Anda di halaman 1dari 1

Mengungkap Stereotipe Masyarakat Terhadap Imigran dalam Film Paddington

Sebuah film garapan dari sineas senior yaitu David Heyman yang disutradarai oleh
Paul King ini rilis pada tahun 2014. Paddington adalah sebuah film bergenre komedi dan juga
diadaptasi dari novel anak-anak karya Michael Bond yaitu “Paddington Bear”. Film berdurasi
95 menit ini tayang pertama kali pada 28 November 2014.
Paddington digambarkan sebagai seekor beruang menggemaskan dengan topi merah
dan jaket wol biru. Ia berjalan, berbicara, dan bermain layaknya manusia. Tidak seperti
stereotip beruang pada umumnya dengan tubuh besar dengan sikap yang cenderung
protektif. Paddington berasal dari hutan pedalaman Peru yang kemudian merantau ke
London dengan identitas sebagai imigran akibat ‘menumpang’ peti kemas di kapal. Jika
imigran seringkali memiliki stereotip yang menyeramkan, maka Paddington tampil
dalam wujud imigran yang ‘menggemaskan’.
Sesampainya di London, Paddington bertemu dengan Keluarga Brown yang
merepresentasikan kebudayaan Inggris. Mereka berasal dari keluarga yang berkecukupan,
terhormat dan berpendidikan. Berbeda dengan sosok Paddington yang mengeja namanya
saja pun masih salah. Pembentukan karakter ini menguatkan stereotip bahwa imigran
sama sekali tidak lebih baik dari Inggris ataupun orang-orang didalamnya.
Paddington suka bersikap konyol, berbuat onar dan penuh kegilaan yang
menimbulkan berbagai masalah. Padahal dalam beberapa kondisi, kegilaannya terjadi sebagai
tindakan penyelamatan atas dirinya ketika diserang Millicent. Sikapnya ini seiring dengan
perlakuan masyarakat politik terhadap imigran. Stereotip negatif yang melekat pada
imigran membuat masyarakat politik menyebut imigran sebagai biang kerok nomor
satu. Tindakan migrasi seringkali dihubungkan dengan meningginya angka kejahatan,
angka pengangguran, krisis perumahan dan sebagainya. Padahal masalah tersebut adalah
kegagalan pemerintah dalam menangani konflik.
Perlakuan Keluarga Brown khususnya Henry terhadap Paddington seringkali ketus
dan tidak bersahabat. Ia bahkan menolak menggunakan nama asli Paddington yaitu ‘Pastuso’
yang dibawanya dari Peru. Perubahan nama ini sempat ditolak oleh Paddington namun
Brown nampak tidak menerima masukan darinya. Melabeli Paddington dengan nama
‘Paddington’ atau nama stasiun tempat ditemukannya beruang itu, membenarkan
stereotip bahwa lagi-lagi Inggris merasa jauh lebih baik dari negara lainnya, dalam hal
ini Negara Peru.
Ketidaksetaraan sosial ini membuat pendapat Paddington terasa tidak penting. Dalam
beberapa kejadian yang menimbulkan kehancuran, Paddington mencoba untuk menjelaskan
apa yang sebenarnya terjadi. Namun, tak ada yang memercayainya. Adegan ini
membenarkan stereotip bahwa imigran tidak mendapat kepercayaan sosial dari
sekelilingnya. Persis seperti kehadian imigran yang masih sering dipandang sebelah mata
oleh negara-negara besar, khususnya Inggris.

Anda mungkin juga menyukai