Anda di halaman 1dari 35

1.

Besaran Vektor dan Skalar


Besaran Vektor dan besaran Skalar Penulis : Yoskin Erlangga Anwarsyam
Dalam pembahasan sebelumnya, mengenai Besaran dan Satuan, anda sudah mempelajari besaran Fisika,
seperti besaran pokok dan besaran turunan. Dalam bab (halaman blog) ini, anda saya ajak untuk
memahami kelompok besaran Fisika lainnya, yaitu Besaran Vektor dan Besaran Skalar.

Besaran Skalar
Pada saat anda menghitung luas sebuah bidang bujur sangkar, maka anda hanya menyebut angka (nilai)
nya saja, misalkan 25 cm² Demikian pula, saat anda membeli dan menimbang satu keranjang buah
mangga, maka pada timbangan tertera angka yang menunjukkan massa mangga tersebut, misalkan 4 kg.
Pada contoh tersebut diatas, besaran Luas bujur sangkar dan Massa mangga merupakan besaran skalar,
yaitu besaran yang hanya memilik besar (nilai) saja dan tidak memiliki arah.
Contoh besaran Skalar yaitu, panjang, massa, waktu, suhu, massa jenis, volume, enegi potensial, usaha,
potensial listrik, energi listrik dan lainsebagainya.

Besaran Vektor
Jika sebuah mangga yang anda beli tadi, berada dalam genggaman tangan anda, yang semula diam,
kemudian terjatuh. Apa yang anda amati? Buah mangga tersebut jatuh kearah lantai, yang disebabkan
oleh Gravitasi Bumi (Gaya). Pada gerak mangga, dari keadaan diam bergerak dengan kecepatan yang
terus bertambah dengan arah kebawah hingga menyentuh lantai. Dari kejadian tersebut, kita dapat
menyebutkan bahwa, besaran Gaya dan besaran Kecepatan merupakan besaran Vektor, yaitu besaran
yang memilik nilai dan arah.
Vektor dapat dituliskan dalam huruf kecil dan besar, atau dengan dua huruf seperti berikut :

Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah (lihat gambar), yaitu panjang panah menunjukkan
nilai atau besarnya vektor dan arah anak panah menunjukkan arah vektor

Keterangan :
Titik A : adalah titik awal ( titik tangkap ) vektor
Titik B : adalah arah vektor
Panjang AB merupakan panjang atau besar vektor

Tabel Beberapa Contoh

Besaran Skalar dan Besaran Vektor :


N BESARAN SKALAR BESARAN VEKTOR
O
1 JARAK PERPINDAHAN
2 MASSA BERAT
3 PANJANG PERCEPATAN
4 KELAJUAN KECEPATAN
5 VOLUME PERCEPATAN GRAVITASI
6 WAKTU MOMENTUM
7 ENERGI POTENSIAL IMPULS
8 ENERGI KINETIK GAYA
9 USAHA MOMEN GAYA
10 DAYA TEGANGAN PERMUKAAN
11 MASSA JENIS GAYA GESEK
12 MUATAN LISTRIK INDUKSI MAGNETIK
13 POTENSIAL LISTRIK MEDAN GRAVITASI
14 JUMLAH ZAT MEDAN LISTRIK
15 KERAPATAN ARUS TEKANAN
Komponen Vektor :

Sebuah vektor F berada dalam bidang datar yang membentuk sudut α terhadap sumbu X (lihat gambar).
Vektor tersebut jika diproyeksikan terhadap sumbu X dan sumbu Y akan memiliki komponen-komponen
vektor terhadap sumbu-sumbu tersebut, yaitu Fx dan Fy

Persamaan komponen vektor tersebut :


Fx = F cos α
Fy = F sin α

Contoh Soal :

Komponen-komponen vektor dari gambar vektor berikut adalah…

A. Ax = -4 N dan Ay = 3 N
B. Ax = -3 N dan Ay = 4 N
C. Ax = 3 N dan Ay = 4 N
D. Ax = 4 N dan Ay = 3 N
E. Ax = 5 N dan Ay = 5 N

Jawab : D

Aplikasi Vektor :

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai aplikasi vektor, contoh sederhana adalah sebuah benda
yang jatuh dari tangan anda kebawah lantai. Dalam hal ini benda jatuh akibat Gravitasi bumi (gaya tarik
bumi) yang arahnya menuju pusat bumi. Hal ini juga menunjukkan benda mmiliki berat yang arah dan
besarnya sama dengan gaya tarik bumi terhadap benda tersebut.

Contoh lain dapat anda lihat dalam gambar berikut :


                                       
Mendorong Mobil.
Sumber gambar : http://cnx.org/content/m42073/latest/?collection=col11406/latest

Pada mesin derek palang penyangga menahan gaya berat beban (w ) dan gaya tarik tali (F)) . dengan gaya
dorong palang penyangga R. Pada mesin pemotong rumput, seorang pekerja mendorong mesin dengan
gaya F. Pada gambar selanjutnya, seseorang mendorong mobil dengan gaya F yang menimbulkan
percepatan a

Operasi Vektor :
Dalam penggunaan Vektor, dua buah vektor atau lebih dapat dijumlah, dikurang, dikalikan atau dibagi.
Kegiatan ini disebut Operasi vektor.
Penjumlahan dan pengurangan Vektor.
Menjumlahkan dan mengurangkan Vektor dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara yaitu :
1. Metode grafis seperti metode Polygon, Jajaran Genjang dan Segitiga
2. Metode Analitis, yaitu menguraikan vektor2 yang ada terhadap sumbu X dan
sumbu Y
Hasil dari penjumlahan vektor-vektor disebut Resultan Vektor (R)

Metode Grafis :
1. Cara Polygon.

Gambar (1) menunjukkan 3(tiga) buah vektor, yaitu vektor a, b dan vektor c.
Resultan Vektornya dapat anda lihat pada gambar (2)

Gambar (1) : vektor a, b dan c


dengan Resultan Vektor ( R) adalah R = a + b + c

Gbr(2). Resultan Vektor (R)


Jika R = a + b + c + d (gbr.3) maka besar R adalah = nol

Gbr (3). Resultan Vektor R = nol


2. Cara Jajaran Genjang

Penjumlahan dan pengurangan 2 buah vektor A dan B yang satu sama lain membentuk sudut α dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Dari gbr (p) penjumlahan vektor A + B dan gbr (q) adalah pengurangan vektor A – B mempunyai
persamaan :

Dari Gbr (p) : Penjumlahan vektor A + B menghasilkan resultan vektor R


Dari Gbr (q) : Pengurangan vektor A – B menghasilkan resultan vektor R dengan persamaan /
rumus tanda (+) dan (-) yang berbeda

 Metode Analitis :

Penjumlahan/pengurangan vektor dengan metode analitis adalah menjumlahkan beberapa vektor yang ada
dengan menguraikan vektor-vektor tersebut terlebih dahulu terhadap sumbu X dan Y, kemudian nilainya
dimasukkan ke dalam tabel X dan Y dan diselesaikan dengan persamaan :

Contoh :
Tiga buah gaya bekerja pada sistem koordinat XY (lihat gambar).
Jika F1 = 8 N, F2 = 4 N dan F3 = 3√3 N ,  maka Resultan gaya yang bekerja pada sistem adalah …

A. 8 N
B. 5√3 N
C. 4√2 N
D. 2√2 N
E. √3 N
Jawab : E
Penyelesaiaan :

Uraikan dulu vektor F1 terhadap sumbu X dan sumbu Y (lihat gbr). Kemudian isikan kedalam tabel

Arah Resultan Vektor Ө dapat dicari dengan persamaan tg Ө = ∑Y/∑X.  Dari soal diatas diperoleh Ө =
60·
2. JELASKAN MENGENAIN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DAN KRITERIANYA
Diposting oleh jengwati2 on Kamis, 28 Agustus 2014 Label: ipa

Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kesamaan
ciri yang dimiliki. Tujuan umum klasifikasi makhluk hidup adalah mempermudah mengenali,
membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Tujuan khusus/lain dari klasifikasi makhluk hidup
adalah seperti berikut.
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki
2. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis yang lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar - makhluk hidup
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya

Berikut ini adalah dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup.


1. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimilikinya.
2. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat dalam
tubuh ( anatomi).
3. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara hidupnya.

Klasifikasi Dikotom dan Kunci Determinasi Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup
dikelompokkan dalam kelompok-kelompok berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki.
Kelompok-kelompok tersebut dapat berukuran besar hingga kelompok kecil dari segi jumlah
anggota kelompoknya. Kelompok-kelompok tersebut disusun berdasarkan persamaan dan
perbedaan. Makin ke bawah persamaan yang dimiliki anggota di dalam tingkatan klasifikasi
tersebut makin banyak dan memiliki perbedaan makin sedikit. Urutan kelompok ini disebut takson. Orang
yang pertama melakukan pengelompokan ini adalah Linnaeus (1707-1778) berdasarkan kategori yang
digunakan pada waktu itu

1. Kriteria Klasifikasi Tumbuhan


Para ahli melakukan pengklasifikasian tumbuhan dengan memperhatikan beberapa kriteria yang menjadi
penentu dan selalu diperhatikan. Berikut contohnya.
a. Organ perkembangbiakannya: apakah dengan spora atau dengan bunga.
b. Habitus/perawakan tumbuhan waktu hidup: apakah tegak, menjalar atau merambat.
c. Bentuk dan ukuran daun.
d. Cara berkembang biak: seksual (generatif ) atau aseksual (vegetatif

2. Kriteria Klasifikasi Hewan


Sama halnya dengan pengklasifikasian tumbuhan, dalam mengklasifikasikan hewan, para ahli juga
mengklasifikasi dengan melihat kriteria berikut ini.
a. Saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat rendah belum punya saluran pencernaan
makanan. Hewan tingkat tinggi mempunyai lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus.
b. Kerangka (skeleton): apakah kerangka di luar tubuh (eksoskeleton) atau di dalam
tubuh (endoskeleton).
c. Anggota gerak: apakah berkaki dua, empat, atau tidak berkaki.

3. Kunci Determinasi
Kunci determinasi merupakan suatu kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas,
ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci determinasi ini adalah identifikasi dari
makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
kunci determinasi adalah seperti berikut.
a. Kunci harus dikotomi.
b. Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik, contoh:
1) tumbuhan berumah satu …
2) tumbuhan berumah dua …
c. Pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif sehingga satu bagian bisa diterima dan yang
lain ditolak.
d. Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif dalam
kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil.
e. Gunakan sifat-sifat yang biasa diamati.
f. Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.
g. Setiap kuplet diberi nomor.
h. Buat kalimat pertanyaan yang pendek.

3.KOMPONEN PENYUSUN SEL


Oleh Budhii YantoKomponen Penyusun Sel - Dari gambar di bawah ini dapat diketahui bahwa di dalam
sel terdapat komponen penyusun sel yang disebut organel sel yang terdiri:

Komponen Penyusun Sel

a. Selaput (membrane plasma)


Membran plasma merupakan pembungkus plasma yang menyelubungi sebuah sel. Membran plasma
bersifat semipermiabel berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat dari dan ke dalam sel. Membran
plasma selain merupakan selaput luar sitoplasma juga merupakan membran semua organel sel dalam
sitoplasma, dan sama-sama tersusun atas lemak dan protein. Pada sel tumbuhan, selaput plasma ini
dilindungi oleh selaput yang tersusun dari selulosa.

b. Plasma
Plasma adalah cairan yang terdapat di dalam sel (disebutsitoplasma) dan cairan inti sel (disebut
nukleoplasma). Sitoplasma sebagian besar (65% - 75%) disusun oleh air, selebihnya berisi zat makanan
(karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral). Pada sel tumbuhan di dalam sitoplasma memiliki
plastida (butir pembawa zat warna dan butir pembuat amilum, dan lemak). Di dalam sitoplasma terdapat :

1. Organel, yaitu bangunan yang selalu terdapat dalam semua sel.


2. Inklusio menupakan kumpulan bahan mati yang tidak selalu ada dalam sel.

c. Inti sel (nukleus)


Inti sel berada di tengah-tengah dan dikelilingi oleh sitoplasma, berbentuk bulat atau lonjong. Inti ini
dibungkus oleh dua membran yang masing-masing dipisahkan  oleh celah sebesar 20 - 30 mm yang
disebut spatium perinucliaris. Lapisan luar (kurang padat) kemungkinan ditempeli ribosom, sedang
lapisan dalam (padat danrata) terdapat butir kromatin.  Lapisan luar berfungsi untukmemelihara
keberadaan lubang dan bentuk  inti, lapisan dalam berfungsi untuk memegang bagian kromosom
interfase.Pada membran inti terdapat pori (porus nuclearis) yang berfungsi sebagai penghubung antara inti
dengan sitoplasma dalam melaksanakan proses biokimia. Inti terdiri dari:

1. Anak inti (nucleolus) yang berperan dalam proses sintesa protein.


2. Kromatin yang terdiri dari DNA dan RNA serta nukleoprotein. Kromatin akan menjadi
kromosom (pembawa gen).
3. Plasma inti (nukleoplasma).
d. Retikulum endoplasma
Adalah sistem membran yang membentuk jaringan rongga, berdinding membran, yang menghubungkan
sitoplasma dengan inti. Terdapat pada semua sel hewan maupun tumbuhan. Bentuk dan ukuran rongga ini
berbeda-beda, yaitu:

1. Sisterna, berbentuk ruang gepeng, berlapis-lapis, dan saling berhubungan.


2. Tubuler, berbentuk pipa kecil, dan saling berhubungan.
3. Vesikuler, berbentuk gelembung yang berlapis.

Ada dua jenis retikulum endoplasma yaitu kasar (yang permukaan luarnya terdapat butir ribosom) dan
yang halus (tidak memiliki butir ribosom pada permukaan membrannya).

e. Ribosom
Merupakan organel bebas dalam sitoplasma atau menempel pada retikulum endoplasma dan berfungsi
untuk sintesa protein. Pada saat sintesis, ribosom membentuk deretan memilin (spiral) yang dinamakan
poliribosom. Jumlah ribosom yang membentuk poliribosom akan menentukan ukuran molekul protein
yang terbentuk.

f. Badan mikro (peroksisom dan glioksisom)


Peroksisom berbentuk mirip dengan lisosom, ditemukan pada sel hewan dan tumbuhan. Banyak terdapat
pada sel hati dan mengandung enzim oksidase dan enzim katalase (menetralkan hidrogen peroksida yang
bersifat racun dan reaktif). Glioksisom berukuran lebih kecil dan berfungsi dalam metabolisme lemak
pada pertumbuhan biji-bijian.

g. Komplek golgi
Komplek golgi tersusun atas gelembung berdinding membran dengan berbagai bentuk dan ukuran, dari
yang amorf sampai kantung-kantung pipih yang bertumpuk. Pada sel tumbuhan disebut diktiosom, pada
sel hewan banyak ditemukan pada sel hati dan kelenjar. Fungsi komplek golgi antara lain:

1. Mengumpulkan sekresi protein dari retikulum endoplasma kemudian dibawa ke luar sel.
2. Pembentukan kantung-kantung untuk sekresi yang terjadi pada sel-sel kelenjar.

h. Lisosom
Lisosom adalah organel sel yang mengandung kumpulan enzim hidrolitis misalnya protease, lipase,
fosfolipase dan fosfatase. Fungsi lisosom:

1. Menghancurkan organel yang rusak (disebut sitolisosom).


2. Mencerna zat-zat yang belum diuraikan.

i. Mitokondria
Berbentuk bulat atau lonjong, terbesar di dalam sitoplasma. Dindingnya rangkap yang masing-masing
strukturnya merupakan dua lapis lemak. Dinding sebelah dalam berlipat-lipat membentuk sekat-sekat
yang disebut krista mitrokondriales. Mitokondria berisi cairan yang lebih padat dari cairan sitoplasma,
selain itu juga ditemukan DNA, RNA, dan ribosom yang berbeda jenisnya dengan ribosom sitoplasma
sel. Mitokondria berfungsi sebagai tempat respirasi sel dan metabolisme penghasil energi.

j. Mikrotubulus
Terbentuk atas molekul tubulin yang membentuk tabung, banyak ditemukan di sepanjang serabut saraf
dan sel saraf. Pada sel eukariotik mampu membentuk flagel dan silia sebagai alat gerak.

k. Mikrofilamen
Tersusun atas benang protein aktin, miosin, dan sitoskeleton.Filamen ini banyak diketemukan pada  sel
otot rangka atau otot lurik, dan otot jantung. Filamen aktin bekerja sama dengan flamen miosin
menyebabkan terjadinya kontraksi otot.

l. Vakuola
Vakuola disebut juga rongga sel, berisi larutan sisa pertukaran zat yang mengandung zat-zat tertentu
seperti minyak artheris (jahe, kayu putih), alkaloid, garam-garam mineral, butir-butir pati, enzim dan lain-
lain. Vakuola berguna untuk pertukaran zat atau metabolisme sel. Dinding vakuola (tonoplast) bersifat
semi permiabel. Pada organisme unisel terdapat dua jenis vakuola yaitu: 1) Vakuola kontraktil (rongga
berdenyut) untuk alat pengeluaran bahan sisa dari dalam sel. 2) Vakuola nonkontraktil yang berfungsi
untuk menyerap dan mengedarkan zat makanan ke seluruh bagian sel.

Perbandingan Sel Prokariotik dengan Eukariotik

Berdasarkan perbedaan struktur membran inti, sel dikelompokkan menjadi dua, yaitu sel


prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki membran inti
sedangkan sel yang memiliki membran inti disebut sel uekariotik. Lebih jauh tentang
perbandingan sel prokariotik dengan eukariotik dijelaskan di bawah.

Sel Prokariotik

Contoh organisme prokariotik adalah bakteri. Prokariot merupakan organisme bersel satu,
meskipun sebagian berupa rantai atau kumpulan beribu-ribu individu. Sel dibungkus oleh
membran (plasma) sel dan, dalam banyak kasus, juga dinding yang kuat.

DNA prokariot tidak terbungkus membran, melayang bebas dalam suatu bagian yang disebut
nukleoid. Bagian sel lainnya disebut sitoplasma. Sitoplasma mengandung cairan kental seperti
jeli yang disebut sitosol. Di dalam sitoplasma terdapat struktur sangat kecil yang disebut
ribosom. Ribosom bertugas menghasilkan protein berdasarkan perintah yang disandikan dalam
DNA.

Sel Eukariotik

Seperti prokariotik, sel uekariotik memiliki sitoplasma, membran sel, dan ribosom. Tetapi sel
eukariotik biasanya jauh lebih besar. Selain ukurannya lebih besar, terdapat juga struktur yang
terbungkus membran yang disebut organel. Meliputi organel inti, retikulum endoplasma,
lisosom, kloroplas, dan lain-lain. Inti adalah organel terbesar dan mengandung DNA, yang
merupakan informasi genetika (terwariskan) sel. Ada juga mitokondria yang menghasilkan
energi dari makanan.
A. WUJUD ZAT

Konsep: Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.

Apakah benda-benda memerlukan tempat? Misal tersedia air yang berada di dalam gelas.
Tuanglah air tersebut ke dalam kaleng. Apakah air menempati kaleng? Ternyata air memerlukan
tempat atau wadah. Selanjutnya jika air dalam wadah itu ditimbang ternyata memiliki massa.
Demikian halnya dengan udara ternyata juga menempati ruang dan memiliki massa.

Di sekitarmu terdapat benda-benda yang dapat kamu kelompokkan kedalam tiga wujud zat.
Beberapa benda seperti besi, kayu, aluminium termasuk zat padat. Air, minyak termasuk zat cair,
sedangkan gas elpiji, udara termasuk zat gas. Pada prinsipnya terdapat tiga wujud zat yaitu : zat
padat, zat cair dan zat gas.

Masing-masing wujud zat mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari bentuk fisiknya maupun
partikel-partikel penyusunnya sebagai berikut:

tabel

ZAT PADAT

Partikel-partikel zat padat memiliki sifat sebgai berikut :

1. Parikel-partikel yang menempati posisi yang tetap, jika artikel zat padat menempati posisi
yang teratur maka disebut kristal, dan Jika partikel zat padat menempati posisi yang tidak
teratur, maka disebut amorf.

2. Gaya tarik-menarik antar partikel sangat kuat, dan

3. Gerakan partikel hanya berupa getaran di sekitar posisi tetapnya.

Posisi partikel yang relaif tetap menyebabkan zat padat memiliki bentuk dan volume tetap.
Gerakan partikel yang hanya bergetar menyebabkan zat padat tidak dapat mengalir. Contoh zat
padat diantaranya adalah batu, kayu,gelas, dan sebagainya.

ZAT CAIR

Partikel-partikel zat cair memiliki sifat sebgai berikut :


1. Jarak antar partikel tetap dan agak berjauhan.

2. Gaya tarik menarik antar partikel lemah dibandingkan zat padat.

3. Gerakan partikel lebih lincah dari pada zat padat dan partikel dapat berpindah tempat.

Jarak antar partikel yang tetap menyebabkan zat cair mempunyai volume yang tetap Gerakan
partikel yang lincah dan dapat berpindah posisi menyebabkan zat cair dapat mengalir yang
menyebabkan bentuk zat cair selalu mengikuti bentuk wadahnya. Contoh zat cair antara lain
adalah air, dan air raksa.

ZAT GAS

Partikel-partikel zat gas memiliki sifat sebagai berikut :

1. Memiliki jarak partikel yang berubah ubah.

2. Hampir tidak ada gaya tarik-menarik.

3. Gerakan partikel sangat bebas dibandingkan zat padat dan cair.

4. Jarak antar partikel yang tetap menyebabkan zat cair mempunyai volume yang tetap
Gerakan partikel yang lincah dan dapat berpindah posisi menyebabkan zat cair dapat mengalir
yang menyebabkan bentuk zat cair selalu mengikuti bentuk wadahnya. Contoh zat cair antara
lain adalah air, dan air raksa.

Tabel Perbandingan Sel Prokariotik dengan Eukariotik

Karakteristik Prokariotik Eukariotik

Ukuran sel Umumnya 0,5-5um 10-100um

Tidak terbungkus membran inti sehingga tidak Terbungkus membran inti (inti sejati)
Inti sel
disebut nukleus tetapi nukleoid dan memiliki anak inti sel (nukleolus)

Ada, seperti lisosom, kompleks Golgi,


Organel yang
Tidak ada mitokondria, retikulum endoplasma,
terbungkus membran
dan kloroplas

Flagela (bulu cambuk) Tersusun atas 2 berkas protein Tersusun atas mikrotubulus rangkap

Ada, pada sel yang tidak memiliki diding


Glikokaliks Ada, berupa kapsul atau lapisan lendir
sel

Dinding sel Biasanya ada, tersusun atas peptidoglikan Jika ada, struktur kimianya sederhana
Vesikula gas Ada Tidak

Perbandingan sel prokariotik dengan


eukariotik yang utama adalah membrannya. Sterol dan karbohidrat ada sebagai
Membran sel
Struktur tanpa karbohidrat dan biasanya reseptor
tanpa sterol

Ada sitoskeleton dan terjadi aliran


Sitoplasma Tanpa sitoskeleton atau aliran sitoplasmik
sitoplasmik

Ribosom Ukuran kecil Ukuran besar

Kromosom tunggal melingkar tanpa protein Kromosom linear melipat dengan


Kromosom (DNA)
histon terikat protein histon

Pembelahan sel Pembelahan biner Mitosis

Rekombinasi seksual Tanpa meiosis, hanya transfer fragmen DNA Meiosis

Sensitivitas terhadap
Sensitif Tidak sensitif
antibiotik

Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem membran dalam (endomembran). Organisme yang
tersusun atas sel prokariotik disebut organisme prokariot. Organisme yang tersusun atas sel
eukariotik (baca: yukariotik; eu = sejati, karyon = inti) disebut organisme eukariot.

Jadi, secara ringkas perbandingan sel prokariotik dengan eukariotik, yang satu lebih kompleks
dibandingkan yang lainnya.

Perubahan Wujud Zat

Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam peristiwa sebagai berikut.

 Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat.Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas. Contoh: air menjadi es dan logam cair yang membeku
 Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair.Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas.Contoh: es batu menjadi air dan lilin meleleh
 Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas.Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas.Contoh: air yang dipanaskan lambat laun akan menguap
 Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair.Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas.Contoh: uap air yang menjadi titik air, terjadinya embun pada pagi hari
 Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas.Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas.Contoh: kapur barus yang disimpan di tempat terbuka lama-kelamaan
menjadi habis
 Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat.Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas.Contoh: gas dari kapur barus dapat dipadatkan lagi melalui metode
kristalisasi

Teori Partikel Zat


Apakah partikel itu?Untuk menjawab pertanyaan ini, ambillah sebatang kapur tulis dan
potonglah menjadi dua bagian.Selanjutnya, potonglah salah satu potongan kapur tulis itu
menjadi dua bagian.Apabila pemotongan kapur tulis itu dilakukan terus-menerus, maka suatu
ketika kalian tidak dapat memotongnya lagi.Meskipun kalian sudah tidak dapat memotong
kapur tulis lagi, tetapi potongan terakhir ini masih memiliki sifat-sifat kapur.Nah, bagian
terakhir yang tidak dapat dipotong lagi dan masih memiliki sifat-sifat kapur Ketika kalian
membuka botol parfum, parfum menguap.Partikel-partikel parfum bergerak ke segala arah dan
memenuhi ruangan, sehingga kalian dapat mencium bau parfum. Berdasarkan teori partikel,
jumlah partikel parfum dalam wujud cair sama dengan jumlah partikel parfum dalam wujud
gas. Akan tetapi, setetes parfum baunya dapat menyebar ke seluruh ruangan.Artinya, jarak
antarpartikel gas lebih jauh daripada jarak antarpartikel zat cair.

Ketika kalian membuat teh manis, gula pasir berubah dari wujud padat ke wujud cair. Partikel-
partikel gula pasir menyebar ke seluruh cairan (air) dalam gelas sehingga air terasa manis.
Jumlah partikel gula pasir sebelum dilarutkan (wujud padat) dan setelah dilarutkan sama besar.
Artinya, jarak antarpartikel dalam zat cair lebih jauh daripada jarak antara partikel zat padat.

Ukuran partikel sangat kecil sehingga kalian tidak dapat melihat partikel secara langsung.Kalian
dapat melihat partikel-partikel itu apabila menggunakan alat yang dinamakan mikroskop
elektron.Bagian terkecil zat yang dinamakan partikel sebagaimana diuraikan di atas sering
disebut sebagai molekul.Jadi, partikel atau molekul adalah bagian terkecil dari zat yang masih
memiliki sifat-sifat zat yang bersangkutan.Karena parfum baunya wangi, sehingga partikel-
partikel parfum juga berbau wangi. Gula rasanya manis, sehingga partikel-partikel juga rasanya
manis.

Bagaimanakah gerak partikel-partikel zat? Robert Brown, seorang ahli botani berkebangsaan
Inggris, pada tahun 1827 telah mengamati gerak partikel zat dengan menggunakan mikroskop.
Ia menemukan bahwa partikel-partikel tepung sari di dalam air bergerak secara acak
(sembarang). Sesuai dengan nama penemunya, gerak partikel-partikel zat dinamakan gerak
Brown.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jarak antarpartikel zat secara berurutan
dari dekat ke jauh berturut-turut adalah zat padat, zat cair, dan gas.Seperti diketahui, contoh zat
padat adalah pensil, uang logam, dan peniti. Zat padat memiliki ciri penting, yaitu: bentuk dan
volumenya tetap. Partikel-partikel zat padat saling berdekatan dalam susunan yang teratur.
Partikel-partikel ini diikat oleh gaya tarik-menarik antarpartikel itu sendiri. Partikel-partikel zat
padat tidak dapat bergerak bebas ke luar dari kedudukannya.Partikel-partikel zat padat hanya
bergetar di sekitar kedudukannya.Itulah sebabnya zat padat memiliki bentuk dan volume tetap.
Sifat-sifat zat padat bergantung pada cara penyusunan partikel-partikelnya. Apabila susunan
partikel-partikel zat padat memiliki pola teratur dan berulang, maka zat padat itu dinamakan
zat padat kristal. Contoh zat padat kristal adalah kuasa (Gambar 3.6). Apabila susunan partikel-
partikel zat padat tidak memiliki pola teratur, maka zat padat itu dinamakan zat padat amorf.

Jarak antarpartikel zat cair lebih renggang daripada jarak antarpartikel zat padat.Partikel-
partikel zat cair mudah berpindah tempat, sehingga zat cair tidak memiliki bentuk yang
tetap.Bentuk zat cair bergantung pada wadahnya. Gaya tarik-menarik antarpartikel dalam zat
cair lebih kecil daripada gaya tarik-menarik antarpartikel dalam zat padat. Akibatnya, zat cair
dapat mengalir. Beberapa zat cair lebih mudah mengalir daripada yang lain. Hal ini bergantung
pada kekentalan zat cair yang bersangkutan.Misalnya, sirup lebih kental daripada air.
Jarak antarpartikel gas sangat renggang, sehingga gaya tarik-menarik antarpartikelnya
diabaikan. Gas dapat mengisi seluruh bejana (ruangan), tanpa memperhatikan ukuran dan
bentuk bejana.Oleh karena itu, bentuk dan volume gas tidak tetap.Gambar 3.7 menunjukkan
ilustrasi jarak antarpartikel dalam zat padat, zat cair, dan gas.

Klasifikasi Zat
Zat tunggal
Zat tunggal ialah materi yang memiliki susunan partikel yang tidak mudah dirubah serta juga
memilik komposisi yang tetap. Zat tunggal juga dapat diklasifikasikan ialah sebagai unsur dan
senyawa. Zat tunggal tersebut berupa sebagai zat yang tidak dapat diuraikan dan menjadi zat
lain yang lebih sederhana. Unsur besi tidak bisa dapat diuraikan menjadi zat lain, apabila
ukuran besi ini diperkecil, yang pada suatu saat akan didapatkan bagian terkecil yang tidak
dapat dibagi lagi yang disebut dengan dengan atom besi.

Unsur di alam dapat dibagi menjadi 2(dua) bagian besar ialah sebagai berikut  ;

 unsur logam
Unsur logam pada umumnya berbentuk padat kecuali pada unsur air raksa atau mercury
(Hg), yang menghantarkan arus listrik dan juga panas.
 Non logam(bukan logam)
Unsur non logam memilki sifat yang berbeda , ialah seperti ; tidak dapat menghantarkan
arus listrik, panas dan juga bersifat sebagai isolator.
Wujud unsur non logam ialah berupa gas.
 Zat tunggal ialah berupa senyawa yang didefinisikan ialah sebagai zat yang dibentuk dari
berbagai jenis unsur yang saling terikat dan terhubung secara kimia serta memiliki
komposisi yang tetap.

Senyawa Organik didefinisikan ialah sebagai senyawa yang dibangun oleh unsur karbon yang
sebagai kerangka utamanya.
Senyawa Anorganik ialah senyawa-senyawa yang tidak disusun dari atom karbon, yang pada
umumnya senyawa tersebut ditemukan di alam,

Zat Campuran
Zat Campuran ialah materi yang disusun dari beberapa zat tunggal baik itu yang berupa unsur
atau senyawa dengan komposisi yang tidak tetap. Didalam campuran ini memiliki sifat dari
materi penyusunnya ialah tidak berubah.

Zat Campuran dapat dibagi menjadi 2(dua) jenis, ialah sebagai berikut :

1. campuran homogen
Campuran homogen ialah campuran yang serba sama yang materi-materi penyusunnya
berinteraksi, tetapi tidak membentuk zat baru. Campuran homogen juga dapat
berbentuk ialah sebagai campuran antara logam dengan logam.
2. campuran heterogen
Campuran heterogen ialah campuran serba aneka, dimana pada materi-materi
penyusunnya tidak berinteraksi, sehingga dapat mengamati dengan jelas dari materi
penyusun campuran tersebut Campuran heterogen tidak memerlukan komposisi yang
tetap seperti halnya senyawa, apabila kita mencampurkan dua materi atau lebih maka

Zat Kimia
Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu [1]. Sebagai contoh, suatu
cuplikan air memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama baik jika
cuplikan tersebut diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak
dapat dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun [2]. Zat kimia yang umum
ditemukan sehari-hari antara lain adalah air, garam (natrium klorida), dan gula (sukrosa).
Secara umum, zat terdapat dalam bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami perubahan
fase zat sesuai dengan perubahan temperatur atau tekanan.

Konsep mengenai zat kimia terbentuk jelas pada akhir abad ke-18 dengan karya kimiawan
Joseph Proust mengenai komposisi beberapa senyawa kimia murni [3]. Ia menyatakan “Semua
cuplikan suatu senyawa memiliki komposisi yang sama; yaitu bahwa semua cuplikan memiliki
proporsi yang sama, berdasarkan massa, dari unsur yang terdapat dalam senyawa tersebut”. Ini
dikenal sebagai hukum komposisi tetap, dan merupakan salah satu dasar dari kimia modern.

Jenis  Bahan Kimia Berbahaya


Bahan – bahan kimia berbahaya tidak hanya terdapat pada makanan, tetapi barang / pakaian
yang sering kita gunakan pun terdapat zat – zat kimia yang berbahaya. Berikut beberapa jenis
bahan kimia yang terdapat di kehidupan kita sehari – hari.

Bahan Kimia Berbahaya Dalam Makanaan

 Sakarin ( Saccharin )
Sakarin sering dikatakan sebagai bahan pengganti gula. Bentuknya seperti bubuk putih
tidak berbau dan sangat manis. Zat kimia yang satu ini, seringkali digunakan sebagai
pengganti gula karena memiliki tingkat kemanisan 550 kali lebih dari gula biasa. Efek
samping dari bahan kimia ini yaitu dapat menyebabkan kanker kandung kemih
( mukosa ).
 Siklamat ( Cyclamate )
Zat kimia yang satu ini juga sering dijumpai pada makanan serta minuman. Sama
seperti sakarin, siklamat juga merupakan bahan pengganti gula. Namun memiliki kadar
yang rendah di banding sakarin. Kira – kira 30 kali lebih manis dari gula biasa. Efek
samping yang bisa ditimbulkan dari penggunaan zat kimia yang berlebihan ini pecahnya
sel kromosom dalam medium biakan leukosit.
 Nitrosamin
Nitrosamin memiliki bentuk seperti garam. Warnanya agak sedikit kekuning –
kuningan. Bahan kimia ini biasanya sering digunakan untuk menciptakan aroma khas
suatu makanan. Efek samping yang ditimbulkan dapat menggangu metabolisme tubuh,
menyebabkan kanker, serta mengubah susunan DNA di dalam tubuh.
 Boraks
Bahan kimia berbahaya ini rasanya sering kita dengar. Boraks merupakan bahan kimia
berbahaya yang sering digunakan dalam makanan karena dapat menimbulkan efek yang
bagus pada tekstur makanan. Padahal aslinya boraks ini merupakan bahan pembersih
dan pengawet kayu. Efek yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia ini adalah
kematian, koma, kerusakan ginjal, dll.
 Rhodamin B pada Makanan
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.239/Menkes/Per/V/85 menetapkan 30 zat pewarna berbahaya. Rhodamine B
termasuk salah satu zat pewarna yang dinyatakan sebagai zat pewarna berbahaya dan
dilarang digunakan pada produk pangan (Syah et al. 2005). Namun demikian,
penyalahgunaan rhodamine B sebagai zat pewarna pada makanan masih sering terjadi di
lapangan dan diberitakan di beberapa media massa. Sebagai contoh, rhodamine B
ditemukan pada makanan dan minuman seperti kerupuk, sambal botol dan sirup di
Makassar pada saat BPOM Makassar melakukan pemeriksaan sejumlah sampel
makanan dan minuman ringan (Anonimus 2006).

Rhodamine B termasuk zat yang apabila diamati dari segi fisiknya cukup mudah untuk dikenali.
Bentuknya seperti kristal, biasanya berwarna hijau atau ungu kemerahan. Di samping itu
rhodamine juga tidak berbau serta mudah larut dalam larutan berwarna merah terang
berfluorescen. Zat pewarna ini mempunyai banyak sinonim, antara lain D and C Red no 19,
Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine dan Brilliant Pink B. Rhodamine biasa
digunakan dalam industri tekstil. Pada awalnya zat ini digunakan sebagai pewarna bahan kain
atau pakaian. Campuran zat pewarna tersebut akan menghasilkan warna-warna yang menarik.
Bukan hanya di industri tekstil, rhodamine B juga sangat diperlukan oleh pabrik kertas.

Fungsinya sama yaitu sebagai bahan pewarna kertas sehingga dihasilkan warna-warna kertas
yang menarik. Sayangnya zat yang seharusnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan kertas
tersebut digunakan pula sebagai pewarna makanan.
Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena rhodamine B termasuk
karsinogen yang kuat. Efek negatif lainnya adalah menyebabkan gangguan fungsi hati atau
bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati (Syah et al. 2005). Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa zat pewarna tersebut memang berbahaya bila digunakan pada makanan.
Hasil suatu penelitian menyebutkan bahwa pada uji terhadap mencit, rhodamine B
menyebabkan terjadinya perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan di
sekitarnya mengalami disintegrasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan adanya
piknotik (sel yang melakukan pinositosis) dan hiperkromatik dari nukleus, degenerasi lemak
dan sitolisis dari sitoplasma (Anonimus 2006).
Dalam analisis yang menggunakan metode destruksi yang kemudian diikuti dengan analisis
metode spektrofometri, diketahui bahwa sifat racun rhodamine B tidak hanya disebabkan oleh
senyawa organik saja tetapi juga oleh kontaminasi senyawa anorganik terutama timbal dan
arsen (Subandi 1999). Keberadaan kedua unsur tersebut menyebabkan rhodamine B berbahaya
jika digunakan sebagai pewarna pada makanan, obat maupun kosmetik sekalipun. Hal ini
didukung oleh Winarno (2004) yang menyatakan bahwa timbal memang banyak digunakan
sebagai pigmen atau zat pewarna dalam industri kosmetik dan kontaminasi dalam makanan
dapat terjadi salah satu diantaranya oleh zat pewarna untuk tekstil.

 Melamin
Melamin merupakan bahan kimia yang banyak digunakan pada industri plastik, lem,
serta peralatan makanan dan minuman. Melamin ini dilarang keras untuk dicampur
dengan bahan makanan yang kita konsumsi. Penggunaan Melamin pada makanan yang
kita makan akan menimbulkan beberapa penyakit, yaitu:
~ Kerusakan Fungsi Ginjal
~ Gangguan Pencernaan Akut
~ Kerusakan fungsi hati dan Otak
Reaksi kimia merupakan suatu reaksi yang mengalami perubahan kimia menjadi zat baru.
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang disertai dengan terbentuknya zat baru yang memiliki sifat
kimia berbeda dari asalnya. Adapun gejala yang menyertai reaksi kimia adalah tebentuknya gas,
terbentuknya endapan, terjadinya perubahan warna, dan terjadinya perubahan suhu. Untuk penjelasan
lebih lanjut adalah sebagai berikut.

1. Terbentuknya gas

Beberapa reaksi kimia dapat membentuk atau menghasilkan gas, contohnya yaitu reaksi yang
terjadi pada asam klorida (HCl) dengan pita magnesium (Mg). Persamaan reaksi yang terjadi adalah:

HCl(aq) + Mg(s) → MgCl₂ (aq) + H₂ (g)

Berdasarkan persamaan reaksi di atas dapat kita ketahui bahwa dihasilkan gas hidrogen (H₂) dari reaksi
HCl dengan pita Mg. Gas tersebut kita lihat dalam wujud gelembung-gelembung.

2. Terbentuknya endapan

Endapan adalah padatan yang tidak larut atau tidak bercampur secara homogen dengan cairan di
sekitarnya. Contoh reaksi yang menghasilkan endapan adalah reaksi barium klorida (BaCl₂) dengan
natrium sulfat (Na₂SO₄). Adapun reaksi yang berlangsung adalah:

BaCl₂(aq) + Na₂SO₄(aq) → BaSO₄(s) + 2NaCl(aq)

Untuk mengetahui endapan apa yang terbentuk, lihat senyawa pada persamaan reaksi yang memiliki
wujud (s) (s=solid). Berdasarkan reaksi di atas, senyawa yang berwujud (s) adalah BaSO₄. Dengan
demikian dapat kita ketahui bahwa reaksi tersebut menghasilkan padatan, yaitu BaSO₄ atau Barium
sulfat. Barium sulfat berupa endapan berwarna putih.

3. Terjadinya perubahan warna

Perubahan warna pada reaksi kimia dapat terjadi karena terjadi perubahan komposisi dan
terbentuk zat baru yang kemungkinan memiliki warna yang berbeda. Contoh reaksi kimia yang
mengalami perubahan warna adalah reaksi antara tembaga sulfat (CuSO₄) dengan air (H₂O). Tembaga
sulfat memiliki warna putih sedangkan air tidak berwarna. Ketika kedua senyawa tersebut dicampur yang
terjadi adalah larutan menjadi berwarna biru. Warna biru tersebut adalah warna zat baru yang dihasilkan,
yaitu CuSO₄.5H₂O.

4. Terjadinya perubahan suhu

Pada reaksi kimia dibutuhkan energi dan kadang kala melepas energi. Salah satu bentu energi
yang menyertai reaksi kimia adalah energi panas. Maka dari itu, akan terjadi perubahan suhu pada reaksi
kimia, yang ditandai dengan aliran kalor dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Akibatnya suhu
reaksi dapat lebih tinggi atau bahkan lebih rendah dari reaktan, bergantung pada melepas atau kah
menyerap energi panas.

Reaksi kimia dapat terjadi karena ada reaktan atau pereaksi yang direaksikan. Akibat dari dua
reaktan atau lebih yang direaksikan akan menghasilkan produk atau hasil reaksi. Dalam penulisan
persamaan reaksinya, yaitu dipisah oleh tanda panah. Reaktan ditulis sebelum atau di sebelah kiri tanda
panah, sedangkan produk ditulis sesudah tanda panah atau sebelah kanan tanda panah. Produk yang
dihasilkan dari reaksi kimia akan memiliki sifat kimia yang berbeda dari asalnya. Itulah ciri dari
perubahan kimia.

Selain perubahan kimia dikenal juga dengan perubahan fisika. Perubahan fisika adalah perubahan
zat yang tidk disertai dengan terbentuknya zat baru. Adapun contoh perubahan fisika adalah menguap,
mengembun, mencair, melarut, menyublim dan perubahan bentuk, seperti kayu menjadi kursi dan beras
diubah menjadi tepung beras. Untuk memahami perbedaan perubahan kimia dengan perubahan fisika
perhatikan penjelasan berikut ini!
1. Perubahan kimia: terbentuk zat baru, Perubahan fisika: tidak terbentuk zat baru.

2. Peubahan kimia: komposisi materi berubah sebelum dengan sesudah, Perubahan fisika: komposisi
materi tidak berubah

3. Perubahan kimia: ditandai dengan terbentuknya gas, endapan, perubahan suhu, perubahan bau,
dan perubahan rasa
4. Perubahan fisika: tidak terjadi perubahan warna, bau, rasa, dan tidak terbentuk endapan.

Transformasi energi
Transformasi energi , juga dikenal sebagai konversi energi , adalah proses mengubah energi
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam fisika, energi adalah kuantitas yang menyediakan kapasitas
untuk melakukan pekerjaan (misalnya mengangkat objek) atau menyediakan panas. Selain dapat
dikonversi, menurut hukum kekekalan energi, energi dapat ditransfer ke lokasi atau objek yang berbeda,
tetapi tidak dapat dibuat atau dihancurkan.
Energi dalam banyak bentuknya dapat digunakan dalam proses alami, atau untuk menyediakan layanan
bagi masyarakat seperti pemanasan, pendinginan, penerangan, atau melakukan pekerjaan mekanis untuk
mengoperasikan mesin. Misalnya, untuk memanaskan rumah, tungku membakar bahan bakar, yang energi
potensial kimianya diubah menjadi energi termal, yang kemudian ditransfer ke udara rumah untuk
menaikkan suhunya.
Keterbatasan dalam konversi energi termal
Konversi ke energi panas dari bentuk energi lain dapat terjadi dengan efisiensi 100%  . Konversi
di antara bentuk energi non-termal dapat terjadi dengan efisiensi yang cukup tinggi, meskipun selalu ada
beberapa energi yang dihilangkan secara termal karena gesekan dan proses serupa. Terkadang
efisiensinya mendekati 100%, seperti ketika energi potensial diubah menjadi energi kinetik saat benda
jatuh dalam ruang hampa. Ini juga berlaku untuk kasus sebaliknya; misalnya, sebuah objek dalam orbit
elips di sekitar benda lain mengubah energi kinetiknya (kecepatan) menjadi energi potensial gravitasi
(jarak dari objek lain) ketika bergerak menjauh dari tubuh induknya. Ketika mencapai titik terjauh, itu
akan membalikkan proses, mempercepat dan mengubah energi potensial menjadi kinetik. Karena ruang
hampir hampa udara, proses ini mendekati efisiensi 100%.
Energi panas sangat unik, karena tidak dapat dikonversi ke bentuk energi lain.  Hanya perbedaan
dalam kepadatan energi termal / panas (suhu) yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan, dan
efisiensi konversi ini akan (banyak) kurang dari 100%. Ini karena energi panas merupakan bentuk energi
yang tidak teratur; itu tersebar secara acak di antara banyak keadaan yang tersedia dari kumpulan partikel
mikroskopis yang membentuk sistem (kombinasi posisi dan momentum untuk masing-masing partikel
dikatakan membentuk ruang fase ). Ukuran gangguan atau keacakan ini adalah entropi , dan ciri
definisinya adalah bahwa entropi dari sistem yang terisolasi tidak pernah berkurang. Seseorang tidak
dapat mengambil sistem entropi tinggi (seperti substansi panas, dengan sejumlah energi panas) dan
mengubahnya menjadi keadaan entropi rendah (seperti substansi suhu rendah, dengan energi yang lebih
rendah), tanpa entropi pergi ke tempat lain (seperti udara di sekitarnya). Dengan kata lain, tidak ada cara
untuk memusatkan energi tanpa menyebarkan energi di tempat lain.
Energi panas dalam kesetimbangan pada suhu tertentu sudah menunjukkan energi maksimum
malam di antara semua keadaan yang memungkinkan. Energi semacam itu kadang-kadang disebut
"energi terdegradasi Karena ia tidak sepenuhnya dapat dikonversi menjadi bentuk "berguna",
yaitu energi yang dapat melakukan lebih dari sekadar memengaruhi suhu. Hukum kedua
termodinamika menyatakan bahwa entropi sistem tertutup tidak akan pernah berkurang. Untuk alasan ini,
energi panas dalam suatu sistem dapat dikonversi ke jenis energi lain dengan efisiensi mendekati 100%
hanya jika entropi alam semesta meningkat dengan cara lain, untuk mengkompensasi penurunan entropi
yang terkait dengan hilangnya energi. energi termal dan konten entropinya. Jika tidak, hanya sebagian
dari energi termal yang dapat dikonversi menjadi jenis energi lain (dan dengan demikian berguna).  Ini
karena sisa panas harus dicadangkan untuk dipindahkan ke reservoir termal pada suhu yang lebih
rendah. Peningkatan entropi untuk proses ini lebih besar daripada penurunan entropi yang terkait dengan
transformasi sisa panas menjadi jenis energi lain.
Untuk membuat transformasi energi lebih efisien, diinginkan untuk menghindari konversi
termal. Sebagai contoh, efisiensi reaktor nuklir, di mana energi kinetik dari nuklei pertama kali dikonversi
menjadi energi termal dan kemudian menjadi energi listrik, terletak di sekitar 35%. Dengan konversi
langsung energi kinetik menjadi energi listrik, yang dilakukan dengan menghilangkan transformasi energi
termal menengah, efisiensi proses transformasi energi dapat ditingkatkan secara dramatis.
Sejarah transformasi energi
Transformasi energi di alam semesta dari waktu ke waktu biasanya ditandai oleh berbagai jenis
energi, yang telah tersedia sejak Big Bang , yang kemudian "dilepaskan" (yaitu, diubah menjadi jenis
energi yang lebih aktif seperti energi kinetik atau radiasi) oleh mekanisme pemicu.
Pelepasan energi dari potensi gravitasi
Transformasi energi secara langsung terjadi ketika hidrogen yang dihasilkan dalam Big Bang
terkumpul menjadi struktur seperti planet, dalam proses di mana bagian dari potensi gravitasi akan
dikonversi langsung menjadi panas. Di Jupiter , Saturnus , dan Neptunus , misalnya, panas dari
kehancuran terus menerus dari atmosfer gas besar planet-planet terus mendorong sebagian besar sistem
cuaca planet. Sistem ini, yang terdiri dari pita atmosfer, angin, dan badai dahsyat, hanya sebagian
ditenagai oleh sinar matahari. Namun, di Uranus , sedikit dari proses ini terjadi. Di Bumi sebagian besar
keluaran panas dari bagian dalam planet ini, diperkirakan sepertiga hingga setengah dari total, disebabkan
oleh jatuhnya materi planet yang lambat ke ukuran yang lebih kecil, menghasilkan panas. 

Pelepasan energi dari potensi radioaktif


Contoh-contoh umum dari proses-proses serupa lainnya yang mengubah energi dari Big Bang
termasuk peluruhan nuklir, yang melepaskan energi yang semula "disimpan" dalam isotop - isotop berat,
seperti uranium dan thorium . Energi ini disimpan pada saat nukleosintesis unsur-unsur ini. Proses ini
menggunakan energi potensial gravitasi yang dilepaskan dari jatuhnya supernova Tipe II untuk membuat
elemen-elemen berat ini sebelum mereka dimasukkan ke dalam sistem bintang seperti Tata Surya dan
Bumi. Energi yang terkunci dalam uranium dilepaskan secara spontan selama sebagian besar
jenis peluruhan radioaktif , dan dapat tiba-tiba dilepaskan dalam bom fisi nuklir . Dalam kedua kasus,
sebagian energi yang mengikat inti atom bersama dilepaskan sebagai panas.

Pelepasan energi dari potensi fusi hidrogen


Dalam rantai transformasi yang sama yang dimulai pada awal alam semesta, fusi nuklir hidrogen
di Matahari melepaskan simpanan energi potensial lain yang diciptakan pada masa Big Bang. Saat itu,
menurut salah satu teori [ yang mana? ] , ruang meluas dan alam semesta mendingin terlalu cepat untuk
hidrogen untuk sepenuhnya menyatu menjadi unsur yang lebih berat. Hal ini menghasilkan hidrogen yang
mewakili penyimpan energi potensial yang dapat dilepaskan oleh fusi nuklir . Proses fusi semacam itu
dipicu oleh panas dan tekanan yang dihasilkan dari keruntuhan gravitasi awan hidrogen ketika mereka
menghasilkan bintang, dan sebagian energi fusi kemudian diubah menjadi cahaya
bintang. Mempertimbangkan tata surya, cahaya bintang, yang sangat banyak dari Matahari, dapat
disimpan sebagai energi potensial gravitasi setelah menghantam Bumi. Ini terjadi dalam kasus longsoran
salju , atau ketika air menguap dari lautan dan diendapkan sebagai curah hujan yang tinggi di atas
permukaan laut (di mana, setelah dilepaskan di bendungan pembangkit listrik tenaga air , dapat digunakan
untuk menggerakkan turbin / generator untuk menghasilkan listrik).
Sinar matahari juga mendorong banyak fenomena cuaca di Bumi. Salah satu contohnya
adalah angin topan , yang terjadi ketika daerah besar di lautan hangat yang tidak stabil, yang dipanaskan
selama berbulan-bulan, melepaskan sebagian energi termal mereka secara tiba-tiba untuk menyalakan
beberapa hari pergerakan udara yang keras. Sinar matahari juga ditangkap oleh tanaman sebagai energi
potensial kimia melalui fotosintesis , ketika karbon dioksida dan air diubah menjadi kombinasi yang
mudah terbakar antara karbohidrat, lipid, dan oksigen. Pelepasan energi ini sebagai panas dan cahaya
dapat dipicu secara tiba-tiba oleh percikan api, dalam kebakaran hutan; atau mungkin tersedia lebih
lambat untuk metabolisme hewan atau manusia ketika molekul-molekul ini dicerna,
dan katabolisme dipicu oleh aksi enzim.Melalui semua rantai transformasi ini, energi potensial
yang disimpan pada saat Big Bang kemudian dilepaskan oleh peristiwa antara, kadang-kadang disimpan
dalam sejumlah cara berbeda untuk periode waktu yang lama antara rilis, sebagai energi yang lebih
aktif. Semua peristiwa ini melibatkan konversi satu jenis energi menjadi energi lain, termasuk panas.

Contoh set konversi energi di mesin


Pembangkit listrik tenaga batu bara melibatkan transformasi energi ini:
1. Energi kimia dalam batubara diubah menjadi energi termal dalam gas buang pembakaran
2. Energi panas dari gas buang diubah menjadi energi panas uap melalui pertukaran panas
3. Energi panas dari uap dikonversi menjadi energi mekanik dalam turbin
4. Energi mekanik dari turbin diubah menjadi energi listrik oleh generator, yang merupakan
keluaran akhir

Dalam sistem seperti itu, langkah pertama dan keempat sangat efisien, tetapi langkah kedua dan ketiga
kurang efisien. Pembangkit listrik berbahan bakar gas yang paling efisien dapat mencapai efisiensi
konversi 50%. [ rujukan? ] Stasiun berbahan bakar minyak dan batu bara kurang efisien.
Dalam mobil konvensional, transformasi energi berikut terjadi:
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi kinetik dari gas yang mengembang
melalui pembakaran
2. Energi kinetik dari gas yang diperluas dikonversi menjadi gerakan piston linier
3. Gerakan piston linier dikonversi menjadi gerakan crankshaft putar
4. Gerakan crankshaft putar dilewatkan ke perakitan transmisi
5. Gerakan putar pingsan dari rakitan transmisi
6. Gerakan putar melewati diferensial
7. Gerakan putar pingsan karena diferensial untuk menggerakkan roda
8. Gerakan putar roda penggerak dikonversi menjadi gerak linier kendaraan

Konversi energi lainnya


Ada banyak mesin dan transduser yang mengubah satu bentuk energi menjadi bentuk lain. Daftar contoh
singkat berikut:
 Termoelektrik ( Panas → Energi listrik )
 Tenaga panas bumi (Panas → Energi listrik)
 Mesin panas , seperti mesin pembakaran internal yang digunakan di mobil, atau mesin uap (Panas
→ Energi mekanik)
 Tenaga panas laut (Panas → Energi listrik)
 Bendungan PLTA ( Energi potensial gravitasi → Energi listrik)
 Generator listrik ( energi kinetik atau pekerjaan mekanik → energi listrik)
 Sel bahan bakar ( Energi kimia → Energi listrik)
 Baterai (listrik) (Energi kimia → Energi listrik)
 Api (Energi kimia → Panas dan Cahaya)
 Lampu listrik (energi listrik → Panas dan Cahaya)
 Mikrofon (Suara → Energi listrik)
 Tenaga gelombang (Energi mekanik → Energi listrik)
 Kincir angin ( Energi angin → Energi listrik atau Energi mekanik)
 Piezoelektrik (Strain → Energi listrik)
 Gesekan (Energi kinetik → Panas)
 Pemanas listrik (energi listrik → Panas)
 Fotosintesis (Radiasi elektromagnetik → Energi kimia)
 Hidrolisis ATP (Energi kimia dalam adenosin trifosfat → energi mekanik) •

RESPIRASI AEROB VS ANAEROB

Respirasi sel adalah proses di mana energi yang tersimpan dalam glukosa dilepaskan oleh sel-sel.
Respirasi sel berlangsung dalam berbagai tahap. Ini terjadi pada manusia, tanaman, hewan dan bahkan dalam
bakteri mikroskopis. Mesin pernapasan terletak di sel-sel tubuh. Selama respirasi sel, energi dari glukosa
dilepaskan dengan adanya oksigen. Proses ini secara ilmiah dikenal sebagai respirasi aerobik. Respirasi
anaerobik terjadi tanpa adanya oksigen.

Respirasi sering disebut juga katabolisme merupakan proses pemecahan bahan organik menjadi
bahan anorganik dan melepaskan sejumlah energi (reaksi eksergonik). Energi yang lepas tersebut digunakan
untuk membentuk adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan sumber energi untuk seluruh aktivitas
kehidupan. Pada prinsipnya respirasi merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks), karena itu dalam reaksi
tersebut diperlukan akseptor elektron untuk menerima elektron dari reaksi oksidasi bahan organik. Akseptor
elektron tersebut diantaranya adalah:

• NAD (nikotinamida adenin dinukleotida)


• FAD (flavin adenin dinukleotida)
• Ubikuinon
• Sitokrom
• Oksigen
Respirasi adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Respirasi bisa juga diartikan sebagai reaksi oksidasi
senyawa organik untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan
tumbuhan seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan, perkembangan. Energi kimia yang dihasilkan
dari proses respirasi adealah energi kimia dalam bentuk ATP atu senyawa berenergi tinggi lainnya (NADH
dan FADH). Respirasi juga menghasilkan karbondioksida yang berperan pada keseimbangan karbon di
alam.Respirasi pada tumbuhan berlangsung siang dan malam karena cahaya bukan merupakan syarat. Jadi
proses respirasi selalu berlangsung sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.

Macam Macam RESPIRASI PADA TUMBUHAN

Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang memerlukan oksigen, penguraiannya lengkap sampai
menghasilkan energi, karbondioksida, dan uap air.
2.Respirasi Anaerob, yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen tetapi penguraian bahan organiknya
tidak lengkap. Respirasi ini jarang terjadi, hanya dalam keadaan khusus.

PENGERTIAN RESPIRASI AEROB


Respirasi aerob adalah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana aerobik sehingga dibutuhkan oksigen,
dan reaksi ini menghasilkan energi dalam jumlah besar. Energi ini dihasilkan dan disimpan dalam bentuk
energi kimia yang siap digunakan, yaitu ATP.

Pelepasan gugus posfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel untuk melangsungkan reaksi-
reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dll. Reaksi respirasi aerob secara sederhana :

Perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi anaerob dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Respirasi Aerob : Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk tumbuhan, berlangsung seumur
hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak merugikan tumbuhan, memerlukan oksigen, hasil akhir berupa
karbondioksida dan uap air.

2. Respirasi Anaerob : Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat sementara (hanya pada fase tertentu
saja), energi yang dihasilkan kecil, jika terjadi terus menerus akan menghasilkan senyawa yang bersifat racun
bagi tumbuhan, tidak memerlukan oksigen, hasil akhirnya berupa alkohol atau asam laktat dan
karbondioksida.

4 TAHAP MEKANISME RESPIRASI AEROB

Reaksi respirasi (disebut juga oksidasi biologis) suatu karbohidrat, misalnya glukosa, berlangsung dalam
empat tahapan, yaitu
1. Glikolisis
2. dekarboksilasi oksidatif piruvat
3. daur asam sitrat ( siklus krebs ),
4. transpor Elektron terminal dalam rantai respiratoris.

1. Glikolisis

 Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosa, biasanya glukosa, menjadi
asam piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di dalam sitoplasme sel dan tidak memerlukan adanya
oksigen. Glikolisis dapat dibagi dalam dua fase utama, yaitu: Fase Persiapan (Glukosa diubah menjadi
dua senyawa tiga karbon) Pada fase ini pertama sekali glukosa difosforilasi oleh ATP dan enzim
heksokinase membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Reaksi berikutnya melibatkan perubahan gula
aldosa menjadi gula ketosa. Reaksi ini dikatalis oleh enzim fosfoglukoisomerase dan menyebabkan
perubahan glukosa-6-fosfat yang difosforilasi oleh ATP dan enzim fosfofruktokinase menghasilkan
fruktosa-1,6-difosfat dan ADP.

Selanjutnya fruktosa-1,6-difosfat dipecah menjadi dua molekul senyawa tiga karbon yaitu
gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroasetonfosfat, dengan bantuan enzim aldolase. Dihidroasetonfosfat dikatalis
oleh enzim fosfotriosa isomerase menjadi senyawa gliseraldehida-3-fosfat. Jadi pada fase ini dihasilkan dua
gliseldehida-3-fosfat. Pada fase ini tidak dihasilkan energi tetapi membutuhkan energi 2 ATP.

• Fase Oksidasi (Senyawa tiga karbon diubah menjadi asam piruvat)

Dua senyawa gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi 1,3-difosfogliserat. Reaksi ini melibatkan penambahan
fosfat anorganik pada karbon pertama dan reduksi NAD menjadi NADH2 yang dibantu oleh enzim
fosfogliseraldehida dehidrogenase.Dengan adanya ADP dan enzim fosfogliserat kinase, asam 1,3-
difosfogliserat diubah menjadi asam 3-fosfogliserat dan ATP dibentuk. Asam 3-fosfogliserat selanjutnya
diubah menjadi asam 2-fosfogliserat oleh aktivitas enzim fosfogliseromutase. Pelepasan air dari 2-
fosfogliserat oleh enzim enolase membentuk asam fosfoenol piruvat. Dengan adanya ADP dan piruvat kinase,
asam fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat dan ATP dibentuk. Pada fase ini dihasilkan dua molekul
asam piruvat. Pada fase ini juga dihasilkan energi sebesar 2 NADH2 dan 4 ATP.

2. Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat

Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah reaksi antara yang menghasilkan asetil-CoA. Dekarboksilasi oksidatif
piruvat adalah proses pengubahan asam piruvat yang dihasilkan pada tahap akhir glikolisis menjadi senyawa
asetil-CoA, yang jika direaksikan dengan asam oksaloasetat akan masuk ke dalam siklus krebs. Reaksi
berlangsung pada membran luar mitokondria. Reaksi ini sangat kompleks dan memerlukan beberapa kofaktor
dan suatu kompleks enzim. Langkah pertama adalah pembentukan suatu kompleks antara TPP dan piruvat
diikuti dengan dekarboksilasi asam piruvat. Pada langkah kedua, unit asetaldehida yang tertinggal setelah
dekarboksilasi, bereaksi dengan asam lipoat membentuk kompleks asetil-asam lipoat. Asam lipoat tereduksi
dan aldehida dioksidasi menjadi asam yang membentuk suatu tioster dengan asam lipoat. Pada langkah
ketiga, terjadi pelepasan gugus asetil dari asam lipoat ke CoASH, hasil reaksinya adalah asetil-ScoA dan
asam lipoat tereduksi. Langkah terakhir, adalah regenerasi asam lipoat dengan memindahkan elektron dari
asam lipoat tereduksi ke NAD. Reaksi terakhir ini penting agar suplai asam lipoat teroksidasi secara
berkesinambungan selalu tersedia untuk pembentukan asetil-SCoA dari asam piruvat. Pada reaksi ini
dihasilkan dua molekul asetil-CoA, energi sebanyak 2 NADH2, dan 2 CO2.

Berikut ini adalah reaksi sederhana dekarboksilasi oksidatif piruvat:

Asam piruvat + CoA + NAD+ → Asetil-CoA + CO2 + NADH + H+

3. Siklus Krebs

Siklus krebs (daur asam sitrat atau daur trikarboksilat) merupakan pembongkaran asam piruvat secara aerob
menjadi karbondioksida dan air serta sejumlah energi kimia. Asetil-CoA merupakan mata rantai penghubung
antara glikolisis dan siklus krebs. Reaksi ini berlangsung di dalam matriks mitokondria. Siklus krebs terjadi
dalam 2 fase utama :

• Fase Pembentukan Asam Sitrat

Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil-CoA denga asam oksaloasetat (asam dikarboksilat
berkarbon empat) membentuk asam sitrat (asam dikarboksilat berkarbon enam) dan membebaskan koenzim A
(CoSH) dengan bantuan enzim kondensasi sitrat.

• Fase Regenerasi Asam Oksaloasetat

Hidrasi asam sirat oleh enzim akonitase membentuk asam sis-akonitat. Dengan reaksi yang sama, asam sis-
akonitat diubah menjadi asam isositrat. Reaksi berikutnya adalah asam isositrat diubah menjadi asam
oksalosuksinat dengan bantuan enzim isositrat dehidrogenase dan NAD atau NADP yang pada akhirnya
membentuk NADH2 atau NADPH2. Reaksi siklus krebs berikutnya adalah dekarboksilasi asam
oksalosuksinat membentuk asam α-ketoglutarat, dikatalis enzim karboksilase sehingga menghasilkan CO2.
Selanjutnya, asam α-ketoglutarat diubah menjadi asam suksinil-SCoA dengan bantuan enzim α-ketoglutarat
dehisrogenase dan NAD serta CoASH. Pada reaksi ini dibentuk NADH2 dan CO2. Suksinil-SCoA diubah
oleh suksinat tiokinase menjadi asam suksinat dan CoASH. Pada reaksi tiokinase energi yang tersimpan
dalam tioester dari suksinil-SCoA digunakan untuk mengubah ADP+iP menjadi ATP. Oksidasi asam suksinat
membentuk asam fumarat dengan bantuan suksinat dehidrogenase dan FAD. Pada reaksi ini FAD diubah
menjadi FADH2. Asam fumarat mengalami hidrasi menjadi asam malat oleh enzim fumarase. Asam malat
diubah menjadi asam oksaloasetat oleh malat dehidrogenase. Dalam proses ini NAD direduksi menjadi
NADH2. Jadi regenerasi asam oksaloasetat melengkapi siklus krebs. Pada reaksi siklus krebs (dua asetil-
CoA) dihasilkan energi sebanyak 6 NADH2, 2 FADH2, 2 ATP dan 4 CO2. Untuk lebih jelas, dapat diamati
pada gambar berikut ini.

PENGERTIAN RESPIRASI ANAEROB

Respirasi anaerob adalah salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen bebas
sebagai penerima atom hidrogen (H) terakhir, tetapi menggunakan senyawa tertentu (seperti : etanol, asam
laktat). Asam piruvat yang dihasilkan pada tahapan glikolisis dapat dimetabolisasi menjadi senyawa yang
berbeda (ada/tersedianya oksigen atau tidak). Pada kondisi aerobik (tersedia oksigen) sistem enzim
mitokondria mampu mengkatalisis oksidasi asam piruvat menjadi H2O dan CO2 serta menghasilkan energi
dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Phosphat). Pada kondisi anaerobik (tidak tersedia oksigen), suatu sel akan
dapat mengubah asam piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi (ATP). Atau oksidasi
asam piruvat dalam sel otot menjadi CO2 dan asam laktat serta membebaskan energi (ATP). Bentuk proses
reaksi yang terakhir disebut, lazim dinamakan fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim-enzim yang
terdapat di dalam sitoplasma sel.

Pada respirasi anaerob, tahapan yang ditempuh meliputi :

• Tahapan glikolisis, dimana 1 molekul glukosa (C6) akan diuraikan menjadi asam piruvat, NADH dan 2
ATP
• Pembentukan alkohol (fermentasi alkohol), atau pembentukan asam laktat (fermentasi asam laktat)
• Akseptor elektron terakhir bukan oksigen, tetapi senyawa lain seperti : alkohol, asam laktat. Energi (ATP)
yang dihasilkan sekitar 2 ATP.
Mekanisme Respirasi Anaerob

1. Fermentasi Etanol

2. Fermentasi Alkohol

3. Fermentasi Asam laktat

Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun
demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada suatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut akan
melangsungsungkan respirasi anaerob untuk dapat bertahan hidup. Pada umumnya respirasi anaerob pada
makhluk hidup hanya terjadi jika persediaan oksigen bebas ada di bawah batas minimum. Respirasi anaerob
lazim disebut sebagai fermentasi.

• Fermentasi Etanol

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel tanpa membutuhkan oksigen. Gula adalah
bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan
hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lainnya dapat juga dihasilkan dari proses fermentasi ini seperti
asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur, dan minuman beralkohol lainnya. Pada banyak tumbuhan yang biasa
tumbuh di darat, penggenangan dalam air dalam waktu yang lama merupakan ancaman bagi kehidupannya.
Hal ini dikarenakan respirasi aerob akan terhenti sama sekali, sehingga terjadilah respirasi anaerob yang
terkadang tidak mencukupi energi yang dibutuhkannya, dan akumulasi zat beracun akibat respirasi anaerob
dalam waktu yang lama akan mengakibatkan kematian bagi tumbuhan tersebut. Fermentasi yang umum
terjadi pada tumbuhan adalah fermentasi alkohol atau fermentasi etanol. Pada proses fermentasi, satu molekul
glukosa diubah menjadi dua molekul etanol dan dua molekul karbondioksida. Seperti pada glikolisis, glukosa
diubah menjadi asam piruvat selama proses fermentasi. Kemudian asam piruvat diubah menjadi etanol dan
karbondioksida dengan bantuan enzim karboksilase dan alkohol dehidrogenase. Berikut ini adalah gambar
proses fermentasi etanol.

Proses Fermentasi Etanol

• Fermentasi Alkohol

Proses ini terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti jamur (ragi), dimana tahapan glikolisis sama dengan
yang terjadi pada respirasi aerob. Beberapa organisme seperti khamir (Saccharomyces cereviceace)
melakukan fermentasi alkohol. Organisme ini mengubah glukosa melalui fermentasi menjadi alkohol (etanol).
Setelah terbentuk asam piruvat (hasil akhir glikolisis), asam piruvat mengalami dekarboksilasi (sebuah
molekul CO2 dikeluarkan) dan dikatalisis oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi etanol atau alkohol dan
terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+ serta membebaskan energi/kalor.

Proses ini dikatakan sebagai “pemborosan” karena sebagian besar energi yang terkandung dalam molekul
glukosa masih tersimpan di dalam alkohol. Itulah sebabnya, alkohol/etanol dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Fermentasi alkohol pada mikroorganisme merupakan proses yang berbahaya bila konsentrasi etanolnya
tinggi. Secara sederhana, reaksi fermentasi alkohol ditulis :

2CH3COCOOH ———-> 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal

asam piruvat etanol/alkohol

• Fermentasi Asam laktat

Pada sel hewan (juga manusia) terutama pada sel-sel otot yang bekerja keras , energi yang tersedia tidaklah
seimbang dengan kecepatan pemanfaatan energi karena kadar O2 yang tersedia tidak mencukupi untuk
kegiatan respirasi aerob (reaksi yang membutuhkan oksigen). Proses fermentasi asam laktat dimulai dari
lintasan glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Karena tidak tersedianya oksigen maka asam piruvat akan
mengalami degradasi molekul (secara anaerob) dan dikatalisis oleh enzim asam laktat dehidrogenase dan
direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi dan asam laktat. Secara sederhana reaksi fermentasi asam
laktat ditulis sebagai berikut.

2CH3COCOOH ———-> 2CH3CHOHCOOH + 47 kka


asam piruvat asam laktat

Proses Fermentasi Asam laktat

Pada manusia, kejadian ini sering temukan ketika seseorang bekerja atau berolahraga berat/keras. Akibat
kekurangan oksigen menyebabkan asam piruvat yang terbentuk dari tahapan glikolisis akan diuraikan menjadi
asam laktat.yang menyebabkan timbulnya rasa pegal-pegal setelah seseorang bekerja/berolahraga berat/keras.

Faktor Yang Mempengaruhi Respirasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu:

1. Faktor internal, merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri, yaitu :

• Jumlah plasma dalam sel

Jaringan-jaringan meristematis muda memiliki sel-sel yang masih penuh dengan plasma dengan viabilitas
tinggi biasanya mempunyai kecepatan respirasi yang lebih besar daripada jaringan-jaringan yang lebih tua di

• Jumlah substrat respirasi dalam sel

Tersedianya substrat respirasi pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang sedikit akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula.
Sebaliknya, tumbuhan dengan kandungan substrat yang banyak akan melakukan respirasi dengan laju yang
tinggi. Substrat utama respirasi adalah karbohidrat.

• Umur dan tipe tumbuhan

Respirasi pada tumbuhan muda lebih tinggi dari tumbuhan yang sudah dewasa atau lebih tua. Hal ini
dikarenakan pada tumbuhan muda jaringannya juga masih muda dan sedang berkembang dengan baik. Umur
tumbuhan juga akan memepengaruhi laju respirasi. Laju respirasi tinggi pada saat perkecambahan dan tetap
tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif awal (di mana laju pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian akan
menurun dengan bertambahnya umur tumbuhan.

2. Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar sel atau lingkungan, terdiri atas:

• Suhu

Pada umumnya dalam batas-batas tertentu kenaikan suhu menyebabkan pula kenaikan laju respirasi.
Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini
tergantung pada masing-masing spesies tumbuhan.

Perlu diingat, kenaikan suhu yang melebihi batas minimum kerja wnzim, akan menurunkan laju respirasi
karena enzim respirasi tidak dapat bekerja dengan baik pada suhu tertalu tinggi.

• Kadar O2 udara

Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan berbeda-beda tergantung pada
jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun demikian makin tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin
tinggi kecepatan respirasi tumbuhan.

• Kadar CO2 udara

Semakin tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat proses respirasi. Konsentrasi
karbondioksida yang tinggi menyebabkan stomata menutup sehingga tidak

Klasifikasi Bakteri Aerob

• Bakteri Nitrifikasi

Melakukan proses nitrifikasi, yaitu mengoksidasi amoniak menjadi nitrat. Nitrosomonas dan Nitrosococcus
(bakteri nitrit) adalah bakteri yang mengoksidasi ammonia (NH3). Prosesnya sebagai berikut :
Bakteri Nitrifikasi

• Bakteri Denitrifikasi

Bakteri ini berlawanan dengan bakteri nitrifier. Bakteri ini mereduksi nitrat menjadi gas nitrogen:

Contoh, Pseudomonas auregenusa

Bakteri Denitrifikasi

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan pada bab II adalah sebagai berikut:

1. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan untuk
aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan, perkembangan.
Energi kimia yang dihasilkan dari proses respirasi adealah energi kimia dalam bentuk ATP atu senyawa
berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Proses respirasi selalu berlangsung sepanjang waktu selama
tumbuhan hidup.

________________________________________

2. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:

3. Respirasi Aerob : Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk tumbuhan, berlangsung seumur
hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak merugikan tumbuhan, memerlukan oksigen, hasil akhir berupa
karbondioksida dan uap air.

4. Respirasi Anaerob : Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat sementara (hanya pada fase tertentu
saja), energi yang dihasilkan kecil, jika terjadi terus menerus akan menghasilkan senyawa yang bersifat racun
bagi tumbuhan, tidak memerlukan oksigen, hasil akhirnya berupa alkohol atau asam laktat dan
karbondioksida.

5. Mekanisme respirasi aerob meliputi proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif piruvat, siklus krebs, sistem
transpor elektron dan fosforilasi oksidatif, serta jalur pentosa fosfat.

6. Mekanisme respirasi anaerob meliputi proses fermentasi dan respirasi intramolekul.

5. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respirasi terdiri dari:

6. Faktor internal : Jumlah plasma dalam sel, jumlah substrat respirasi dalam sel, umur dan tipe tumbuhan.

7. Faktor eksternal : Suhu, kadar oksigen dan karbondioksida di atmosfer, kadar air dalam jaringan, cahaya,
luka dan stimulus mekanik, serta pengangkutan garam-garam mineral dari dalam tanah.

Saran

Adapun saran penulis adalah perlu adanya pengkajian lebih lanjut tentang proses-proses respirasi pada
tumbuhan dan diadakannya percobaan sederhana yang spesifik untuk membuktikan bahwa tumbuhan
melakukan respirasi.

PERBEDAAN-REAKSI-TERANG-DAN-REAKSI-GELAP

Perbedaan Utama – Reaksi Terang vs Reaksi Gelap. Reaksi terang dan reaksi gelap adalah dua
jenis proses sekuensial yang terjadi selama fotosintesis tanaman. Reaksi terang terjadi di membran
tilakoid kloroplas sedangkan reaksi gelap terjadi di stroma kloroplas.Energi cahaya dari sinar matahari
terperangkap oleh klorofil selama reaksi terang dari fotosintesis. Reaksi gelap dikatalisasi oleh berbagai
enzim. Perbedaan utama antara reaksi terang dan gelap adalah bahwa reaksi terang adalah tahap pertama
fotosintesis, yang memerangkap energi cahaya untuk menghasilkan ATP dan NADPH sedangkan reaksi
gelap adalah tahap kedua fotosintesis, yang menghasilkan glukosa dengan menggunakan bentuk energi
ATP dan NADPH dihasilkan dari reaksi terang.

PENGERTIAN REAKSI TERANG


Reaksi terang adalah tahap pertama fotosintesis, yang menghasilkan ATP dan NADPH dengan
menjebak energi sinar matahari oleh pigmen yang disebut klorofil. Reaksi terang terjadi di membran
tilakoid kloroplas. Karena reaksi terang tergantung pada sinar matahari, itu hanya terjadi di hadapan sinar
matahari. Klorofil A dan B adalah jenis utama klorofil yang terlibat dalam reaksi terang. Klorofil A
adalah energi cahaya pencetus pigmen utama, dan klorofil B adalah pigmen aksesori, yang menangkap
cahaya dan lolos ke klorofil A. Energi yang terperangkap oleh klorofil A dilewatkan ke fotosistem II (PS
II) dan fotosistem I (PSI) dalam bentuk elektron energi tinggi. Keluar PS II mengambil elektron dengan
memecah molekul air menjadi molekul oksigen, menghasilkan elektron energi tinggi, yang ditransfer
melalui serangkaian pembawa elektron ke PS I. Memisahkan air di PS II disebut fotolisis. PS Saya juga
menghasilkan elektron energi tinggi oleh energi sinar matahari. Elektron ini digunakan dalam
pembentukan NADPH oleh enzim, NADP+ reduktase. ATP synthase menggunakan ion H+, yang
dihasilkan oleh fotolisis untuk menghasilkan ATP.

PENGERTIAN REAKSI GELAP

Reaksi gelap adalah tahap kedua fotosintesis, yang menghasilkan glukosa dari energi ATP dan
NADPH yang dihasilkan dalam reaksi terang. Ini terjadi di stroma kloroplas. Reaksi gelap terjadi dalam
dua mekanisme reaksi: siklus C3 dan siklus C4. Siklus C3 disebut siklus Calvin sedangkan siklus C4
disebut siklus Hatch-Stack. Siklus Calvin terjadi dalam tiga langkah. Selama langkah pertama, karbon
dioksida difiksasi menjadi ribulosa 1,5-bifosfat, membentuk senyawa enam karbon yang tidak stabil, yang
kemudian dihidrolisis menjadi tiga senyawa karbon, 3-fosfogliserat. Enzim yang terlibat dalam proses ini
adalah rubisco. Karena ketidaksempurnaan katabolik rubisco, fotorespirasi terjadi di hadapan konsentrasi
karbon dioksida yang rendah. Selama langkah kedua, beberapa 3-fosfogliserat direduksi untuk
menghasilkan fosfat heksose. 3-fosfogliserat yang tersisa digunakan dalam daur ulang ribulosa 1,5-fosfat.
Selama siklus C4, fiksasi ganda karbon dioksida diamati, meningkatkan efisiensi fotosintesis. Sebelum
memasuki siklus Calvin, karbon dioksida difiksasi menjadi fosfoenol piruvat, membentuk empat senyawa
karbon, oksaloasetat. Oksaloasetat diubah menjadi malat dan ditransfer ke sel-sel selubung bundar untuk
masuk ke dalam siklus Calvin dengan membuang karbon dioksida.

Perbedaan Antara Reaksi Terang dan Gelap

Terjadi pada

Reaksi Terang: Reaksi terang terjadi di membran tilakoid kloroplas.

Reaksi Gelap: Reaksi gelap terjadi di stroma kloroplas.

Cahaya

Reaksi Terang: Reaksi terang tergantung pada sinar matahari.

Reaksi Gelap: Reaksi gelap tidak bergantung pada sinar matahari.

Pigmen

Reaksi Terang: Klorofil adalah pigmen yang terlibat dalam reaksi terang.

Reaksi Gelap: Tidak ada pigmen yang terlibat dalam reaksi gelap.

Fotolisis

Reaksi Terang: fotolisis terjadi pada PS II selama reaksi terang.

Reaksi Gelap: Tidak ada fotolisis yang terjadi selama reaksi gelap.

Oksigen / Karbon dioksida

Reaksi Terang: Oksigen terbebaskan selama reaksi terang.

Reaksi Gelap: Karbon dioksida ditetapkan selama reaksi gelap.

Hasil

Reaksi Terang: ATP dan NADPH dihasilkan selama reaksi terang.


Reaksi Gelap: Glukosa diproduksi dengan menggunakan energi dari ATP dan NADPH, diproduksi dalam
reaksi terang.

Kesimpulan

Reaksi terang dan reaksi gelap adalah dua langkah reaksi yang terlibat dalam fotosintesis. Reaksi terang
terjadi di membran tilakoid kloroplas. Energi sinar matahari terperangkap oleh klorofil, dan energi yang
terperangkap digunakan dalam produksi ATP dan NADPH. ATP dan NADPH ini digunakan dalam
produksi glukosa dalam reaksi gelap. Reaksi gelap terjadi pada stroma kloroplas dengan keterlibatan
enzim. Ini terjadi dalam dua cara, siklus C3 dan siklus C4. Siklus C4 lebih efisien daripada siklus C3.
Perbedaan utama antara reaksi terang dan gelap adalah kontribusi mereka terhadap fotosintesis.

Reaksi terang Reaksi gelap

lokasi: Grana dari kloroplas. Terjadi: stroma dari kloroplas.

Ini adalah proses tergantung cahaya Melibatkan dua Proses ini tidak memerlukan cahaya. Tidak
fotosistem: PS I dan PS II ada fotosistem diperlukan.

Fotolisis air tidak terjadi. Karbon dioksida


Fotolisis air terjadi dan oksigen dibebaskan.
diserap.

ATP dan NADPH yang dihasilkan dan digunakan untuk Glukosa diproduksi. Mengurangi NADP
mendorong reaksi gelap. teroksidasi.

Pengertian Kalor dan Rumusnya

Kalor merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki kelebihan
kalor menuju benda yang kekurangan kalor. Kalor biasanya dinyatakan dalam suhu. Dalam
satuan internasional, kalor dinyatakan dengan Joule. Satuan lainnya dinyatakan dengan
kalori. Nah, kamu juga perlu tahu pernyataan ini:

1 kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan sebanyak 1
kg air sebesar 1⁰C.

1 kalori = 4.2 joule dan 1 joule = 0.24 kalori

 Kalor Jenis

RG Squad sudah pernah mendengar istilah kalor jenis, kan? Kalor jenis adalah banyaknya kalor
yang diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis
juga diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk melepas atau menerima kalor. Masing-
masing benda mempunyai kalor jenis yang berbeda-beda, lho. Satuan kalor jenis ialah
J/kg⁰C.

 Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diserap oleh benda bermassa tertentu untuk
menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam sistem international ialah J/K.
Perpindahan kalor juga bisa dihitung besarannya, lho. RG Squad bisa menggunakan rumus di
bawah ini.

Q = m.c.ΔT

Keterangan:

 Q   : banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda (J)
 m   : massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
 c    : kalor jenis zat (J/kg⁰C)
 ΔT : perubahan suhu (⁰C)

 Rumus Kalor Jenis: c = Q / m.ΔT

Keterangan:

 c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)


 Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
 m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
 ΔT = perubahan suhu (⁰C)

 Rumus Kapasitas Kalor: C = Q / ΔT

Keterangan:

 C = kapasitas kalor (J/K)


 Q = banyaknya kalor (J)
 ΔT = perubahan suhu (K)

Selain itu, ada rumus lain untuk menentukan kapasitas kalor itu sendiri, yaitu: C = m. c

Keterangan:

 C = kapasitas kalor (J/K)


 m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
 c = kalor jenis zat (J/kg.K)

 Baca juga: Memahami Hukum Kekekalan Energi

Soal 1.Berapakah kalor yang diperlukan untuk memanaskan 4 kg besi dari suhu 200C menjadi 700C jika
kalor jenis besi 460 J/kg0C?

m = 4 kg
c = 460 J/kg0C

delta T = 700C – 200C = 500C

Q = m x c x delta T

Q = 4 kg x 460 J/kg0C x 500C

Q = 92.000 J
Jadi kalor yangdiperlukan untuk memanaskan besi adalah 92.000 J atau 92 kilo joule (92 KJ)

Soal 2.Berapakah massa air laut jika untuk menaikan suhu air laut 10C adalah 3.900 joule? (massa jenis
air laut = 3.900 J/kg0C)

Jawab :

m = ……. kg

c = 3.900 J/kg0C

delta T = 10C

Q = 3.900 J

rumus kalor mencari massa

m = 3.900 J : (3.900 J/kg0C x 10C)

m = 1 kg

jadi massa air laut tersebut adalah 1 kg.

Soal 3. Berapakah kenaikan suhu pada 4 kg air jika kalor yang diberikan adalah 67.200 joule? (kalor jenis
air4200 J/kg0C)

Ditanya delta T = ….?

m = 4 kg

c = 4.200 J/kg0C

Q = 67.200 J

rumus kalor mencari kenaikan suhu

Delta T = 67.200 J : (4 kg x 4.200 J/kg0C)

Delta T = 40C

Jadi kenaikan suhu pada air tersebut adalah 40C.

Soal 4.Berapakah massa kalor yang melebur pada es jika kalor yang diberikan pada es adalah 670 kJ?
(kalor lebur es 335 kJ/kg).

Ditanya m ……?

Q = 670 kJ = 670.000 J

L = 335 kJ/kg = 335.000 J/kg

Q=mxL

m=Q:L

m = 670.000 J : 335.000 J/kg

m = 2 kg

jadi massa es tersebut adalah 2 kg.

Soal 5.Jika ada dua benda yang memiliki suhu yang berbeda kemudian disentuhkan apa yang akan
terjadi?

Jawab : maka akan terjadi perpindahan kalor, yakni kalor akan mengalir dari benda yang suhunya tinggi
menuju benda yang suhunya rendah. Kalor akan terus mengalir sampai suhu benda setimbang.
Soal 6. Suatu zat sangat bergantung pada kalor jenis zat. Bagaimana jika suatu zat tersebut memiliki kalor
jenis yang kecil?

Jawab : jika benda memiliki kalor jenis zat yang kecil, maka zat tersebut akan mudah mengalami
kenaikan suhu. Artinya mudah dipanaskan.

Soal 7. Berapakah kalor yang diperlukan untuk memanaskan 0,5 kg air. Air tersebut mengalami kenaikan
suhu dari 300C menjadi 800C. (Kalor jenis air = 4200 J/kg0C)

Jawab :

m = 0,5 kg

c = 4200 J/kg0C

delta T = 800C – 300C = 500C

Q = m x c x delta T

Q = 0,5 kg x 4200 J/kg0C x 500C

Q = 105.000 J

Jadi kalor yang diperlukan untuk memanaskan besi adalah 105.000 J atau 105 kilo joule (105 KJ)

Soal 8. Sebuah besi memiliki massa 5 kg jika kalor jenis besi adalah 0,11 kkal/kg0C dan kalor yang
diperkukan adalah 11.000 kal. Berapakah kenaikan suhunya?

Jawab :

Ditanya kenaikan suhuatau delta T = ….?

m = 5 kg

c = 0,11 kkal/kg0C = 110 kkal/ kg0C

Q = 11.000 kal

rumus kalor mencari perubahan suhu

Delta T = 11.000 kal : (5 kg x 110 kkal/kg0C)

Delta T = 200C

Jadi kenaikan suhu pada besi tersebut adalah 200C.

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian kalor dan contoh soal kalor. Baca juga artike pak Mono
lainnya tentang perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
Contoh Penerapan Prinsip Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari
Posted on 27 Februari 2018Author Agus Riyanto 0

Contoh Penerapan Prinsip Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari

Amongguru.com. Prinsip pemuaian dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan beberapa


keuntungan, khususnya di bidang teknologi.

Akan tetapi, selain menguntungkan, pemuaian juga dapat menimbulkan masalah yang merugikan dalam
kehidupan manusia.

Berikut ini beberapa contoh penerapan prinsip pemuaian dalam kehidupan sehari-hari yang bermanfaat
bagi manusia.

1. Termometer
Termometer menggunakan prinsip pemuaian raksa dan alkohol untuk digunakan sebagai penunjuk suhu.
2. Keping Bimetal
Keping bimetal merupakan hasil perpaduan dua keping logam yang memiliki koefisien muai panjang
berbeda yang dikeling menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu.

Apabila dipanaskan, maka keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang koefisien muai
panjangnya lebih kecil.

Sebaliknya, apabila didinginkan, maka keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang memiliki
koefisien muai panjang yang lebih besar.

3. Pengelingan Pelat Logam


Pengelingan merupakan suatu proses penyambungan dua pelat logam dengan paku keling. Paku keling
mula-mula dipanaskan hingga berpijar, kemudian dimasukkan ke dalam pelat logam. Setelah itu, ujung
paku keling dipukul hingga rata dengan permukaan pelat.

Setelah dingin, paku keling menyusut, sehingga menjepit kedua pelat dengan kuat. Pengelingan biasanya
dilakukan pada pembuatan kontainer dan badan-badan kapal besar.

4. Pemasangan Bingkai Logam pada Roda


Pemasangan bingkai logam, seperti halnya ban baja pada roda besi lokomotif dilakukan dengan cara
pemanasan.

Ban baja yang berdiameter lebih kecil dari roda besi dipanaskan, sehingga memuai dan diameternya
menjadi lebih besar daripada diameter roda.

Selanjutnya, ban tersebut dipasangkan pada roda. Setelah dingin, ban akan menyusut sehingga menempel
sangat kuat pada roda.

5. Sambungan Rel Kereta Api


Membengkoknya rel kereta api disebabkan pada saat rel memuai akibat terkena panas sinar matahari,
sehingga ujung-ujung sambungan rel akan saling menekan.

Terbengkoknya rel kereta api tersebut sangat membahayakan perjalanan kereta api. Untuk mengatasi
pembengkokan rel akibat pemuaian, maka pada sambungan rel harus disediakan celah.

Dengan demikian, ketika rel kereta api terpanasi oleh terik sinar matahari di siang hari akan terdapat
ruang antara sambungan untuk pemuaian, sehingga ujung-ujung sambungan tidak saling menekan.

6. Celah Pemuaian pada Jalan Layang


Pada cuaca yang panas, jalan layang akan mengalami pemuaian, sehingga dapat menyebabkan jalan
tersebut runtuh.

Untuk mengatasi pemuaian tersebut, maka pada sambungan jalan dipasang celah baja untuk ruang
pemuaian.

PENGERTIAN SIKLUS BIOGEOKIMIA

A. PENGERTIAN SIKLUS BIOGEOKIMIA


Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut dengan siklus organik-anorganik adalah siklus unsur-unsur
atau senyawa kimia yang mengalirdari komponen abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan
reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut sebgai siklus biogeokimia.
Siklus biogeokimia yang terjadi di alam dapat berupa silkus air, siklus oksign dan karbondioksida
(karbon), siklus nitrogen, dan siklus materi (mineral) yang berupa unsur-unsur hara.
1. Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer,
dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur
pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah:

1. Atmosfer
2. Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati organik seperti soil karbon
(karbon tanah)
3. Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau nonhayati
4. Sedimen, meliputi bahan baker fosil
Pertukaran karbon antara reservoir terjadi karena proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang
bermacam-macam.
Karbon di Atmosfer
Kandungan karbon terbesar yang terdapat diatmosfer bumi adalah gas karbondioksida (CO2) sebesar
0.03%. Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di
atmosfer, namun gas ini memiliki peran penting dalam menyokong kehidupan gas-gas lain yang
mengandung karbon di atmosfer semakin bertambah selama beberapa tahun terakhir ini dan berperan
dalam peningkatan pemanasan global.
Karbon dapat diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
1. Melalui proses fotosintesis
Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk mengunbah karbondioksida menjadi
karbohidrat dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Karbon pada proses ini akan banyak di serap oleh
tumbuhan yang baru saja tumbuh atau pepohonan pada hutan yang sedang di reboisasi sehingga
membutuhkan pertumbuhan yang cepat
2. Melalui sirkulasi termohalin
Pada permukaan laut di daerah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan karbondioksida lebih mudah larut
dalam air. Karbondioksida yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa
massa air di permukaan yang lebih berat menuju ke dalam laut. Di laut bagian atas , pada daerah yang
poduktivitasnya tinggi organisme membentuk cangkang karbonat dengan bagian-bagian tubuh lainnya
yang keras. Proses ini menyebabkan aliran karbon menuju ke bawah.
3. Melalui pelapukan batu silikat
Proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer seperti dua
proses sebelumnya. Pelapukan batuan silikat tidak memilki efek yang terlalu besar terhadap
karbondioksida pada atmosfer karena ion karbonat pada atmosfer yang terbentuk terbawa oleh air laut dan
selanjutnya akan dipakai untuk membuat karbonat laut.
Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula antara lain:
4. Melalui respirasi tumbuhan dan binatang
Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga penguraian glukosa menjadi karbohidrat
dan air.
5. Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang
Jamur dan bakteri menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan binatang yang mati dan mengubah
karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia aksigen atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen
6. Melalui pembakaran material organik
Proses ini berlangsung dengan cara mengoksidasi karbon yang terkandung pada material organik menjadi
karbondioksida. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam akan
melepaskan karbon yang tersimpan di dalam geosfer, sehingga menyebabkan kadar karbon dioksida di
atmosfer semakin bertambah.
7. Melalui produksi semen
Salah satu komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida dihasilkan dengan cara memanaskan batu
kapur yang akan menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak.
8. Melalui erupsi vulkanik
Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepasakan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut
termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer
hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan batuan silikat.
9. Melalui pemanasan permukaan laut
Di permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon dioksida yang larut dalam air akan dilepas
ke atmosfer sebagai uap air.
Karbon di Biosfer
Dalam biosfer terdapat sekitar 1900GtC gas karbon dioksida dan oksigen. Karbon adalah bagian yang
penting dalam menunjang kehidupan di bumi, karena karbon berperan dalam strutur biokimia dan nutrisi
pada semua sel makhluk hidup. Proses-proses perpindahan karbon di biosfer sama dengan proses
perpindahan karbon di atmosfer, karena semua proses yang terjadi di atmosfer harus melalui biosfer
terlebih dahulu.
Karbon di Laut
Laut mengandung sekitar 36000 GtC ion karbonat yang merupakan kandungan umum. Karbon anorganik,
yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksi
yang terjadi pada air. Pertukaran karbon penting untuk mengontrol pH di laut dan dapat di jadikan sebagai
sumber. Proses pertukaran karbon antara atmosfer dengan lautan diawali dengan pelepasan karbon ke
atmosfer yang terjadi di daerah upwelling (lautan bagian atas), kemudian pada daerah downwelling (laut
bagian bawah), karbon berpindah dari atmosfer kembali ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam
karbonat terbentuk dengan reaksi kimia:
CO2 + H2O H2CO3
Reaksi tersebut memiliki sifat dua arah untuk mencapai suatu kesetimbangan kimia. Reaksi lain yang
penting dalam mengontrol nilai pH larutan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat
menyebabkan perubahan yang besar pada pH, yaitu H2CO3 H+ + HCO3-
Terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal daripada persenyawaan unsur lain kecuali
hydrogen. Kebanyakan dikenal sebagai zat-zat kimia organic. Keistimewaan karbon yang unik adalah
kecenderungannya secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin , tidak
hanya dengan ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda, C=C atau C=C . Di atmosfer
terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia
dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu
yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan
bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida
berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat
adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme
heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi
bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer,
dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama
meskipun hingga kini belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang
dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial
(biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil
carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen
(termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena
proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif
karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami
pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari
dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan
temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di
atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung
pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap
gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada
proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida
merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping
pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses
geotermal lainnya seperti pada mata air panas. Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada
tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam
bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering. Neraca karbon global adalah
kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu
putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah
kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai
sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.
2.Siklus Nitrogen
Beberapa jenis bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar legume tumbuhan lain, misalnya
Marsiella Siklus nitrogen merupakan proses pembentukan dan penguraian nitrogen sebagai sumber
protein utama di alam. Nitrogen menjadi penyusun utama protein dan sangat diperlukan oleh tumbuhan
dan hewan dalam jumlah besar. Nitrogen diperlukan tumbuhan dalam bentuk terikat (ikatan suatu
senyawa dengan unsur lain). Nitrogen bebas dapat difiksasi (di ikat) di dalam tanah oleh bakteri yang
bersifat simbiotik dan dapat mengikat protein jika bekerjasama dengan akar tumbuhan polong, yang
mempunyai bintil akar, rumpun tropik, dan beberapa jenis gangaang.
crenata. Selain itu terdapat bakteri dalam tanah yang dapat memikat nitrogen secara langsung, yaitu
acetobacter sp yang bersifat aerob dan clostridium sp. yang bersifat anaerob. Selain itu, terdapat beberapa
jenis spesies gangganng biru yang dapat menambat nitrogen, antara lain nostoc sp. dan anabaena sp.
Tumbuhan memperoleh nitrogen di dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (NO2-), dan ion nitrat
(NO3-). Dalam tanah nitrogen terdapat dalam organik tanah di berbagai tahap pembusukan, namun belum
dapat dimanfaatkan tumbuhan. Nitrogen yang dimanfaatkan tumbuhan biasanya terikat dalam bentuk
ammonium dan (NH4+) ion nitrat (NO3-).
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati dan oleh bakteri. Amonia ini dapat
dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan nitrosococcus menjadi NO2-. Selanjutnya oleh
bakteri denitrifikasi, yaitu pseudomonas denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi ammonia dan
ammonia diubah kembali menjadi nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen
akan berulang dalam ekosistem.
Nitrat sangat mudah larut dalam tanah, sehinga cepat hilang karena proses pembusukan. Taraf
ketersesisaan nitrogen dalam tanah tergantung pada banyaknya bahan organik, populasi zat-zat renik, dan
tingkat pembasuhan tanah oleh air. Dalam keadaan alami terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan
dan gaya-gaya yang menentukan penyediaan nitrogen dalam tanah. Proses pemanenan menyebabkan
sejumlah besar nitrogen terikat hilang akibat tanah mengalami pembasuhan oleh gerak aliran air dan
kegiatan jasad renik. Selain itu nitrogen terikat juga hilang, karena diambil oleh bakteri pengubah nitrat
menjadi nitrogen. Hal ini menyebabkan pertanian intensif sangat tergantung pada tambahan pupuk
nitrogen.
Bakteri penghasil ion nitrit dan nitrat bersifat autotrof dan aerob, sehingga kehidupannya dipengaruhi
oleh aerosotama, suhu, dan kandungan air dalam tanah. Sementara itu proses perubahan nitrit menjadi
nitrogen bersifa
Nitrogen terdapat di alam terutama sebagai dinitrogen, N2 (titik didih 77,3 K). Gas nitrogen banyak
terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh
tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas
juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh
nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa
bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya
Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung,
yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan
Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam
bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan
dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang
akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia
kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen
akan berulang dalam ekosistem.

3.Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan
senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati
diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air
tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di
batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air
tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang
terus menerus.
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang terbatas dalam ekosistem.
Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam
geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti
hidroksiapilit, garam kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut.
Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap
oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetic dalam organisme.
Mineralisasi dari biomassa oleh pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan
garamnya yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari mineral-mineral
fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food additives”. Fosfor merupakan salah satu
komponen dari senyawa-senyawa sangat toksik, terutama insektisida organofosfat.

4.Siklus Belerang
Siklus belerang relative kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas, mineral-mineral yang sukar
larut dan beberapa sepsis lainnya dalam larutan. Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana
belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksida, SO2, sebagai bahan pencemar air.
Diantara spesi-spesi yang secara siknifikan terlihat dalam siklus belerang adalah gas hydrogen sulfide
H2S; mineral-mineral sulfide seperti PbS; asam sulfat H2SO4; belerang oksida, SO2 komponen utama
dari hujan asam; dan belerang yang terikat dalam protein. Hujan asam didefinisikan sebagai segala
macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis
asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta
nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat
ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang
mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman
(wikipedia.org/wiki/Hujan_asam).
Belerang dari daratan cenderung terbawa air ke laut. Namun belerang di daratan tak tampak habis setelah
jutaan tahun. Kapan belerang kembali ke darat? Melalui penguapan, kata ilmuwan zaman dulu. Tapi tak
ada bukti bahwa laut menguapkan hidrogen sulfida yang baunya bukan main itu ke angkasa. Laut selalu
berhawa segar.
Pertanyaan ini baru terjawab beberapa belas tahun yang lalu. Tumbuhan laut, yang memiliki sel2
sederhana. Tumbuhan ini berusaha hidup dengan menahan masuknya garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini
dilakukan dengan membentuk senyawa penahan yang berbahan baku belerang, karena pasok belerang di
laut banyak sekali, datang dari daratan. Waktu sel mereka terurai, senyawa penahan ini pecah dan
menghasilkan gas dimetil sulfida (DMS) yang lepas ke atmosfir. Kita pasti mengenali bau senyawa ini:
segar, mirip ikan segar yang baru diangkat dari laut. Setiap saat, sejumlah besar senyawa ini dilepas ke
atmosfir, dan syukurnya, senyawa ini mampu menjadi inti kondensasi uap air. Pada gilirannya, terbentuk
awan, yang menjadi hujan. Saat hujan jatuh di darat, senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan untuk
dimanfaatkan makhluk daratan. Lalu ampasnya, dalam dibuang lagi (duh) ke laut, untuk diolah oleh alga-
alga baik hati itu lagi. Yang merupakan bagian dari siklus belerang yang sangat penting adalah adanya
gas SO2 sebagai bahan pencemar dan H2SO4 dalam atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan dari pembakaran
bahan bakar fosil yang mengandung belerang. Efek utama dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah
kecenderungan untuk teroksidasi menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam (Achmad, Rukaesih; 2004).

5. Siklus Oksigen
Senyawaan oksigen dengan semua unsure kecuali He, Ne, dan mungkin Ar dikenal. Molekul
oksigen (dioksigen, O2 ) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali halogen, beberapa logam mulia, dan
gas-gas mulia baik dalam suhu ruangan atau pada pemanasan. Oksigen merupakan unsur yang vital bagi
kehidupan di bumi ini. Siklus oksigen ditampilkan pada gambar di bawah ini

6. Siklus Air
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan
kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, prespitasi, evaporasi, dan transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi dapat berjalan
secara kontinu. Air berevaporasi kemudian jatuh sebagai prespitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es,
hujan salju bercampur es (sleet), hujan gerimis, atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi, beberapa prspitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh
ke bumi yang kemudian ditangkap oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus
hidrologi tersebut bergerak secara kontinu dalam tiga cara berbeda, yaitu:
Evaporasi
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan di tempat-tempat lain akan menguap ke
atmosfer dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh awan uap air tersebut akan menjadi
bintik-bintik air yang yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es, dan lain-
lain.
Infiltrasi/perkolasi
Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju permukaan
tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau secara vertical dan horizontal di bawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Air permukaan
Air bergerak di atas permukaan tanah di dekat aliran utama dan danau. Makin landai lahan dan makin
sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat pada
daerah urban (perkotaan). Sungai-sungai kecil bergabung dan membentuk sungai utama yang membawa
seluruh air permukaan disekitar aliran sungai menuju laut. Proses perjalanan air di daratan terjadi dalam
komponen-komponen yang membentuk sistem DAS (Daerah Aliran Sungai).
7. Siklus Materi (Mineral)
Beberapa mineral atau unsur hara yang penting bagi tumbuhan adalah fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, dan belerang. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfor terdapat dalam asam
nukleat yang berperan dalam mengangkut energi dan diperlukan dalam jumlah kecil dan dalam bentuk
supefosfat. Fosfor lebih tahan pembasuhan dan ketersediannya di alam bergantung pada pH tanah.
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer menjadi fosfat anorganik.
Fosfat anorganik yang terlarut dalam air atau air laut akan terkikis dan mengendap dalam sediment laut.
Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fofat dan batu karang dan fosil yang
terkikis akan membentuk fosfat anorganik kembali yang terlarut di air tanah dan air laut. Fosfat anorganik
ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan
Kalium diperlukan dalam jumlah sedang dan tersedia di alam sebagai ion yang terdapat pada tumbuhan
koloid tanah. Pada tanah humus terdapat banyak kalium, tetapi dalam bentuk yang tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung sehingga perlu pemupukan kalium yang dibutuhkan tanah dalam bentuk
kalium iodida.
B. DAUR SIKLUS BIOGEOKIMIA
Siklus biogeokimia merupakan siklus atau proses perputaran yang secara tetap atau berpola, daur siklus
biogeokimia meliputi Daur Karbon dan Oksigen, Daur nitrogen, Daur Fosfor, Daur Air
Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan
utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan
aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir
menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir.
Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke
dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis
dengan bentuk bahan anorganik lainnya.
1. Daur nitrogen
Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau
sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.
• Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa
sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi
nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-
polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki
kemampuan memfiksasi nitrogen.
• Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi
molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi
gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan
amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh
Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas
nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
2. Daur Fosfor
Posfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan posfor
dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.
Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya
peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk
sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke
permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari
herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.Bakteri dan
jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan pospor kemudian diambil oleh
tumbuhan.
3. Daur Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air yang natinya akan mengalami siklus hidrologi. Uap air
berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di
atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di atmosfer
mengalami kondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan. Air hujan di
daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air mengalir melalui
suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi
oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat.

Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan hewan yang dimakan,
sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan
manusia sebagai urin dan keringat.
Air tanah dan air permukaan sebagia mengalir ke sungai, kemudian ke danau dan ke laut. Siklus ini di
sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai dengan proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari
air yang terdapat di permukaan bumi, lalu diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi
disebut Siklus Pe

Anda mungkin juga menyukai