Teori Biaya Dan Penerimaan
Teori Biaya Dan Penerimaan
Disusun Oleh :
MANAJEMEN – C
JL. PH.H. Mustofa No.31, Neglasari, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung,
Jawa Barat 40124
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun dengan tujuan menyelesaikan salah satu tugas mata
kuliah Teori Ekonomi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teori
Ekonomi ibu Henny Utarsih, , S.E., M.Si. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada teman – teman yang telah mendukung dan mendoakan kerja
kelompok kami.
Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat dan juga dapat dimengerti
oleh pembaca. Terakhir, kami ucapkan permohonan maaf bila mana ada penulisan
atau pun kata kata yang salah dan kurang berkenan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling
berpengaruh dalam kegiatan perekonomian. Masing – masing variabel
kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh dua variabel utama,
yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah (goverment expenditure).
Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi,
kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor,
dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor rumah tangga, sektor
perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar negeri.
Ke-empat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing – masing dalam
menciptakan pendapatan dan pengeluaran.
Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan
suasana ketidakpastiannya sangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia
terhadap perekonomian menurun tajam. Akibatnya, gambaran ekonomi
dunia terlihat makin suram dari hari ke hari walaupun semua bank sentral
sudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang terendah. Tingkat
bunga yang sedemikian rendahnya itu justru menyebabkan ruang untuk
melakukan kebijakan moneter menjadi terbatas, sehingga pilihan yang
tersedia hanya pada kebijakan fiscal. Menurut Mohamad Ikhsan,
(http://majalah.tempointeraktif.com) negara-negara yang tergabung dalam
G-20 dalam komunike bersamanya baru ini-ini sepakat mendorong lebih
cepat ekspansi kebijakan fiskal minimal 2 persen dari produk domestik
bruto untuk memulihkan perekonomian dunia. Meskipun secara teoretis
kebijakan fiskal dapat berfungsi sebagai stimulus perekonomian, dalam
pelaksanaannya sering kali terdapat hambatan. Hambatan ini dirasakan
terutama di negara berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
2. Instrumen Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
3. Tujuan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
4. Kebijakan Fiskal dalam Pendapatan Nasional
5. Kebijakan Moneter dalam Pendekatan Model IS-LM
6. Dampak kebijakan Moneter dengan Pendekatan Kurva IS-LM dan
Kurva AD-AS
7. Kebijakan Fiskal dengan Pendekatan Kurva IS-LM dan Kurva AD-AS
8. Hubungan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian kebijakan moneter dan fiskal
2. Memahami instrumen kebijakan moneter dan fiskal
3. Memahami Tujuan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
4. Memahami Kebijakan Fiskal dalam Pendapatan Nasional
5. Memahami Kebijakan Moneter dalam Pendekatan Model IS-LM
6. Memahami Dampak kebijakan Moneter dengan Pendekatan Kurva IS-
LM dan Kurva AD-AS
7. Memahami Kebijakan Fiskal dengan Pendekatan Kurva IS-LM dan
Kurva AD-AS
8. Memahami Hubungan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
1. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan dari otoritas moneter (bank
sentral) dalambentuk pengendalian agregat moneter (seperti uang
beredar, uang primer, atau kreditperbankan) untuk mencapai
perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.Perkembangan
perekonomian yang diinginkan dicerminkan oleh stabilitas
harga,pertumbuhan ekonomi, dan kesempatan kerja yang tersedia.
Kebijakan moneter juga Dapatdiartikan sebagai upaya untuk mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secaraberkelanjutan dengan
tetap mempertahankan kestabilan harga. Kebijakan moneter
dapatmelibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin
requirement", kapitalisasi untukbank atau bahkan bertindak sebagai
peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuanmelalui negosiasi
dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi
yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan
dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh
kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan,
yang kemudian ditransfer pada sektor rill,
Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan
kelancaran dalam pasokan/distribusi barang agar tujuan dari kebijakan
moneter dapat terealisasikan. Kebijakan moneter dilakukan antara lain
dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut
yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing
dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang
apabila mengalami kesulitan likuiditas.
2. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka
mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan
jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan
ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan
pendapatan dan belanja pemerintah. Kebijakan fiskal juga dapat
diartikan sebagai kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan
pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan ini dilakukan oleh
pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan
yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya
tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan.
Kebijakan pemerintah ini ditunjukan untuk mempengaruhi jalan
atau proses kehidupan ekonomi masyarakat melalu Anggaran Belanja
Negara atau APBN. Dari semua unsur APBN hanya pembelanjaan
Negara atau pengeluaran dan Negara dan pajak yang dapat diatur oleh
pemerintah dengan kebijakan fiskal. Contoh kebijakan fiskal adalah
apabila perekonomian nasional mengalami inflasi, pemerintah dapat
mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara
memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta
kestabilan lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran
b) Kebijakan Diskonto
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang
beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral
memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan
(gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan
suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang
keinginan orang untuk menabung.
c. Anggaran Berimbang
Ketika keadaan ekonomi yang jauh sudah mulai pulih,
maka pemerintah perlu melakukan langkah tepat untuk
menjaga kestabilan ini. Sederhananya, instrumen ini akan
mengkondisikan besaran pemasukan dan pengeluaran yang
dilakukan pemerintah cenderung seimbang sehingga ada
kepastian anggaran. Selain itu kebijakan fiskal ini diambil
untuk meningkatkan disiplin terkait sektor pemasukan negara,
yaitu pajak. Jika pemasukan dari sektor pajak bisa diandalkan
dan stabil, maka alokasi belanja negara juga akan bisa
dikondisikan agar tidak terjadi fluktuasi yang berlebihan.
Kebijakan ekonomi makro seperti ini memang sepertinya
terlihat sangat jauh dari kewajiban setiap individu wajib pajak
yang berada di Indonesia. Padahal, kebijakan ini sangat
terpengaruh pada penerimaan negara dari sektor pajak. Mau
tidak mau, wajib pajak sebenarnya harus memahami hal yang
berkaitan dengan kebijakan ini.
1. Inflasi
Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat
inflasi yang rendah dianggap sehat bagi perekonomian sebuah negara.
Namun, jika inflasi sudah sangat tinggi, kebijakan moneter diharapkan
dapat mengatasi masalah ini.
2. Pengangguran
Kebijakan moneter akan mempengaruhi tingkat pengangguran
dalam suatu negara. Sebagai contoh, kebijakan ekspansif umumnya
mengurangi pengangguran karena pasokan uang yang lebih tinggi
merangsang kegiatan bisnis yang mengarah pada perluasan pasar kerja.
Gambar : 2.2 Kebijakan moneter kontraktif dalam model AD-AS Sumber: Nanga,
2005: 188
Pada gambar 2.2, menunjukkan apabila pemerintah melakukan kebijakan
moneter kontraktif dengan pendekatan AD-AS. Pada gambar tampak adanya
kenaikan di dalam jumlah uang beredar telah menyebabkan kurva permintaan
agregat (AD) bergeser ke kiri dari AD0 (Ms0) ke AD1 (Ms1) yang
mengakibatkan tingkat harga (P) naik dari P0 ke P1, dan pendapatan (Y) juga naik
dari Y0 ke Y1.
G. Kebijakan Fiskal dengan Pendekatan Kurva IS-LM dan Kurva AD-
AS
Dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian terbagi atas dua
yaitu kebijakan fiskal secara ekspansif, di mana kebijakan yang dilakukan
melalui peningkatan pengeluaran pemerintah (G) dan/atau penurunan
penerimaan pajak (T) dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan
agregat (AD) di dalam perekonomian. Kebijakan fiskal secara ekspansif
dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Nanga, 2005: 183&184):
Berdasarkan pada gambar 2.4a di bawah ini, menjelaskan kebijakan
ekspansif dalam pendekatan IS-LM. Kenaikan di dalam pengeluaran
pemerintah (G) menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan dari IS0 (G0) ke
IS1 (G1) juga mengakibatkan tingkat pendapatan (Y) naik dari Y0 ke Y1,
dan tingkat bunga (i) juga naik dari i0 ke i1.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai
pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan Moneter bertumpu pada
hubungan antara tingkat bunga dalam suatu perekonomian, yaitu harga di
mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah
untuk mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih
baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah.
Kedua kebijakan ini sama-sama memiliki peran serta pengaruh yang
sangat penting terhadap perekonomian inodonesia.
B. Saran
Materi mengenai Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal ini
diharapkan lebih dimengerti, dan ditingkatkan lebih baik lagi karena
kebijakan moneter dan fiskal sangat terkait dengan kondisi perekonomian
di suatu wilayah atau negara. Dan dapat membantu kita untuk mengetahui
bagaimana kondisi perekonomian di wilayah kita sendiri serta
mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fathulyusri.blogspot.com/2017/05/makalah-kebijakan-moneter-dan-
kebijakan.html
http://e-journal.uajy.ac.id/3490/3/2EA15064.pdf
https://www.scribd.com/doc/186509406/Makalah-Kebijakan-Moneter-Dan-Fiskal