Anda di halaman 1dari 2

Annelies, atau Anne lahir di Frankfurt, Jerman pada tahun 1929.

Dia adalah anak kedua dari dua


putri yang lahir dari Edith dan Otto Frank. Kaum Frank adalah keluarga Yahudi liberal dan tidak
menjalankan agama mereka secara umum, tetapi ini tidak menghentikan mereka dari penganiayaan
oleh Nazi. Pada saat Anne berusia empat tahun, Nazi telah mengambil kendali di Jerman dan Otto
Frank telah memutuskan untuk memindahkan keluarganya ke Amsterdam, di dekat Belanda, demi
keselamatan mereka.

Pada tahun 1941, semua warga negara Yahudi di Jerman kehilangan kewarganegaraan mereka. Otto
Frank mencoba mengatur pelarian ke AS, namun penjagaan militer yang ketat tidak memungkinkan
hal tersebut. Pada tahun 1942, keadaan semakin buruk ketika Margot, kakak Anne, menerima
tuntutan untuk bekerja di Jerman. Keluarga Anne tidak membiarkan hal tersebut terjadi sehingga
mereka menyusun rencana persembunyian. Frank yang seorang pebisnis, mengalihkan semua saham
perusahaannya ke non-Yahudi serta meninggalkan surat seolah-olah keluarganya telah pergi ke
Maastricht atau Swiss. Ia lantas menggunakan area tak terpakai di perusahaannya, Opekta, untuk
bersembunyi. Tangga menuju area ini disamarkan oleh rak buku di ambang pintu kecil, sehingga
tidak mungkin terlihat dari ruangan di bawah. Ada keluarga lain yang bergabung disana, yaitu van
Pels (Hermann, Auguste dan Peter) dan seorang teman dokter gigi, Fritz Pfeffer.

Hanya empat orang yang mengetahui tempat persembunyian itu: Johannes Kleimann, Miep Gies,
Victor Kugler, dan Bep Voskuijl. Ketika jam kerja berlangsung, delapan orang yang bersembunyi
harus membuat suara seminimal mungkin agar orang tidak curiga. Ketika semua pekerja sudah
pulang pada malam hari, mereka baru bisa bergerak bebas. Mereka tidak bisa keluar dari gedung
kantor dan mengandalkan pembantu mereka untuk makanan, buku, dan berita tentang dunia luar.
Anak-anak tidak bisa bersekolah sehingga Margot, Anne dan Peter mengambil kursus korespondensi
singkat, terdaftar atas nama Miep Gies.

Untuk ulang tahunnya yang ketiga belas pada bulan Juni 1942, Anne telah menerima sebuah buku
dengan gembok dan sampul kotak-kotak merah dan putih. Dia memberi nama buku harian itu:
'Kitty'. Ini adalah buku harian yang digunakan Anne untuk merekam kehidupan sebelum dan selama
masa persembunyian mereka. Melalui buku harian ini, Anne menemukan kecintaannya pada menulis
dan keinginannya untuk menulis cerita.

Pada bulan Agustus 1944, lokasi persembunyian tersebut terbongkar. 8 Agustus, delapan orang
Yahudi yang bersembunyi di Opekta, diangkut ke Westerbork, kamp transit untuk orang Yahudi.
Anne dan Margot dikirim ke Belgen-Belsen di Jerman untuk bekerja dan meninggal akibat tifus pada
Februari atau Maret 1945. Fritz Pfeffer meninggal pada tanggal 20 Desember 1944 di kamp
konsentrasi Neuengamme. Edith Frank telah meninggal di Auschwitz pada tanggal 6 Januari 1945.
Hermann van Pels telah dikirim ke kamar gas di Auschwitz dan Peter van Pels meninggal karena
kelelahan di kamp konsentrasi Mauthausen pada bulan Mei 1945. Hanya Otto Frank yang selamat
dari perang dan kembali ke Belanda yang telah dibebaskan.

Miep Gies yang menyimpan buku harian Anne memberikannya pada Otto. Saat membacanya, Otto
menyadari bahwa ada banyak hal tentang Anne yang tidak pernah dia ketahui. Keinginan Anne untuk
menjadi seorang penulis terkenal membuat Otto tergerak untuk mewujudkannya. Buku harian Anne
diterbitkan pada tahun 1952 dalam bahasa Inggris dengan judul 'The Diary of a Young Girl' dan
segera menjadi karya terlaris hingga saat ini.
HAL YANG DISUKAI/TIDAK DISUKAI DARI BACAAN

Anne Frank adalah seorang gadis yang luar biasa. Dengan usianya yang masih belia, ia mampu
bertahan hidup ditengah-tengah kekejaman Nazi. Tentu saja dengan kasih sayang dari keluarga.
Ayahnya juga rela melakukan apapun demi keselamatan keluarganya. Walaupun persembunyian
mereka terasa singkat, hanya 2 tahun, setidaknya Anne berhasil meninggalkan jejak bahwa diantara
banyaknya korban kekejaman Nazi, ia adalah salah satu dari mereka. Catatan dari seorang gadis
polos tentang kehidupannya selama di persembunyian tentu memberikan banyak pelajaran.
Keterbatasan yang mereka alami tidak menyurutkan niat seorang Anne untuk menggapai masa
depannya. Anne memang tidak lagi bernafas ketika bukunya diterbitkan. Namun, tulisannya tetap
bernafas bahka saat perang sudah jauh berlalu.

Anda mungkin juga menyukai