Resume Ta Pendapatan Fixxxx
Resume Ta Pendapatan Fixxxx
Walaupun demikian, secara teknis akuntansi, pendapatan biasanya diukur lebih dahulu
dan baru kemudian biaya yang diperkirakan menghasilkan pendapatan tersebut diukur
sehingga laba dapat ditentukan dengan tepat. Seperti aset dan kewajiban, pembahasan
pendapatan meliputi pengertian, pengukuran, pengakuan dan penilaian.
Berbagai sumber mamaknai pendapatan kurang kebih sama walaupun dengan variasi
yang berbeda. Dalam SFAC No. 6 FASB mendefinisikan pendapatan dan untung sebagai
berikut : “Revenues are inflows or other enhancements of asset of an entity or setlements
of its liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods, rendering
service, or other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations
(prg 78).”
Pendapatan adalah arus masuk atau perangkat tambahan lain aset dari suatu entitas atau
penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi
barang, jasa render, atau kegiatan lainnya yang merupakan operasi yang sedang
berlangsung oleh entitas besar atau pusat (prg. 78).
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi perifer atau insidental
dari suatu entitas dan dari semua transaksi lain dan peristiwa lain dan keadaan yang
mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik (prg 82).
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi pendapatan dari
IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income)
sebagai berikut: “Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
akuntansi dalam bentuk arus masuk atau perangkat tambahan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan peserta
ekuitas (hlm. 17).”
Definisi-definisi di atas memisahkan antara pengertian dan pengakuan sehingga tidak ada
yang menjukkan kriteria pengakuan. Sementara itu, APB (1970) mendefinisikan
pendapatan dengan memasukkan kriteria pengakuan sebagai berikut (APB Statement No
4 prg 134) : Pendapatan - kenaikan bruto dalam aset atau penurunan bruto dalam
kewajiban yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
yang dihasilkan dari jenis-jenis laba-kegiatan diarahkan kegiatan perusahaan yang dapat
mengubah ekuitas pemilik.
Pengertian
Pendaptan (revenue) itu sendiri didefinisikan sebagi pendapatan yang timbul dari
aktivitas normal suatu entitas—baik perseorang atau badan usaha yang melakukan
aktivitas usaha—dalam berbagai varian, mungkin disebut:
1. Penjualan;
2. Fee;
3. Bunga;
4. Dividend;
5. Royalti
Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal entitas
dan dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang berbeda seperti penjualan,
penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.
B. Karakteristik Pendapatan
Dari beberapa definisi di atas dapat didaftar karakteristik karakteristik atau kata kata
kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk pengertian
pendapatan dan untung adalah :
1. Aliran masuk atau kenaikan aset
2. Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang menerus.
3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban.
4. Suatu entitas
5. Produk perusahaan
6. Pertukaran produk
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk.
8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas.
1. Kenaikan Aset
Paton dan Litleton (1970:47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena
berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut:
a. Transsaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor.
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat
berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan.
c. Hadiah, donasi atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada.
e. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa)
3. Penurunan Kewajiban
Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya
menerima pembayaran di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan merupakan
pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak
penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya
diperlukan sebagai pendapatan tangguhan yang statusnya adalah kewajiban sampai
ada prestasi dari perusahaan berupa pengirimkan barang atau pelaksanaan jasa.
Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang
menimbulkan pendapatan. Kejadian itu mengubah kewajiban menjadi pendapatan.
4. Suatu Entitas
Dimasukkan kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan bahwa
konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan didefinisikan sebagai
kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih. Jadi, aset yang masuk itulah yang
disebut pendapatan. Aset tersebut dikuasai oleh perusahaan. Akan tetapi, karena
hubungan perusahaan dengan pemilik merupakan hubungan utang-piutang, pada saat
aset naik sebagai pendapatan utang perusahaan kepada pemilik juga naik dengan
jumlah yang sama. Hal ini mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut
dalam pendefinisian. Karena pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukan
kenaikan ekuitas.
5. Produk Perusahaan
Paton dan Littleton menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan. Di
sini pendapatan didefinisikan secara fisis bukan moneter. Definisi ini juga netral
terhadap saat pengakuan. Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif.
Dengan pengertian ini, pendapatan terbentuk atau terhimpun bersamaan dengan atau
selama kegiatan produktif tanpa harus menunggu kejadian atau saat penyerahan
produk kepada pelanggan.
Ada dua aliran yang berkaitan dengan pendapatan yaitu aliran fisis dan moneter.
Pendapatan merupakan aliran masuk aset (unit moneter dan hal tersebut berkaitan
dengan aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan. Dalam hal ini,
Kam (1990, hlm. 237) mempertanyakan apakah pendapatan itu objek atau kejadian.
Untuk menjawab hali tersebut, Kam merinci lebih lanjut kedua aliran tersebut yaitu:
a. Aliran fisis berupa :
• Kejadian memproduksi dan menjual produk
• Objek, yaitu produk fisis itu sendiri.
b. Aliran moneter berupa :
• Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan
produk ke konsumer.
• Objek, yaitu jumlah rupiah aset atau produk yang dihasilkan atau dijual.
6. Pertukaran
Ini dikarenakan pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk
dicatat dalam sistem pembukuan.Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau
jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak
independen.
7. Berbagai bentuk dan Nama
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan
berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan
misalnya disebut dengan penjualan. FASB membedakan antara untung dan
pendapatan karena adanya karakteristik sumber yang dapat dibedakan dengan operasi
utama. Karakteristik sumber dari untung itu sendiri adalah :
a. Periferal dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat-surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
b. Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfer) dengan pihak lain : misalnya
hadiah dan donasi (bagi organisasi nonprofit) dan penerimaan ganti rugi
pemenangan tuntutan perkara hukum.
c. Penahanan aset (holding asset) : misalnya kenaikan harga sekuritas investasi,
kenaikan nilai tukar valuta asing, dan kenaikan karena penahanan sediaan
(holding gains)
d. Faktor lingkungan : misalnya ganti rugi asuransii musibah alam yang melebihi kos
aset yang rusak.
Walaupun kedua kriteria harus dipenuhi, bobot pentingnya untuk suatu kegiatan tertentu
dapat berbeda artinya dalam keadaan tertentu perhimpun menjadi lebih kritis daripada
realisasi dan sebaliknya.Terbentuknya pendapatan, tidak selalu harus mendahului
realisasi pendapatan, dapat terjadi pendapatan sebelum realisasi terbentuk.Kam (1990)
mengemukakan kriteria pengakuan secara teknis. Pendapatan baru dapat diakui kalau
dipenuhi syarat-syarat berikut :
1. Keterukuran nilai asset (measurability of asset value)
2. Adanya suatu transaksi (existence of a transaction)
3. Proses perhimpunan secara substansial telah selesai
Syarat (1) dan (2) telah dicakupi dalam kriteria dari FASB. Agar dapat dikatakan
terealisasi pendapatan memang harus diukur secara objektif dan hal tersebut pada
umunya dapat dicapai setelah adanya transaksi penjualan atau kontrak. Syarat (1)
berkaitan dengan masalah apakah aliran masuk asset harus bersifat likuid dan bila
pendapatan dalam bentuk piutang apakah ketertagihan (collectability) cukup pasti
sehingga jumlah rupiah pendapatan yang dicatat benar merefleksi jumalh rupiah yang
akhirnya diterima.Dengan demikian pengukkuran pendapatan sangat andal. Syarat (3)
tidak berbeda dengan kriteria b dari FASB.
Permasalahan teoritis yang kemudian dapat terjadi jika seluruh pendapatan diakui
dengan memakai metode kontrak selesai, akan terjadi kemungkinan terjadi
ketidakseimbangan volume pendapatan dan kegiatan produksi antar tahun. Masalah
juga timbul kalau perusahaan tidak memperlakukan tiap kontrak sebagai projek dan
mengakui pendapatan pada saat produk diserahkan tanpa mengakumulasi kos yang
berkaitan dengan produk sehingga penandingan yang tepat tidak tercapai.
Suatu alternatif untuk memecahkan masalah di atas adalah penggunaan projek atau
angkatan produksi sebagai wadah atau takaran penentuan dan pelaporan laba
bukannya periode waktu. Sebagai alternatif lain, perusahaan dapat mengakui
pendapatan secara bertahap dan tetap menggunakan periode sebagai takaran
penghitung laba. Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama proses produksi
ini adalah :
Akresi. Yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau prose alamiah
lainnya.
Apresiasi. Yaitu, selisih “nilai pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (atau nilai
buku aset terdepresiasi).
Penghematan Kos.
Kos purna-jual
Masalah yang paling pelik dan sulit adalah masalah yang bersangkutan dengan
penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang mungkin
akan terjadi setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap penjualan tersebut.
Prosedur yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu adalah
mendebit jumlah rupiah yang sama ke dalam satu akun cadangan melalui
penyesuaian akhir tahun.
Kerugian piutang
Keberatan lain terhadap dasar penjualan adalah pendapat yang menyatakan bahwa
piutang bukanlah merupakan bukti yang efektif terhadap realisasi pendapatan.
Alasannya, piutang bukan merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran sehingga kurang tepat digunakan sebagai pengukur pendapatan.
Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama seperti kos
purna jual, yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang. Dengan
demikian pendapatan disajikan dalam statemen sejumlah piutang yang benar-
benar dapat direalisasi.
Transaksi penjualan
Secara umum, penjualan adalah transaksi pertukaran barang atau jasa hasil
produksi perusahaan dengan kas atau klaim atas kas.Secara teknis, transaksi
penjualan adalah transaksi pertukaran aset secara aktual bukan transaksi kontrak
itu sendiri.Penjualan dikatakan telah terjadi secara teknis bila produk (dan risiko
yang melekat) telah ditransfer ke pembeli dan sebagai penghargaan penjual
mendapat kas atau klaim atas kas.
Dalam PSAK No. 23, IAI menetapkan bahwa pengakuan pendapatan atas dasar kemajuan
pelaksanaan merupkan ketentuan utama sedangkan kaidah lain merupakan pengecualian
dari kaidah ini
Prosedur Pengakuan
Kebijakan akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau kegiatan internal apa
yang dapat digunkan sebagai pemicu pencatatan ke dalam sistem akuntansi. Kegiatan
Internal Sebagai Pemicu dan Bukti Pengakuan Pendapatan: