Anda di halaman 1dari 2

Teks moderator

Terima kasih atas kesempatannya,

Om Swastyastu,Asallamwalaikum wr wb,Salam sejahtera untuk kita semua,Namo Budhaya.


Salam Gema Santhi.

Ada pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu izinkan saya
memperkenalkan diri, perkenalkan nama saya Ni Made Sintia Indrayani, disini saya sebagai
moderator yang akan memandu kegiatan seminar pentingnya gerakan literasi membaca di era
revolusi industri 4.0

Senang sekali pada kesempatan pagi hari ini, Rabu tanggal 28 Juli 2021 saya bisa menemani
Anda semua bapak ibu guru.

Adapun latar belakang seminar ini diadakan bapak ibu guru, mengingat bahwa tidak hanya
krisis ekonomi yang sedang dihadapi oleh Indonesia di era revolusi industri 4.0, tetapi juga
Indonesia sedang mengalami krisis literasi. Hal ini didasarkan pada riset Central Connecticut
State University 2016, yang mengatakan pada literasi Indonesia berada di tingkat kedua
terbawah dari 61 negara. Minat baca di Indonesia masih berada pada angka 1%. Artinya, dari
100 orang yang ada di Indonesia hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca. Dan penelitian
itu bukan satu-satunya yang menunjukkan betapa memprihatinkannya budaya literasi di
Indonesia. Masih ada banyak lagi penelitian dari PISA atau lagi dari Progres In Internasional
Reading Literasi Study dan masih banyak lagi. Budaya literasi yang dibangun sekitar abad
ke-20 oleh R.A Kartini,seakan telah rapuh. Anak-anak muda yang seharusnya melanjutkan
budaya literasi malah terlalu asyik dengan hiburan-hiburan yang membutakan. Budaya
membawa dan membaca buku di Indonesia juga sudah sangat jarang sekali. Padahal akses
informasi di era digital seperti saat ini seharusnya memberikan pengaruh positif guna
meningkatkan literasi di Indonesia. Tetapi fakta di lapangan,pengguna smartphone lebih suka
menggunakan hpnya hanya sebatas untuk bermain game daripada mencari informasi guna
dikonsumsi sebagai bahan bacaan. Oleh sebab itulah diadakan seminar ini,yang mana
seminar ini mengajarkan agar kita dapat mengetahui bagaimana cara mengembangkan dan
menumbuhkan budaya literasi di sekolah maupun masyarakat sehingga angka literasi di
Indonesia yang terbilang rendah dapat di tingkatkan.

Adapun susunan acara yang akan kita lalui bersama.

Pertama, pembukaan dari saya selaku moderator pada seminar pentingnya gerakan literasi di
era revolusi industri 4.0. Kedua, penyampaian mengenai materi oleh narasumber kita ibu
Nyoman Sri Utami. Beliau merupakan salah satu tim perintis Proyek Literasi Anak Indonesia
dan pengembang program membaca dan pelatihan guru LAI. Ketiga diskusi tanya jawab. Dan
keempat penutup.

Free memory
Baiklah bapak ibu guru, demikian seminar pentingnya gerakan literasi di era revolusi industri
4.0. Jadi,dari seminar ini,kita tahu bahwasanya literasi itu bukan hanya membaca,tetapi juga
memahami. Agar informasi yang kita konsumsi bisa diterima dengan baik dan tidak
menimbulkan miskonsepsi atau missleading dari bacaan tersebut. karena akan sangat
berbahaya jika kita tidak bisa memahami isi dari sebuah bacaan,karena hal ini yang
menyebabkan hoaks tersebar dimana-mana. Oleh karena itulah gerakan literasi sangat penting
untuk dilaksanakan agar dapat mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk
kegiatan membaca dan menulis, kita juga bisa Mendapat berbagai wawasan dan informasi
baru dan membuat kemampuan impersonal seseorang semakin baik.

Baiklah bapak ibu, karena disetiap pertemuan selalu ada perpisahan maka kini sudah saatnya
kita mengakhiri acara seminar pada pagi hari ini. Saya selaku moderator acara mengucapkan
terima kasih kepada narasumber Ibu Nyoman Sri Utami yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk menemani kita dengan membagikan pengalaman dan juga ilmu tentang
pentingnya meningkatkan gerakan literasi di era revolusi industri 4.0. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada bapak ibu yang bersedia hadir dan mengikuti acara seminar sampai akhir.
Tak ada gading yang tak retak,maka dari itu saya selaku moderator mohon maaf bila ada
kekurangan. Dan saya tutup dengan parama santhi.

Anda mungkin juga menyukai