Anda di halaman 1dari 40

Kementerian Dinas Pendidikan dan

Pendidikan dan Kebudayaan Kebudayaan Provinsi Banten

1
LEMBAR PENGESAHAN

VERIFIKATOR VALIDATOR

Sub Koordinator Koordinator


Pokja Kemitraan dan Pemberdayaan Pokja Kemitraan dan Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat

Eneng Siti Saadah Tina Jupartini


NIP 198209062008012012 NIP 196606061992032002

i
KATA PENGANTAR
Pendidikan di era 4.0 menuntut adanya guru dan tenaga pendidikan
(GTK) yang berkompeten termasuk untuk GTK Pendidikan Khusus.
Kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh GTK. Pengembangan kompetensi
tersebut harus dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak
diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode
etik profesi.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendididikan Nasional Pasal 32 menyatakan bahwa pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Hal tersebut menjelaskan bahwa peserta didik berkebutuhan khusus
memiliki beragam tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Keberagaman dalam jenis dan kemampuan peserta didik menuntut GTK
Pendidikan Khusus untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang
manajerial, supervisi akademik, kewirausahaan, kepemimpinan, program
kekhususan dan layanan pembelajaran.

Untuk meningkatkan kompetensi GTK Pendidikan Khusus, Direktorat


GTK Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus menyelenggarakan
Program Peningkatan dan Pemerataan Mutu GTK Diksus melalui Kemitraan
antara GTK SLB yang memiliki keunggulan dimitrakan dengan GTK SLB
yang masih perlu ditingkatkan.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam


penyusunan pedoman ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua dalam melaksanakan Program Kemitraan
SLB.

Jakarta, 12 April 2021


Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus,

Dr. H. Yaswardi, M.Si


NIP 196312151987031001

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Dasar Pemikiran ......................................................................................1
B. Dasar Hukum..........................................................................................4
C. Tujuan ....................................................................................................5
D. Sasaran Program .....................................................................................5
E. Ruang Lingkup Pedoman .........................................................................5
BAB II KONSEP PROGRAM............................................................................ 7
A. Pengertian ...............................................................................................7
B. Prinsip Program .......................................................................................7
C. Substansi Program ..................................................................................8
D. Indikator Keberhasilan Program ...............................................................8
E. Kepesertaan Program ...............................................................................8
BAB III MEKANISME PELAKSANAAN ........................................................... 14
A. Tahap Persiapan .................................................................................... 15
B. Tahap Pelaksanaan................................................................................ 19
C. Tahap Evaluasi ...................................................................................... 22
D. Jadwal dan Waktu Pelaksanaan ............................................................. 24
BAB IV PARA PIHAK TERKAIT .................................................................... 25
A. Direktorat GTK Dikmen Diksus, Ditjen. GTK, Kemendikbud ................... 25
B. Dinas Pendidikan Provinsi ..................................................................... 25
C. Lembaga Masyarakat Penyelenggara Satuan Pendidikan Khusus ............ 25
D. LPTK, P4TK TK-PLB, Komunitas GTK Diksus, dan Dunia Usaha/Dunia
Industri................................................................................................. 26
E. Kepala Satuan Pendidikan Khusus (SLB) ................................................ 26
BAB V KETENTUAN PROTOKOL KESEHATAN COVID 19 .............................. 27
A. Prinsip Umum ....................................................................................... 27
B. Acuan Kegiatan Selama Pandemi COVID-19 ........................................... 28
C. Protokol Kesehatan Individu................................................................... 28
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 30
Lampiran Substansi Bidang Program Kebutuhan Khusus ............................. 32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Gerakan reformasi pendidikan yang mengarah kepada kompetensi guru
di era industri 4.0, menuntut adanya guru dan tenaga pendidikan yang
berkompeten. Standar kompetensi yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dinyatakan bahwa guru
profesional harus memiliki 4 (empat) kompetensi guru yaitu kepribadian,
pedagogik, profesional dan sosial dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa Kepala Sekolah harus memiliki 5
(lima) kompetensi yaitu kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan,
Supervisi dan Sosial.

Dalam Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pasal
7 ayat (2) menyatakan Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan
profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang
dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan
berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

Temuan di lapangan, masih banyak Guru dan Tenaga Pendidikan (GTK)


Sekolah Luar Biasa (SLB) yang belum memenuhi standar kompetensi
yang diharapkan oleh pemerintah sehingga hal ini akan berakibat pada
rendahnya mutu lulusan SLB. Faktor latar belakang kualifikasi
akademik bukan pendidikan khusus, pengalaman, letak wilayah dan
kesempatan menjadi penyebab kurangnya kompetensi GTK SLB.

Berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik, Desember 2019) diketahui


bahwa guru SLB yang sudah berkualifikasi strata 1 (S1) sebanyak 25.166
orang atau 92%, sisanya 2.168 orang atau 8% belum berkualifikasi S1.

Gambar 1. Kualifikasi Guru SLB (Dapodik, Desember 2019)

1
Sertifikasi merupakan bukti secara formal bahwa guru yang
bersangkutan dapat dinyatakan profesional sebagai guru SLB.
Berdasarkan data diketahui bahwa yang sudah sertifikasi sebanyak
10.731 orang atau (39%), selebihnya belum sertifikasi sebanyak 16.603
orang atau (61%). Masih banyaknya guru SLB yang belum sertifikasi
merupakan indikasi perlunya peningkatan profesionalitas guru SLB.

Gambar 2. Sertifikasi Guru SLB (Dapodik, Desember 2019)

Bila dilihat berdasarkan data kesesuaian antara latar belakang


pendidikan dengan sertifikasi guru SLB, diketahui bahwa 8.382 orang
atau 31% belum linier, sisanya 18.952 orang atau 69% linier. Banyaknya
yang belum linier menjadi permasalahan tersendiri yang perlu
penanganan serius, karena salah satu persyaratan guru dapat mengikuti
sertifikasi guru adalah linearitas antara kualifikasi akademik dengan
bidang yang diampu.

Gambar 3. Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan dengan Sertifikasi Guru SLB


(Dapodik, Desember 2019)

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

2
Beragamnya jenis kebutuhan khusus menuntut pembelajaran yang
berbeda sesuai dengan kondisinya. Namun tidak semua GTK SLB dapat
memiliki kemampuan yang mumpuni untuk melayani peserta didik
berkebutuhan khusus, sehingga diperlukan perluasan pembelajaran
guna meningkatkan kompetensi.

Kolaborasi dan proses saling belajar di antara guru dan tenaga


kependidikan pendidikan khusus merupakan sebuah pendekatan dalam
meningkatkan kompetensi dan kinerja mereka. Penelitian yang dilakukan
May Britt Postholm (2016) menunjukkan bahwa kolaborasi diantara guru
dapat meningkatkan kompetensi pada berbagai dimensi kompetensi yang
perlu dikembangkan1. Selain itu, menurut Barber dan Mourshed (2009)
bahwa Pengembangan kompetensi profesional melalui kolaborasi diantara
guru terbukti efektif sebagai strategi pengembangan kompetensi2. Hal ini
merupakan perwujudan komunitas guru pendidikan khusus sebagai
organisasi pembelajar sebagaimana konsep Peter Senge (1990) yang
menyatakan: “Learning organizations (are) organizations where people
continually expand their capacity to create the results they truly desire, where
new and expansive patterns of thinking are nurtured, where collective
aspiration is set free, and where people are continually learning to see the
whole together”3. Organisasi pembelajaran adalah organisasi tempat orang-
orang terus engembangkan kapasitas mereka untuk menciptakan hasil
yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola berpikir baru dan luas
dipupuk, di mana aspirasi kolektif dibebaskan, dan tempat orang terus-
menerus belajar untuk melihat keseluruhan.

Program kemitraan antar GTK SLB menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan kompetensi GTK. Dalam program kemitraan ini GTK SLB
yang memiliki keunggulan dimitrakan dengan GTK SLB lain yang masih
perlu ditingkatkan. Peningkatan kompetensi bagi kepala sekolah
diperlukan agar mereka mampu untuk meningkatkan kualitas layanan
program pendidikan khusus berkualitas melalui penyempurnaan
manajemen sekolah, pengembangan kewirausahaan, penerapan supervisi
pembelajaran dengan pendekatan reflektif-kolaboratif, dan
mempraktikkan model kepemimpinan pembelajaran (instructional
leadership).

Bagi guru SLB peningkatan kompetensi meliputi program kebutuhan


khusus dan layanan pembelajaran. Program kebutuhan khusus bagi guru
SLB meliputi: penguatan pengetahuan tentang perkembangan konsep dan
praktik pendidikan khusus, penguatan keterampilan asesmen peserta
didik berkebutuhan khusus, keterampilan perencanaan, pelaksanaan dan

1
May Britt Postholm | Mark Boylan (Reviewing editor) (2018) Teachers’ professional development in
school: A review study, Cogent Education, 5:1, DOI: 10.1080/2331186X.2018.1522781
2
Barber dan Mourshed. (2009). How the World's Best-Performing School Systems Come Out on Top.
https://www.researchgate.net/publication/44838959_How_the_World's_Best-
Performing_School_Systems_Come_Out_on_Top/citations
3
Senge, Peter M. (1990). The fifth discipline : the art and practice of the learning organization. New
York :Doubleday/Currency, 3
penilaian program pendidikan khusus. Sedangkan Program layanan
pembelajaran yang ditingkatkan untuk guru SLB dituntut untuk
bercirikan era industri 4.0 yang ditandai dengan peleburan dunia fisik,
digital dan biologis sehingga meliputi asesmen, metode dan media
pembelajaran berbasis IT dengan mengaplikasikan pembelajaran yang
menyenangkan (joyful learning), yaitu pembelajaran yang menarik,
memberdayakan, dan menyenangkan dari konten yang bermakna dalam
komunitas yang penuh kasih dan suportif.

Untuk mewujudkan GTK Pendidikan Khusus yang kompeten, maka


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Direktorat GTK
Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus mengembangkan Program
Peningkatan dan Pemerataan Mutu GTK Diksus melalui program Kemitraan
GTK SLB agar kompetensi semua GTK SLB di Indonesia merata dan
meningkat kualitasnya, mengingat jenis dari kebutuhan khusus yang
beragam dengan berbagai program kebutuhan khusus dan layanan
pembelajarannya sesuai dengan perkembangan dunia. Pada tahun 2021,
program kemitraan antar GTK SLB yang akan diselenggarakan difokuskan
untuk peningkatan kompetensi dalam program kebutuhan khusus.

B. Dasar Hukum
a) Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
b) Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
c) Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
d) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang
Disabilitas;
e) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
f) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
g) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
h) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
i) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang
Layak Bagi Peserta Didik Penyandang Disabilitas;
j) Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter;
k) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
l) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;

4
m) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Pendidikan Khusus;
n) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan;
o) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2018 Tentang Standar Standar Teknis Pelayanan
Minimal Pendidikan;
p) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
q) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17 tahun 2020
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 46 tahun 2019 tentang rincian tugas unit kerja di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

C. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan kompetensi dan kinerja GTK SLB secara merata
melalui kemitraan.
2. Khusus
a. Meningkatkan kompetensi manajerial, supervisi akademik,
kewirausahaan, dan kepemimpinan pembelajaran kepala SLB;
b. Meningkatkan kompetensi guru SLB dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai program kebutuhan khusus.

D. Sasaran Program
1. GTK SLB yang berprestasi, berkompetensi dan berkinerja unggul.
2. GTK SLB yang berpotensi untuk ditingkatkan kompetensi dan
berkinerja baik.
3. GTK SLB yang berada di wilayah GTK Mitra.

E. Ruang Lingkup Pedoman


Pedoman Program Kemitraan ini secara garis besar terbagi menjadi 4
(empat) Bab sebagai berikut:
1. Bab I menguraikan tentang latar belakang, dasar hukum, tujuan,
dan sasaran program.
2. Bab II menjelaskan tentang konsep program kemitraan, meliputi:
pengertian, prinsip, substansi, indikator keberhasilan program,
bidang program dan kepesertaan program, dan wilayah peserta
program.
3. Bab III menggambarkan mekanisme pelaksanaan program, meliputi:

5
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, jadwal dan
waktu pelaksanaan.
4. Bab IV menjelaskan para pihak terkait dilengkapi denga peran
masing-masing pihak tersebut.
5. Bab V menjelaskan ketentuan protokol kesehatan di masa pandemi
covid-19, yang meliputi prinsip umum, acuan kegiatan selama
pandemi covid-19, dan protokol kesehatan individu.
6. Bab VI penutup.

6
BAB II
KONSEP PROGRAM

A. Pengertian
1. Kemitraan adalah pendekatan pembinaan kolegial berbasis aktivitas
berbagi pengetahuan dan pengalaman praktik baik serta kolaborasi
penyelesaian masalah pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan
khusus, pengembangan kompetensi dan peningkatan kinerja GTK
pendidikan khusus.
2. GTK Inti adalah guru dan tenaga kependidikan yang berprestasi,
berkinerja unggul, memiliki kecakapan untuk memfasilitasi
pengembangan kompetensi kolega dan melakukan pendampingan
aktivitas profesional GTK Mitra.
3. GTK Mitra adalah guru dan tenaga kependidikan yang berpotensi
menjadi unggul, berkinerja baik, dan memiliki motivasi yang tinggi
melakukan pengembangan profesional.
4. GTK Imbas adalah guru dan tenaga kependidikan yang berada di
sekitar wilayah kerja GTK Mitra dan memiliki motivasi untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja.
5. Program Kebutuhan Khusus (PKKh) merupakan pengembangan
yang berupa intervensi/aktivitas untuk meminimalisir,
mengembangkan, mengoptimalkan, mengompensasikan dampak
sebagai akibat langsung dari disabilitasnya;
- OMSK (Orientasi Mobilitas Sosial dan Komunikasi) untuk
peserta didik dengan hambatan penglihatan
- PKPBI (Pengembangan Komunikasi, Persepsi, Bunyi dan Irama)
untuk peserta didik dengan hambatan pendengaran
- Pengembangan Diri untuk peserta didik dengan hambatan
intelektual
- Pengembangan Diri dan Gerak untuk peserta didik dengan
hambatan Fisik
- Komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku untuk peserta didik
dengan gangguan Autis

B. Prinsip Program
Program dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Kemitraan (partnership) untuk membangun budaya mutu pendidikan;
2. Kesetaraan (equality) antara peserta Inti, Mitra dan Imbas masing-
masing memiliki peluang yang sama dalam peningkatan kemampuan
dan kinerja sebagai GTK SLB;
3. Adanya proses belajar (learning process) yang saling menguntungkan
antara GTK Inti, GTK Mitra dan GTK Imbas;
4. Sinergi dalam membangun profesionalisme dengan memanfaatkan

7
pengalaman GTK SLB lain;
5. Memperkaya (enrichment) baik secara pribadi (kemampuan guru)
maupun organisasi (kinerja satuan pendidikan), sehingga kedua belah
pihak saling mendukung dan saling memperkuat jejaring profesi
sebagai GTK SLB profesional;
6. Hak anak untuk memperoleh pendidikan bermutu;
7. Kesetaraan (equality) kompetensi antara peserta didik yang ada di
daerah perkotaan dan di daerah pedesaan.

C. Substansi Program
1. Umum
a. Peningkatan sikap dan tanggung jawab profesi GTK pendidikan
khusus.
b. Membangun kemitraan antara SLB dengan SLB serta
pemberdayaan komunitas pendidikan khusus dalam rangka
peningkatan kualitas program pendidikan khusus.

2. Khusus
a. Peningkatan kompetensi dan kinerja kepala sekolah SLB dalam
manajerial, supervisi, kepemimpinan pembelajaran dan
kewirausahaan dalam rangka mewujudkan implementasi program
kebutuhan khusus.
b. Peningkatan kompetensi dan kinerja guru program kebutuhan
khusus yang mencakup hambatan penglihatan, pendengaran,
intelektual, fisik-motorik, dan autis.

D. Indikator Keberhasilan Program


1. Terjadi peningkatan kompetensi dan kinerja kepala sekolah dalam
mewujudkan pengelolaan SLB yang bemutu.
2. Terjadi peningkatan kompetensi dan kinerja guru yang berkualitas
dalam program kebutuhan khusus.
3. Terjadinya saling berbagi pengalaman, dialog pemecahan masalah,
dan kegiatan peningkatan mutu pendidikan melalui peran GTK
Diksus secara terpadu.
4. Terwujudnya jejaring pengembangan kemampuan dan kinerja GTK
Diksus dalam bentuk komunitas belajar profesional.

E. Kepesertaan Program

Peserta program ini terdiri dari kepala sekolah SLB dan guru SLB dari
berbagai wilayah di Indonesia.

8
No Unsur Kategori
Inti Mitra Imbas* Jumlah
1. Kepala SLB 10 30 150 190
2. Guru SDLB 25 75 375 475
3. Guru SMPLB 25 75 375 475
Total 60 180 800 1140
Catatan: *bila jumlah imbas sesuai jenjang pada satu wilayah tidak terpenuhi,
maka dapat melibatkan imbas dari unsur lintas jenjang.

Peserta dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu inti, mitra dan imbas.

KEPALA SEKOLAH SDLB


PROVINSI INTI PROVINSI MITRA PROVINSI IMBAS
TO-
DKI Ja- DIY Ja- Ja- Sum- Ban- Kal- Sul- NTT Sum- Ban- Kal- Sul- NTT TAL
Bar Tim Teng Bar Ten Tim sel Bar Ten Tim sel
1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15
95
TOTAL = 5 TOTAL = 15 TOTAL = 75

KEPALA SEKOLAH SMPLB


PROVINSI INTI PROVINSI MITRA PROVINSI IMBAS
TO-
DKI Ja- DIY Ja- Ja- Su- Kal- Sul- Ma- NTB Su- Kal- Sul- Ma- NTB TAL
Bar Tim Teng Mut Sel Tra luku Mut Sel Tra luku
1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15
95
TOTAL = 5 TOTAL = 15 TOTAL = 75

Guru SDLB
PROVINSI PROVINSI MITRA PROVINSI IMBAS
INTI
Jenis (DKI,
No. Jabar, TOTAL
Hambatan Sum- Ban- Kal- Sul- Sum- Ban- Kal- Sul-
DIY, NTT NTT
Bar Ten Tim sel Bar Ten Tim sel
Jatim,
Jateng)

1 Tunanetra 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

Tunagrahit
2 a 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

3 Tunarungu 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

4 Tunadaksa 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

5 Autis 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

25 Total = 75 Total = 375 475

9
Guru SMPLB
PROVINSI PROVINSI MITRA PROVINSI IMBAS
INTI
Jenis (DKI,
No. Jabar, TOTAL
Hambatan Su- Kal- Sul- Ma- Su- Kal- Sul- Ma-
DIY, NTB NTB
Mut Sel Tra luku Mut Sel Tra luku
Jatim,
Jateng)

1 Tunanetra 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

Tunagrahit
2 a 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

3 Tunarungu 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

4 Tunadaksa 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

5 Autis 5 3 3 3 3 3 15 15 15 15 15 95

25 Total = 75 Total = 375 475

Adapun persyaratan masing-masing sebagai berikut:

a. Persyaratan Guru Inti


1) Memiliki kualifikasi akademik S1/DIV Pendidikan
Khusus/Pendidikan yang relevan;
2) Memiliki sertifikat pendidik dibuktikan dengan sertifikat
pendidik;
3) Berstatus aparatur sipil negara (ASN) atau guru tetap
yayasan (GTY) dibuktikan dengan SK yang masih berlaku;
4) Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai guru SLB
dibuktikan dengan surat pernyataan;
5) Berkomitmen untuk mengikuti kegiatan secara tuntas
dibuktikan dengan surat pernyataan;
6) Mendapat rekomendasi dari kepala sekolah dan diusulkan
oleh dinas pendidikan provinsi dibuktikan dengan surat
rekomendasi dan surat usulan;
7) Menguasai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, terutama perangkat komputer dan android;
8) Memiliki kompetensi pada program kebutuhan khusus
yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan atau
bimbingan teknis;
9) Sehat jasmani dan rohani serta tidak memiliki riwayat
penyakit kronis dibuktikan dengan surat keterangan sehat
dari dokter atau Puskesmas;

10
10) Berpengalaman menjadi instruktur/narasumber/fasilitator
minimal pada tingkat provinsi dibuktikan dengan sertifikat
sebagai instruktur/narasumber/fasilitator;
11) Diutamakan pernah berprestasi/mendapatkan
penghargaan di bidang pendidikan minimal pada tingkat
provinsi dibuktikan dengan sertifikat penghargaan;
12) Bersedia menandatangani pakta integritas program
kemitraan;
13) Berusia maksimal 56 tahun; dan
14) Berkedudukan pada SLB yang terakreditasi A.

b. Persyaratan Kepala Sekolah Inti


1) Memiliki kualifikasi akademik S1/DIV Pendidikan Khusus
2) Memiliki Nomor Registrasi Kepala Sekolah (NRKS);
3) Berstatus aparatur sipil negara (ASN) atau kepala SLB
yayasan (GTY) dibuktikan dengan SK yang masih berlaku;
4) Berpengalaman sebagai kepala sekolah minimal 4 tahun
dibuktikan dengan surat pernyataan;
5) Berkomitmen untuk mengikuti kegiatan secara tuntas
dibuktikan dengan surat pernyataan;
6) Mendapat rekomendasi dari dinas pendidikan provinsi
dibuktikan dengan surat rekomendasi;
7) Menguasai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, terutama perangkat komputer dan android;
8) Sehat jasmani dan rohani serta tidak memiliki riwayat
penyakit kronis dibuktikan dengan surat keterangan sehat
dari dokter;
9) Pernah menjadi instruktur/narasumber/fasilitator minimal
pada tingkat provinsi dibuktikan dengan sertifikat sebagai
instruktur/narasumber/fasilitator;
10) Diutamakan pernah berprestasi/mendapatkan
penghargaan di bidang pendidikan minimal pada tingkat
provinsi dibuktikan dengan sertifikat penghargaan;
11) Bersedia menandatangani pakta integritas program
kemitraan;
12) Maksimal berusia 56 tahun; dan
13) Berkedudukan pada SLB yang terakreditasi A.

c. Persyaratan Guru Mitra


1) Memiliki kualifikasi akademik S1/DIV Pendidikan Khusus/
Pendidikan yang relevan;
2) Memiliki sertifikat pendidik dibuktikan dengan sertifikat
pendidik;

11
3) Berstatus aparatur sipil negara (ASN) atau guru tetap
yayasan (GTY) dibuktikan dengan SK yang masih berlaku;
4) Berpengalaman sebagai guru SLB minimal 5 tahun
dibuktikan dengan surat pernyataan;
5) Berkomitmen untuk mengikuti kegiatan secara tuntas
dibuktikan dengan surat pernyataan;
6) Mendapat rekomendasi dari kepala sekolah dan diusulkan
oleh dinas pendidikan provinsi dibuktikan dengan surat
rekomendasi dan surat usulan;
7) Menguasai penggunaan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi, terutama perangkat komputer dan android;
8) Sedang mengampu program kebutuhan khusus dibuktikan
dengan SK Mengajar;
9) Sehat jasmani dan rohani serta tidak memiliki riwayat
penyakit kronis dibuktikan dengan surat keterangan sehat
dari dokter atau Puskesmas;
10) Maksimal berusia 50 tahun pada tahun 2021;
11) Memiliki kemampuan untuk melaksanakan dan
mendiseminasikan program kemitraan sesuai target RTL
dibuktikan dengan surat pernyataan; dan
12) Bersedia menandatangani pakta integritas program
kemitraan.

d. Persyaratan Kepala Sekolah Mitra


1) Memiliki kualifikasi akademik S1/DIV Pendidikan Khusus
2) Diutamakan memiliki Nomor Registrasi Kepala Sekolah
(NRKS);
3) Berstatus aparatur sipil negara (ASN) atau SK Kepala SLB
yayasan dibuktikan dengan SK yang masih berlaku;
4) Berpengalaman sebagai kepala sekolah minimal 4 tahun
dibuktikan dengan surat pernyataan;
5) Berkomitmen untuk mengikuti kegiatan secara tuntas
dibuktikan dengan surat pernyataan;
6) Mendapat rekomendasi dari dinas pendidikan provinsi
dibuktikan dengan surat rekomendasi;
7) Menguasai penggunaan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi, terutama perangkat komputer dan android;
8) Sehat jasmani dan rohani serta tidak memiliki riwayat
penyakit kronis dibuktikan dengan surat keterangan sehat
dari dokter atau Puskesmas;
9) Berusia maksimal 50 tahun pada tahun 2021;
10) Memiliki kemampuan untuk melaksanakan dan
mendiseminasikan program kemitraan sesuai target RTL
dibuktikan dengan surat pernyataan;

12
11) Bersedia menandatangani pakta integritas program
kemitraan.

e. Wilayah Peserta Program

No Provinsi Inti No Provinsi Mitra


1. Sumatera Barat
1.
DKI Jakarta 2. Sumatera Utara
3. NTB
4. NTT
2. Jawa Barat 5. Kalimantan Timur

6. Kalimantan Selatan
3. D.I Yogyakarta
7. Maluku

4. Jawa Timur 8. Banten

9. Sulawesi Tenggara
5. Jawa Tengah
10. Sulawesi Selatan

13
BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN

Pelaksanaan Program Peningkatan dan Pemerataan Mutu GTK Diksus melalui


Kemitraan dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun kegiatan (2021-2023) sebagaimana
digambarkan pada tiga gambar berikut ini:

Keterangan:
▪ WS = Workshop
▪ OJL 1 = On the job learning 1 = Proses peserta Mitra belajar di lingkungan
Lembaga SLB Inti dan Direktorat GTK Dikmen Diksus melakukan supervisi.
▪ OJL 2 = On the job learning 2 = Proses peserta Mitra mengimplementasikan
RTL dan didampingi oleh peserta Inti.

Keterangan: Semua kegiatan penguatan kompetensi dan kinerja dilaksanakan di


daerah Mitra dan Imbas. Orientasi kemitraan adalah transformasi budaya mutu

14
dari GTK Inti ke GTK Mitra dan Imbas melalui komunitas professional GTK
pada tingkat Kabupaten/Kota, PKB (Pusat Kegiatan Gugus).

Catatan: Pihak terkait adalah pihak-pihak potensial untuk bersinergi dalam


peningkatan mutu PLB (pemenuhan SNP) yang berada di lingkungan Mitra dan
Imbas, seperti P4TK TK Dan PLB, LPTK, PT, Organisasi Nirlaba, DU/DI, dsb.

A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi: (1) Penyusunan Pedoman Peningkatan dan
Pemerataan Mutu GTK Diksus melalui Kemitraan, (2) Penyusunan bahan
dan alat setiap tahapan (termasuk pengembangan aplikasi
kemitraan/SiMitra), (3) penyusunan instrumen evaluasi kemitraan, (4)
Rekrutmen GTK Inti; (5) Pelaksanaan Rakor dengan Dinas Pendidikan
Provinsi; dan (6) Penguatan GTK Inti. Rincian proses dan hasil kegiatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Proses dan Hasil Tahapan Kegiatan Persiapan


Tahapan
No Proses Target Hasil
Kegiatan
 
1. Penyusunan Penyusunan Pedoman Program
pedoman dan pedoman Peningkatan dan
panduan program Pemerataan Mutu GTK

program Penyusunan Diksus melalui
panduan setiap Kemitraan

tahapan program Panduan Rakor

Panduan Penguatan
GTK Inti

Panduan Workshop

Panduan OJL 1 dan
OJL 2

Panduan Supervisi

Panduan Diseminasi

15
Tahapan
No Proses Target Hasil
Kegiatan

Penyusunan Bahan dan alat untuk
2. Penyusunan
bahan dan alat kegiatan penguatan
bahan dan alat
untuk kegiatan GTK Inti

penguatan GTK Bahan dan alat untuk
Inti kegiatan workshop

Penyusunan
bahan dan alat
untuk kegiatan
workshop
 
Analisis Hasil analisis
Pengembangan
kebutuhan kebutuhan
aplikasi
pengembangan pengembangan aplikasi
kemitraan GTK aplikasi

Aplikasi versi demo
Diksus 
Pengembangan Data hasil ujicoba
aplikasi berbasis penggunaan aplikasi
website dan  Aplikasi versi terbaru
android

Ujicoba
penggunaan
aplikasi

Revisi dan
finalisasi aplikasi
Kemitraan GTK
Diksus

Penyampaian
3. Pelaksanaan Pihak dinas
program
rapat koordinasi Pendidikan Provinsi
kemitraan GTK
dengan dinas memahami pedoman
Diksus 2021-
pendidikan 2023. kemitraan GTK Diksus

provinsi Penyepakatan Pihak dinas
data peserta inti, pendidikan provinsi
mitra, dan imbas. menyepakati nama-

Penetapan GTK nama yang akan
Inti dan GTK ditetapkan oleh Dit.
Mitra GTK Dikmen Diksus

Penyepakatan untuk menjadi peserta
peran Dinas Inti, Mitra, dan Imbas
Pendidikan dalam pelaksanaan
Provinsi dan Dit. kemitraan 2021-2023.
GTK Dikmen Daftar peserta
Diksus dalam program yang
setiap kegiatan ditetapkan
kemitraan
selama satu Pihak dinas
tahun kegiatan pendidikan provinsi
dan Dit. GTK Dikmen

16
Tahapan
No Proses Target Hasil
Kegiatan
Diksus menyepakati
peran yang harus
dilakukan oleh
masing-masing pihak
dalam
mengimplementasikan
Program Kemitraan
GTK Dikmen Diksus
tahun 2021-2023.

4. Penyusunan Penyusunan kisi- Penyusunan kisi-kisi
instrumen kisi dan dan instrumen
kemitraan instrumen evaluasi baseline
evaluasi baseline Penyusunan kisi-kisi

Penyusunan kisi- dan instrumen
kisi dan evaluasi perkegiatan
instrumen Penyusunan kisi-kisi
evaluasi dan instrumen
perkegiatan evaluasi hasil dan

Penyusunan kisi- dampak
kisi dan
instrumen
evaluasi hasil
dan dampak
5. Penguatan Umum: Umum:
peserta GTK Inti GTK Inti GTK Inti memahami
mendapatkan kebijakan Kemendikbud,
informasi tentang disain program,
kebijakan perkembangan konsep
Kemendikbud, dan praktik pendidikan
disain program, khusus, serta
perkembangan mendapatkan
konsep dan keterampilan teknik
praktik pendidikan fasilitasi.
khusus, serta
Guru Diksus Inti dapat:
mendapatkan 
keterampilan Terampil
teknik fasilitasi. mempraktikkan
praktik asesmen
Khusus Guru
perkembangan peserta
Diksus Inti:
didik berkebutuhan

Penyampaian khusus

materi, simulasi Terampil
dan praktik mempraktikkan
asesmen perencanaan program
perkembangan pendidan khusus

17
Tahapan
No Proses Target Hasil
Kegiatan

peserta didik Terampil
berkebutuhan mempraktikkan
khusus pelaksanaan program

Penyampaian pendidan khusus

materi, simulasi Terampil
dan praktik mempraktikkan
perencanaan Penilaian program
program pendidan khusus
pendidan khusus
 Khusus Kepala Sekolah
Penyampaian
Diksus Inti:
materi, simulasi 
dan praktik Terampil
pelaksanaan mempraktikkan
program pengembangan SLB
pendidan khusus penggerak
 
Penyampaian Terampil
materi, simulasi mempraktikkan
dan praktik pengembangan
Penilaian kewirausahaan SLB
program yang inovatif

pendidan khusus Terampil
mempraktikkan
Khusus Kepala
supervise pembelajaran
Sekolah Diksus
dengan pendekatan
Inti:
refketif-kolaboratif
 
Penyampaian Terampil
materi, simulasi mempraktikkan
dan praktik kepemimpinan
pengembangan pembelajaran.
SLB penggerak

Penyampaian
materi, simulasi
dan praktik
pengembangan
kewirausahaan
SLB yang inovatif

Penyampaian
materi, simulasi
dan praktik
supervise
pembelajaran
dengan
pendekatan
refketif-
kolaboratif

Penyampaian
materi, simulasi

18
Tahapan
No Proses Target Hasil
Kegiatan
dan praktik
kepemimpinan
pembelajaran.

B. Tahap Pelaksanaan

Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan program, ditunjukan dalam


tabel berikut ini:

Tabel 5. Tahapan Pelaksanaan Program Kemitraan GTK Tahun 2021


Tahapan
No Proses Target Hasil
Kegiatan
 
1. Kegiatan Pengenalan program Peserta memahami
program kemitraan
Workshop kemitraan
 secara tepat
Pemetaan 
Peta
kompetensi/
kompetensi/kemampu
kemampuan guru
an guru (baseline)
(baseline) 
 Peserta menguasai
Penguatan materi
materi penguatan
kompetensi layanan
kompetensi layanan
khusus dan
khusus dan
kekhususan
 kekhususan
Pengenalan peserta 
Peserta Inti dan Mitra
Inti dan Mitra
 saling mengenal
Penyusunan
kekuatan dan
rencana OJL 1
kelemahan masing-
masing
1) Peserta Mitra
memiliki rencana
OJL 1
 
GTK mitra mengetahui
2. OJL 1 (on the GTK Mitra belajar/
faktor-faktor penyebab
job learning/ magang di SLB GTK
keunggulan SLB GTK
magang) Inti
 Inti
GTK Mitra 
GTK mitra memiliki
melakukan
peningkatan
observasi,
kemampuan teknis
wawancara di
(Guru dalam hal
sekitar lingkungan
perencanaan,
SLB GTK Inti
 pelaksanaan, dan
GTK Mitra
evaluasi Pembelajaran;
melakukan praktik
Tendik dalam hal
(Guru melakukan
pengelolaan dan
pembelajaran;
supervisi SLB)

19
Tahapan
No Proses Target Hasil
Kegiatan

Tendik melakukan Rencana tindak Lanjut
pengelolaan dan peningkatan mutu
supervisi) GTK Mitra dan

Refleksi pengalaman rencana
selama OJL 1 pendampingan GTK

Penyusunan Inti

rencana tindak Teridentifikasi peran
lanjut peningkatan dan potensi kerjasama
mutu GTK Mitra dan dengan komunitas
pendampingan oleh pendidikan khusus
GTK Inti setempat
 
Melakukan FGD Diperoleh praktik baik
dengan komunitas pemberdayaan
pendidikan khusus komunitas pendidikan
khusus.
 
3. Supervisi OJL Pemantauan Diketahuinya
1 informasi mengenai
pelaksanaan OJL 1
 keterlaksanaan
Fasilitator
rencana OJL 1.
melakukan 
Terpecahkannya
pendampingan
masalah yang
kepada GTK Mitra
dihadapi pada saat
dan GTK Inti
 OJL 1
Penyusunan RTL 
Tersusun RTL (revisi &
(revisi & lanjutan)
lanjutan)

 
GTK Mitra dan Inti
4. OJL 2 Peserta Mitra
dapat melaksanakan
melaksanakan
semua kegiatan dalam
rencana tindak
rencana tindak lanjut
lanjut peningkatan
peningkatan mutu dan
mutu. Guru dalam
pendampingan.
merencanakan, 
melaksanakan, dan Kemampuan peserta
meningkat (Guru
mengevaluasi
dalam hal
pembelajaran.
merencanakan,
Tendik manajerial,
melaksanakan, dan
supervisi, dan
mengevaluasi
pengembangan
pembelajaran anak
kewirausahaan.
berkebutuhan khusus;
Tendik dalam hal
manajerial, supervisi,
pengembangan
kewirausahaan pada
SLB).

20
Tahapan
No Proses Target Hasil
Kegiatan
Pendam-  
Peserta Inti dapat
5. GTK Inti
pingan melakukan
melaksanakan
Implementasi pendampingan secara
pendampingan:
OJL 2 sesuai kepada peserta
observasi dan
mitra.
wawancara di 
lingkungan SLB GTK GTK Inti dan Mitra
dapat mengimbaskan
Mitra, menjadi
substansi program
guru/Tendik model
kemitraan kepada
dalam manajerial,
peserta GTK Imbas.
supervisi dan 
Dimilikinya rencana
refleksi bersama
tindak lanjut bersama
peserta Mitra
antara peserta (GTK)
mengenai
Inti, Mitra, dan Imbas
bagaimana
untuk membangun
mengimplementasik
jejaring komunitas
an rencana tindak
professional
lanjut, memecahkan
masalah yang
dihadapi dan
mempersiapkan
kelanjutan
implementasi
rencana tindak
lanjut.

Workshop kemitraan
dan pembentukan
jejaring komunitas
profesional GTK
Diksus.
Program  
Semua GTK inti dan
6. Penyampaian
Diseminasi GTK mitra memiliki
laporan kegiatan
laporan kegiatan dan
dan Best practices
naskah best practices
hasil kemitraan oleh
kemitraan
GTK Inti dan GTK 
Semua GTK inti dan
Mitra.
 GTK mitra dapat
Reviu RTL untuk
mempresentasikan
implementasi tahun
hasil best practices-
2021.
nya.
Keterangan:
Khusus Provinsi Sumatera Barat, pelaksanaan pendampingan OJL 2 disertai
dengan kegiatan penguatan GTK Mitra.

21
C. Tahap Evaluasi
Evaluasi program per tahun dilaksanakan oleh Direktorat GTK Dikmen
dan Diksus terdiri dari:
1. Efektivitas pelaksanaan setiap tahapan program meliputi: persiapan,
penguatan GTK inti, pelaksanaan workshop, OJL 1 dan OJL 2,
supervisi OJL 1, pendampingan OJL 2, dan Diseminasi Kemitraan.
2. Dampak program, meliputi:
a. Peningkatan kemampuan dan kinerja Guru Mitra dalam
melaksanakan pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik
berkebutuhan khusus.
b. Peningkatan kemampuan dan kinerja Kepala Sekolah Mitra
dalam manajerial, kewirusahaan, supervisi dan kepemimpinan
pembelajaran pada satuan pendidikan khusus.
c. Peningkatan semangat kerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran pembelajaran berkualitas bagi anak berkebutuhan
khusus.
d. Peningkatan semangat kerja Tendik dalam melaksanakan
supervisi, pengembangan kewirausahaan, dan manajerial.
e. Peningkatan Hasil kerja GTK (berdasarkan poin a dan b).

Secara keseluruhan, desain evaluasi sebagai berikut:

Gambar 5. Desain Perubahan GTK dan sekolah selama dua tahun


melaksanakan program Kemitraan GTK

22
Gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun pertama hal yang harus
dicapai adalah peta mutu dan proses transformasi keunggulan GTK Inti
kepada GTK Mitra dan Imbas. Pada tahun kedua, target yang harus dicapai
melalui kemitraan ini adalah terbangunnya pembiasaan peningkatan mutu
secara berkelanjutan yang dilaksanakan melalui proses komunitas belajar
professional GTK di satuan Pendidikan dan wilayah Mitra dan Imbas
dengan keikutsertaan berbagai pihak terkait.
Desain evaluasi akan menggunakan model evaluasi dari Kirckpatrik sebagai
berikut:

Gambar 6. Desain evaluasi program menggunakan model Kirckpatrik (4


tahap)

Berdasarkan gambar desain di atas, dapat dipahami bahwa pelaksanaan


program kemitraan GTK dilaksanakan selama dua tahun dengan
menggunakan model evaluasi Kirckpatrik, yaitu level 1 reaksi, level 2 belajar,
level 3 perilaku, dan level 4 hasil. Keempat level tersebut menjadi referensi
dalam melakukan penilaian terhadap proses, hasil dan dampak program
terhadap kinerja GTK DIKSUS dan tingkat pencapaian perkembangan anak.

Proses evaluasi ini dikembangkan melalui aplikasi system kemitraan secara


online yang termuat dalam http://gtk.kemdikbud/kemitraan. Proses aliran
informasi sejak awal sampai akhir akan terekam pada aplikasi sehingga
diharapkan akan memudah dalam mendapatkan hasil/informasi hasil
evaluasi kemitraan bagi pihak GTK Dikmen Diksus, Dinas Pendidikan
Provinsi, peserta program, panitia, dan fasilitator.

23
D. Jadwal dan Waktu Pelaksanaan

No Kegiatan Durasi Waktu

1. Rakor dengan dinas 3 hari April 2021


pendidikan provinsi
2. Penguatan GTK Inti 4 hari Juni 2021
3. Workshop GTK Mitra 4 hari Juni 2021

4. OJL 1 7 hari Juni 2021

5. Supervisi OJL-1 3 hari Juni 2021

6. OJL 2 4 bulan Juli-Oktober 2021


7. Pendampingan daring 3 Bulan Juli-September 2021
8. Pendampingan tatap muka 7 hari September 2021
9. Diseminasi 3 hari November 2021

Keterangan:
*)Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

24
BAB IV
PARA PIHAK TERKAIT

Dalam pelaksanaan Program Kemitraan GTK Diksus, ada beberapa instansi


terkait yang terlibat. Instansi dan peran masing-masing instansi tersebut
diuraikan sebagai berikut ini.
A. Direktorat GTK Dikmen dan Diksus, Ditjen GTK, Kemendikbud
1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan program yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Program Kemitraan GTK
Diksus;
2. Menyediakan anggaran untuk penyelenggaraan Program Kemitraan
GTK Diksus sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Mensosialisasikan Program Kemitraan GTK Diksus kepada Dinas
Pendidikan Provinsi;
4. Memverifikasi, memvalidasi, dan menetapkan peserta GTK Diksus
Inti, Mitra, dan Imbas;
5. Menetapkan narasumber dan/atau fasilitator yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan rakor, penguatan peserta Inti, Workshop, OJL 1,
OJL 2, Supervisi, Pendampingan RTL, dan Diseminasi;
6. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan implementasi OJL 1 dan OJL 2; dan

B. Dinas Pendidikan Provinsi


1. Mensosialisasikan Program Kemitraan GTK Diksus kepada GTK
Diksus sesuai dengan kewenangannya;
2. Memilih calon peserta GTK Inti dan Mitra dari daftar nominasi yang
disampaikan Direktorat GTK Dikmen Diksus Kemendikbud dan
menyampaikan hasilnya kepada Direktorat GTK Dikmen Diksus
Kemendikbud;
3. Memberikan izin dan menugaskan guru dan tenaga kependidikan
yang ditetapkan sebagai GTK Inti dan GTK Mitra oleh Direktorat GTK
Dikmen Diksus untuk mengikuti Program Kemitraan GTK Diksus
sampai tuntas;
4. Menugaskan satu orang pegawai sebagai koordinator yang bertugas
memfasilitasi, memantau dan memastikan GTK Mitra dan GTK
Imbas yang ada di wilayahnya; dan
5. Memantau pelaksanaan Program Kemitraan GTK Diksus serta
menginformasikan capaian pelaksanaan kegiatan kepada Direktorat
GTK Dikmen Diksus.

C. Lembaga Masyarakat Penyelenggara Satuan Pendidikan Khusus


1. Mendorong calon GTK Inti dan GTK Mitra untuk mengikuti program
kemitraan;
2. Mengizinkan dan menugaskan GTK di lembaganya yang telah

25
ditetapkan sebagai GTK Inti, GTK Mitra dan GTK Imbas untuk
mengikuti program sesuai dengan panduan; dan
3. Memfasilitasi GTK Inti, GTK Mitra atau GTK Imbas yang berada di
lembaga dalam pelaksanaan Program Kemitraan GTK Diksus.

D. LPTK, P4TK TK-PLB, Komunitas GTK Diksus

Menyediakan narasumber atau fasilitator yang dibutuhkan dalam


setiap tahapan Program Kemitraan GTK Diksus.

E. Kepala Satuan Pendidikan Khusus (SLB)


1. Mendorong calon GTK Inti, GTK Mitra dan GTK Imbas untuk
mengikuti program kemitraan;
2. Memfasilitasi GTK Inti, GTK Mitra dan GTK Imbas dalam pelaksanaan
Program Kemitraan;
3. Mengisi instrumen pemantauan OJL 1 dan OJL 2; dan
4. Mendorong peserta untuk membuat laporan kegiatan dan best
practices serta mempresentasikannya di dalam kegiatan Diseminasi.

26
BAB V
KETENTUAN PROTOKOL KESEHATAN COVID 19

A. Prinsip Umum
1. Perlindungan Kesehatan Individu
Setiap orang harus berusaha untuk tidak tertular dan tidak
menularkan virus Covid-19 dengan mencegah masuk atau keluarnya
droplet melalui mulut, hidung, dan mata. Cara-cara yang harus
dilakukan adalah:
a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai
sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan berbasis
alcohol atau handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata,
hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih
(terkontaminasi droplet virus).
b. Menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain untuk
menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau
bersin serta menghindari kerumunan, keramaian, dan
berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak
maka dapat dilakukan dengan berbagai rekayasa administrasi
dan teknis lainnya.
c. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi
hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau
berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19). Bila
menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain tiga
lapis.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang,
aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup
serta menghindari faktor risiko penyakit.

2. Perlindungan Kesehatan Masyarakat


Perlindungan kesehatan masyarakat menjadi tugas dan tanggung
jawab para pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat
dan fasilitas umum.
a. Unsur Pencegahan (prevent).
Melakukan promosi, sosialisasi, dan edukasi kesehatan dengan
berbagai media.
b. Melakukan Perlindungan (protect)
1) melakukan disinfeksi terhadap semua permukaan
tempat/ruangan dan semua peralatan secara berkala;
2) pengaturan jaga jarak;

27
3) penyediaan sarana cuci tangan yang mudah diakses dan
memenuhi standar atau penyediaan handsanitizer; dan
4) penapisan kesehatan orang-orang yang akan masuk/berada di
tempat.
c. Unsur Penemuan Kasus (detect)
1) Untuk fasilitasi dalam deteksi dini, berkoordinasi dengan dinas
kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan; dan
2) Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala batuk, pilek,
flu, nyeri tenggorokan, sesak nafas, atau demam) terhadap
semua orang yang ada di tempat dan fasilitas umum

d. Unsur Penanganan secara Cepat dan Efektif (respond)


Penanganan untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih
luas, antara lain berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat
atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan pelacakan
kontak erat, pemeriksaan rapid test atau RT-PCR, serta
penanganan lain sesuai kebutuhan.

B. Acuan Kegiatan Selama Pandemi COVID-19


Direktorat Dikmen Diksus memperhatikan perkembangan kasus Covid-
19 pada setiap wilayah sasaran program. Bila wilayah sasaran berada
dalam hitam atau merah, kegiatan yang bersifat luring dipertimbangkan
untuk diubah menjadi bersifat daring atau penundaan waktu
pelaksanannya.

C. Protokol Kesehatan Individu


1. Peserta Inti, Mitra, Imbas, dan Fasilitator
a. Memastikan kondisi sehat diri untuk mengikuti setiap tahapan
kegiatan. Jika sakit seperti demam, batuk, pilek, diare, ada riwayat
kontak dengan OTG/ODP/PDP/ konfirmasi COVID-19 dan lain-lain
segera hubungi tenaga medis. Jika hasil pemeriksaan
menunjukkan positif Covid-19 maka peserta maupun fasilitator
harus mengikuti prosedur penanganan Covid-19 dan lanjutan
tahapan kegiatan dilakukan secara daring;
b. Menggunakan peralatan kesehatan: masker, handsanitazer, sarung
tangan, dan face shield;
c. Menyiapkan perlengkapan kegiatan seperti computer atau gadget,
jaringan internet, dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
Setiap saat, perlengkapan tersebut dipelihara dengan pencegahan
covid-19; dan
d. Mengisi surat/pernyataan integritas dalam mengikuti program.

28
2. Panitia Persiapan Kegiatan
a. Panitia kegiatan membuat pengumuman pemberitahuan mengenai
jadwal kegiatan selama masa pandemi Covid-19, dengan
menyertakan nomor telepon/WA/SMS untuk menjadi narahubung
(daftar);
b. Memastikan keikutsertaan peserta dalam kegiatan yang akan
dilaksanakan;
c. Memastikan peserta kegiatan dalam kondisi sehat untuk mengikuti
kegiatan; dan
d. Memastikan setiap peserta dan fasilitator telah melakukan rapid
test sebelum pelaksanaan kegiatan.

3. Panitia Pelaksanaan Kegiatan


a. Memastikan diri dan panitia kegiatan lainnya dalam keadaan sehat
untuk memberikan pelayanan (tidak demam, batuk, pilek, dan
lain-lain) dan menunjukkan surat hasil rapid-tes non reaktif atau
hasil swab/PCR;
b. Memastikan setiap peserta yang menginap difasilitasi satu kamar
untuk setiap individu peserta; dan
c. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan prinsip
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sebelum memulai
pelayanan: (1) masker; (2) sarung tangan bila tersedia; dan 3) alat
pelindung diri lain, seperti face shield.

29
BAB VI
PENUTUP

Pedoman ini diharapkan menjadi acuan bagi pelaksana teknis, peserta, dan
pihak lainnya yang terkait dengan pelaksanaan Program Kemitraan GTK
Diksus agar kegiatan dapat berlangsung lancar sesuai harapan.
Berdasarkan Pedoman ini, selanjutnya perlu dikembangkan pedoman
teknis kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan Panduan Rakor dengan dinas pendidikan provinsi
2. Penyusunan Panduan Penguatan GTK Diksus Inti
3. Penyusunan Panduan Workshop
4. Penyusunan Panduan OJL 1 dan OJL 2
5. Penyusunan Panduan Diseminasi
6. Penyusunan perangkat, bahan dan alat untuk setiap tahap kemitraan
GTK

Kerjasama dan kontribusi positif semua pihak akan membantu kelancaran


penyelenggaraan kegiatan ini. Keberhasilan Program Kemitraan GTK Diksus
akan mendorong tercapainya visi, misi serta terlaksananya rencana
strategis Direktorat GTK Dikmen Diksus, Ditjen GTK, Kemendikbud. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas kerjasama dan
partisipasinya, sehingga Pedoman dan implementasi Program Peningkatan
dan Pemerataan Mutu GTK Diksus melalui Kemitraan ini dapat terlaksana
sebagaimana mestinya.

30
Lampiran Substansi Bidang Program Kebutuhan Khusus

Kelompok: Guru
Program Kebutuhan
No Hambatan Materi Pokok Sub Materi
Khusus
1. Penglihatan Orientasi mobillitas a. Pengembangan 1) Gambaran tubuh
sosial dan orientasi moblitas 2) Ketrampilan motoric, kesadaran ruang dan lingkungan
komunikasi 3) Konsep dasar orientasi dan mobilitas
4) Prinsip dan komponen ketrampilan orientasi
5) Teknik pra tongkat
6) Teknik tongkat
b. Pengembangan 1) Kesehatan pribadi
Sosial 2) Aktivitas sehari-hari
3) Dunia kerja
4) Reproduksi manusia
c. Pengembangan 1) Baca tulis braile
komunikasi 2) Komunikasi
2 Pendengaran Pengembangan a. Pengembangan 1) Pengembangan komunikasi oral aural
komunikasi persepsi komunikasi 2) Pengemabangan komunikasi isyarat
bunyi dan irama b. Pengembangan 1) Pentahapan persepsi deteksi bunyi
persepsi bunyi 2) Pengembangan pentahapan persepsi deskripsi bunyi (diskriminasi
irama bunyi)
3) Pengembangan pentahapan persepsi bunyi identifikasi bunyi
4) Pengembangan pentahapan persepsi komprehensi bunyi
3. Intelektual Pengembangan diri a. Merawat diri 1) Mampu makan dan minum dalam kehidupan sehari- hari dengan cara
yang benar
2) Mampu membersihkan dan menjaga kesehatan badan dengan cara
yang benar
b. Mengurus diri 1) Mampu menanggalkan dan mengenakan pakaian dengan cara yang
benar:
a) Mampu melepas baju atasan
b) Mampu melepas rok
c) Mampu melepas pakaian dalam
d) Mampu melepas celana luar
e) Mampu mengenakan baju atasan
f) Mampu mengenakan rok

32
Program Kebutuhan
No Hambatan Materi Pokok Sub Materi
Khusus
g) Mampu mengenakan pakaian dalam
h) Mampu mengenakan celana luar
2) Mampu merias diri dengan cara yang benar:
a) Mampu menyisir rambut
b) Mampu menata wajah
c) Mampu merias wajah
d) Mampu mengenakan asesoris
c. Menolong diri 1) Mampu menjaga keselamatan diri dengan baik:
a) Mengenal benda-benda yang membahayakan diri dan lingkungan
b) Mengenal jenis hewan yang buas dan jinak
c) Mengenal jenis hewan liar dan peliharaan
d) Menghindar dari berbagai bencana alam, kebakaran
2) Mampu mengobati luka dengan cara yang benar:
a) Mengobati luka dari benda tajam
b) Mengobati luka dari gigitan serangga, hewan buas
d. Berkomunikasi 1) Mampu berkomunikasi dengan orang lain secara verbal, dan tulisan
dengan cara yang benar:
2) Berkomunikasi secara audio visual
3) Berkomonikasi sesuai etika di masyarakat
e. Bersosialisasi Mampu beradaptasi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
dengan baik:
1) Beradaptasi dengan anggota keluarga inti
2) Beradaptasi dengan anggota keluarga besar
3) Beradaptasi dengan teman
4) Beradaptasi dengan lingkungan
5) Bekerjasama dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
f. Keterampilan Mampu melaksanakan kesibukan, dan keterampilan sederhana dalam
hidup kehidupan sehari-hari:
1) Mengenal alat masak
2) Membuat minuman dingin Membuat minuman panas
3) Memasak masakan sederhana
4) Merapikan tempat tidur
5) Menjaga kebersihan sekolah dan rumah
6) Menjaga kebersihan pakaian
7) Menjaga kerapihan pakaian
8) Memelihara pakaian (memasang kancing,dll)

33
Program Kebutuhan
No Hambatan Materi Pokok Sub Materi
Khusus
9) Memelihara kebersihan perabot rumah tangga
10) Menghemat penggunaan energi (listrik, air)
11) Mampu mengenal uang dengan baik:
a) Mengenal nilai uang
b) Mengenal fungsi uang
c) Mampu berbelanja dengan cara yang benar
12) Mampu bekerja dengan baik:
Terampil dalam bidang jasa, boga dan percetakan
g. Mengisi waktu 1) Menggunakan waktu istirahat
luang 2) Menggunakan waktu libur
3) Membantu pekerjaan di rumah
4 Fisik-Motorik Pengembangan diri a. Pengembangan 1) Kebersihan diri
dan gerak diri 2) Berpakaian
3) Merias Diri
4) Mengurus diri sendiri
5) Berkomunikasi dan bersosialisasi langsung
6) Berkomunikasi dan bersosialisasi tidak langsung
7) Menyelamatkan diri dari bahaya yang mengancam dirinya
dalam kehidupan sehari-hari dengan baik
b. Pengembangan 1) Kemampuan melakukan gerak 34otoric kepala
gerak 2) Gerak 34otoric kaki
3) Kemampuan Melakukan Gerakan Badan
4) Gerak keseimbangan tubuh dalam kehidupan sehari-hari dengan
baik
5) Gerak pernafasan dalam kehidupan sehari-hari dengan baik
6) Gerak pindah diri dalam kehidupan sehari-hari
7) Kemampuan Melakukan gerak koordinasi motoric kasar
8) Kemampuan Melakukan Gerakan Motorik Halus
9) Kemampuan melakukan gerak mata dan tangan
10) Kemampuan melakukan gerak mata dan kaki
11) Kemampuan Melakukan Gerak koordinasi mata dan tangan
12) Mampu menggunakan alat bantu gerak yang melekat dan alat bantu
yang bergerak dalam kehidupan sehari-hari.
13) Kemampuan menggunakan alat nbantu yang bergerak

34
Program Kebutuhan
No Hambatan Materi Pokok Sub Materi
Khusus
14) melakukan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari
5 Autis Pengembangan a. Keterampilan 1) Bersosialisasi di lingkungan sekitar
interkasi, sosial 2) Identifikasi orang-orang atau tempat-tempat yang ada di sekitar
komunikasi, dan 3) Mengikuti permainan dengan baik
perilaku 4) Menunjukkan prilaku yang baik
b. Sensori motor 1) Latihan keseimbangan
2) Latihan 35otoric halus
3) Latihan 35otoric kasar
4) Kegiatan yang menggunakan panca indera
c. Pengembangan 1) Merawat diri sendiri
diri 2) Kemandirian
d. Bahasa dan 1) Komunikasi awal
Komunikasi 2) Komunikasi dua arah
3) Komunikasi tulisan

35
Kelompok: Kepala Sekolah
No Materi Pokok Sub Materi
1. Manajerial a. Teknik Analisis Managemen (TAM)
1) Teknik Analisis managemen
2) Sistem managemen mutu internal
b. Pengembangan Rencana Kerja Sekolah.
1) RKS
2) Pengembangan RKS
c. Pengelolaan Peserta Didik
1) Pengelolaan PPDB dan penempatan peserta didik.
2) Pengembangan bakat dan minat peserta didik.
d. Pengelolaan Tendik & kependidikan
1) Pengelolaan guru
2) Pengelolaan tenaga administrasi.
e. Pengelolaan Kurikulum.
1) Standar isi / K-13
2) Standar proses / pembelajaran
3) Standar penilaian
f. Pengelolaan Keuangan Sekolah
1) Pengelolaan keuangan (penerimaan, penyimpanan, perencanaan, penggunaan anggaran dan pelaporan
/pengadministrasian)
g. Pengelolaan Sarana Prasarana
2) Merancang pengembangan dan pengadaan sarana prasarana berdasarkan kebutuhan.

2. Kewirausahaan a. Kewirausahaan dalam hal mengidentifikasi konsep/karakteristik kewirausahaan dan potensi kewirausahaan
sekolah.
b. Kemitraan sekolah dengan DU/DI, sekolah lain atau dengan lembaga/organisasi lain.

3. Supervisi a. Konsep Supervisi Guru


b. Prinsip-Prinsip Supervisi Guru
c. Pendekatan, Teknik dan Model Supervisi Guru
d. Instrumen Supervisi Guru
e. Tahapan Supervisi Guru
f. Konsep Penilaian Kinerja Guru
g. Prinsip-Prinsip Penilaian Kinerja Guru
h. Komponen PK Guru
i. Waktu Pelaksanaan PK Guru

36
No Materi Pokok Sub Materi
j. Aspek yang Dinilai
k. Perangkat Pelaksanaan PK Guru
l. Pelaksanaan PK Guru
m. Pengolahan Hasil Penilaian

4. Kepemimpinan a. kepala sekolah sebagai agen perubahan;


Pembelajaran b. kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran; dan
c. implementasi kepemimpinan perubahan.

37

Anda mungkin juga menyukai