

menyatakan bahwa pihak manajemen memilki hak guna menentang setiap upaya dari

serikat (pekerja, aktifis politik dsb) untuk mengambil alih kekuasaan. Menurutnya, para

reformis, pelaku propaganda dsb bermaksud untuk menekan orang lain guna memperoleh

apa yang mereka anggap baik.

Pokok pemikiran Follett pada perkembangannya akan menjadi landasan konsep

bagi pemikir yang mengembangkan pendekatan pengembangan sumber daya manusia.

Pemikiran Mary Parker Follett antara lain :

- Bekerja secara berkelompok menjadi lebih penting.

- Pengendalian konflik dan pentingnya nilai partisipasi dalam unit kerja.

- Penggunaan pendekatan psikologi di dalam manajemen organisasi.

Kontribusi untuk Administrasi

Selama studinya, Follett fokus pada keberadaan prinsip integrasi. Prinsip-prinsip ini

dikondisikan oleh realitas fisik, sosial dan psikologis individu. Artinya, untuk mencapai

integrasi kelompok buruh, perlu diketahui realitas setiap pekerja. Dengan cara ini

administrator harus bertujuan untuk mengintegrasikan orang dan mengkoordinasikan

kegiatan bersama. Berdasarkan hal ini Follett memberi bentuk pada 4 prinsip dasar :
1. Koordinasi

Mengkoordinasikan berbagai tingkatan organisasi melalui kontak langsung. Orang yang

bertanggung jawab harus menghubungi semua anggota organisasi terlepas dari posisi

mereka. Ini berlaku untuk organiasi horizontal dan vertikal.

2. Partisipasi

Sertakan semua anggota organisasi dalam proses perencanaan. Dalam proses ini semua

anggota harus diperhitungkan dan harus berpartisipasi sejak awal.

3. Interaksi

Koordinasi ini harus dilakukan dengan hubungan timbal balik dengan

mempertimbangkan tingkat organisasi yaitu bahwa pangkat tertinggi mempengaruhi

level dibawahnya dan sebaliknya.

4. Berkelanjutan

Koordinasi semacam itu harus merupakan proses yang berkelanjutan.

Prinsip fundamental lainnya adalah apa yang Follett sebut sebagai hukum situasi,

yang menyatakan bahwa keputusan yang harus diambil dalam menghadapi

dilemma/konflik organisasi dianggap sesuai dengan kondisi yang ada dalam organisasi

yang sama. Artinya, untuk menyelesaikan konflik perlu mengetahui masing-masing

komponen organisasi misalnya para peserta yang terlibat, waktu dan sarana yang tersedia.

Kontribusi lain untuk konsep kepemimpinan adalah bahwa pemimpin harus berdedikasi

untuk menemukan bakat dan kemampuan anggota secara individual. Pekerjaan harus

dilakukan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan.

Salah satu pernyataan yang dibuat oleh Follett berfokus pada cara-cara untuk

menyelesaikan konflik dalam suatu organisasi. Dalam bidang ini ia mengangkat 4 strategi

mendasar yaitu :
1. Pengajuan perdamaian dari salah satu pihak.

2. Kemenangan satu pihak atas yang lain.

3. Perjanjian antara kedua belah pihak.

4. Integrasi tujuan dan kepentingan kedua pihak.

Diantara empat strategi ini, Follett mengusulkan yang keempat sebagai salah satu

strategi paling efektif untuk menyelesaikan konflik. Dengan ini adalah solusi umum antara

kedua belah pihak tanpa harus menggunakan dominasi satu sama lain. Agar hal ini dapat

dilakukan dengan cara terbaik, Follett menyatakan bahwa perlu untuk menggantikan

konsepsi yang dimiliki sejauh ini pada otoritas dan kekuasaan. Ia mengusulkan agar

“kekuasaan dengan” dikembangkan sebagai pengganti “kekuasaan atas”, dan “koaktuasi”

menggantikan “paksaan”.

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan pandangan Mary Parker Follett terhadap teori

manajemen organisasi sebagai berikut :

1. Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.

2. Konsep dasar dari teori Follet adalah:

a. Koordinasi

b. Partisipasi

c. Interaksi

d. Berkelanjutan

3. Kemampuan individu merupakan potensi/sumber daya dalam kelompok atau

organisasi.

4. Prestasi dan peranan anggota harus berorientasi untuk kepentingan organisasi.


5. Manajer dan pekerja adalah bagian dari organisasi, maka kepemimpinan manajer tidak

lagi berasal dari kekuasaan, melainkan berasal dari kompetensinya (pengetahuan,

keahlian dan kemampuan untuk memimpin). Follet percaya bahwa manajer dengan

kompetensi akan lebih diterima oleh organisasi sehingga organisasi akan berjalan

dengan baik.

Referensi

1. Agueda Planas (2014). Sejarah Wanita dalam Psikologi; Mary Parker Follett.

Diperoleh dari : dspace.uib.es.

2. Luis Soto (2001). Jurnal akuntansi dan administrasi No. 200. Diperoleh dari :

ejournal.unam.mx

3. Tidak ada lagi keluhan (2017). Mary Parker Follett, ibu manajemen modern.

Dipulihkan di : nomaspalidas.coms

4. Gestiopolis (2001). Mary Parker Follett, kontribusinya pada administrasi. Diperoleh

dari : Gestiopolis.com

Anda mungkin juga menyukai