DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
Muhammad Inas Ghalda Intisar (016.06.0006)
Nyoman Gita Gayatri Ningrum (017.06.0004)
Lalu Azid Airlangga (017.06.0053)
Putu Bany Surya Buana Putri (018.06.0004)
Novi Ema Sri Wahyuni (018.06.0068)
Salma Rhihadatul Fitrah (018.06.0070)
Gusti Putu Satya Diva Pradana (018.06.0072)
Luh Made Sari Diantari (018.06.0076)
Fira Ristanti (018.06.0078)
Dewa Ayu Kade Veren Pramesti (018.06.0080)
Sindy Puspita Candani Sofyan (018.06.0084)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHARMATARAM
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah SGD
(Small Group Discussion) LBM 2 yang berjudul “Anakku Seperti Orang Tua”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai hasil SGD lembar belajar mahasiswa
(LBM) 2 yang meliputi seven jumps step yang dibagi menjadi dua sesi diskusi.
Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari berbagai
pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada:
1. dr. Dian Rahadianti, M.Biomed sebagai dosen fasilitator kelompok SGD 8
yang senantiasa memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan
SGD.
2. Sumber literatur dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami
dalam berdiskusi.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman kami yang terbatas untuk menyusun
makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Permasalahan Skenario LBM 2 1
1.2. Pembahasan Permasalahan pada Skenario 1
1.3. Rangkuman Permasalahan 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Nilai Normal Antropometri Anak usia 5 tahun 4
2.2. Mikronutrien dengan Kejadian pada Skenario 10
2.3. Susu Formula Menunjang nutrisi dan Pertumbuhan 11
2.4. Kelainan Kongenital Mempengaruhi Pertumbuhan 13
2.5. Pembahasan Diagnosis Banding 16
2.6. Penegakkan Diagnosis Kerja 20
2.7. Epidemiologi Marasmus Primer 20
2.8. Patofisiologi Marasmus Primer 21
2.9. Klasifikasi Marasmus Primer 22
2.10.Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Marasmus Primer 22
2.11.Tatalaksana Marasmus Sekunder 24
2.12.Komplikasi Gangguan Bipolar 27
2.13.Prognosis Gangguan Bipolar 27
DAFTAR PUSTAKA 29
Tabel 3 Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Laki-
Laki Umur 60 Bulan
BB (Kg)
TB
-3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2SD +3SD
98,0 11,7 12,6 13,7 14,8 16,1 17,5 19,1
Tabel 4 Standar Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Laki-Laki
Umur 60 Bulan
IMT
Umur
-3 SD -2 SD -1 SD median +1 SD +2SD +3SD
60 bulan 12,0 12,9 14,0 15,2 16,6 18,3 20,3
2.5.2. Progreria
Definisi: Progeria adalah penyakit bawaan langka yang menyebabkan
anak mengalami penuaan dini sejak 2 tahun pertama kehidupannya. Anak
yang menderita progeria biasanya mengalami kebotakan, memiliki kulit
yang keriput, dan tubuhnya berukuran lebih kecil daripada anak seusianya.
Progeria merupakan kondisi yang sangat jarang terjadi. Di seluruh dunia,
hanya 1 dari 4 juta bayi yang dilahirkan dengan kondisi ini. Progeria
disebabkan oleh kelainan genetik yang membuat penderitanya mengalami
penuaan dini.
Etiologi: Progeria atau progeria Hutchinson-Gilford disebabkan oleh
perubahan (mutasi) pada gen tunggal bernama LMNA. Belum diketahui
secara pasti penyebab mutasi genetik ini dan apa saja faktor-faktor yang
menjadi pemicunya
Manifestasi Klinis:
Bayi yang mengalami progeria biasanya akan terlihat normal pada awal
kehidupannya. Biasanya, gejala progeria baru mulai terlihat ketika anak
berusia 9 hingga 24 bulan. Anak yang menderita progeria akan mengalami
keterlambatan pertumbuhan dan terlihat mengalami tanda-tanda penuaan.
2.5.3. Marasmus-kwashiorkor
Definisi: Kondisi dimana terjadi defisiensi baik kalori maupun protein,
dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan, dan
biasanya dehidrasi. Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa
gejala klinis kwashiorkor dan marasmus.
Etiologi:
1. Faktor psikologis seperti adanya penolakan ibu dan penolakan yang
berhubungan dengan anoreksia.
3.1. Kesimpulan
Untuk menegakkan diagnosis tentunya harus dilakukan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Jika berdasarkan data pada
scenario yaitu sesuai dengan gejala klinis, kami sepakat bahwa anak tersebut
mengalami gizi buruk dengan diagnose sementara marasmus primer yang terjadi
karena adanya factor social ekonomi yang buruk. Tanda-tanda seperti di scenario
dapat timbul karena adanya gangguan metabolisme pada makronutrien yang juga
akan berpengaruh terhadap metabolisme mikronutrien. Tatalaksana yang
diberikan pada anak tersebut yaitu dengan tindakan pengobatan dan perawatan
dengan 10 langkah tatalaksana anak pada gizi buruk. Komplikasi yang dapat
terjadi seperti gagal jantung, sepsis, dan gangguan elektrolit. Komplikasi tersebut
juga bergantung dari tatalaksana yang diberikan, sehingga prognosis yang didapat
adalah dubia ad bonam.
Kartika & Vita. 2017. Uji Layak Kasus Gizi Buruk sebagai Indikator
Kejadian Luar Biasa Kurang Pangan di Masyarakat.
Sebataraja, Oenzil, dkk. 2014. Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial
Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar diDaerah Pusat danPinggiran Kota
Padang.
Shakur S., Sharmin Afroze., Salomee Shakur. 2018. Marasmus: An Update and
Review of Literature. Department of Pediatrics & Neonatology, United Hospital
Limited, Bangladesh Research Assistant, Uttara Adhunik Medical College,
Bangladesh. JSM Nutritional Disorders