DISUSUN OLEH:
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Studi Hawthorne dan
Integrasia Organisasional.
Ilmu manajemen telah berkembang sejak ribuan tahun lalu. Manusia saat itu
telah mengerti tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—
yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta
bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan
sesuai rencana. Para ahli menemukan hal yang berkaitan tentang
pengelolaan melalui berbagai kasus di era revolusi lalu teori manajemen
muncul. Teori manajemen mengalami perkembangan dari waktu ke waktu
mulai dari era manajemen klasik, manajemen ilmiah, hingga manajemen
modern. Tidak terlepas dari itu , terdapat perkembangan dalam hubungan
manusia yang dimulai sejak 1930 dan menjadi populer pada tahun 1950-an,
yaitu manajemen yang banyak memberikan perhatian terhadap hubungan
kemanusiaan kepada para karyawan. Pandangan ini muncul sebagai akibat
dari kelemahan-kelemahan pada manajemen yang berorientasi tugas (klasik)
yang kemudian menimbulkan banyak kritik terhadapnya. Produktivitas
dikala itu menurun dan menimbulkan stress pada karyawan. Kemudian
munculah studi hawthorne dan integrasi sosial.
Dalam dirinya The New State, yang diterbitkan pada tahun 1918, Follet
berpendapat mendukung jejaring sosial masyarakat. Dia menyatakan bahwa
pengalaman sosial masyarakat sangat penting untuk fungsi mereka sebagai
warga negara, dengan ini memiliki dampak pada fungsi utama
dari negara struktur:
Individu yang diciptakan oleh proses sosial dan harian dipelihara oleh
proses itu. Tidak ada hal seperti pria buatan sendiri. Apa yang kita miliki
sebagai individu adalah apa yang disimpan dari masyarakat, adalah lapisan
tanah kehidupan sosial .... Individualitas adalah kapasitas serikat. Ukuran
individualitas adalah kedalaman dan luasnya hubungan yang benar. Saya
seorang individu tidak sejauh yang saya terpisah dari, tetapi sejauh yang saya
bagian dari orang lain. (Follett 1918 hal.62).
1.Wewenang
Ciri khas dari kedua jenis wewenang ini adalah adanya sistem norma yang
diangap keramat yang tidak dapat diganggu gugat. Pelanggaran terhadapnya
akan menyebabkan bencana baik yang bersifat gaib maupun religious.
Analisis terpenting dalam kajian Weber adalah Weber tidak ingin mereduksi
stratifikasi berdasarkan sudut pandang ekonomi, namun Weber memandang
bahwa stratifikasi bersifat multidimensional. Artinya adalah kajian Weber
tidak hanya memberikan pengaruh pada kajian ekonomi, tetapi juga
memberikan analisis terhadap aspek bidang keilmuan lainnya. Menurutnya
masyarakat terstratifikasi berdasarkan ekonomi, status dan juga kekuasaan.
Kekuasaan terhadap manusia dapat dilakukan melalui pengaruh secara fisik
dengan cara penghukuman maupun dengan cara mempengaruhi opini
melalui propaganda (Lukes,1986). Propaganda merupakan jalur
memperoleh kekuasaan yang sulit dikalahkan oleh lawan bila propaganda
itu mampu menghasilkan suatu kesepakatan. Kekuasaan terdapat dalam
bentuk kekayaan, tentara, pemerintahan, jasa dan pengaruh. Kekayaan bisa
merupakan hasil kekuasaan dengan mempergunakan kekuatan tentara dan
pengaruh. Sekarang kekuatan ekonomi yang menjadi sumber kekayaan
adalah sumber asal semua jenis kekuasaan yang lain (Bouman, 1982).
Namun Weber kurang sependapat dengan pandangan tersebut. Ia
mengatakan bahwa kekuasaan harus dilihat dari esensi masing-masing.
Kekuasaan ekonomi belum tentu identik dengan kekuasaan yang lain. Orang
mencari kekuasaan belum tentu karena ingin menjadi kaya-raya. Orang
mencari kekuasaan karena pertimbangan kehormatan. Kekuasaan dan
kehormatan memerlukan jaminan dari adanya ketertiban berdasarkan
hukum. Tertib hukum merupakan faktor tambahan penting untuk
memperluas kekuasaan dan kehormatan meskipun tidak selamanya
menjamin. Weber (1947) menyatakan bahwa didalam kekuasaan terdapat
kemampuan untuk memaksakan kehendaknya kepada orang lain, walaupun
orang tersebut melakukan pernolakan. Adanya kesempatan untuk
merealisasikan kehendaknya pada orang lain dalam bentuk pemaksaan tanpa
memperdulikan apapun yang menjadi dasar. Dengan kata lain, kekuasaan
menurut Weber adalah kesempatan untuk menguasai orang lain.
E.Tugas Kepemimpinan
Kesimpulan
Dari paparan makalah “Studi Hawthorne dan Integrasia Organisasional”
pada tahun 1930-an di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya
sebuah kelompok yang mempengaruhi perilaku individu di
masyarakat.Dengan pentingnya studi di atas,dapat dikemukakan pula bahwa
perilaku dan kinerja masyarakat bergantung pada kedua isu-isu sosial dan
konten pekerjaan.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan memberikan informasi yang jauh lebih
maksimal dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.