Oleh:
Nama peserta : Aep Apriatna, S.Pd
NUPTK : 3134762664120003
Nomor Peserta : 17020642417007
Bidang Studi Sertifikasi : Teknik Pemesinan
Asal Sekolah : SMKN 1 Sukalarang
Kabupaten/Kota/Provinsi : Kab. Sukabumi, Jawa Barat
Identitas Peserta
Mengetahui,
a. Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau
berfikir/nalar terdiri dari:
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling
mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat kembali
suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus,
teori, atau kesimpulan.
2) Pemahaman (comprehension)
Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan
kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui.
Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa,
fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini
diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada,
sehingga membentuk struktur kognitif baru.
3) Penerapan (application)
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai
kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan,
memanfaatkan, menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal yang sama.
4) Penguraian (analysis)
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan
antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi
argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan. Secara rinci Bloom
mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu:
a) Menganalisis unsur
b) Menganalisis hubungan
c) Menganalisisprinsip-prinsip organisasi
5) Memadukan (synthesis)
Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu
kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru.Kemampuan berfikir induktif dan
konvergen merupakan ciri kemampuan ini.
6) Penilaian (evaluation)
Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-
buruk, atau bermanfaat – tak bermanfaat berdasarkan kriteriakriteria tertentu baik
kualitatif maupun kuantitatif.
b. Kawasan Afektif
Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti
perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari:
1) Penerimaan (receiving/attending)
Kawasan penerimaan diperinci ke dalam tiga tahap, yaitu:
- Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu adanya kesiapan untuk
berinteraksi dengan stimulus (fenomena atau objek yang akan dipelajari),
yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberi perhatian pada
stimulus yang bersangkutan.
- Kemauan untuk menerima (willingness to receive), yaitu usaha untuk
mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan.
- Mengkhususkan perhatian (controlled or selected attention). Mungkin
perhatian itu hanya tertuju pada warna, suara atau katakata tertentu saja.
2) Sambutan (responding)
Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut:
- Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh: mengajukan
pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang disenangi pada tembok
kamar yang bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas.
- Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk melihat
hal-hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau
warna saja.
- Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau
kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan
mengetahui
3) Penilaian (valuing)
Pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi untuk memiliki dan
menghayati nilai dari stimulus yang dihadapi.
4) Pengorganisasian (organization)
Pada tahap ini yang bersangkutan tidak hanya menginternalisasi satu nilai
tertentu seperti pada tahap komitmen, tetapi mulai melihat beberapa nilai yang
relevan untuk disusun menjadi satu sistem nilai.
5) Karakterisasi (characterization)
Karakterisasi yaitu kemampuan untuk menghayati atau mempribadikan sistem
nilai Kalau pada tahap pengorganisasian di atas sistem nilai sudah dapat disusun,
maka susunan itu belum konsisten di dalam diri yang bersangkutan. Artinya mudah
berubah-ubah sesuai situasi yang dihadapi..
c. Kawasan Psikomotor
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system)
dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : (a) kesiapan (set); (b) peniruan
(imitation); (c) membiasakan (habitual); (d) menyesuaikan (adaptation) dan (e)
menciptakan (origination).
- Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang
keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan
kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi,
menjawab pertanyaan.
- Meniru adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang
diamatinya walaupun belum mengerti hakikat atau makna dari keterampilan
itu. Seperti anak yang baru belajar bahasa meniru kata-kata orang tanpa
mengerti artinya.
- Membiasakan yaitu seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa
harus melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah polanya.
- Adaptasi yaitu seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk
disesuaikan dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu
dilaksanakan.
- Menciptakan (origination) di mana seseorang sudah mampu
- menciptakan sendiri suatu karya.
3. Teori Konstruktivisme
Pendekatan saintifik penekanannya pada aktifitas siswa untuk membentuk
konstruk berpikir, konstruk sikap maupun konstruk perbuatan. Untuk itu perlu
dipahami tentang teori konstruktivisme. Teori konstruktivisme didasari oleh ide-ide
Piaget, Bruner, Vygotsky dan lain-lain.
Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan
yang dikonstruksi oleh anak sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang
bermakna; sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses
pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna, pengetahuan tersebut
hanya untuk diingat sementara setelah itu dilupakan. Dalam kelas kontruktivis
seorang guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana menyelesaikan persoalan,
namun mempresesentasikan masalah dan mendorong siswa untuk menemukan cara
mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan. Hal ini berarti siswa
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena,
pengalaman dan lingkungan mereka.
audio, visual 2D dan 3D, visual proyeksi statis dan bergerak, paket multimedia
dan lingkungan. Selain medi apembelajaran tersebut, untuk saat ini proses
pembelajaran tidak akan lepas dari peran dari TIK (Teknologi Informasi dan
penggunaan media harus benar dan tepat. Berikut ini beberapa kriteria yang
sistematis, akuntabel, serta beracuan kriteria. Dalam dunia pendidikan, ada tiga
aspek yang menjadi sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu aspek kognitif yang
merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, dan psikomotorik
dan pengetahuan. Hasil penilaian oleh pendidik setiap semester perlu diolah
untuk diadministrasikan kedalam buku laporan hasil belajar (rapor). Nilai rapor
semester (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan produk),
ulangan akhir semester (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan
produk), dan ulangan kenaikan kelas (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan
dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar atau pengajaran
yang telah dilaksanakan. Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang
ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Ranah yang dinilai dari proses belajar
penilaian teman sebaya, dan penilaian melalui jurnal. Ranah pengetahuan dapat
dilakukan dengan tes tertulis, observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan
oleh Pendidik digunakan oleh Satuan Pendidikan untuk mengisi Rapor pada
akhir semester dan dapat digunakan untuk dianalisis dalam rangka untuk
mendapatkan umpan balik tentang berbagai komponen dalam proses
pembelajaran.
tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Kualitas dan
ciri – ciri evaluasi yang baik adalah memiliki validitas, realibilitas dan
obyektivitas. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes
penilaian program.
digunakan dalam pengukuran seperti tes. Penyusunan tes hasil belajar dilakukan
dengan tahap menyusun layout, menulis soal, menata soal, menetapkan skor,
daripada pengerjaan poros, juga alat ukur untuk mengukur lubang lebih mahal
dari alat ukur untuk mengukur poros.
Menurut ISO, toleransi ditunjukkan dengan huruf untuk kedudukan
daerah toleransi dan angka untuk kualitas toleransi, huruf besar untuk lubang
dan huruf kecil untuk poros. Kualitas toleransi dibagi menjadi 18 tingkatan
yaitu IT 01, IT 00, IT 1, IT 2,…IT 16 (IT = international tolerances ). Contoh :
ɸ 45g6, artinya diameter poros 45 mm, suaian longgar dalam system lubang
dasar dengan nilai toleransi dari tingkat IT 6.
Toleransi geometri atau bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja
yang diijinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal .
sedangkan toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diijinkan terhadap
posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature). Penyajian lambang
toleransi geometri seperti gambar berikut :
Konvensi atau ketentuan garis adalah standar yang didarkan tebal dan
jenis garis yang direncanakan untuk memperjelas keterbacaan gambar.
American National Standards Institute (ANSI) merekomendasikan dua jenis
ketebalan garis , yaitu garis tebal dan tipis.
Salah satu faktor yang membuat proses penggambaran menjadi cepat dan
efektif adalah tersedianya batang alat (tool bar). Untuk menggambar 2 dimensi,
tool bar yang sering digunakan antara lain:
a. Tool standar
Tool Bar Standard
Icon Nama Fungsi
Qnew Untuk membuka file yang tersimpan
dalam template baik berestensi .dwg, .dws
dan .dwt
Open Untuk membuka file gambar tersimpan
Save Untuk menyimpan gambar
Plot Untuk mencetak file gambar tertayang
Cut Untuk menghapus obyek
Copy Untuk mengcopy obyek atau gambar
Paste Untuk merekatkan obyek yang dicopy
b. Tool gambar
Tool Bar DRAW
Icon Nama Fungsi
Line Menggambar garis
Contruction Menggambar garis konstruksi
line
Polyline Menggambar garis banyak tunggal
Polygon Menggambar segi banyak beraturan
Rectangle Menggambar kotak
Arc Menggambar busur
Circle Menggambar lingkaran
Spline Menggambar garis spline
Ellipse Menggambar elips
Ellipse arc Menggambar busur elips
Hatch Menggambar arsir
Gradient Menggambar gradient
Region Menyatukan beberapa entity menjadi
satu obyek
Tabel Membuat atau menggambar tabel
Multiline Membuat teks
text
c. Tool modify
Tool Bar Standard
Icon Nama Fungsi
Erase Menghapus obyek
Copy Mengkopy obyek
Mirror Mencerminkan obyek
Offset Mengoffset obyek
Array Memperbanyak obyek dengan pola
teratur (segiempat dan lingkaran)
Move Memindahkan obyek
Rotate Memutar obyek pada sumbu Z
Scale Mengubah skala obyek
Strech Memperpanjang atau memperpendek
obyek
Trim Memotong garis
Extend Memperpanjang garis, polyline maupun
kurva
Break at Memutus obyek pada satu titik
point
Break Memutus bebas obyek
Join Menyambung garis yang terputus
Chamfer Membuat pinggulan sudut
Fillet Membuat radius dari dua garis yang
menyudut
Explode Memecah obyek menjadi beberapa entiti
3) Kontersing (Countersink)
Kontersing adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi
untuk membuat champer pada ujung lubang agar tidak tajam atau untuk
membuat champer pada ujung lubang untuk membenamkan kepala baut
berbentuk tirus.
Jika dilihat dari tangkainya, kontersing dibagi menjadi dua, yaitu kontersing
tangkai lurus dan kontersing tangkai tirus. Dan jika dilihat dari jumlah mata
sayatnya, kontersing dibagi menjadi enam, yaitu : kontersing mata sayat
satu, mata sayat dua, mata sayat tiga, mata sayat empat, mata sayat lima dan
mata sayat enam.
(c)
(a) (b)
(d)
Gambar 1.14. macam-macam konterbor : (a) konterbor tangkai lurus; (b)
konterbor tangkai tirus; (c) konterbor dengan pengarah; (d) konterbor tanpa
pengarah
(a) (e)
(b) (f)
(c) (g)
(d)
Gambar 1.15. Macam-macam Reamer : (a) reamer pin tirus mata sayat lurus;
(b) reamer pin tirus mata sayat spiral; (c) Reamer pin tirus mata sayat helik;
(d) Reamer lurus tangkai lurus; (e) Reamer lurus tangkai tirus; (f) Reamer
tirus untuk pengasaran; (g) Reamer tirus untuk finishing
6) Kartel (knurling)
Kartel berfungsi untuk membuat alur-alur melingkar lurus atau silang pada
bidang permukaan benda kerja bagian luar atau dalam. Tujuan pengkartelan
bagian luar adalah agar permukaan bidang tidak licin pada saat dipegang,
sedangkan pada bagian dalam bertujuan untuk keperluan khusus misalnya
memperkecil lubang bearing yang sudah longgar. Bentuk/profil hasil
pengkartelan ada tiga jenis, yaitu : belah ketupat/intan, menyudut/silang dan
lurus.
kisar
dihitung dengan rumus : tg α = . agar pahat ulir tidak terjepit pada
π .d
saat digunakan perlu adanya penambahan sudut kebebasan pada saat
penggerindaan, yaitu masing-masing sisi ditambah antara 1o ÷ 3o, maka :
- Sudut bebas sisi depan : α pada d1+ 1º
- Sudut bebas sisi belakang : α pada d - 1º
Pertimbangan dalam memilih pahat bubut yang akan digunakan sebaiknya
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu : bahan/material benda kerja,
kecepatan potong (cutting speed – Cs), kualitas permukaan (surface quality),
frekuensi penggunaan dan segi ekonomisnya.
c. Waktu pengeboran
L l+ 0,3 d
tm = =
F F
Keterangan : l = panjang pengeboran (mm)
d = diameter mata bor (mm)
1
diameter nominal ulir dikurangi sebesar K atau dulir = dnominal x
10
1
K.
10
d. Proses pemotongan ulir segitiga pada mesin bubut dapat menggunakan
dua jenis pahat ulir, yaitu pahat ulir mata potong tunggal atau majemuk.
1
licin pada saat dipegang tangan. Putaran mesin pada saat mengkartel = xn ,
4 normal
dengan tujuan agar roll dan porosnya tidak mendapat beban yang berat dan
terjadi gesekan yang tinggi. Untuk mendapaykan diameter kartel sesuai dengan
ukuran yang diharapkan, sebelum dikartel diameter benda kerja terkebih dahulu
1 1 1
dikurangi sebesar ± ÷ kali kisar kartel atau D kartel =D−( x kisar kartel).
3 2 3
Proses frais gigi sebenarnya sama dengan frais bentuk, tetapi karena
bentuknya yang spesifik, serta proses pencekaman dan pemilihan alat potong
berbeda maka akan dibahas lebih detail. Dari informasi yang diperoleh dari
gambar kerja, untuk proses frais roda gigi diperoleh data tentang jumlah gigi,
bentuk profil gigi, modul, sudut tekan, dan dimensi bakal roda gigi.
Dari informasi tersebut perencana proses frais gigi harus menyiapkan:
kepala pembagi, alat potong frais gigi, dan perhitungan elemen dasar (putaran
spindel, gerak makan, dan kedalaman potong). Kepala pembagi digunakan
sebagai pemegang roda gigi (mandrel).
Gambar 2.14. Proses frais roda gigi dengan mesin frais horisontal dan dengan
mesin frais vertical
Apabila bentuk benda kerja silindris, maka untuk memegang benda kerja
digunakan kepala pembagi (Dividing Head). Kepala pembagi (Gambar 6).
ini biasanya digunakan untuk memegang benda kerja silindris, terutama
untuk keperluan :
a. Membuat segi banyak
b. Membuat alur pasak
c. Membuat roda gigi (lurus, helik, payung)
d. Membuat roda gigi cacing.
Alat bantu pemegang benda kerja di mesin frais yang lain yaitu meja putar
(Rotary Table). Meja putar ini diletakkan diatas meja mesin frais, kemudian
ragum atau cekam rahang tiga bisa diletakkan di atasnya. Dengan bantuan meja
putar ini proses penyayatan bidang- bidang benda kerja bisa lebih cepat, karena
untuk menyayat sisi-sisi benda kerja tidak usah melepas benda kerja, cukup
memutar handel meja putar dengan sudut yang dikekendaki. Selain itu dengan
meja putar ini bisa dibuat bentuk melingkar, baik satu lingkaran penuh (360 o)
atau kurang dari 360o.
Benda kerja yang dikerjakan di mesin frais tidak hanya benda kerja yang
bentuknya teratur. Benda kerja yang berbentuk plat lebar, piringan dengan
diameter besar dan tipis, dan benda hasil tuangan sulit dicekam dengan ragum.
Untuk memasang benda kerja pada kepala pembagi harus menggunakan poros
bantu atau mandrel sebagai pemegang benda kerja
- Siapkan mandrel atau poros bantu dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran
lubang benda kerja
- Pasang benda kerja pada mandrel dan kencangkan mur pengikat sehingga
benda kerja terpasang dengan kuat pada mandrel
- Pasang benda kerja pada cekam (chuk) kepala pembagi dengan menjepit
tangkai mandrel
- Periksa apakah kedudukan benda kerja telah terpasang pada kepala pembagi
dengan benar (sentris) yaitu jika diputar tidak oleng. Apabila benda kerja
oleng maka setelah difrais hasilnya kedalaman profil gigi tidak sama.
Gambar 2.16. Ilustrasi posisi pemasangan benda kerja pada kepala pembagi
terhadap kedudukan pisau modul
Jika perbandingan putaran ulir cacing dan roda gigi cacing pada kepala pembagi
i= 40, jumlah gigi pada roda gigi yang akan dibuat = Z, maka putaran engkol
kepala pembagi (Nc) adalah:
i
N c=
Z
Roda gigi lurus dapat diproduksi secara komersial dengan metode pengecoran
pasir, die casting, stamping, ekstrusi, dan metalurgi serbuk. Semua proses ini
digunakan untuk roda gigi dengan resistansi rendah, transmisi daya rendah, dan
akurasi yang relatif rendah.
Sementara itu untuk proses pengefraisan roda gigi yang umum dilaksanakan di
bengkel adalah dengan menggunakan dua jenis mesin, mesin frais horisontal dan
mesin frais vertikal. Pembuatan roda gigi dengan mesin frais horisontal
menggunakan pisau modul, sementara pembuatan dengan mesin frais vertikal
menggunakan pisau end-mill.
Cutter
vc vc
Cutter
fa fa
WP
WP
Gambar 2.17. Pembutan roda gigi dengan mesin frais horisontal dan vertikal
Ada dua sistem untuk merencanakan ukuran roda gigi lurus yaitu, (a) Sistem
diametral pitch dan Circular pitch, (b) Sistem modul
a) Sistem Diametral pitch dan Circular pitch
Roda gigi lurus dengan sistem diametral pitch menggunakan ukuran dengan
satuan inchi. Yang dimaksud diametral pitch (Dp), adalah jumlah atau
banyaknya gigi pada diameter jarak antara (diameter kisar) sepanjang satu
inchi. Nilai diametral pitch (Dp) selalu bulat.
jumlah gigi
Diametral pitch, Dp =
panjang kisar satuinchi
Z
Dp=
D
Gambar 2.18. Profil gigi sistem Diametral pitch
Modul, m ;
D
m=
Z
Dimana : m = modul
D = diameter lingkaran kisar atau lingkaran jarak bagi
Z = jumlah gigi
Kaki gigi/Dedendum:
Menurut standard DIN 780 hf =1,16 ∙m
Menurut standard NEN 1629 hf =1,25∙ m
Da=D−2,32∙ m
Df = D – 2 hf menurut standar
Df =D−2 ∙(1,25 ∙ m)
NEN 1629
Df =D−2,5 ∙ m
Jika perbandingan putaran ulir cacing dan roda gigi cacing pada kepala
pembagi i= 40, jumlah gigi pada roda gigi yang akan dibuat = Z, maka putaran
engkol kepala pembagi (Nc) adalah:
i
N c=
Z
40 12 3
N c= =1 =1 putaran
28 28 7
Jika pelat indek atau pelat pembagi dengan jumlah lubang yang tersedia sebagai
berikut :
Dari tabel di atas dipilih jumlah lubang yang dapat dibagi 7, misal jumlah
lubang 21, maka putaran engkol kepala pembagi :
3 3 9
N c =1+ ∙ =1+ putaran
7 3 21
Jadi setiap pemotongan gigi engkol kepala pembagi diputar :
Nc = 1 putaran + 9 jarak lubang pada plat indek 21.
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumla
55- 135-
h gigi 12-13 14-16 17-20 21-25 26-34 35-54
134 ~
Z
Dari tabel di atas roda gigi satu (penggerak) dengan jumlah gigi 28
menggunakan pisau modul nomor 5, sedang roda gigi dua (yang digerakan)
menggunakan pisau frais nomor 6.
Untuk mendapatkan hasil yang presisi, maka sebelum pengefraisan roda gigi
terlebih dahulu dilakukan seting kedudukan alat potong / pisau modul, benda
kerja, serta mesin frais. Agar profil gigi simetris maka sumbu / titik tengah
dari tebal pisau modul harus sejajar dengan sumbu vertikal benda kerja.
Ada beberapa cara seting untuk mendapatkan kedudukan sebagaimana
ketentuan di atas, yaitu :
1) Garis tengah atau titik tengah pisau modul diatur sehingga segaris.dengan
senter penahan ujung benda kerja pada kepala pembagi.
Gambar 2.20. Titik tengah pisau modul segaris dengan senter
2) Untuk seting kedudukan pisau modul terhadap benda kerja yang lebih teliti
dapat dilakukan dengan cara sebagaimana gambar di bawah :
(a) Dengan bantuan siku – siku diletakan di atas meja meja mesin atur
kedudukan tepi pisau modul lurus dengan tepi benda kerja
(b) Geser pisau modul sejauh x :
D b D−b
X= − X=
2 2 ⇒ 2
Keterangan : X = jarak pergeseran pisau modul
D= diameter benda kerja
b= tebal pisau modul
Modul gigi, m = adalah faktor perbandingan antara kisar atau jarak bagi
dengan π (3,14)
Modul gigi :
p L
m= m=
π π∙ Z
atau
Kisar atau jarak bagi (pitch) adalah jarak antara profil gigi yang satu terhadap
profil gigi berikutnya yang diukur pada garis kisar
Tinggi gigi = kepala gigi ditambah kaki gigi. Ukuran kepala gigi =
modul gigi (m), sedang ukuran kaki gigi = modul gigi ditambah kelonggaran.
Tinggi gigi adalah jarak dari puncak kepala gigi sampai dengan dasar kaki
gigi yang besarnya = (2 x modul) + kelonggaran. Menurut standard DIN
besarnya kelonggaran = 0,16 x modul, sedang menurut standard NEN
besarnya kelonggaran = 0,25 x modul. Tinggi gigi juga merupakan ukuran
dalamya pemotongan profil gigi.
Tinggi gigi :
Menurut standard DIN
H=(2 ×m)+ 0,16∙ m
H=2,16 ∙ m
H=2,25 ∙ m
Mesin gerinda datar (surface grinding machine) adalah salah satu jenis
mesin perkakas yang berfungsi untuk menghaluskan / memfinishing
permukaan benda kerja pada bidang datar/rata, dengan tingkat hasil kehalusan
permukaan dapat mencapai sampai dengan N5. Macam-macam mesin
gerinda datar
Mesin gerinda datar diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu :
1. Mesin gerinda datar berdasarkan posisi sumbu spindel utama dan gerakan
meja
a) Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak-balik
Prinsip kerja dari mesin gerinda jenis ini adalah proses pemotongan
terjadi apabila roda gerinda berputar pada posisi horizontal (searah
jarum jam) dan bersentuhan/bersinggungan dengan benda kerja yang
bergerak mendatar bolak-balik.
b) Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja berputar
Prinsip kerja dari mesin gerinda ini adalah proses pemotongan terjadi
apabila roda gerinda berputar pada posisi horizontal (searah jarum jam)
dan bersentuhan/bersinggungan dengan benda kerja yang bergerak
mendatar mengikuti gerakan meja yang berputar.
c) Mesin gerinda spindel vertical dengan gerak meja bolak-balik
Prinsip kerja dari mesin gerinda jenis ini adalah proses pemotongan
terjadi apabila roda gerinda berputar pada posisi vertical (searah jarum
jam) dan bersentuhan/bersinggungan dengan benda kerja yang bergerak
mendatar bolak-balik mengikuti gerakan meja.
d) Mesin gerinda datar spindel vertical dengan gerak meja berputar
Prinsip kerja dari mesin gerinda ini adalah proses pemotongan terjadi
jika roda gerinda berputar pada posisi vertical (searah jarum jam) dan
bersentuhan/bersinggungan dengan benda kerja yang bergerak mendatar
mengikuti gerakan meja yang berputar.
2. Mesin gerinda datar berdasarkan pelayanan pengoperasiannya
a) Mesin gerinda datar manual
Merupakan mesin gerinda yang dalam menggerakkan/mengatur meja
untuk setting dan pemakanan arah memanjang maupun melintang
termasuk mengatur posisi spindel roda gerinda harus dilakukan secara
manual, karena mesin ini difasilitasi dengan system mekanik.
b) Mesin gerinda datar semi otomatis
Merupakan mesin gerinda yang dalam menggerakkan/mengatur meja
arah memanjang dapat dilakukan secara otomatis (tidak termasuk
gerakan melintang dan spindel mesin).
c) Mesin gerinda datar otomatis
Merupakan mesin gerinda yang dalam menggerakkan/mengatur meja
untuk setting dan pemakanan arah memanjang maupun melintang
termasuk mengatur posisi spindel roda gerinda harus dilakukan secara
otomatis.
d) Mesin gerinda datar computer numerical control (CNC)
Merupakan mesin gerinda yang dalam menggerakkan/mengatur meja
arah memanjang maupun melintang termasuk mengatur posisi spindel
roda gerinda dan besar pemakanan dapat dilakukan secara otomatis
melalui pemrograman dari computer.
Keterangan :
dibawah ini :
5
1
3
8
4 6
2
7
Gambar….Mesin gerinda datar spindel vertikal
Keterangan :
1) Kolom mesin, berfungsi sebagai dudukan naik dan turunnya
spindel dan motor penggerak.
2) Meja magnetic, berfungsi sebagai pengikat benda kerja.
3) Spindel mesin, berfungsi sebagai dudukan roda gerinda.
4) Roda gerinda
5) Sistem pendingin
6) Panel kelistrikan, berfungsi sebagai tempat tombol-tombol
pengendali motor spindel, pompa oli, pompa air, meja magnetic
dan tombol darurat.
7) System hidroulik, berfungsi sebagai sumber penggerak meja secara
otomatis.
8) Handel/tuas pengatur pemakanan roda gerinda
Gambar…Blok penyiku
Keterangan :
- Jarak antara senter spindle utama benda kerja dan senter kepala lepas
harus diatur lebih pendek dari panjang benda kerja.
- Pemasangan benda kerja di antara dua senter dengan cara tuas
pengatur pegas ditarik sehingga benda kerja dapat terpasang di antara
dua senter. Begitu pun untuk melepas benda kerja dengan cara
memegang benda kerja kemudian tuas pengatur tekanan senter ditarik
sehingga benda kerja terbebaskan dari pencekaman.
Selain dipasang pada dua senter, benda kerja dapat dipasang pada system
pencekaman Collet. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih
Collet dengan toleransi ukuran benda kerja yang akan dicekam. Pemasangan
collet dapat dilakukan dengan cara menempatkan alur pasak pada collet
dengan pasak yang terdapat pada lubang poros spindel utama benda kerja
sehingga collet dapat masuk ke dalam lubang poros spindle utama benda
kerja. Benda kerja dimasukkan pada lubang pedekaman collet semaksimal
mungkin. Kemudian pasang batang penarik (drawbar), kunci poros spindle
utama benda kerja, dan putar batang penarik sampai benda kerja tercekam
dengan baik.
Panel kontrol
CNC
Sumbu Utama
(Spindel)
N G X Z F H
(M) (I) (K) (L)(K)(T)
L(m)
CS=
T (menit)
Kecepatan potong maksimal yang diijinkan bergantung pada bahan benda
kerja, bahan pahat, besaran asutan, dan kedalaman pemotongan.
2) Jumlah Putaran, dapat dihitung dari data kecepatan potong dan diameter
benda kerja.
1000 ×CS( m/menit)
S=
π × d( mm)
Seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini, panjang benda kerja 45
mm, panjang benda kerja yang dijepit 13 mm dan yang diluar rahang 32 mm.
Titik referen berada 1 mm didalam benda kerja, sedangkan titik penetapan
awal pada posisi Ø30 mm dan 5 mm dari titik referen.
Absolut
G X Z F H
N
(M) (I) (K) (L)(K)(T)
00 90
01 92 3000 500
02 M03
03 00 1800 100
04 88 00 00 50 50
05 00 1600 100
06 84 1200 -3000 50 50
07 00 1200 100
08 84 1000 -2000 50 50
09 00 00 100
10 01 00 00 50
11 01 900 00 50
12 01 1000 -50 50
13 01 1000 -2000 50
14 01 1100 -2000 50
15 01 1200 -2050 50
16 01 1200 -3000 50
17 01 1700 -3000 50
18 00 3000 500
19 M05
20 M30
Benda kerja dibalik
G X Z F H
N
(M) (I) (K) (L)(K)(T)
00 90
01 92 3000 500
02 M03
03 00 1800 400
04 88 00 00 50 50
05 00 00 100
06 01 00 00 50
07 01 1500 00 50
08 01 1600 -50 50
09 01 1600 50
1100
10 00 3000 500
11 M05
12 M30
Gambar system koordinat pada mesin Frais CNC, dan titik nol yang ada di
mesin frais CNC ( Siemens, 2003 ).
3) Kata
Kata atau word terdiri dari kode huruf diikuti angka, misalnya G01,
X100, atau M3. Ketika satu baris terdiri dari lebih dari satu pernyataan,
kata-kata dalam satu baris harus diatur dengan urutan di atas. Pada satu
baris boleh terdiri dari satu kata atau lebih dari satu kata. Apabila ada
lebih dari satu kode G pada satu kelompok, maka kode G yang terakhir
yang digunakan.
4) Komentar/ Catatan (Comment/Remark)
Catatan dapat digunakan untuk menjelaskan pernyataan atau
keterangan dari baris program. Pernyataan dapat berupa nama
program, tanggal pembuatan, identifikasi program atau keterangan
teknis misalnya ukuran benda kerja, alat potong yang digunakan, cara
pencekaman, dan lain sebagainya. Komentar ditampilkan bersama
dengan isi program yang lain dari satu baris yang sedang tampil.
Komentar hanya ditampilkan di monitor dan tidak mempengaruhi
gerakan mesin. Catatan ditulis diantara dua tanda kurung.
Pada pemrograman absolut titik-titik yang akan dicapai oleh pisau frais
selalu dinyatakan atau diukur dari titik 0. Pada pemrograman harga
inkrimental menggunakan ukuran berantai. Titik yang akan dituju diukur
dari titiik sebelumnya yang dijadikan sebagai titik referensi (nol). Setiap
informasi pergerakan selalu berpedoman pada posisi aktual yaitu ujung pisau
frais.
2) Data teknologis terdiri dari beberapa parameter diantaranya sebagai berikut :
- Kecepetan potong pemotongan arah memanjang atau linier disebut
kecepatan potong ( CS )
L(m)
CS=
T (menit)
Sedangkan kecepatan pemotongan arah melingkah untuk benda bulat dapat
dihitung melalui rumus
d (mm)× π ×n( put /men)
kecepatan potong(CS)=
1000
- Jumlah putaran mesin dapat dihitung dari data kecepatan potong dan
diameter benda kerja melalui rumus berikut
1000 ×CS( m/menit)
S=
π × d( mm)
- Perhitungan Asutan (pemakanan)
Pada mesin frais CNC kita dapat memprogram besaran asutan dalam
mm/menit.
F=S ( put /menit ) × f
Pemrograman Pengefraisan bertingkat dan miring
3 M03
4 00 -500 00 1000
5 00 -500 00 -200
6 01 6000 00 -200 50
8 01 00 4000 -200 50
9 01 00 00 -200 50
14 01 3000 00 -200 50
15 01 3000 00 200 50
16 00 6000 00 200
17 01 6000 00 -200 50
18 01 00 4000 -200 50
19 00 00 4000 200
20 00 00 2000 200
21 01 00 2000 -200 50
24 M05
26 M30
BAB III
SOAL DAN JAWABAN DENGAN LEVEL HOTS
1. Buatlah langkah kerja untuk Spesifikasi dari roda gigi lurus dengan modul 1,5
dan jumlah gigi Z = 30
Jawaban :
A. PERLENGKAPAN ALAT DAN BAHAN :
Mesin bubut, mesin frais universal
2.Pisau frais M 1,5
3.Kikir rata halus
4.Jangka sorong
5.Mata bor ø 15 dan ø 16 (mm)
6.Bor senter
7.Mandrel
8.Bahan : Aluminium cor, ø 50 x 38 (mm)
B. LANGKAH KERJA
Chek ukuran bahan dan alat bantu yang diperlukan.
Mempersiapkan mesin bubut dan perlengkapannya.
Cekam benda kerja dan sisakan ± 3mm,kuatkan.
Bubut rata permukaan ujung benda kerja, kemudian lepas.
Cekam ujung benda kerja yang telah di bubut rata seperti langkah no 4,
bubut rataujung benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 20 mm.
Lakukan pengeboran senter.
Lakukan pengeboran dengan diameter mata bor 15 mm.
Lakukan pengeboran dengan mata bor ø 16mm, kurangi kecepatan
pemakanan.
Lepas benda kerja, kemudian pasang pada mandrel dengan diameter
16mm.
Cekam mandrel, kemudian bubut rata permukaan benda kerja ø 43mm.
Tirus bagian ujung benda kerja 2x450, lepas benda kerja.
Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesin frais.
Gunakan kepala pembagi dengan jumlah lobang 18.
Pasang benda kerja pada cekam kepala pembagi.
Menentukan titik nol pemakanan dengan cara :
- Nyalakan motor spindel utama
- Dekatkan mata pisau frais tepat diatas benda kerja, turunkan posisi
pisaudengan memutar handel penurun dan penaik meja.
- Posisi pisau harus benar-benar sejajar (sesumbu) dengan benda kerja.
- Turunkan hingga sedikit menyentuh benda kerja.
- Putar pengukur pada handle penaik dan penurun meja pada posisi nol,
jauhkan mata pisau frais.17.Naikkan meja frais setinggi 3,25mm,
sebagai tinggi gigi, kemudian makankan, jauhkan kembali.
Putar piring pembagi 1kali putaran dan 6 lubang pada piring pembagi 18.
Lakukan langkah kerja 17 dan 18, hingga terbentuk roda gigi.
Lepas roda gigi dari cekam maupun darin mandrel.
Rapikan bagian kepala roda gigi menggunakan kikir halus.
Buat lubang pasak.
Selesai.
Jawaban :