Kajian fonologi tidak dapat lepas daro kajian tentang makna karena berkaitan dengan
fungsi-fungsi ujaran dalam menyampaiakan pesan. Salah satu teori yang menghubungkan
bahasa dengan unsur-unsur internalnya yaitu Transformalisme. Tokoh yang berperan dalam
penemuain teori ini adalah Noam Chomsky. Menurutnya, bahasa bukan rekaman tingkah
laku luar yang berupa bunyi yang dapat didengar, melainkan satu proses mentalistik yang
kelak kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak
dimanifestasikan dalam bentuk lisan dan tulisan. Lebih jauh lagi dalam teori Transformasi
Generatif nya dikatakan bahwa bahasa terdiri dari kompetensi dan performansi. Kompetensi
merupakan deep structure (bahasa yang masih berada dalam ide atau pikiran). Sedangkan
performansi adalah surface structure (bahasa yang bersifat aplikasi). Dalam proses generatif
ini, sebenarnya semantik merupakan salah satu instrumen untuk munciptakan sintaksis-
Berdasarkan objek penelitian yaitu kosakata serapan bahasa Perancis dalam bahasa
Indonesia baik yang terserap langsung maupun yang terserap melalui bahasa Belanda maka
Secara garis besar, perubahan fonologis yang terjadi dalam kosakata serapan bahasa Perancis
pada bahasa Indonesia yang terserap secara langsung yaitu proses struktur silabel. Adanya
dalam suatu kata. Berdasarkan data penelitian yang diamati terdapat penyisipan dan
Secara keseluruhan terdapat tiga jenis proses penyisipan bunyi diantaranya : 1) Protesis
(pothesis/prosthesis) atau proses penambahan bunyi baik vokal maupun konsonan pada awal;
2)Epentesis (epenthesis) atau proses penyisipan bunyi di tengah kata; 3)Paragog atau
penambahan bunyi di akhir kata. Analisis data menunjukkan hanya terdapat penyisipan bunyi
di akhir kata (paragog) baik pada bunyi vokal maupun bunyi konsonan
BP BI
a [aʁgo] [argot]
b [kɔʁnɛ] [kornɛt]
c [apanaʒ] [apanasɛ]
Pada contoh data (a), (b) dan (c) dapat diketahui bahwa terdapat proses struktur silabel
berupa penyisipan bunyi. Penyisipan bunyi yang terjadi yaitu penyisipan bunyi konsonan dan
penyisipan bunyi vokal di akhir kata. Berdasarkan data tersebut maka kaidah yang terbentuk
ø [t] ___#
ø [e] ___#
Menurut kaidah di atas menjelaskan bahwa unsur serapan pada data (a) dan (b)
mendapatkan sisipan buyi konsonan voiceless alveolar stop atau bunyi [t] di akhir kata.
Sedangkan kosakata serapan pada data (c) mengalami penyisipan bunyi vokal close-mid front
unrounded vowel atau bunyi [e]. fitur distingtif dari kaidah tersebut adalah:
−syll
[]
−cons
−son
ø → +cor / ¿ ¿
+ ant
−cont
−voi
+ syll
[]
−hi
ø → −lo / ¿ ¿
−back
−ro
−ten
Terdapatnya proses penambahan bunyi baik vokal maupun konsonan tersebut bertujuan
untuk untuk memudahkan pelafalan dan menyesuaikan pola (Kridalaksana, 2008: 173).
2. Pelesapan bunyi
1)Pelesapan gugus konsonan; 2)Aferesis atau proses pelesapan bunyi baik vokal maupun
konsonan pada awal kata; 3)Sinkop atau proses pelesapan bunyi di tengah kata; 4)Apokop
atau pelesapan bunyi di akhir kata. Analisis data menunjukkan hanya terdapat pelesapan
BP BI BP BI
a [ɑ̃ gaʁd] [aŋgar] en garde anggar
Pada contoh data (a) dapat diketahui bahwa terdapat proses struktur silabel berupa
pelesapan bunyi konsonan di akhir kata. Berdasarkan data tersebut maka kaidah yang
[d] ø ___#
Menurut kaidah di atas, dapat dijelaskan bahwa buyi voiced alveolar stop atau bunyi
[d] dilesapkan di akhir kata. fitur distingtif dari kaidah tersebut adalah:
−sil
[]
−kon
−son
+kor → ø / ¿ ¿
+ ant
−kont
+ voi
Unsur serapan BP mengalami pelesapan bunyi voiced alveolar stop atau bunyi [d]
dilesapkan di akhir kata. Proses fonologi tersebut terjadi karena adanya perbedaan sistem
fonologi antara BP dan BI. Penutur BI tidak mengenal adalnya deret konsonan /rd/ diakhir
Secara garis besar, perubahan fonologis yang terjadi dalam kosakata serapan bahasa
Perancis pada bahasa Indonesia yang terserap melalui bahasa Belanda yaitu perubahan
Perubahan bunyi menjadi bunyi lain pada kajian fonologi tranformasi generatif dapat
dikatakan sebagai perubahan segmen dari bunyi. Adapun perubahan segmen bunyi yang
ditemukan meliputi 2 hal yaitu: 1) perubahan bunyi vokal nasal dan 2) penambahan segmen.
Sistem bunyi vokal yang dimiliki bahasa Perancis berbeda dengan sistem bunyi vokal
bahasa Belanda dan bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Contohnya bahasa Perancis
memiliki bunyi khas vokal nasal yang tidak dimiliki bahasa Belanda maupun bahasa
Indonesia. Perubahan bunyi vokal nasal dapat ditemukan pada data berikut:
lain. Pada umumnya bunyi [ɑ̃] dalam bahasa Perancis berubah menjadi bunyi [nt] dalam
Kaidah ini menyiratkan bahwa semua bunyi obstruen menjadi tak bersuara dalam
segala posisi, dan bahwa semua vokal dinasalisasi. Namun demikian, kebanyakan proses
mempunyai batas-batas tertentu, dan perubahan itu hanya terjadi pada konteks tertentu. Garis
miring digunakan untuk memisahkan lingkungan dari bagian lain kaidah itu. Jika perubahan
itu terjadi dekat beberapa segmen lain, segmen-segmen ini merupakan lingkungan bagi
V [+ nasal]
Bunyi vokal nasal dalam kosakata bahasa Perancis mengalami perubahan berupa bunyi
[nt] dalam bahasa Belanda karena sistem fonologi bahasa Belanda tidak mengenal adanya
bunyi vokal nasal kemudian bunyi [nt] dalam bahasa Belanda mengalami perubahan menjadi
bunyi [n] dalam bahasa Indonesia. Penyesuain bunyi tersebut terjadi karena bahasa Indonesia
Analisis data menunjukkan adanya pelesapan segmen pada kosakata serapan bahasa
Perancis dalam bahasa Indonesia yang terserap secara tidak langsung (melalui bahasa
muncul di sebelah kiri tanda panah, dan Ø di sebelah kanan. Dalam bahasa Prancis,
K Ø / V
+nasal +nasal
Dalam bahasa Prancis, konsonan tertentu pada akhir kata dilesapkan jika kata berikutnya
dimulai dengan konsonan atau jika konsonan itu pada posisi akhir frase.
KØ #K
Penggunaaan proses struktur silabel berdampak pada distribusi relatif antara vokal dan
konsonan dalam sebuah kata. Konsonan dan vokal dapat dilesapkan maupun disisipkan, dua
segmen dapat berpadu menjadi satu segmen. Sebuah segmen juga dapat mengubah ciri-ciri
kelas utama, contohnya bunyi vokal berubah menjadi bunyi luncuran. Berikut beberapa
penambahan bunyi vokal di akhir kata, pelesapan bunyi vokal di tengah kata, penambahan
konsonan di awal kata, penambahan konsonan di tengah kata, penambahan konsonan di akhir
kata, pelepasan bunyi konsonan di akhir kata terjadi salah satunya dikarenakan penyesuaian
langage/dialek/aksen yg dimiliki oleh penutur asli bahasa. Dalam konteks fonologi, proses
adaptasi kata serapan bisa dilakukan dengan menambahkan atau melesapkan bunyi baik di
awal, tengah maupun akhir kata. Pada dasarnya pelafalan kata serapan bahasa Prancis oleh
orang Indonesia lebih mudah, hal ini karena orang Indonesia memiliki bakat poliglot bertolak
Pembahasan
Penggunaan kosakata asing atau kata serapan adalah salah satu cara agar mendapat
pengakuan sebagai bagian dari kelas dominan karena penguasaan bahasa asing terutama
bahasa asing negara yang dominan merupakan salah satu kapital budaya. Bahasa Prancis
adalah bahasa yang berasal dari negara Prancis yang merupakan salah satu negara dominan
atau penguasa atau disebut juga negara kolonial (terutama pada abad ke-18 sampai dengan
abad ke-20). Saat ini negara Perancis merupakan salah satu negara yang cukup berpengaruh
dalam hubungannya dengan dunia internasional dan sebagai negara yang maju terutama di
dalam bidang kuliner dan mode sehingga menjadi hal yang sangat wajar jika bahasa Prancis
Indonesia karena bahasa Prancis bukan merupakan bahasa asing yang wajib dipelajari, akan
tetapi menguasai bahasa Prancis dapat memberikan nilai tambah karena bahasa Prancis
digunakan secara dominan dalam bidang-bidang tertentu seperti bidang kesenian, kuliner,
fashion, pariwisata, dan teknologi. Dengan demikian, tidak semua orang memahami istilah
atau kosakata dari bahasa Prancis, karena hanya orang-orang yang belajar dan berada di
Posisi bahasa Prancis masih di bawah bahasa Inggris dan bahasa Arab, namun di dalam
pergaulan terutama dalam bidang kuliner dan mode bahasa Prancis merupakan bahasa utama
karena banyaknya istilah bahasa Prancis yang digunakan di dalam kedua bidang tersebut.
Pemakaian istilah bahasa Prancis tidak dianggap sebagai gangguan yang dapat
menghambat proses komunikasi, tapi sebaliknya istilah bahasa Perancis dianggap sebagai
hiasan pemanis yang dapat memberi nuansa tertentu yang membedakan dari yang lainnya.
Istilah bahasa Prancis diperlukan untuk menunjukkan kepada kelas yang lain bahwa
kelompok atau golongannya lebih baik dan lebih kaya akan kosakata asing. Tidak jarang pula
istilah yang digunakan mempunyai makna yang sama dengan istilah yang ada dalam bahasa
Indonesia dan cenderung lebih memilih menggunakan istilah dari bahasa Prancis, seperti
(1) Cukup gunakan gaun sequin a-line agar jadi pusat perhatian.
(2) Untuk tubuh saya yang petite, saya pun ingin tampil dengan gaun pengantin yang ringan.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa ada beberapa proses fonologis yang
terdapat pada kosakata serapan bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah
fonologis yang terjadi dalam perubahan fonologis kosakata serapan bahasa Perancis dalam
bahasa Indonesia menggunakan teori fonologi transformasi generatif. Proses fonologis bahasa
Perancis yang beragam ini relatif lebih sulit dibandingkan pada bahasa Indonesia.
Kata serapan dari bahasa Prancis paling banyak digunakan di dalam ranah mode dan
kuliner di Indonesia. Upaya meniru dan menggunakan kata serapan dari bahasa Perancis ini
membuat kata serapan berkembang walau terkadang dalam pemakaiannya masih kurang
tepat. Estetika dan prestise menjadi alasan utama selain kebutuhan akan kosakata semakna di
dalam pemakaian kata serapan bahasa Prancis ini di dalam ranah mode dan kuliner di
Indonesia, misalnya. Pengkonstruksian dan pemakaian kata serapan ini merupakan gaya
hidup masyarakat Indonesia saat ini yang masih menganggap budaya dari luar terutama dari
Barat sebagai sesuatu yang positif tanpa melihat bahwa ini merupakan sebuah ancaman